Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas hukum-hukum dasar kimia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai hukum dasar kimia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan - kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang mempelajari materi
yangmeliputi susunan, sifat, dan parubahan materi serta energi yang menyertai perubahan
materi.Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan hasil reaksi telah melahirkan
hukum-hukum dasar kimia yang menunjukkan hubungan kuantitatif atau yang disebut
stoikiometri. Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur
dan metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan
kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Hukum-
hukum kimia dasar tersebut adalah hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap,
hukum perbandingan berganda, hukum perbandingan volume hukum kesamaan gas,
hukum boyle dan hukum gas ideal.
Hukum-hukum dasar kimia itu merupakan pijakan kita dalam mempelajari
danmengembangkan ilmu kimia selanjutnya.
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
dan mampu menjelaskan masalah-masalah Hukum kimia ataupun perhitungnnya. Selain itu
makalah ini juga dibuat dengan tujuan membantu belajar mahasiswa tentang Hukum-hukum
dasar kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
Antoine Laurent Lavoiser dilahirkan di paris pada tahun (1743) sebagai anak
seorang pengacara yang kaya. Antoine Lavoiser (1743-1794) seorang pelopor yang
percaya pentingnya membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen.
Pada tahun 1770 Lavoiser melakukan percobaan sebagai berikut.
Ia menimbang sejumlah air kemudian dimasukkan kedalam bejana gelas yang telah
ditimbang terlebih dahulu. Kemudian air ini dipanaskan selama 100 hari. Bejana leher
ini mempunyai leher panjang dan ada jalan masuk lagi bagi uap yang mengembun di
bagian atas bejana tersebut. Setelah pemanasan keseluruhannya tidak berubah. Jadi
sesuatu yang datang dari residu tambahan. Pertambahan berat air bersama residu sama
dengan pengurangan berat bejana. Dari percobaan yang kuantitatif ini ia menarik
kesimpulan bahwa residu bukan berasal dari air, melainkan berasal dari bejana gelas.
Hal ini diperkuat dari percobaan scheele secara kuantitatif bahwa residu itu
mempunyai bagian-bagian yang sama dengan gelas bejana.
Dalam percobaannya yang lain Lavoiser mencoba memanaskan 530 gram logam
1
merkuri dari wadah terhubung udara dalam silinder berkurang bagian.
5
Logam merkuri berubah menjadi merkuri oksida sebanyak 572,4 gram, besarnya
1
kenaikan massa merkuri sebesar 43,4 gram adalah bagian udara yang hilang yaitu
5
oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen merkuri oksida
Joseph Louis proust (1754-1826) adalah seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis. Pada tahun
1799 dibuktikan bahwa tembaga karbonat yang dibuat didalam laboratorium dan tembaga karbonat
yang berasal dari alam, jika dipanaskan mengeluarkan gas karbondioksida dalam jumlah prosen yang
membentuk lebih dari satu oksida atau sulfida yang masing-masing mempunyai susunan kimia
tertentu.
Percobaan yang dilakukan oleh Berthollet dilakukan pula oleh Proust. Akan tetapi oleh Proust dapat
ditunjukkan bahwa kesimpulan yang diambil oleh Berthollet pada tiap eksperimen tersebut tidak
benar. Ia menunjukkan bahwa
dari dua macam unsur dapat terbentuk lebih dari satu senyawa yang berlainan sifatnya. senyawa-
senyawa itu apa bila dalam keadaan murni masing-masing mempunyai susunan kimia yang tetap
atau tertentu pula. Karena itu ia mempertahankan pendapatnya, yaitu “bahwa suatu zat itu
mempunyai susuna kimia yang tetap”
jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu macam senyawa maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilanan bulat sederhana
Joseph Louis Gay-Lussac dilahirkan di St. Leonard pada tahun 1778 dan meninggal
dunia di paris tahun 1850. Hasil-hasil karyanya yang penting diantaranya adalah
sebagai beriku:
Pada tahun 1802 ia menemukan hukumtentang pemuaian gaas oleh
panas.Diketahuinya bah4a kenaikan suhu satu derajat akan menyebabkan
gas
1
memuai atau mengembang sebesar volume semula pada suhu 0ͦͦc
273
ada tahun 1805 ia bersama Ale@ander on Humboldt mempelajari reaks
iantara gas hydrogen dan oksigen dengan pertolongan bunga api
listrik.Mereka menemukan bahwa 100 bagian gas oksigen bereaksi dengan
200 bagian gas hydrogen
pada tahun 1808 diketahuinya bahwa 100 bagian ammonia dapat bereaksi
dengan 100 bagian gas HCl, dan 100 bagian nitrogen dapat bereaksi dengan
100 bagian oksigen membentuk gas oksida nitrogen (NO). juga telah
diketahuinya bahwa ammonia terbentuk dari 1 bagian gas nitrogen dengan 3
bagian gas hidrogen. Gay Lussac menarik kesimpulan bahwa
reaksi kimia antar gas terjadi dalam perbandingan volume yang sederhana.
Perbandingan tersebut berupa bilangan bulat berupa bilangan bulat
sederhana. Berdasrkan hasil percobaan ini, Gay-Lussac menyimpulkan bahwa
:
Pada suhu dan tekanan yang sama, vlume gas yang bereaksi dan vlume
gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.
E. Hipotesis Avogadro
Hukum Avogadro berpendapat bah4a satuan terkecil dari suatu zat tidaklah harus atom,
1
tetapi dapat merupakan gabungan atom yang di sebut molekul,1 molekul gas hidrogen +
2
1
molekul oksigen + molekul oksigen ͢ 1
2
molekul air. Berdasarkan hal tersebut, maka avogadro membuat hipotesis yang di kenal
dengan hipotesis avogadro yang menyatakan bahwa:
“Pada suhu dan tekanan yang sama semua gas yang volumnya sama akan mengandung
jumlah molekul yang sama”.
Avogadro yang mengemukakan pola hubungan antara perbandingan volum gas-gas yang
bereaksi yaitu:
“Jika di ukur pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan volum
gas yang terlibat dalam reaksi yang sama merupakan angka yang bulat dan sederhana”.
SOAL:
1. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan 8,8 gram
senyawa besi(II) sulfida. Berapa gram logam besi yang telah bereaksi?
Jawaban:
Reaksinya: Fe(s) + S(s) ͢ Fe(s)
X gr 3,2 gr 8,8 gr
2. Sebanyak 18 gram glukosa dibakar dengan oksigen menghasilkan 26,4 gram gas
karbon dioksida dan 10,8 gram uap air. Berapa gram oksigen yang telah bereaksi
pada pembakaran tersebut?
Jawaban:
Persamaan reaksinya:
C6H12O6(s) + 6o2(g) ͢ 6CO2(g) + 6h2O(I)
18 gram x gr 26,4 gr 10,8 gr
Menurut hukum kekekalan massa:
Massa sebelum bereaksi = Massa sesudah bereaksi
(18 + x)gr = (26,4+10,8) gr
(18 + x)gr = 37,2 gr
x = (37,2-18) gr = 19,2 gram
Maka massa gas oksigen adalah 19,2 gram
3. Serbuk magnesium yang massanya 3 gram tepat habis bereaksi dengan sejumlah
serbuk belerang menghasilkan senyawa magnesium sulfida yang massanya 7 gram.
Tentukan massa serbuk belerang yang telah bereaksi!
Jawaban:
Persamaan reaksinya:
Mg(s) + S(s) → MgS(s)
3 gr x gr 4 gr
Menurut hukum kekekalan massa:
Massa sebelum bereaksi = Massa sesudah bereaksi
(3 + x)gr = 4 gr
x = (4-3) gr = 1 gram
Maka massa serbuk belerang adalah 1 gram
4. Kristal iodin yang massanya 10 gram direaksikan dengan 10 gram gas hidrogen.
Setelah bereaksi, ternyata didapatkan 2,5 gram gas hidrogen iodida. Tentukan massa
zat yang tidak bereaksi
Jawaban:
Jawaban:
Ca(s) + S(s) ͢ CaS(s)
10 gr 9gr ?
Perbandingan massa Ca : massa S = 5 : 4
Massa Ca 10 gr dan massa S 9 gr tidak sesuai dengan perbandingan 5 : 4
Massa S akan berlebih, massa S yang bereaksi bisa dicari sebagai berikut:
berdasarkan hukum kekekalan massa:
massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
massa CaS =massa Ca + Massa S
massa CaS = (10 + 8 gr) = 18 gram
6. Bila logam magnesium dibakar dengan gas oksigen akan diperoleh senyawa
magnesium oksida. Hasil percobaan tertera pada tabel berikut:
Apakah data pada tabel menunjukkan berlakunya hukum perbandingan tetap
(Proust)? Jika berlaku, berapa perbandingan massa magnesium dan oksigen di dalam
senyawa magnesium oksida.
Jawaban:
Ambil data percobaan 1
Massa magnesium yang bereaksi = (45 – 33)gr = 12 gr
Maka perbandingan massa Mg : O = 12 : 8 = 3 : 2
Jawaban :
8. Unsur A dan unsur B dapat membentuk 3 senyawa. Jika kadar massa A di dalam
senyawa I = 15%, pada senyawa II = 30%, dan pada senyawa III = 45%; hitunglah
perbandingan massa B di dalam ketiga senyawa tersebut untuk massa A tetap.
Jawaban:
Jika dimisalkan 100% = 100 gram
Terdapat 3 senyawa
Senyawa 1 ⇒ A : B = 15 % : (100 – 15)% = 15 : 85 = 3 : 17 = 9 : 51
Senyawa 2 ⇒ A : B = 30% : (100 – 30)% = 30 : 70 = 3 : 7 = 9 : 21
Senyawa 2 ⇒ A : B = 30% : (100 – 30)% = 30 : 70 = 3 : 7 = 9 : 21
jadi perbandingan B untuk A tetap adalah
= 51 : 21 : 11
=5:2:1
9. Gas hidrogen yang volumenya 10 liter direaksikan dengan gas oksigen yang
volumenya 10 liter membentuk uap air dengan persamaan reaksi:
H2(s) + O2(g) ͢ H2O(g)
Bila volume diukur pada suhu dan tekanan yang sama, berapa volume maksimum
uap air yang dapat dihasilkan?
Jawaban:
Jika terdapat dua atau lebih pereaksi yang memiliki volume atau mol yang diketahui ,
terlebih dulu kita tentukan mana dari pereaksi tersebut yang merupakan pereaksi
pembatas atau pereaksi yang habis bereaksi. Caranya kita bandingkan besar volume
pereaksi dalam bentuk koefisien 1
1 Koefisien H₂= 10 liter H₂
1/2 koefisien O₂ = 10 liter O₂ ⇔ 1 koefisien O₂ = 20 liter O₂
Karena pada koefisien 1 volume H₂ yang paling kecil maka kita pakai volume H₂ dan
koefisiennya sebagai acuan.
Seperti hukum yang telah tersebut diatas bahwa volume akan berbanding lurus
dengan koefisien, maka
koefisien H₂ : koefisien H₂O = volume H₂ : volume H₂O
1 : 1 = 10 : volume H₂O
volume H₂O = 1/1 x 10 liter = 10 liter
10. Perbandingan massa carbon terhadap oksigen dalam karbon dioksida adalah 3 : 8.
Berapa gram karbon dioksida dapat dihasilkan apabila 6 gram karbon dengan 16
gram oksigen ?
Jawaban:
Reaksi yang terjadi adalah
C + 2O → CO₂
Maka massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
C : 2O = 6 : 16
sehingga
C:O=6:8
Oksigen berlebih sehingga karbon habis bereaksi
Massa karbon yang bereaksi (C) = 6 gram
Massa oksigen yang bereaksi (O) = 8/3 x 6 gram = 16 gram
Maka karbon dioksida yang dapat dihasilkan adalah 6 gram C + 16 gram O₂ = 22 gram
Sebanyak 8L C3H8 dibakar habis dengan oksigen sesuai dengan persamaan reaksi
Bab III
Kesimpulan