Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai hal-hal yang
berkaitan dengan stoikiometri, baik yang terdapat di alam, laboratorium,
industri atau pabrik maupun dilingkungan sektar kita. Salah satu contoh
stoikiometri yang ada di lingkungan kita, misalnya makanan yang kita
konsumsi setiap hari setelah dicerna dan diubah menjadi tenaga bagi tubuh.
Contoh lainnya yaitu seorang ibu rumah tangga yang mempunyai
hobby menanam bunga anggrek dan tanaman hias lainnya, dia ingin
meyemprot tanaman kesayangannya dengan pupuk langsung kedaunnya, hal
ini membuat dia harus membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
Stoikiometri behubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsur
dalam satu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi. Istilah itu berasal dari
Yunani, yaitu dari kata stoicheion, yang berarti unsur dan mentron yang
artinya mengukur. Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah
pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Oleh karena itu,
stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam
penentuan massa atom dan massa molekul.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang Dimaksud dengan Stoikiometri?
2. Apa Saja Hukum-hukum Dasar Kimia ?
3. Bagaimana Konsep Massa Atom Relative ( Ar) ?
4. Bagaiman Konsep Molekul Relative (Mr) ?
5. Bagaimana Konsep dan Bilangan Oksidasi ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari stoikiometri
2. Untuk mengetahui dasar- dasar kimia
3. Mengetahui lebih mendalam tentang stoikiometri yang kita temukan
dalam kehidupan

1
1.4. Manfaat
1. Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat
suatu karya ilmiah.
2. Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya
sebagai bacaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN STOIKIOMETRI

2.1. Pengertian Stoikiometri


Stoikiometri berasal dari kata Stoicheion yang berarti unsur dan metrain
yang berarti pengukuran. Jadi stoikiometri merupakan aspek kimia yang
menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaksi kimia dan
hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, dimulai dari


pengamatan, kemudian diperoleh data yang selanjutnya didapatkan
keteraturan. Keteraturan yang diperoleh secara eksperimen disebut hokum.
Didalam ilmu kimia telah ditemukan beberapa hukum dasar atau hukum-
hukum pokok ilmu kimia.

2.2. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA


Ilmu kimia merupakan bagian ilmu pengetahuan alam yang mempelajari
materi yang meliputi susunan, sifat, dan parubahan materi serta energi yang
menyertai perubahan materi. Penelitian yang cermat terhadap pereaksi dan
hasil reaksi telah melahirkan hukum-hukum dasar kimia yang menunjukkan
hubungan kuantitatif atau yang disebut stoikiometri.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti
unsur dan metrain yang berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri
adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang
terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum kimia dasar tersebut adalah hukum
kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan volume,
dan hukum perbandingan berganda. Hukum-hukum dasar kimia itu
merupakan pijakan kita dalam mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia
selanjutnya.

2.2.1. HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)


Apabila kita membakar kayu, maka hasil pembakaran hanya tersisa
abu yang massanya lebih ringan dari kayu. Hal ini bukan berarti ada

3
massa yang hilang. Akan tetapi, pada proses ini kayu bereaksi dengan
gas oksigen menghasilkan abu, gas karbon dioksida, dan uap air. Jika
massa gas karbon dioksida dan uap air yang menguap diperhitungkan,
maka hasilnya akan sama.

Kayu + gas oksigen  abu + gas karbondioksida + uap air


Massa (kayu + gas oksigen) = massa (abu + gas karbondioksida +
uap air)

Antonie Lavoisier (1743–1794) seorang pelopor yang percaya


pentingnya membuat pengamatan kuantitatif dalam eksperimen,
mencoba memanaskan 530 gram logam merkuri dalam wadah terhubung
udara dalam silinder ukur pada sistem tertutup. Ternyata volume udara
dalam silinder berkurang 1/5 bagian. Logam merkuri berubah menjadi
merkuri oksida sebanyak 572,4 gram. Besarnya kenaikkan massa
merkuri sebesar 42,4 gram adalah sama dengan 1/5 bagian udara yang
hilang yaitu oksigen.
Logam merkuri + gas oksigen  merkuri oksida
530 gram 42,4 gram 572,4 gram
Berdasarkan percobaan di atas Lavoisier merumuskan Hukum
Kekekalan Massa yang berbunyi:

“Dalam reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi


adalah sama”.

Contoh Soal :
Dalam wadah tertutup 4gr logam Na dibakar dengan oksigen
menghasilkan NaO , jika massa NaO yang dihasilkan adalah 5,6 gr
berapakan massa oksigen yang dibutuhkan ?
Penyelesaian :
Dik : massa Na = 4gr
massa NaO = 5,6gr
Dit : massa O2 = ….?
Jawab :
Berdasarkan hukum kekekalan massa, maka :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi

4
massa Na + massa O2 = massa NaO
massa O2 = massa NaO – massa Na
= 5,6 g – 4 g
=1,6 g

2.2.2. HUKUM PROUST ATAU HUKUM PERBANDINGAN TETAP


Tahun 1799 Joseph Proust melakukan percobaan dengan
mereaksikan hidrogen dan oksigen. Ternyata hidrogen dan oksigen selalu
bereaksi membentuk air dengan perbandingan massa yang tetap yaitu
1 : 8.

Massa H Massa O Massa H2O Sisa H atau O


(gram) (gram) (gram)
(gram)

1 8 9 0

2 8 9 1 gram hydrogen

1 9 9 1 gram oksigen

2 16 18 0

Berdasarkan hasil percobaan yang diperolehnya, dia


menyimpulkan bahwa :

“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah


tetap”.

Contoh Soal

Berapakah massa O2 dan massa Mg pada MgO? (Ar Mg = 24, Ar O =


16).

Penyelesaian :
Ar O
Massa O dalam MgO = Mr MgO x massa MgO
16
= 40 x 15g

= 6 gram
Ar Mg
Massa Mg dalam MgO = x massa MgO
Mr MgO
24
= 40 x 15 gr

5
= 9 gram
Jadi massa Mg yang bereaksi adalah 9 gram.

2.2.3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA ( HUKUM DALTON )

Ketertarikan John Dalton mempelajari dua unsur yang dapat


membentuk lebih dari satu senyawa ternyata Menghasilkan suatu
kesimpulan yang disebut hukum perbandingan berganda:

’’Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka
perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan
unsur lain yang tertentu massanya merupakan bilangan bulat dan
sederhana’’.

Sebagai contoh yaitu tembaga dengan oksigen,karbon dengan


oksigen, belerang dengan oksigen, dan fosfor dengan klor.

Perbandingan massa kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tembaga dan oksigen membentuk dua senyawa tembaga oksida.

Tembaga oksigen Tembaga Oksigen Tembaga : oksigen

I 88,8% 11,2% 1 : 0,126

I 79,9% 20,1% 1 : 0,252


2
. Karbon dan oksigen dapat membentuk dua senyawa
Karbon + oksigen → Karbon monoksida (I)
Karbon + oksigen → Karbon diosida (II)

Senyawa Karbon Oksigen Karbon : Oksigen

I 42,8% 57,2% 1 : 1,33

II 27,3% 72,7% 1 : 2,67

3. Sulfur (belerang) dengan oksigan dapat membentuk dua senyawa


oksigen, yaitu sulfur oksida (I) dan sulfur trioksida (II).
6
Senyawa Belerang Oksigen Belerang : Oksigen

I 50% 50% 1 : 0,1

II 40% 60% 1 : 1,5

Sampai kini hukum ini masih dapat diterima, tetapi perlu dikoreksi
mengenai bilangan sederhana. Jika perbandingan itu bilangan
sederhana (1, 2, 3, 4, 5) berarti rumus senyawa juga sederhana,
seperti H2O, CO2, dan H2SO4. Akan tetapi kini ditemukan senyawa
dengan bilangan besar, seperti sukrosa dan asam arakidonat.

Contoh Soal :

Karbon dapat bergabung dengan Hidrogen dengan perbandingan 3 : 1


membentuk gas metana. Berapa massa Hidrogen yang diperlukan
untuk bereaksi dengan 900 gram C pada metana.

Penyelesaian :
Dik = C : H =3:1
Massa C = 900 gram
Dit = massa H = …?
Jawab :
C
Massa H = H x massa C
1
Massa H = x 900 gram
3
= 300 gram
Jadi, massa H adalah 300 gram.

2.2.4. HUKUM PERBANDINGAN VOLUME (HUKUM GAYLUSSAC)

Hubungan antara volume-volume dari gas - gas dalam reaksi


kimia telah diselidiki oleh Joseph Louis Gay-Lussac dalam tahun 1905.
Pada penelitian itu ditemukan bahwa pada suhu dan tekanan tetap,
setiap satu volume gas oksigen akan bereaksi dengan dua volume gas
hidrogen menghasilkan dua volume uap air, dengan demikian
perbandingan antara volume hidrogen, volume oksigen dan volume

7
uap air berurut adalah 2 : 1 : 2. Contoh lain : satu volume gas hidrogen
akan bereaksi dengan satu volume gas klor menghasilkan dua volume
gas hidrogen klorida; perbandingan volume hidrogen, volume klor dan
volume hidrogen klorida berurut adalah 1 : 1 : 2. Pada reaksi antara
gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk gas amonik, maka
perbandingan volume dari ketiga gas itu berturut adalah 1 : 3 : 2 (N2 :
H2 : NH3). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :

“Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas


pereaksi dengan volume gas hasil reaksi merupakan bilangan
bulat dan sederhana ( sama dengan perbandingan koefisien
reaksinya )”.

Contoh :

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien


reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mL gas N2 tepat bereaksi dengan
3 mL gas H2 membentuk 2 mL gas NH3. Dengan demikian, untuk
memperoleh 50 L gas NH3, dibutuhkan 25 L gas N2 dan 75 L gas H2.

CO(g) + H2O(g) → CO2(g) + H2(g)

Perbandingan volume gas sama dengan perbandingan koefisien


reaksinya. Hal ini berarti, setiap 1 mL gas CO tepat bereaksi dengan
1 mL gas H2O membentuk 1 mL gas CO2 dan 1 mL gas H2. Dengan
demikian, sebanyak 4 L gas CO membutuhkan 4 L gas H 2O untuk
membentuk 4 L gas CO2 dan 4 L gas H2.

Contoh Soal :

Sebanyak 8 L C₃H₈ dibakar habis dengan oksigen sesuai dengan


persamaan reaksi C₃H₈ + 5O₂  3CO₂ + 4H₂O pada suhu dan
tekanan yang sama volume gas CO2 yang dihasilkan adalah…

Penyelesaian :
koefisien Co₂
V CO₂ = x V C₃H₈
koefisien C₃H₈

8
3
= x8L
1
= 24 L

Jadi, volume gas CO2 yang dihasilkan pada suhu dan tekanan yang
sama adalah 24 L.

2.2.5. TEORI ATOM DALTON


Mempelajari tentang teori atom sangatlah penting sebab atom
merupakan penyusun materi yang ada di alam semesta. Dengan
memahami atom kita dapat mempelajari bagaimana satu atom dengan
yang lain berinteraksi, mengetahui sifat-sifat atom, dan sebagainya
sehigga kita dapat memanfaatkan aam semesta untuk kepentingan
umat manusia.
Nama “atom” berasal dari bahasa Yunani yaitu “atomos”
diperkenalkan oleh Democritus yang artinya tidak dapat dibagi lagi
atau bagain terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi. Konsep
atom yang merupakan penyusun materi yang tidak dapat dibagi lagi
pertama kali diperkenalkan oleh ahli filsafat Yunani dan India.
Konsep atom yang lebih modern muncul pada abab ke 17 dan
18 dimana saat itu ilmu kimia mulai berkembang. Para ilmuwan mulai
menggunakan teknik menimbang untuk mendapatkan pengukuran
yang lebih tepat dan menggunakan ilmu fisika untuk mendukung
perkembangan teori atom.
John Dalton seorang guru berkebangsaan Ingris menggunakan
konsep atom untuk menjelaskan mengapa unsur selalu bereaksi
dengan perbandingan angka bulat sederhana (selanjutnya lebih
dikenal dengan hukum perbandingan berganda) dan mengapa gas
lebih mudah larut dalam air dibandingkan yang lain. Dalton menyusun
teori atomnya berdasarkan hukum kekekalan massa dan hokum
perbandingan tetap. Dimana konsep atomnya adalah sebagai berikut:
a. Setiap unsur tersusun dari partikel kecil yang disebut sebagai atom.
b. Atom dari unsur yang sama adalah identik dan atom dari unsur yang
tidak berbeda dalam beberapa hal dasar.

9
c. Senyawa kimia dibentuk dari kombinasi atom. Suatu senyawa selalu
memiliki perbandingan jumlah atom dan jenis atom yang sama.
d. Reaksi kimia melibatkan reorganisasi atom yaitu berubah bagaimana
cara mereka berikatan akan tetapi atom - atom yang terlibat tidak
berubah selama reaksi kimia berjalan.

Model atom Dalton ini biasanya disebut sebagai model atom bola
billiard dimana warna bola billiard yang berbeda-beda merupakan
simbol atom unsur yang berbeda-beda.

2.2.6. HUKUM AVOGADRO


Hukum Avogadro (Hipotes Avogadro, atau Prinsip Avogadro)
adalah hukum gas yang diberi nama sesuai dengan ilmuwan Italia
Amedeo Avogadro, yang pada 1811 mengajukan hipotesis bahwa :

”Gas-gas yang memiliki volum yang sama, pada temperatur dan


tekanan yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula”.

Artinya, jumlah molekul atau atom dalam suatu volum gas tidak
tergantung kepada ukuran atau massa dari molekul gas. Sebagai
contoh, 1 liter gas hidrogen dan nitrogen akan mengandung jumlah
molekul yang sama, selama suhu dan tekanannya sama. Aspek ini
dapat dinyatakan secara matematis, dimana:

V adalah volum gas.


n adalah jumlah mol dalam gas tersebut.
k adalah tetapan kesebandingan.

Akibat paling penting dari hukum Avogadro adalah bahwa


Konstanta gas ideal memiliki nilai yang sama bagi semua gas. Artinya,
konstanta dimana:

p adalah tekanan gas


T adalah temperatur

memiliki nilai yang sama untuk semua gas, tidak tergantung pada
ukuran atau massa molekul gas. Hipotesis Avogadro dibuktikan melalui
10
teori kinetika gas. Satu mol gas ideal memiliki volume 22.4 liter pada
kondisi standar (STP), dan angka ini sering disebut volume molar gas
ideal. Gas-gas nyata (non-ideal) memiliki nilai yang berbeda.

Contoh :

Pada pembentukan molekul H2O


2L H2(g) + 1L O2(g)  2L H2O(g)
2 molekul H2 1 molekul O2 2 molekul H2O

Contoh Soal :

Sebanyak 35 L gas CO2 mengandung 4,5 x 10²³ molekul pada suhu


dan tekanan yang sama.
Tentukan : a. Jumlah molekul 7 L gas Hidrogen
b. Volume gas Amoniak yang mengandung 9 x 10²³

Penyelesaian :
v H2
a. Jumlah molekul H2 = v CO2 x Jumlah molekul CO2
7L
= 35 L . 4,5 x 10²³

= 0,9 x 10²³
= 9 x 10²²

jumlah moleku NH3


b. Volume NH3 = x V CO2
jumlah molekul Co2

= 9 x 10²³ molekul / 4,5 x 10²³ x 35 L


= 70 L

2.2.7. MASSA ATOM DAN MASSA MOLEKUL RELATIF


Atom adalah partikel yang sangat kecil sehingga massa atom
juga terlalu kecil bila dinyatakan dengan satuan gram. Karena itu, para
ahli kimia menciptakan cara untuk mengukur massa suatu atom, yaitu
dengan massa atom relatif. Massa atom relatif (Ar) adalah
perbandingan massa rata-rata suatu atom dengan satu per dua belas
kali massa satu atom karbon-12. Unit terkecil suatu zat dapat juga
berupa molekul. Molekul disusun oleh dua atau lebih atom-atom yang

11
disatukan oleh ikatan kimia. Massa molekul relatif (Mr) adalah
perbandingan massa rata-rata suatu molekul dengan satu per dua
belas kali massa satu atom karbon-12.

Ar Y = massa rata-rata satu molekul Y / (1/12 x massa 1 atom C-12)

Dalam rumus di atas digunakan massa atom dan massa


molekul rata-rata. Kenapa menggunakan massa atom rata-rata?
Karena unsur di alam mempunyai beberapa isotop. Sebagai contoh,
karbon di alam mempunyai 2 buah isotop yang stabil yaitu C-12
(98,93%) dan C-13 (1,07%). Jika kelimpahan dan massa masing-
masing isotop diketahui, massa atom relatif suatu unsur dapat dihitung
dengan rumus:

Ar X = {(% isotop 1 x massa isotop 1) + (% isotop 2 x massa isotop 2)


+ …}/100

Jika diketahui massa atom relatif masing-masing unsur


penyusun suatu molekul, massa molekul relatifnya sama dengan
jumlah massa atom relatif dari seluruh atom penyusun molekul
tersebut. Molekul yang mempunyai rumus AmBn berarti dalam 1
molekul tersbut terdapat m atom A dan n atom B. Dengan demikian
massa molekul relatif AmBn dapat dihitung seperti berikut.
Mr AmBn = m x Ar A + n x Ar B

Contoh soal :
1. Berapakah massa rata - rata atom dari unsur Na ?
Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑒𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑁𝑎
Ar Na = 1
𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑐−12
12

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑁𝑎


22,9898 = 1
𝑥 12.000 𝑠𝑚𝑎
12

Massa rata-rata atom Na = 22,9898 x 1/12 x 12000


= 22,9898

2. Hitunglah Mr dari senyawa Al(SO4)2 !


Jawab :
Mr Al (SO4)2 = (3 x Ar Al ) + (2 x Ar S) + (8 x Ar O)

12
= (3 x 27) + (2 x (8 x 32) + (8 x 16)
= 81 + 64 + 128
= 273 g mol-1

2.2.8. KONSEP MOL


Dalam mereaksikan zat, banyak hal yang perlu kita
perhatikan misalnya wujud zat berupa gas, cair dan padat. Cukup
sulit bagi kita untuk mereaksikan zat dalam ketiga wujud zat
tersebut, dalam bentuk padat dipergunakan ukuran dalam massa
(gram), dalam bentuk cair dipergunakan volume zat cair dimana
didalamnya ada pelarut dan ada zat yang terlarut. Demikian pula
yang berwujud gas memiliki ukuran volume gas.
Kondisi ini menuntut para ahli kimia untuk memberikan
satuan yang baru yang dapat mencerminkan jumlah zat dalam
berbagai wujud zat. Avogadro mencoba memperkenalkan satuan
baru yang disebut dengan mol. Definisi untuk 1 (satu) mol adalah
banyaknya zat yang mengandung partikel sebanyak 6.023 x 1023.
Bilangan ini dikenal dengan Bilangan Avogadro yang
dilambangkan dengan huruf N.
Bagian diatas menunjukkan persamaan yang menyatakan
hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel untuk atom dan
molekul
Dengan mempertimbangkan aspek massa zat, 1 mol zat
didefinisikan sebagai massa zat tersebut yang sesuai dengan
massa molekul relatifnya (Mr) atau massa atomnya (Ar).
Untuk 1 mol zat Karbon maka memiliki massa sesuai dengan
massa atom Karbon, diketahui dari tabel periodik bahwa massa
atom karbon adalah 12, sehingga massa zat tersebut juga 12 gram.
Untuk itu 1 mol zat dapat kita ubah kedalam bentuk persamaan :

Jumlah Mol (n)


Massa (m)
Volume gas (V)
Jumlah Partikel (x)
Kemolaran (M)

13
Contoh Soal
Berapa jumlah atom Na yang terdapat dalam 0,2 mol Na?
Pembahasan:
Diketahui:
n Na = 0,2 mol
L = 6,02 x 1023
Ditanyakan: p ….?

Jawaban:
p=nxL

p = 0,2 x 6,02 x 1023 = 12,04 x 1023 atom.

2.2.9 RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL

Rumus kimia suatu zat dapat menjelaskan atau menyatakan


jumlah relative atom yang ada dalam zat itu. Rumus kimia
dibedakan menjadi rumus molekul dan rumus empiris. Rumus
empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu senyawa.
Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah atom-atom
yang terdapat dalam molekul. Rumus empiris suatu senyawa dapat
ditentukan apabila diketahui salah satu :

a. Massa dan Ar, masing-masing unsurnya


b. % massa dan Ar masing-masing unsurnya
c. Perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya

Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap


unsur dalam satu molekul zat itu. Bila rumus empirisnya sudah
diketahui dan Mr juga diketahui, maka rumus molekulnya dapat
ditentukan.

Contoh soal:

Suatu senyawa Hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16%


hydrogen. Jika diketahui Mr Hidkarbon tersebut adalah 100,
tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut.

14
Penyelesaian :

Dik : Karbon 84% gram = 84/100 x 100 = 84 gram


Hidrogen 16% gram = 16/100 x 100 = 16 gram

Dit : Rumus molekul hidro karbon =...?

Jawab:
gram C gram H
X:y= . :
Mr Mr H

= 84/12 : 16/1
= 7 : 16

Jadi rumus empiris senyawa tersebut adalah C7H16

2.2.9.1 KEMOLARAN
Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan. Menyatakan jumlah mol zat
terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat terlarut
dalam tiap mL larutan.
Misalnya : larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter
larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau dalam tiap
mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.

Rumus Pengenceran :

V1 . M1 = V2 . M2

Keterangan = V1 : Volume sebelum pengenceran (Liter)


M1 : Molaritas sebelum pengenceran (M)
V2 : Volume sesudah penegnceran (Liter)
M2 : Molaritas sesudah pengenceran (M)

Contoh Soal :
Larutan NaOH 0,5 M sebanyak 200 mL hendak diencerkan
hingga menjadi larutan NaOH 0.2 M. Tentukan volume air
yang harus ditambahkan ke dalam larutan tersbut.
Penyelesaian :
Dik = M1 NaOH : 0,5 M

15
V1 NaOH : 200 mL
M2 NaOH : 0,2 M
Dit = V2 NaOH : ....?

Jawab :

V1 . M1 = V2 . M2
0,5 . 200 = V2 . 0,2
0,5 𝑥 200
V2 = 0,2

= 500 mL
Jadi, volume air yang harus ditambahkan sebanyak 500 mL

2.2.9.2. MOLALITAS
Molalitas menyatakan perbandingan mol zat terlarut
dalam kilogram pelarut. Molalitas dinyatakan antara jumlah
mol zat terlarut dengan massa dalam kg pelarut. Bagaimana
simbol dari molalitas zat? Molalitas disimbolkan dengan (m)

n = jumlah mol zat terlarut (mol)


p = massa pelarut (kg)
m = molalitas (mol kg-1)

Contoh Soal :
Hitunglah molalitas larutan yg terjadi bila 24 gr kristal MgSO4
dilarutkan dalam 400gr air (Mr MgSO4=120
Penyelesaian :

Dik : n = 24/120 mol = 0,2 mol


P = 400 gr
Dit : m = ….?

Jawab :
m = 0,2 x (1000/400)
= 0,5 molal

2.2.9.3 FRAKSI MOL


Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang
menyatakan perbandingan antara jumlah mol salah satu
16
komponen larutan (jumlah mol zat pelarut atau jumlah mol
zat terlarut) dengan jumlah mol total larutan. Fraksi mol
disimbolkan dengan X.
Misal dalam larutan hanya mengandung 2 komponen,
yaitu zat B sebagai zat terlarut dan A sebagai pelarut, maka
fraksi mol A disimbolkan XA dan XB untuk fraksi mol zat
terlarut atau dengan :

XA = fraksi mol pelarut


XB = fraksi mol zat terlarut
nA = jumlah mol pelarut
nB = jumlah mol zat terlarut

Jumlah fraksi mol pelarut dengan zat terlarut sama dengan1.

XA + XB = 1

Contoh soal

Hitunglah molalitas larutan yg terjadi bila 24 gr kristal


MgSO4 dilarutkan dalam 400gr air (Mr MgSO4 =120)

Penyelesaian :

Dik : n = 24/120 mol = 0,2 mol


P = 400 gr
Dit : m = ….?
Jawab :

m = 0,2 x (1000/400)
= 0,5 molal

2.3. PENGERTIAN BILANGAN OKSIDASI


Bilangan oksidasi adalah muatan formal atom dalam suatu molekul
atau dalam ion yang dialokasikan sedemikian sehingga atom yang ke-
elektronegativannya lebih rendah mempunyai muatan positif. Karena muatan
listrik tidak berbeda dalam hal molekul yang terdiri atas atom yang sama,
bilangan oksidasi atom adalah kuosien muatan listrik netto dibagi jumlah

17
atom. Dalam kasus ion atau molekul mengandung atom yang berbeda, atom
dengan ke-elektronegativan lebih besar dapat dianggap anion dan yang lebih
kecil dianggap kation. Misalnya, nitrogen berbilangan oksidasi 0 dalam N2;
oksigen berbilangan oksidasi -1 dalam O22-, dalam NO2 nitrogen +4 dan
oxygen -2; tetapi dalam NH3 nitrogen -3 dan hidrogen +1. Jadi, bilangan
oksidasi dapat berbeda untuk atom yang sama yang digabungkan dengan
pasangan yang berbeda dan atom dikatakan memiliki muatan formal yang
sama nilainya dengan bilangan oksidasinya. Walaupun harga nilai muatan
formal ini tidak mengungkapkan muatan sebenarnya, namun nilai ini sangat
memudahkan untuk untuk menghitung elektron valensi dan dalam menangani
reaksi redoks.

2.3.1 KONSEP REAKSI OKSIDASI DAN REDUKSI


Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui reaksi kimia yang dapat
digolongkan dalam reaksi oksidasi, reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi-
reduksi (redoks), misalnya pembakaran, perkaratan, pengolahan logam
dari bijinya. Berdasar perkembangannya, konsep oksidasi-reduksi
dijelaskan dari beberapa hal berikut :

2.3.1.1. PENGGABUNGAN DAN PENGELUARAN OKSIGEN


Jika sepotong besi diletakkan di udara terbuka, lama
kelamaan logam itu berkarat. Reaksi perkaratan besi terjadi
sebagai berikut :

4Fe (s) + 3O2 (g) 2Fe2O3

Pada peristiwa perkaratan ini, besi bereaksi dengan oksigen.


Kita katakan besi mengalami oksidasi. Kata oksidasi secara
karafiah berarti Pengoksigenan. karat besi adalah oksida dengan
rumus Fe2O3, sebagaimana bijih besi pada kulit bumi, pada industri
logam bijih besi diolah menjadi besi murni, seperti menurut reaksi
berikut ini :

2Fe2O3 (s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2 (g)

Pada pembuatan besi murni, terjadi pengeluaran atau


pengurangan oksigen dari bijih besi (Fe2O3). Kita katakan, Fe2O3
mengalami reduksi. Kata reduksi secara harafiah berarti
18
“pengurangan”. Jadi, Oksidasi adalah peristiwa penggabungan
pada persamaan reaksi berikut :

2Cu + O2 2CuO
2Fe + O2 2FeO
4Fe + 3O2 2Fe2O3

2.3.2.2. Pelepasan Dan Penangkapan electron


Pada peristiwa oksidasi Fe menjadi Fe2O3, atom Fe
melepaskan elektron menjadi ion Fe3+. Jadi pengertian oksidasi
dapat diperluas menjadi pelepasan elektron,. Sebaliknya pada
peristiwa reduksi Fe2O3 menjadi Fe, ion Fe3+ menangkap elektron
menjadi atom Fe. Maka pengertian reduksi juga dapat diperluas
menjadi peristiwa peangkapan elektron.
Dengan pemgertia yang lebih luas ini, konsep oksidasi
dan reduksi tidaklah terbatas pada reaksi-reaksi yang melibatkan
oksigen saja. Oksiasi adalah reaksi pelepasan elektron.

2.3.2.3 Oksidasi-Reduksi Berdasarkan Bilangan Oksidasi


Oksidasi = Penambahan (naiknya) bilangan oksidasi
Reduksi = Pengurangan (turunnya) bilanganoksidasi
Bilangan Oksidasi = Bilagan yang menunjukan kemampuan atom
dalam mengikat atau melepas elektron.
Contoh :

19
BAB III
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

3.1. Aplikasi Stoikiometri dalam Perhitungan Kimia dan kehidupan


sehari – hari

Perhitungan Kimia:

1. Pengubahan Mol ke gram atau sebaliknya


2. Pengubahan Massa ke Jumlah Partikel Rumus Empiris dan Rumus
Molekul
3. Perhitungan Mol zat zat dalam persamaan kimia
4. Perhitungan massa zat-zat dalam persamaan kimia
5. Pereaksi pembatas

Kehidupan Sehari-hari:
1. Pengisian aki
2. Gejala Kapilaritas pada air
3. Teori Kinetik Gas
4. Kalorimeter
5. Memanaskan/memasak air

3.2. Perhitungan Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Contoh Soal :
Dari hasil analisis kimia yang dilakukan ditemukan bahwa cuplikan (contoh)
senyawa yang bernama Hidrazin terdiri atas 87,42 % massa N dan 12,58 %
massa H. Bagaimanakah rumus empiris dan rumus molekulnya?

Penyelesaian

Analisis :
Persen massa tersebut merupakan massa N dan H jika kita mengambil 100 g
cuplikan hidrazin, sehingga dalam cuplikan itu terdapat 87,42 g nitrogen dan
12,58 g hidrogen. Tetapi subskrip dalam molekul hidrazin menunjukkan
perbandingan mol sehingga kita harus mengubah massa ke mol. Massa atom
N adalah 14, dan 1 untuk H. Massa atom masing–masing unsur ini dapat

20
digunakan untuk membuat faktor konversi. Perhitungan molnya adalah
sebagai berikut:

Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa perbandingan jumlah mol atom N


dan jumlah atom H dalam hidrazin 6,24:12,58. perandingan bilangan bulatnya
adalah 1:2.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian materi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan


kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
2. Konsep mol digunakan untuk menentukan rumus kimia suatu senyawa,
baik rumus empiris (perbandingan terkecil atom dalam senyawa) maupun
rumus molekul (jumlah atom dalam senyawa)
3. Rumus empiris dihitung gram atau persen masing-masing penyusun
senyawa dan angka tersebut dibagi dengan Ar masing-masing diperoleh
perbandingan mol terkecil dari unsur penyusun senyawa.
4. Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa ada kalanya sama,
tetapi kebanyakan tidak sama.
5. Menentukan rumus molekul senyawa ada dua hal yang harus terlebih
dahulu diketahui yaitu rumus empiris senyawa dan Mr atau BM senyawa.
6. Koefisien reaksi : Perbandingan mol seluruh zat yang ada pada
persamaan reaksi, baik reaksi ruas kiri maupun hasil di ruas kanan.
7. Jika salah satu zat sudah diketahui molnya, mk zat lain pada persamaan
reaksi dapat dicari dengan cara membandingkan koefisien.
8. Hukum-hukum gas yaitu:
a) Hukum Gay-Lussac (hukum perbandingan volume).
b) Hukum Avogadro (pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas
yang bervolume sama akan memiliki mol yang sama)
c) Keadaan Standar (setiap 1 mol gas apa saja pada suhu 0oC dan
tekanan 1 atm memiliki volume 22,4 liter (22,4 dm3)
4.2. SARAN
Dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan bagi
pembaca. Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi
stoikiometri karena materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah
umum.

22

Anda mungkin juga menyukai