Menurut teori phlogiston zat yang mudah terbakar seperti logam mengandung banyak
phlogiston, sementara zat yang tidak mudah terbakar seperti tanah mengandung sedikit
phlogiston. Api sendiri dianggap mengandung phlogiston bebas.
Teori phlogiston tersebut dikemukakan sebagai berikut:
1. Semua materi yang dapat terbakar mengandung zat ringan yang disebut phlogiston
2. Sewaktu materi terbakar, phlogiston akan lepas ke udara dan sisa pembakaran tidak
mengandung phlogiston lagi.
Jadi menurut teori phlogiston, massa produk reaksi akan lebih ringan. Hal ini
berdasarkan pengamatan mereka terhadap pembakaran kayu yang menghasilkan abu
dengan massa yang lebih ringan. Akan tetapi, pengamatan pada pembakaran logam
menunjukkan massanya akan berubah menjadi lebih berat dibandingkan massa logam
awal. Logam akan kehilangan phlogiston sehingga berubah menjadi calx logam
(sekarang disebut oksida logam). Untuk memperoleh kembali logam tersebut, calx harus
dibakar bersama karbon yang kaya phlogiston, karena phlogiston semula sudah hilang di
udara. Calx akan menyerap phlogiston dari udara sehingga berubah menjadi logam
semula.
Hampir satu abad teori phlogiston dianut oleh para ilmuwan. Pada tahun 1774, Joseph
Priestley (1733-1804) dari Inggris melakukan eksperimen dengan memanaskan calx
merkuri (merkuri oksida) yang berupa serbuk merah. Calx merkuri dapat berubah
kembali menjadi logam merkuri hanya dengan pemanasan tanpa penambahan materi
yang kaya akan phlogiston.
Selanjutnya seoang ilmuwan bernama Priestly, melakukan studi
sifat fisis dan kimia berbagai gas. Sayangnya Priestly
merupakan pendukung teori phlogiston sehingga ia melakukan
interpretasi
yang
salah
terhadap
pengamatannya.
Pada
mengulang
eksperimen
Pristley.
Lavoisier
Logam merkuri +
530 gram
42,4 gram
calx merkuri
572,4 gram
Dari reaksi ini, lavoiser mengamati bahwa total massa zat-zat sebelum reaksi sama
dengan total massa zat sesudah reaksi.
Kemudian dengan memanaskan kembali calx merkuri yang dihasilkan dengan panas
yang lebih besar. Di akhir reaksi beliau memperoleh kembali logam merkuri dan 1/5
bagian udara yang hilang tadi, dengan total massa sama dengan calx merkuri. Ia
menyadari bahwa 1/5 bagian udara tersebut adalah udara tanpa phlogiston yang dimaksut
oleh Priestley, yang dilepas calx merkuri dalam reaksinya membentuk logam merkuri.
Lavoisier menamakan 1/5 bagian udara yang terbentuk dalam reaksi tersebut sebagai
oksigen.
Calx merkuri
Logam merkuri
572,4 gram
Hasil
lavoisier tersebut
530 gram
berhasil
mengoreksi
Gas Oksigen
42,4 gram
pengamatan Priestley,
sekaligus
meruntuhkan teori phlogiston. Lavoisier pun menemukan bahwa di dalam suatu reaksi
kimia tidak terjadi perubahan massa zat-zat. Berdasarkan hal ini, lavoisier merumuskan
Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) yang berbunyi :
Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.