X1
Memahami hukum-hukum dasar
Kimia
X2
Menyelidiki fenomena alam
berdasarkan hukum dasar kimia
Sub-Materi :
• Persamaan matematis :
Ar = massa rata-rata atom unsur X
1/ massa atom unsur C-12
12
Contoh
• Berapakah Mr H2O apabila • Mr C2H5OH
diketahui ArH=1 dan ArO=16 • Mr H2SO4
• Jawab : • Mr P2O5
= (2 x ArH) + (1 x ArO) • Mr NaOH
= (2 x 1 ) + ( 1 x 16 ) • Mr Fe(OH)2
= 2 + 16
= 18
Contoh soal dan Pembahasan
SUB MATERI 3
EMPAT HUKUM DASAR KIMIA
1. Hukum Dasar Kimia Lavoisier (kekekalan masa)
2. Hukum Dasar Kimia Proust (perbandingan tetap)
3. Hukum Dasar Kimia Dalton (hukum kelipatan berganda)
4. Hukum Dasar Kimia Gay Lussac (hukum perbandingan
volume)
HIPOTESIS AVOGADRO
Perlu kalian ketahui bahwa pada awal abad ke-18 para ilmuwan telah melakukan percobaan-percobaan yang mempelajari secara
kuantitatif susunan zat dari beberapa reaksi kimia. Mereka menemukan adanya keteraturan-keteraturan yang dinyatakan sebagai
hukum-hukum dasar kimia. Hukum dasar kimia yang akan dibahas di sini adalah Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier), Hukum
Perbandingan Tetap (Proust), Hukum Kelipatan Perbandingan (Dalton), Hukum Perbandingan Volum (Gay Lussac), dan Hipotesis
Avogadro.
1. Hukum Dasar Kimia Lavoisier (Kekekalan Masa)
Antoine Laurent Lavoisier adalah seorang ahli kimia terkemuka yang menyelamatkan ilmu kimia dari
ketertinggalan dari ilmu fisika, matematika, dan astronomi, yang hampir setiap tahun selalu mengasilkan
penemuan penting.
Lavoisier mengenyam Pendidikan di fakultas hukum, namun Lavoisier bergabung dengan Academy of
Sciences (komunitas filsuf alamiah di Paris) pada tahun 1768 dan menghasilkan buku yang
berjudul Traité élémentaire de chimie yang dipublikasikan pada tahun 1789, menjadi pertanda dari awal
dimulainya era baru dalam ilmu pengetahuan kimia yang dibarengi dengan adanya peristiwa bersejarah
yakni Revolusi Prancis.
Melalui buku tersebut, Lavoisier memaparkan hasil penemuannya. Lavoisier menyelidiki antara berat
(massa) zat sebelum dan setelah reaksi. Ia menemukan hukum kekekalan massa tersebut pada tahun 1789.
Hasil penelitian itu juga yang menjadi landasan atas terbentuknya “Hukum Kekekalan Massa” atau yang
kerap kali disebut juga sebagai “Hukum Dasar Kimia Lavoisier“.
2HgO(l)+O2(g)→2Hg(s)+2O2(g)
2. Untuk membentuk FeS, 28 gram belerang bereaksi dengan besi. Berapakah massa mula-mula Besi yang
bereaksi membentuk Besi (II) sulfida (FeS) jika pada akhir reaksi terdapat sisa 3 gram besi? (Ar Fe = 56; S = 32)
3. Tentukan perbandingan massa nitrogen dan oksigen dalam NO2 jika diketahui
Ar.N = 14 dan Ar.=16
4. Dalam ruang tertutup 75 gram karbon dibakar secara sempurna dalam 250 gram
oksigen menghasilkan karbondioksida. Perbandingan massa karbon dan oksigen
dalam CO2 adalah 3 : 8. Berapa massa CO2 yang dihasilkan
3. Hukum Dasar Kimia Dalton (hukum
kelipatan berganda)
• Seorang ilmuwan asal Inggris, John Dalton, melakukan penelitian dengan
membandingkan massa unsur-unsur pada beberapa senyawa, contohnya oksida karbon
dan oksida nitrogen. Senyawa yang digunakan Dalton adalah karbon monoksida (CO)
dan karbon dioksida (CO2). Dari perbandingan keduanya, diperoleh hasil sebagai berikut.
• Jika massa karbon di dalam CO dan CO2 sama, massa oksigen
di dalamnya akan memenuhi perbandingan tertentu.
Perbandingan massa oksigen pada senyawa CO dan CO2 yang
diperoleh Dalton adalah 4 : 8 = 1 : 2. Dengan demikian, hukum
Dalton dikenal sebagai hukum perbandingan berganda. Berikut
ini pernyataan hukum Dalton.
2. Suatu hidrokarbon sebanyak 5 liter dibakar sempurna, dimana dibutuhkan 15 L oksigen dan
dihasilkan 10 L karbon dioksida. Tentukanlah rumus molekul untuk hidrokarbon tersebut!
3. Suatu tabung pada P dan T tertentu diisi gas argon (Ar = 18) hingga penuh dan ditimbang
massanya. Tabung itu dikosongkan dan kemudian diisi dengan gas etana, (C2H6) (ArC2H6=30)
hingga penuh pada P dan T yang sama. Jika dalam gas etana tersebut mengandung 2×1023
atom, berapakah massa gas argon tersebut ?
SUB MATERI 4
Fenomena Alam Berdasarkan Hukum Dasar Kimia
1. PENERAPAN HUKUM KEKEKALAN MASSA
Contoh hukum kekekalan massa yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari, yaitu:
1. Pada reaksi besi berkarat. Reaksi yang terjadi pada besi berkarat adalah reaksi antara besi dan oksigen,
dimana besi mengikat oksigen dari udara. Sehingga massa besi berkarat akan lebih besar daripada massa
besi sebelum berkarat. Hal ini dikarenakan adanya massa oksigen yang masuk dalam sistem.
2. Reaksi pada kayu yang terbakar. Hasil dari kayu yang terbakar adalah abu. Massa abu sebagai massa
zat reaksi akan lebih ringan dari massa kayu sebagai zat sesudah reaksi. Kondisi ini terjadi karena ada hasil
reaksi selain abu yang meninggalkan sistem. Hasil reaksi yang meninggalkan sistem tersebut berupa karbon
dioksida, asap, dan uap air yang. Jika semua zat sebelum dan sesudah reaksi ditimbang maka akan
diperoleh persamaan. Massa kayu + masa oksigen = masa abu + massa oksida karbon + massa uap air +
massa asap.