BAB I
STOIKIOMETRI
I. Materi Prasyarat
1. Stoikiometri merupakan materi yang paling mendasar dalam ilmu kimia
menjadi prasyarat untuk mempelajari materi-materi kimia berikutnya.
Terutama materi yang melibatkan perhitungan kimia seperti konsep – konsep
dalam kinetika kimia, reaksi kesetimbangan, kimia larutan, termokimia, dan
lain-lain. Untuk menyelesikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-
asas stoikiometri, antara lain persamaan kimia dan konsep mol.
2. Struktur Atom dan Sistem Periodik
Mengetahui elektron, proton dan neutron. Mengetahui nomor atom dan nomor
massa. Bisa menuliskan konfigurasi elektron baik berdasarkan kulit maupun
sub kulit.
II. Multiple Representasi
1. Karbon Dioksida
Makroskopis: karbon dioksida adalah gas tidak berwarna, berbau menyengat dan
yang merupakan salah satu bahan gas yang paling umum di dunia. Karbon dioksida
memiliki bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm tapi segera menjadi padat pada
suhu dibawah -78°C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai
es kering. Berat molekul karbon dioksida adalah 44,02 gr/L.
Simbolik: CO2
Mikroskopis:
2
2. H2O
Makroskopis: terjadinya perubahan wujud dari gas menjadi cair, tidak berwarna,
tidak memilki bau
3. Endapan PbI2
Makroskopis: Terbentuk endapan pada PbI2, endapan yang terbentu berwarna
kuining
−¿→ PbI2 ¿
Simbolik: Pb2+¿+2 I ¿
4. Endapan AgCl
Makroskopis: Terbentuk endapan pada AgCl, endapan yang terbntuk berwarna putih
dan terdapat larutan asam nitrat.
3
5. Metana
Makroskopis: Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas
dengan rumus kimia CH4. Metana murni tidak berbau, tetapi jika digunakan untuk
keperluan komersial, biasanya ditambahkan sedikit bau belerang untuk mendeteksi
kebocoran yang mungkin terjadi.Sebagai komponen utama gas alam, metana adalah
sumber bahan bakar utama. Pembakaran satu molekul metana dengan oksigen akan
melepaskan satu molekul CO2 (karbon dioksida) dan duamolekul H2O (air). Metana
adalah,salah satu gas rumah kaca. Konsentrasi metana di atmosfer padatahun 1998,
dinyatakan dalam fraksimol, adalah 1.745 nmol/mol (bagian per miliar), naikdari 700
nmol/mol pada tahun 1750. Pada tahun 2008, kandungan gas metana di atmosfer
sudah meningkat kembali menjadi 1.800 nmol/mol.
Simbolik: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
Mikroskopis:
4
6. NaCl
Makroskopis: Natrium Klorida (NaCl), massa molar (58.44 g/mol) , penampilan
tidak berwarna/berbentuk kristal, densitas (2.16 g/cm3), titik lebur 801 oC (1074 K),
titik didih 1465 °C (1738 K), kelarutan dalam air 35.9 g/100 mL (25 °C),
Kecualidinyatakanlain, data di atasberlakupadatemperaturdantekananstandar (25 °C
[77 °F], 100 kPa).
Simbolik: NaCl Na+ + Cl-
Mikroskopis:
7. Oksigen
Makroskopis: Oksigen tidak memiliki warna, tidak berbau dan gas hambar. Rumus
molekul oksigen adalah O2, Oksigen lebih larut dalam air dibanding nitrogen. Air
mengandung sekitar 1 molekul O2 untuk setiap 2 molekul N2 dibandingkan dengan
rasio atmosfer yakni sekitar 1:4. Kelarutan oksigen dalam air tergantung suhunya.
Oksigen mengembun pada 90,20K (-182,950C, -297,310F). Oksigen merupakan zat
yang sangat reaktif dan harus dipisahkan dari bahan yang mudah terbakar.
Simbolik: ( O2, O=O )
Miskroskopis :
5
III. Miskonsepsi
1. Penulis A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri, Penerbit
Yrama Widya Kurikulum 2013
Pada buku ini tidak ada ditemukan tentang materi persamaan gas ideal dan
bilangan Avogadro pada bagian konsep molnya.
2. Penulis Michael Purba, Penerbit Erlangga KTSP 2006
Pada buku ini tidak ditemukan materi tentang massa atom, massa molekul,
massa rumus, persen komposisi, dan tentang konsentrasi larutan (kadar zat).
Sehingga buku ini memiliki kekurangan banyak materi atau materi kurang
lengkap disajikan.
3. Penulis Astrid tryastari, Penerbit QUADRA.
Pada buku astrid pada hukum dasar dibuat lebih rinci sehingga siswa paham
dengan menggunakn buku strid dibndingkn buku sentot. Pada buku astrid
materinya dibuat sedikit ( di rangkum) sedangkan disentot dijabarkan tetapi
kata-katanya sulit dimengerti oleh siswa, sehingga untuk belajar siswa
dianjurkan juga membac buku astrid karena berisi rangkuman( inti materi nya
saja).
4. Sentot Budi Rahardjo, Penerbit Platinum PT Tiga Serangkain Pustaka Mandiri
Pada buku sentot ditemukan banyak sekali multiple representasi nya
sedangkan di buku astrid tidak banyak, sehingga siswa lebih banyak
pengetahuan dan mengerti dengan menggunakan buku sentot. Pada buku
sentot terdapat banyak contoh soal dibandingkan buku astrid. Sehingga siswa
lebih akan paham dengan menggunakan buku sentot dibandingkan buku astrid
6
MATERI STOIKIOMETRI
A. Pengantar Mengenai Stoikiometri Kimia
Ilmu kimia yang khusus mempelajari perhitungan jumlah pereaksi dan
produk reaksi disebut stoikiometri. Kajian pokok yang dipelajari dalam stoikiometri
adalah massa atom dan massa molekul relative, massa molar, volume molar, jumlah
partikel, satuan jumlah partikel (dinyatakan dengan mol), konsep mol (hubungan
antara massa, mol, jumlah partikel, dan volume gas), rumus empiris, dan rumus
molekul. Selanjutnya, dengan konsep mol akan dipelajari cara-cara perhitungan
jumlah zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia, penentuan pereaksi pembatas, dan
perhitungan yang terkait dengan senyawa hidrat. Tentu saja, perhitungan-perhitungan
ini mengacu pada hukum konservasi massa (Lavoisier), hukum perbandingan tetap
(Proust), hukum perbandingan berganda (Dalton), hukum perbandingan volume
(Gay-Lussac), dan hukum perbandingan mol (Avogandro).1
B. Hukum Dasar Kimia
1. Hukum Kekekalan Massa
Antoine Laurent Lavoisier ( 1743 – 1794 ), seorang ahli kimia dari Prancis,
melakukan serangkaian percobaan untuk mempelajari hubungan antara massa zat –
zat yang bereaksi dengan massa zat – zat hasil reaksinya. Lovoisier menemukan
bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Penemuan ini dikenal
sebagai Hukum Kekekalan Massa.
Perubahan kimia yang kita amati dalam kehidupan sehari – hari umumnya
berlangsung dalam wadah terbuka, misalnya reaksi pembakaran kertas. Sebagian
besar hasil reaksi pada pembakaran kertas adalah berupa gas, sehingga massa zat
yang tertinggal menjadi lebih sedikit dari massa kertas semula. Jika pembakaran
kertas dilangsung dalam ruang tertutup, niscaya massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama.
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
1
A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri, Kimia untuk siswa SMA/MA Kelas
X, (Bandung : Penerbit Yrama Widya, 2017), hlm. 275.
7
Salah satu sifat penting senyawa ditemukan oleh Joseph Louis Proust,
seorang ahli kimia Perancis. Pada tahun 1794, Proust menemukan bahwa
Perbandingan Massa Unsur – Unsur dalam Suatu Senyawa adalah Tertentu dan
Tetap. Senyawa yang sama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau dibuat
dengan cara yang berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama san tetap.
3. Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda)
Hukum dasar kimia yang ketiga dikemukakan oleh John Dalton dan dikenal
sebagai Hukum Kelipatan Beganda. Hukum ini berkaitan dengan pasangan unsur
yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa. Contohnya adalah pasangan
karbon dengan oksigen yang dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu karbon
monoksida ( CO ) dan karbon dioksida ( CO 2 ). Menurut Dalton, “ Jika massa dari
salah satu unsur dalam kedua senyawa tersebut adalah sama, perbandingan massa
unsur yang satu lagi dalam kedua senyawa itu merupakan bilangan bulat dan
sederhana.”
4. Hukum Gay-Lussac
Henry Cavendish ( 1731 – 1810 ), seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris,
menemukan perbandingan antara volume hidrogen dan volume oksigen untuk
membentuk air adalah 2 : 1, asalkan kedua gas itu diukur pada suhu ( T ) dan tekanan
( P ) yang sama. Tertarik pada penemuan tersebut, Joseph Louis Gay – Lussac ( 1778
– 1850 ) dari Perancis, pada tahun 1809 melakukan percobaan terhadap berbagai
reaksi gas dan menemukan hasil sebagai berikut.
a. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas
hidrogen klorida, perbandingan volumenya adalah 1 : 1 : 2
b. Pada reaksi antara gas hidrogen dengan gas oksigen membentuk uap air,
perbandingan volumenya adalah 2 : 1 : 2
c. Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk
amonia, perbandingan volumenya adalah 1 : 3 : 2
Gay lussac menyimpulkan penemuannya dalam suatu hukum yang disebut
hukum perbandingan volume, sebgaai berikut : “ jika diukur pada suhu dan tekanan
8
yang sama, volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana.
5. Hipotesis Avogadro
Penemuan Gay Lussac tentang reaksi – reaksi gas mengundang
pertanyaannya dari para ahli. Mengapa perbandingan volume gas – gas yang terlibat
dalam reaksi merupakan bilangan – bilangan sederhana ?
a. Pada tahun 1811, Amadeo Avogardo ( 1776-1856 ) dari Italia, berhasil
menjelaskan Hukum Gay Lussac dengan hipotesis sebagai berikut :
“Pada suhu dan tekanan sama, semua gas bervolume sama mengandung
jumlah molekul yang sama pula.”
b. Sesuai dengan hipotesis tersebut, perbandingan volume gas – gas merupakan
perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.
c. Perbandingan volume merupakan bilangan sederhana karena perbandingan
jumlah molekul yang terlibat dalam rekasi juga merupakan bilangan –
bilangan sederhana.
Berdasarkan ketiga pernyataan diatas, dapat disempulkan bahwa
perbandingan volume gas – gas yang bereaksi sama dengan koefesien reaksinya.
Hipotesis yang diajukan oleh Avogardo berdasarkan hukum Gay Lussac dan
penemuannya dapat dirumuskan sebagai berikut.2
volume A Molekul A Koefesien A
= =
volume B MolekumB Koefesien B
C. Massa Atom, Massa Molekul, Massa Rumus
Jika atom – atom bergabung membentuk zat kimia (molekul unsur, senyawa
molekul, senyawa ion), maka massa zat kimia tersebut merupakan jumlah massa atom
atom tersebut. Oleh karena rumus kimia zat (rumus molekul dan rumus empiris)
menyatakan jenis dan jumlah atom – atom penyusun zat tersebut, maka massa zat
2
Aas Saidah, Michael Purba, Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa Untuk
SMA/SMK Kelas X, ( Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 169-175
9
dapat dihitung dari rumus kimianya. Meski definisi massa molekul relatif dan massa
rumus relatif berbeda, keduanya diberi lambang yang sama, yakni Mr.
a. Massa molekul relatif (Mr), yakni jumlah massa atom relatif (A r) dari atom-
atom dalam rumus molekul.
b. Massa rumus relatif (Mr), yakni jumlah massa atom relatif (Ar) dari atom
atom dalam rumus empirisnya.3
1. Satuan Massa Atom
Bahwa atom dan partikel dasar mempunyai massa yang sangat kecil
(misalnya, massa 1 atom karbon = 1,99 x 10−23 gram), sehingga tidak praktis jika
dinyatakan dalam gram. Sehubungan dengan itu, para ahli menetapkan satuan massa
khusus, yaitu satuan massa atom sma. Pada penetapan satuan massa atom (sma), para
ahli memiliki isotop C-12 sebagai standar dengan ketentuan 1 atom C −12 ditetapkan
mempunyai massa = 12 sma. Dengan kata lain,
Isotop Massa
H–1 1,00783
H–2 2,01410
H–3 3,01605
3
J.M.C. Johari, M.Rachmawati, Kimia 1 SMA dan MA Untuk Kelas X. (Jakarta: Erlangga,
2007), hlm. 201.
10
C – 12 12,00000
C – 13 13,00335
Oleh karena semua unsur terdiri dari satu atau lebih isotop, massa atom dari
suatu unsur adalah massa rata-rata dari isotop-isotopnya. Massa rata-rata ditentukan
dengan memperhitungan kelimpahan isotop – isotop.
Contoh :
Karbon terdiri dari dua jenis isotop yaitu, C −12 yang bermassa 12,0000 sma dan C
−13 yang bermassa 13,00335 sma. Massa rata-rata atom karbon adalah 12,01 sma.
Jadi, massa atom karbon adalah 12,01 sma.
3. Massa Atom Relatif
Atom memiliki massa yang sangat kecil dan tidak mungkin ditentukan
dengan timbangan analitik oleh karena itu, perlu dibuat satuan sederhana untuk
menyatakan massa atom. Penyerdahanaan ini diperoleh dengan membandingkan
massa atom tertentu dengan massa 1 tom standar disebut massa atom relatife tidak
memiliki satuan. Dengan demikian massa atom relative dinyatakan sebagai
massa1 ato X
massa1 atom X
˄r X = atau ˄r X = 1
massa 1atom H massa 1atom O−16
16
4. Massa Molekul Relatif (Mr)
Seperti halnya massa atom relative, massa molekul relatif (M r) adalah
perbandingan massa molekul dengan massa atom standar. Jadi,
massa 1molekul senyawa
Mr senyawa = 1
massa atomC−12
12
Adapun untuk unsur diatomik dan poliatomik
massa satu molekulunsur
Mr unsur = 1
massa atom C−12
12
5. Massa Rumus
11
Perlu diingat bahwa banyak pula senyawa yang tidak memiliki rumus
molekul tertentu, tetapi sebagai molekul besar yang terbentuk dari gabungan ion-ion,
seperti natrium klorida, NaCl. Natrium klorida merupakan senyawa ionik dengan
struktur yang teratur sehingga ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl-
dikelilingi oleh 6 ion Na+ membetuk molekul yang besar.
Massa Rumus Mr NaCl = Ar Na + Cl
= 23 =35,5 = 58,5
D. Persen Komposisi
Mengacu pada hukum perbandingan tetap (hukum Proust), komposisi setiap
unsur dalam senyawa adalah tetap. Perbandingan unsur-unsur dalam senyawa sama
dengan perbandingan massa atom penyusun satu molekul senyawa. Oleh karena itu,
persen komposisi setiap unsur dalam senyawa selalu tetap.
Persen komposisi telah dikaji pada bab terdahulu. Namun demikian, dalam
bab ini persen komposisi kembali dikaji untuk mengaitkan hukum Proust dengan
konsep mol. Telah dipelajari sebelumnya bahwa dalam senyawa,
% massa unsur =
massa unsur
×100% =
∑ Ar unsur × 100%
massa senyawa Mr senyawa
Dalam senyawa Ax By,
x( Ar A )
% massa unsur A = × 100%
Mr Ax By
y ( Ar B)
% massa unsur B = × 100%
Mr Ax By
Sebagai contoh, satu molekul karbondioksida (CO2) terdiri atas1 atom C dan
2 atom O.
massa C
% massa C = ×100%4
massa CO 2
Ar C
= ×100%
Mr CO 2
E. Konsep Mol
4
Ibid, hlm. 287.
12
1. Pengertian mol
Kata mol berasal dari bahasa Latin moles yang artinya sejumlah massa.
Istilah molekul merupakan bentuk lain dari kata moles yang artinya sejumlah kecil
massa. Sebuah partikel materi (atom, molekul, ion) mempunyai ukuran yang sangat
kecil. Oleh karena itu, sekecil apapun jumlah zat yang dilihat akan mengandung
sejumlah besar partikel. Misalnya, dalam setetes air terdiri dari sekitar 1,67 × 1021
molekul (= 1,67 triliun). Untuk mengatasi penggunaan bilangan yang sangat besar ini,
maka digunakan satuan jumlah khusus, yaitu mol. Jadi mol merupakan suatu satuan
jumlah, sama seperti lusin dan gross, hanya saja mol menyatakan jumlah yang jauh
lebih besar.
gram/mol. Hubungan jumlah mol (n) dengan massa zat (m) dapat ditulis sebagai
berikut:7
m = n × mm
4. Volume molar gas
Hukum Avogadro menyatakan bahwa gas-gas bervolum mengandung
jumlah molekul yang sama pula, asal diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh
karena 1 mol setiap gas mempunyai jumlah molekul sama (yaitu 6,02 × 1023 molekul),
maka pada suhu dan tekanan yang sama, 1 mol setiapgas akan mempunyai volume
yang sama. Jadi, volume gas tidak bergantung pada jenisnya, tetapi hanya pada
jumlah mol serta suhu dan tekanan.
Volume per mol gas disebut volume molar gas dan dinyatakan dengan
lambang Vm. Jadi, pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung
padajumlah molnya.
V = n × Vm
a. Keadaan standar
Kondisi dengan suhu 0°C dan tekanan 1 atm, disebut keadaan standar dan
dinyatakan dengan STP (standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP,
volume molar gas adalah 22,4 liter/mol.
b. Keadaan kamar
Kondisi dengan suhu 25°C dan tekanan 1 atm disebut keadaan kamar dan
dinyatakan dengan RTP (Room Temperature and Pressure). Volume molar gas pada
keadaan RTP adalah 24 liter/mol.8
pV = pRT
Persamaan tersebut dapat ditata ulang untuk menghitung volume gas sebagai
berikut:9
n RT 1 atm = 76 cmHg
V=
ρ
= 760 mmHg
Ρ = tekanan gas (dalam atm)
V = volume gas (dalam liter)
Ρ = jumlah mol gas
R = tetap gas (0,082 Latm mol-1 K-1)
T = suhu mutlak gas (dalam Kelvin = 237 + suhu celcius)
6. Bilangan Avogadro
Pada tahun 1910, Robert Millikan melakukan percobaan untuk mengukur
muatan elektron. Dari percobaan ini diperoleh bahwa muatan 1 elektron = 1,621892 ×
10-19 coulomb dan muatan 1 mol elektron = 96.484,56 coulomb. Karena muatan 1
mol elektron telah diketahui, maka jumlah elektron dalam 1 mol zat dapat dinyatakan
sebagai berikut:
F. Stoikiometri Senyawa
Dalam pelajaran sains kimia di SMP, anda telah mempelajari dua jenis
rumus kimia, yaitu rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul suatu senyawa
menyatakan jenis dan jumlah atom-atom unsur dalam satu molekul senyawa itu,
sedangkan rumus empiris menyatakan perbandingan paling sederhana dari atom-atom
unsur penyusun senyawa. Sebagai contoh, marilah kita lihat rumus molekul dan
rumus empiris asam asetat. Setiap molekul asam asetat terdiri dari 2 atom karbon (C),
4 atom hidrogen (H), dan 2atom oksigen (O). Oleh karena itu, rumus molekul asam
asatat adalah C2H4O2 atau CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom
C : H : O dalam asam asetat adalah 2 : 4 : 2 =1 : 2 :1. Jadi, rumus empiris asam asetat
adalah CH2O.
Hubungan antara Rumus Molekul dan Rumus Empiris11
Nama Zat Rumus Molekul Rumus Empiris
Etuna C2H2 CH
Benzena C6H6 CH
Etana C2H6 CH3
Etena C2H4 CH2
Air H2O H2O
Rumus kimia dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul,
simaklah uraian berikut.
1. Rumus Empiris (RE)
10
A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri, Op. Cit, hlm. 280
11
Michael Purba, Op. Cit, hlm. 137.
16
12
A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri, Op.Cit, hlm. 288-290.
17
(RE)n; adapun harga n bergantung pada massa molekul relative (Mr) dari senyawa
yang bersangkutan.13
G. Stoikiometri Reaksi Kimia
Dengan persamaan kimia, jumlah zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia
dapat dihituing. Stoikiometri reaksi kimia mempelajari perhitungan zat-zat yang
berubah dan zat-zat produk reaksi yang terbentuk. Perhitungan jumlah zat melalui
persamaan kimia harus sejalan dengan hukum-hukum dasar yang berlaku. Coba
perhatikanlah persamaan kimia pembakaran gas metana berikut ini:
CH4(g) + 2O2 → CO2(g) + 2H2O(g)
Melalui persamaan kimia, maka massa, mol, volume gas, dan jumlah
partikel setiap zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat dihitung. Pendekatan ini
disebut metode mol. Dalam pendekatan ini, koefisien stoikiometri dapat dianggap
sebagai jumlah mol setiap zat. 14
1. Koefisien reaksi sebagai dasar stoikiometri reaksi
Bagaimanakah kita dapat menetukan massa suatu zat yang diperlukan untuk
suatu reaksi? Kita ingat kembali bahwa koefisien reaksi merupakan perbandingan
jumlah partikel zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Oleh karena satu mol setiap zat
mengandung jumlah partikel yang sama, maka koefisien reaksi juga merupkan
perbandingan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi.
2. Hubungan kimia sederhana
Setelah memahami prinsip dasar stoikiometri, tiba saatnya kita
menerapkannya dalam perhitungan kimia. Menghitung jumlah suatu zat yang
diperlukan atau dihasilkan dalam suatu reaksi dimana jumlah salah satu zat dalam
reaksi itu diketahui, kita gabungkan sebagai hitungan kimia sederhana. Hitugan kimia
sederhana dapat diselesaikan menurut 4 langkah berikut:
a. Menuliskan persamaan reaksi sementara
b. Menyatakan jumlah zat yang diketahui
13
Michael Purba, Op.Cit, hlm.139.
14
A. Haris Watoni, Op.Cit, hlm. 275-291
18
15
Michael Purba, Op.Cit, hlm. 143-144
16
Muchtaridi. 2016. Kimia SMA Kelas X. Yudhistira : Jakarta
19
Langkah 2 : Periksa jumlah atom Setiap unsur pada kedua Sisi persamaan jika
belum setara lanjutkan ke langkah selanjutnya.
langkah 3 : Setarakan reaksi dengan menambahkan angka didepan rumus
kimia zat angka 1 tidak perlu dituliskan.
Langkah 4 masukkan lambang wujud zat pada persamaan.
Terdapat dua cara yang bisa ditempuh untuk mengembangkan suatu
persamaan kimia yaitu penyetaraan Sisi kiri dan kanan dan penyetaraan matematik.
a. Cara penyetaraan sisi kanan dan kiri
Menurut teori atom Dalton, di dalam suatu reaksi kimia tidak ada atom
yang hilang atau yang bertambah, yang terjadi hanya penataan ulang atom-
atom. Jumlah atom pada sisi kiri atau reaktan sama dengan jumlah sisi kanan
atau produk. Contohnya reaksi antara metana dan oksigen yang menghasilkan
karbondioksida dan uap air. Penyetaran reaksi ini dapat dilihat sebagai
berikut :
Langkah 1 : Tuliskan rumus kimia reaktan dan produk.
CH4 + O2 CO2 + H2O
Langkah 2 : Periksa jumlah atom Setiap unsur pada dua sisi
persamaan. persamaan ini tidak seimbang karena jumlah atom oksigen
dan atom Hidrogen pada sisi kiri dan kanan persamaan tidak sama.
Jumlah Atom
Unsur Kiri Kanan
C 1 1
O 2 3
H 4 2
Penyelesaian :
Untuk untuk menyetarakan jumlah atom Na : 2 a = c
Untuk menyetarakan jumlah atom C : a = e
Untuk menyetarakan jumlah atom O : 3a = d + 2 e
Untuk menyetarakan jumlah atom H : b = 2 d
Untuk menyetarakan jumlah atom Cl : B = C
3. Persamaan ionik
Persamaan ionik adalah persamaan kimia yang disederhanakan yang
menunjukkan reaksi zat dalam air. Persamaan ini menunjukkan ion yang berperan
dalam reaksi dan pembentukan produk. Persamaan ionik antara natrium dan klorin
yaitu :17
Na+ (s) + 2Cl- (g) 2 NaCl (s)
I. Pereaksi Pembatas Senyawa
17
Astrid tryastari. 2014. Kimia untuk SMA kelas X. QUADRA, hlm. 141 - 146
21
Dalam reaksi kimia, ada kalanya tidak semua pereaksi habis bereaksi.
Artinya, tidak semua pereaksi yang tersedia bereaksi sesuai dengan perbandingan
koefisien atau stoikiometri reaksinya. Reaksi ynag demikian disebut reaksi
nonstoikiometris. Jumlah maksimum produk reaksi ditentukan oleh pereaksi yang
habis bereaksi. Pereaksi yang habis bereaksi disebut pereaksi pembatas (limiting
reagent). Dengan demikian, apabila jumlah semua komponen pereaksi diketahui,
maka untuk menentukan jumlah produk reaksi harus terlebih dahulu menentukan
pereaksi pembatasnya. Hal ini logis karena produk reaksi hanya terbentuk dari bagian
pereaksi yang berubah (bereaksi)s. Sesuai dengan hukum kekekalan massa dan
hukum perbandingan tetap, massa zat-zat yang berubah sama dengan massa zat-zat
produk reaksi. Pereaksi lain yang tidak habis bereaksi disebut pereaksi berlebih
(excess reagent).18
J. Senyawa Hidrat
Senyawa hidrat adalah suatu senyawa yang mengandung air. Dalam rumus
molekul, molekul air ditulis dibelakang “ titik” setelah rumus senyawa. Sebagai
contoh, asam oksalat hidrat diperoleh melalui kristalisasi dari larutan asam oksalat.
Senyawa ini mengandung dua molekul air. Rumus asam oksalat hidrat adalah
(COOH)3. 2H2O atau H3C2O4.2H2O. Tanda “titik” menunjukkan bahwa Kristal
oksalat mengandung 2 molekul H2O per molekul (COOH)2. Molekul air dapat
dilepaskan melalui pemanasan, menghasilkan asam oksalat anhidrat (anhidrat = tanpa
air). Wujud fisik kedua senyawa ini diperhatikan pada gambar sebagai berikut.19
(COOH)2 2H2O (s) (putih) → (COOH)2 (s) (putih lembut) + 2H2O (g)
Asam oksalat hidrat asam oksalat anhidrat air
Mr = 126,0 g/mol Mr = 90,0 g/mol Mr = 36,0 g/mol
18
Ibid, hlm. 292
19
A. Haris Watoni, Dini Kurniawati, dan Meta Juniastri, Op.Cit, hlm. 295.
22
np
Xp=
np+nt
Xt + Xp=1
Karena fraksi mol menyatakan perbandingan mol, maka fraksi mol tidak
memiliki satuan. Hasil penjumlahan kedua fraksi mol ini adalah 1. Dengan demikian,
nilai fraksi mol tidak pernah lebih dari 1 atau sama dengan 1.
5. Molalitas (m)
Molalitas (m), disebut juga sebagai konsentrasi molal atau kemolalan
20
Ibid, hlm. 298 - 299
24
21
Ibid, hlm. 299 – 300
25
1. Berapakah massa dari 5 liter gas nitrogen (N2) pada 27°C dan tekanan 3 atm?
Pembahasan:
P = 3 atm
V = 5L
T = 27 + 273 K = 300 K
R = 0,082 L. atm/mol.K
Mr= 28
pV = nRT
3 atm × 5L = n × 0,082 L.atm/mol.K
24,6 L. atm/mol . K
n=
15 atm. L
= 1,64 mol
massa = n × Mr = 1,64 × 28 =45,92 gram
2. Pada suhu dan tekanan tertentu, volume dari 22 gram gas karbon dioksida
(CO2) adalah 10 liter. Pada suhu dan tekanan yang sama, berapakah volume
dari 8 gram gas oksigen (O2)?
Pembahasan:
V CO2 = 10 L
Massa CO2 = 22 gram
Mr CO2 = 44
Massa O2 = 8 gram
Mr O2 = 32
nCO2 = massa/Mr
n CO2 = 22/44 = 0,5 mol
n O2 = massa/ Mr
n O2 = 8/32 =0,25 mol
nCO 2 nO2
=
V CO 2 V O 2
26
n O2 ×V CO 2
V O2 =
nO 2
0,5 ×10
V O2 = = 20 Liter
0,25
3. Jika 100 ml HCl 0,3 M direaksi dengan Ba(OH)2 0,1 M, tentukan voleme
larutan Ba(OH)2 yang diperlukan.
Pembahasan :
Persamaan reaksi
2 HCl + Ba(OH)2 → BaCl2 + H2O
Jumlah mmol HCl = volume HCl × konsentrasi HCl
= 100 ml × 0,3 M
=30 mmol
Jumlah mmol Ba(OH )
× jumlah mmol HCl
koefisien HCl
1
= × 30 mmol
2
Jumlah mmol Ba(OH )2 15 mmol
Volume larutan Ba(OH)2 = = =150 ml
molaritas Ba (OH ) 2 0,1 M
Jadi, volume larutan Ba(OH)2 yang diperlukan sebanyak 150 ml
4. Tentukan jumlah mol, jumlah grek, kemolaran, dan kenormalan dari larutan
berikut. (37 g Ca(OH)2 (Mr = 74) yang dilarutkan dalam air hingga volume 5
L)
Pembahasan :
g 37 g
Jumlah mol Ca(OH)2 = = = 0,5 mol
Mr 74 g/mol
Jumlah grek Ca(OH)2 = jumlah mol Ca(OH)2 × b
= 0,5 mol × 2 = 1grek
n 0,5 mol
M= = = 0,1 M,
v 5L
N = M × b = 0,1 M × 2 = 0,2 N
27
5. Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH3. Jika Mr senyawa tersebut 30,
tentukan rumus molekul dari senyawa tersebut
Pembahasan:
Menentukan rumus molekul
(Mr RE) n= Mr Senyawa
(12=1=1x3) n=30
(15) n= 30
n=30:15= 2
maka rumus molekulnya : (CH3)2 = C2H6
6. Suatu alkohol dengan rumus molekul CH3(CH2)nOH bereaksi dengan logam
natrium sebagai berikut:
2CH3(CH2)nOH + 2Na 2CH3(CH2)nONa + H2
Dengan massa alkohol 2,7 gram, ternyata dihasilkan volume hidrogen
sebanyak 600 mL yang diukur pada suhu dan tekanan yang sama, dimana
volume 1 mol gas = 24 L.
a. Hitung massa molekul relative alkohol tersebut
b. Tentukan rumus molekul alkohol tersebut
Pembahasan:
0,6 L
a. mol H2 = =0,025 mol
24
mol alkohol = 2(0,025 mol) = 0,05 mol
2,7
Mm alkohol = =108 g/mol
0,025
b. Mr alkohol = 74
Mr alkohol = 32 + 14n = 108 n=5
Rumus molekul: CH3(CH2)5OH
7. Titanium adalah logam yang kuat, ringan, dan tahan terhadap korosi. Logam
ini digunakan sebagai bahan tambahan pada pembuatan roket, pesawat, mesin
jet, dan rangka sepeda. Logam titanium (A r = 47, 88) diperoleh dari reaksi
28
antara titanium (IV) klorida (Mr = 189,7) dengan magnesium (Ar = 24,31) cair
pada suhu antara 9500C dan 11500C yang didapatkan hasil massa teoritisnya
adalah 9,19 x 106 g Ti. Jika ternyata Ti yang didapatkan sebanyak 7,91 x 10 6
g, berapa persen hasilnya?
Pembahasan:
hasil sebenarnya
% hasil = × 100 %
hasil teoritis
7,91× 106 g
= ×100 %
9,19 ×106 g
= 86,1%
8. Diketahui mol molekul NH3 adalah 2 mol dengan massa atom N = 14 dan H =
1. Hitunglah massa molekul NH3?
Pembahasan:
Mr NH3 = 14 + 3(1) = 17
massa
mol NH3 =
mr
massa = mol x mr
= 2 x 17
= 34 gram
9. Sebanyak 4,0 gram cuplikan yang mengandung senyawa hidrokarbon dibakar
sempurna dengan gas oksigen. Jika presentase (%) massa karbon dalam
cuplikan tersebut adalah 30%, maka massa karbon dioksida yang dihasilkan
dalam proses pembakaran tersebut adalah.... (Ar C = 12, O = 16)
A. 3,3
B. 4,4
C. 5,4
D. 5,5
E. 6,0
Jawaban : B
29
Pembahasan :
10. Hitung lah persentasi unsur Na yang terdapat dalam senyawa NaCl ....
a. 39,41
b. 38,31
c. 37,41
d. 39,31
e. 38,41
Jawab: D
Pembahasan:
( jumlah atom Na)( Ar Na)
% massa Na dalam NaCl = x 100%
Mr NaCl
(1)(23)
= x 100%
58,5
= 39,31 %
11. Perhatikan persamaan reaksi berikut!
Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g)
30
C. 1 : 5
D. 2 : 2
E. 2 : 5
Jawaban: E
Pembahasan: Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan
yang sama, perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas
hasil reaksi merupakan bilangan bulat sederhana. Hukum ini dikenal juga
dengan hukum Perbandingan Volume. Perbandingan volume tersebut ternyata
mempunyai kesetaraan dengan perbandingan koefisien pereaksi dan hasil
reaksi. Nah, berarti kita tinggal menyetarakan reaksi tersebut.
2C2H2 + 5O2 → 4CO2 + 2H2O
Berdasarkan persamaan reaksi yang sudah setara tersebut diperoleh
volume C2H2 : volume O2
= koefisien C2H2 : koefisien O2
=2:5
13. Senyawa oksida logam MxOy dihasilkan dari reaksi antara padatan logam M
sebanyak 0,5 mol dengan 0,625 mol gas oksigen. Jika reaksi tersebut
menghasilkan 0,25 mol oksida logam, maka rumus senyawa oksida tersebut
adalah….
A. MO2
B. MO3
C. M2O
D. M2O3
E. M2O5
Jawaban: E
Pembahasan:
Reaksi pembentukan oksida logam MxOy adalah sebagai berikut:
M + O2 → MxOy
0,5 mol 0,625 mol 0,25 mol
32
15. Sebanyak 8,87 gram suatu larutan campuran natrium klorida dan kalium
klorida dilarutkan dalam 100 mL air. Kedalam campuran tersebut kemudian
ditambahkan larutan perak nitrat berlebih dan menghasilkan 19,13 gram perak
klorida sebagai endapan. Berapakah % massa natrium klorida dan kalium
klorida dalam campuran tersebut.... (Ar Na = 23; Cl = 35,5; Ag = 108).
A. 20,96 % dan 79,04 %
B. 45,53 % dan 54,47 %
C. 56,60 % dan 43,40 %
D. 70,86 % dan 29,14 %
E. 72,06 % dan 27,94 %
Jawaban: C
Pembahasan :
Dimisalkan: massa (m) NaCl = x g, maka m KCl = (8,87 – x) g
Mr AgCl = 143,5; Mr NaCl = 58,5; Mr KCl = 74,5
Dengan menggunakan hukum Lavoisier dan hukum Proust, maka:
M Cl dalam AgCl = m Cl dalam NaCl + m Cl dalam KCl
35,5 35,5 35,5
x 19,13 = x+ (8,87−x)
143,5 58,5 74,5
4,732 = 0,6 x + 4,23 – 0,5x
0,502 = 0,1 x
m KCl = 8,87 g – 5,02 g = 3,85 g
5,02 g
% massa NaCl = x 100 % = 56,60 %
8,87 g
% massa KCl = (100 – 56,60)% = 43,40 %
16. Volume gas NH3 yang massanya 3,4 gram bila di ukur pada 27°C dan 760
mmHg adalah...(tetapan gas R=0,082 L atm/K.mol)
A. 49,2 L
34
B. 24,6 L
C. 12,3 L
D. 4, 92 L
E. 2,46 L
Jawaban: D
Pembahasan:
Diketahui :
Massa NH3 = 3,4 gr
Suhu = 27°C = 300 K
P = 760 mmHg = 1 atm
Mr NH3= Ar N + Ar H = (1 X 14) + (3 X 1) = 14+3 = 17
Ditanya : volume gas NH3 = ...L?
gr
Jumlah mol dari gas NH3: n =
Mr
3,4 gr
=
17 gr /mo l
= 0,2 mol
PV = nRT
atm
nRT 0,2 mol x 0,082 L mol−1 x 300 K
V= = K
P
1 atm
= 4,92 L
17. Massa NaNO3 (Ar Na=23, N=14, O=16) yang diperlukan untuk membuat
1000 mL larutan NaNO3 0,25 molar adalah....
A. 3,15 gram
B. 17,10 gram
C. 21,25 gram
D. 42,50 gram
E. 85,10 gram
Jawaban: C
35
Pembahasan:
Volume NaNO3= 1000 Ml = 1L
Molaritas NaNO3= 0,25 M
Mr NaNO3= (Ar Na + Ar N + (3 x Ar O))
= 23 + 14 + (3 x 16) = 23 +14 + 48 = 85 gr/mol
Ditanya: gram NaNO3?
n
Jawaban : M =
V
n = M.V
= 0,25 M x 1L
= 0,25 mol
Gram NaNO3 = n x Mr
= 0,25 mol x 85 gr/mol
= 21,25 gram
Jadi NaNO3 yang dibutuhkan adalah 21,25 gram
18. Jika diketahui massa atom relatif (Ar) dari atom B adalah 36 dan massa 1 atom
12
C adalah 12 sma. Tentukan massa rata-rata 1 atom B dalam satuan sma ?
A. 32 sma
B. 33 sma
C. 34 sma
D. 35 sma
E. 36 sma
Jawaban: E
Pembahasan:
Pembahasan:
Diket : P = 2 atm
Massa = 22
Mr = 44
R = 0,082
T = (273 + 27)0C
Ditanya : Volum ..?
Jawab: P.V = n.R.T
2 atm .V = 0,5. 0.082. 300
12,3
V =
2
V = 6,15
21. Suatu senyawa hidrokarbon mempunyai rumus empiris CH2 . Jika berat 5,6
liter gas senyawa tersebut pada suhu 0 oC dan tekanan 1 atm adalah 14 g,
rumus molekul senyawa tersebut adalah…
Jawaban: C4H8
Pembahasan:
Berat 5,6 liter = 14 g
Berat 22,4 liter atau 1 mol
22,4
x 14 = 56 g
5,6
Mr CH2 = 14
Mr (CH2)n = 56 gr mol (12x1+2x1)n = 56
56
n = =14
14
rumus molekul C4H8
22. 2,1 g Kristal MgSO4 . nH2O dipanaskan. Jika berat setelah pemanasan adalah
1,2 g, n samadengan...
Jawaban: n = 5
38
Pembahsan:
MgSO4 .nH2O MgSO4 + nH2O
2,1 g 1,2 g 0,9 g
MgSO4 H2O
Berat 1,2 g 0,9 g
1,2 0,9
Perbandingan mol:
120 18
0,010 0,05
1 5
Rumus Kristal MgSO4 .5H2O
n=5
23. Jika 11,2 gram Fe (Ar = 56) habis bereaksi dengan okisgen (Ar = 16 ) menurut
persamaan reaksi :
4 Fe(s) + 3O2 (g) → 2 Fe2O3 (s)
Maka massa zat hasil reaksi (Fe2O3) adalah:
A. 16 gram
B. 20 gram
C. 24 gram
D. 30 gram
E. 32 gram
Jawaban : A
Pembahasan:
Massa Fe menjadi mol dengan rumus :
Mol Fe yang bereaksi =
Mol Fe yang bereaksi =
Mol Fe = 0,2 mol
Kemudian hitunglah mol dari zat hasil reaksi (Fe2O3) dengan rumus:
Perbandingan mol zat-zat perbandingan koefisein zat-zat =
Mol Fe2O3 = 0,1
39
0 6 6 10 g
52,9
Massa M = x 10=5,92 g
100
Massa oksigen = 10 – 5,92 = 4,71 g
Massa ekivalen
8
M= x 5,92=8,985 g
4,71
2 mol M = 6 ekivalen 1 mol M = 3ekivalen
= 3 x 8,985 = 26,96 g
Massa atom relatif M = 26,96
25. Jika 4,88 gram barium klorida berhidrat (BaCl2.xH2O) dipanaskan, maka
tersisa 4,16 gram padatan. Bagaimanakah rumus kimia senyawa hidrat
tersebut? (Ar Ba = 137, Cl = 35,5, H = 1, dan O = 16)
Jawaban: BaCl2.2H2O
Pembahasan:
Reaksi yang terjadi
BaCl2.xH2O → BaCl2 + xH2O
40
0,2
x 1mol H2SO4 = 0,05 mol H2SO4
4
berat
mol =
massa molekulrelatif
w = berat = 0,05 x 98 = 4,9 g
29. Suatu hidrokarbon dalam keadaan gas sebanyak 50 ml dibakar dalam 500 ml
oksigen. Setelah terjadi reaksi, diperoleh 250 ml karbondioksida dan 300 ml
uap air, sedangkan tersisa 100 ml oksigen. Hidrokarbon tersebut adalah…
Jawaban: C5H12
Pembahasan:
Persamaanreaksi :
X + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
50mL (500-100)mL 250mL 300mL
Dari volume gas yang bereaksidapatdiketahui:
X + 8O2(g) 5CO2(g) + 6H2O(g)
Persamaan reaksi akan setara jika X adalah C5H12
30. Berat gas dariCO2 yang diketahui mempunyai atom O sebanyak 12.04 x 1022
atom adalah..
Jawaban: 4,4 g
Pembahasan
12,04 x 1022
Jumlahmol atom O = =0,2 mol
6,02 x 1023
0,2mol atom O terdapatdalam 0,1 mol CO2atau 0,1 x 44 g/mol = 4,4 g
31. Gas NH3 dibuatdenganreaksi:
CaCN2 + H2O CaCO3 + NH3
Bila 40 g CaCN2dicampurdengan 18 g H2O, gas NH3 yang
dihasilkanadalah……g
Jawaban: 11,3 g
Pembahasan:
42
BAB II
Materi Prasyarat
1. Struktur Atom
Sebelum kita mempelajari senyawa hidrokarbon dan minyak bumi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana struktur atom, struktur atom yaitu satuan dasar
materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. yang terdiri dari (proton, neutron dan elektron), isotop, isobar,
massa atom relatif, konfigurasi elektron dan elektron valensi. Karena dalam
mempelajari senyawa hidrokarbon, kita perlu mengetahui eketron valensi dari suatu
atom.
2. Sistem Periodik Unsur
Sebelum kita mempelajari senyawa hidrokarbondan minyak bumi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu suatu unsur di dalam sistem periodik, karena senyawa
hidrokarbon meliputi atom karbon dan hidrogen serta atom karbon ini berkaitan
dengan atom lain. Sistem periodik unsur adalah susunan unsur-unsur berdasarkan
urutan nomor atom dan kemiripan sifat unsur-unsur tersebut.
3. Ikatan Kimia
Sebelum kita mempelajari senyawa hidrokarbon dan minyak bumi, kita harus
mengetahui terlebih dahulu bagaimana terbentuknya suatu ikatan kimia, seperti ikatan
kovalen polar dan ikatan kovalen non polar. Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika
yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau
molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil.
44
Multiple Representasi
1. Karbon
Makroskopis: karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi
berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g.
Mikroskopis:
Simbolik: C
2. Aseton:
Makroskopis: senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah
terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam
berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga
merupakan pelarut yang penting.
Mikroskopis:
45
5. Gula
Makroskopis: kristal bubuk putih, stabil, mudah terbakar, tidak kompatibel
dengan oksidaor kuat.
Mikroskopis:
Simbolik: C12H22O11
6. LPG
Makroskopis: gas dalam keadaan normal, tetapi dapat dikompresi menjadi cairan
yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak mahal. Massa jenis dari
propana cair pada suhu 25 °C (77 °F) adalah 0.493 g/cm3, sama dengan 4.11
pound per galon A.S. atau 493 gram per liter. Propana memuai sebesar 1.5% per
10 °F.
Mikroskopis:
Simbolik : CH4
Mikroskopis :
47
8. C2H6
Makrokopis: Titik didih −88,5 °C dan titik lebur −182,8 °C, gas tak berwarna,
tidak berbau. Memiliki massa molar 30,07 g.mol-1
Simbolik: C2H6
Mikrokopis:
9. Methane-Hidrokarbon
Makroskopis
Mikroskopis:
48
MISKONSEPSI
1. Dalam buku Aas Saidah, Tahun 2014. Kurikulum 2013. Terdapat kecanggungan
dalam menyatakan isomer pada alkena dan alkuna. Ia menyebutkan bahwa alkena
mempunyai isomer struktur dan alkuna mempunyai isomer posisi dan kerangka,
sehingga menimbulkan persepsi siswa bahwa antara isomer struktur dengan
isomer posisi dan kerangka adalah isomer yang berbeda padahal satu satu makna.
2. Dalam buku Aas Saidah, Tahun 2014. Kurikulum 2013. Terdapat salah penafsiran
dalam efek rumah kaca, karena gambar dan pembahasan yang disajikan rumah
kaca yang sinari matahari kemudian energi yang dihasilkan tidak dapat
dikeluarkan lagi, tetapi di akhirnya kalimat bahwa efek rumah kaca karena adanya
gas dalam atmosfer yang membuat lapisan seperti kaca. Penjelasan seperti ini
akan membuat siswa bingung dalam menafsirkan efek rumah kaca.
3. Pada buku yang disusun oleh Tine Maria Kuswati, dkk, tidak dijumpai
pembahasan tentang perkembangan kimia karbon, sedangkan pada buku yang
disusun oleh Tim Masmedia Buana Pustaka sudah dijelaskan dengan baik
4. Pada buku yang disusun oleh Tim Masmedia Buana Pustaka tidak dijelaskan
materi tentang Isomer Hidrokarbon,
5. Pada buku yang disusun oleh Tine Maria Kuswati, dkk, tidak dijelaskan tentang
komponen-komponen Penyusun Minyak Bumi
6. Pada buku yang disusun oleh Tim Masmedia Buana Pustaka tidak dijelaskan
materi tentang contoh senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari
7. Dalam buku Haris Watoni, 2014 menjelaskan secara lengkap dan terperinci dan
terpisah membahas tentang hidrokarbon baik dalam indentifikasi, klasifikasi,
tatanama sifat dan sumbernya dll. Akan tetapi dalam buku ini untuk Minyak bumi
hanya dibahas sedikit dibandingkan pada buku Sentot, Sedangkan pada buku
49
sentot budi rahardjo, 2017 materi Hidrokarbon hanya membahas secara umumnya
saja.
22
Tim Masmedia Buana Pustaka, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam, (PT. Masmedia Buana Pustaka: Sidoarjo, 2016), h. 3
50
N Senyawaorganik Senyawaanoganik
o
1 Membentuk ikatan kovalen Membentuk ikatan ion dan kovalen
2 Membentuk rantai karbon Tidak membentuk rantai karbon
3 Non elektrolit Non elektrolit dan elektrolit
4 Reaksi berlangsung lambat Reaksi berlangsung cepat
5 Titik didih dan titik leleh Titik didih dan titik leleh tinggi
rendah
6 Larutan dalm pelarut organik Larut dalam pelarut anorganik
25
Unggul Sudarmo.2014. kimia untuk SMA/MA kelas XI. Surakarta. Erlangga, h.9
55
dasar dimulai dari atom karbon alkil dasar(kepala karbon) yang terikat
pada rantai induk alkana. Alkil lain yang terikat pada alkil dasar ditulis
serangkai dengan alkil dasar. Rangkaian alkil ini ditulis dalam tanda
kurung sebagai alkil kompleks.
Untuk sikloalkana tak bercabang, nama senyawa diawali
dengan awalan “siklo” yang serangkai dengan nama alkana. Untuk
sikloalkana bercabang, yang dipilih sebagai rantai induk adalah rantai
karbon siklis(sikloalkana). Alkil yang terikat pada sikloalkana dipilih
sebagai cabang. Sebagai contoh sikloalkana bercabang C4H8 adalah
metilsiklopropana.
d. Tata Nama IUPAC Untuk Hidrokarbon Tak Jenuh
Aturan penamaan pada alkena juga berlaku untuk hidrokarbon
tak jenuh seperti alkena dan alkuna. Prinsip-prinsip dalam tata nama
alkena dan alkuna adalah sebagai berikut.
Nama alkena dan alkuna sebagai nama rantai induk.
Yang dipilih sebagai rantai induk adalah rantai terpanjang yang
mengandung ikatan rangkap.
Penomoran dimulai dari ujung rantai induk yang terdekat
dengan ikatan rangkap.
Nama rantai induk ditulis dengan menyebutkan nomor letak
ikatan rangkap terutama untuk hidrokarbon tak jenuh dengan
jumlah atom c sebanyak 4 atau lebih.
Untuk penamaan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung
lebih dari satu ikatan rangkap sejenis, jumlah ikatan rangkap
dinyatakan dengan awalan di, Tri dan seterusnya. Serangkai dengan
“ena” atau “Una” misalnya diena, triena,diuna,triuna dan seterusnya.
e. Penentuan Karbon dan Hidrogen
58
b. Reaksi Subtitusi
Reaksi subtitusi adalah reaksi penggantian suatu atom oleh atom
yang lain.
Contoh:
26
Sentot Budi Rahardjo, Kimia Berbasis Eksperimen 2 Untuk Kelas XI SMA Dan MA
Kelompok Peminatan Matematika Dan Ilmu Alam,( Penerbit PT Ttiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2014), h.5
60
5) Reaksi Polimerisasi
Molekul-molekul alkena dapat saling bergabung membentuk
suatu molekul yang sangat besar (makromolekul).Peristiwa
62
d. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi pelepasan suatu molekul (YZ) dari
atom-atom yang berdekatan dalam suatu pereaksi.
7. Alkana
Alkana merupakan hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu hidrokarbon dengan
rantai terbuka dan semua ikatan karbon-karbonnya merupakan ikatan tunggal.
Rumus lewis, rumus bangun, rumus molekul, serta model dan nama dari tiga
suku pertama alkana diberikan pada tabel 1.3
a. Rumus umum alkana
Perhatikanlah rumus molekul metana, etana, dan propana pada tabel
1.3. ternyata rumus molekul dari dua senyawa yang berturutan berbeda
sebesar CH2, selain itu perbandigan jumlah atom C dengan atom H dalam
alkana sama dengan n : (2n+2). Oleh karena itu, alkana dapat dinyatakan
dengan sutu rumus umum :
CnH2n+2
Tabel 1.3 tiga suku pertama alkana
b. Deret Homolog
27
Ibid., h.23-26
64
28
Sentot Budi Rahardjo, 2017. Kimia Berbasis Eksperimen Untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Mateatika dan Ilmu – Ilmu Alam K.13Edidi Revisi 2016. PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri : Solo, h. 8
66
29
Haris Watoni, 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Mateatika dan
Ilmu – Ilmu Alam. Yrama Widya : Bandung , h. 30-31
67
3) Perengkahan
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi
potongan-potongan yang lebih penndek. Perengkahan dapat terjadi
jika alkana dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi tanpa
oksigen
69
Contoh :
C14H30 → C7H16 + C7H14
8. Alkena
Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap
–C=C-. Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap disebut alkadiena,
senyawa yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena, dan
seterusnya. Rumus bangun, rumus molekul serta nama dari tiga suku terendah
alkena diberikan pada tabel 1.5
a. Rumus umum alkena
Berdasarkan rumus moleku etena, propena, dan buutena : C2H4, C3H6,
C4H8. Dapat disimpulkan rumus umum alkena adalah
CnH2n
Tabel 1.5 nama, rumus molekul dari tiga suku terendah alkena.
Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat dari reaksi batu karbid
(kalsium karbida) dengan air
CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2
pembuatan gas karbid dari batu karbid ini digunakan oleh tukang las. 30
d. Reaksi-Reaksi Alkuna Sederhana
Umumnya Reaksi yang terjadi pada alkena juga dapat terjadi pada
alkuna karena alkuna memiliki suatu ikatan rangkap tiga, maka adisi alkuna
berlangsung melalui dua tahap penjenuhan sebagai berikut.
30
Aas Saidah dan Michael Purba, Op.Cit., h.3-22
73
Kuinolin. katalis lindlar yang baru dan efektif adalah nikel dan bori
(Ni2B).
3) Reduksi alkuna menjadi trans-Alkena
Trans-alkena dapat diperoleh dengan cara mereduksi alkuna
menggunakan logam natrium dalam amonia cair.
4) Adisi Alkuna dengan Halogen
Bromin dan klorin dapat mengadisi alkuna seperti yang terjadi
terhadap alkena. Jika 1 mol halogen direaksikan dengan alkuna, Produk
reaksi yang diperoleh adalah campuran isomer geometri dihaloalkena.
10. Kegunaan
a. Kegunaan Alkana
1) Alkana digunakan sebagai bahan bakar. Manfaat utama alkana
diantaranya:
a) Metana merupakan senyawa utama yang terkandung dalam gas alam
cair atau LNG (Liquefied Natural Gas). Gas alam banyak
digunakan sebagai bahan bakar di industri dan rumah tangga.
b) Alkana dengan jumlah atom karbon 2 (etana) sampai 5 (pentana)
terkandung dalam LPG (Liquefied Petroleum Gas) atau lebih
dikenal sebagai elpigi. Elpigi digunakan sebagai bahan bakar untuk
rumah tangga.
c) Butana digunakan sebagai pengisi korek api.
d) Oktana merupakan senyawa utama yang terkandung di dalam
bensin. Bensin figunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
2) Selain duguanakan sebagai bahan bakar, alkana juga dimanfaatkan
sebagai pelarut non-polar yang dapat melarutkan senyawa-senyawa non-
polar.
3) Lilin dan aspal merupakan senayawa alkan suku tinggi (rantai karbonnya
mencapai lebih dari 20 atom karbon). Lilin digunakan dalam berbagai
74
3) Las karbit
Etuna atau lebih dikenal dengan asetilena merupakan gas yang
dihasilkan jika karbit (kalsium karbida) direaksikan dengan air. Gas ini
sering digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pengelasan.
permukaan. Secara kimia minyak bumi adalah suatu senyawa yang pada umumnya
terdiri atas 80 – 85% unsur karbon (C) dan 15 – 20% unsur hidrogen (H). Unsur-
unsur lainnya adalah oksigen, nitrogen, dan sulfur dalam jumah sampai 5%.
Gas alam adalah seua jenis hidrokarbon yang berupa gas dan dihasilkan dari
sumur dan tambang. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal istilah LPG dan LNG. LPG
(liquid peroleum gas) merupakan campuran gas propana (C3H8) dan butana (C4H10)
digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak. Di dalam tabung
penyimpanan, LPG berbentuk cairdan setelah dikeluarkan dari tabung akan berbentuk
gas yang lebih berat dari udara.
LNG (liquefiend natural gas) merupakan gas alam cair dengan komponen
utama metana (CH4) dan etana (C2H6) yang didinginkan hingga temperatur -160℃
1
pada tekanan atmosfer, sehingga volume gas akan mengecil sampai . Kondisi
6.000
tersebut tetap dipertahankan baik pada saat penimbunan, pengapalan, dan sampai
terminal penerima. LNG digunakan sebagai bahan bakar, seperti pembangkit tenaga
untuk listrik, bahan bakar transportasi dan industri, seta sebagai umpan industri
petrokimia.32
1. Terbentuknya Minyak Bumi
Terdapat dua teori utama mengenai asal terjadinya minyak bumi, yaitu
teori anorganik atau abiogenesis dan teori organik atau biogenesis.
a. Teori Anorganik
Teori ini meyakini bahwa minyak bumi terbentuk bukan dari jasad
organik, tetapi melalui proses kimia yang terjadi di alam. Pendukung teori
ini antara lain adalah Marcellin Berthelot (1827 – 1907). Menurut Berthelot,
minyak bumi mengandung logam alkali dalam keadaan bebas dan
bertemperatur tinggi. Logam ini kemudian bereaksi dengan CO2 diudara
membentuk asetilena. Suhu yang tinggi akan menyebabkan asetilena
32
Ibi.,, h 28
77
berubah menjadi benzena, sehingga teori Berthelot ini juga dikenal dengan
teori alkalisasi panas dengan CO2.
b. Teori Organik
Teori organik pembentukan minyak bumi diajukan oleh Engler pada
tahun 1911. Ia mengatakan bahwa minyak bumi terjadi dari bahan organik
melalui tiga tahap.
1) Tahap pertama, deposit binatang dan tumbuh-tumbuhan tertimbun didasar
laut yang akan diuraikan oleh bakteri. Karbohidrat dan protein diubah
menjadi bahan yang dapat larut dalam air atau menjadi gas terbawa oleh
aliran air atau aliran udara.
2) Tahap kedua, suhu dan tekanan yang tinggi mengakibatkan terbentuknya
karbon dioksida dan senyawa yang mengandung gugus karboksil. Selain
itu, air akan terbentuk dari asam hidroksi dan alkohol serta akan
menghasilkan residu bitumen. Panas dan tekanan selanjutnya akan
menyebabkan terjadinya rengkahan, dan menghasilkan cairan yang
mempunyai kandungan olefin yang tinggi, sering disebut
protopetroleum.
3) Tahap ketiga, komponen tidak jenuh yang ada di dalam protopetroleum
akan berpolimerisasi karena pengaruh katalis. Sehingga poliolefin akan
berubah menjadi senyawa hidrokarbon naftan dan parafin. Senyawa
hidrokarbon aromatis, dianggap terbentuk secara langsung pada proses
rengkahan atau siklisasi melalui reaksi kondensasi.
Kelemahan teori ini adalah hasil akhir yang diperoleh pada percobaan
berbeda dengan komposisi minyak bumi, terutama terdiri atas senyawa
hidrokarbon parafin, naftan, dan aromat.33
2. Cara Mendapatkan Minyak Bumi
Minyak dan gas bumi harus diolah dulu untuk berbagai keperluan.
Pengolahan tersebut dilakukan melalui kilang. Pengolahan minyak secara garis
33
Tim Masmedia Buana Pustaka, Op.Cit, h.37 -38
78
besar dapat dibagi dalam dua tahap. Pengolahan tahap pertama merupakan
pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan perbedaan titik
didih (destilasi bertingkat). Fraksi-fraksi minyak bumi sebagai berikut:
a. Fraksi Pertama, yang dihasilkan adalah gas, merupakan fraksi yang paling
ringan.
b. Fraksi kedua disebut nafta, yang dapat dijadikan premium (bensin) atau
produk petrokimia lainnya.
c. Fraksi ketiga yang sering disebut sebagai fraksi tengah, dapat digunakan
sebagai bahan dasar kerosin untuk keperluan rumah tangga. Selain itu fraksi
tengah dapat dibuat Avtur (Aviation Turbo Fuel) yang digunakan sebagai
bahan bakar pesawat.
d. Fraksi keempat sering disebut sebagai solar yang digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel.
e. Fraksi kelima adalah residu yang dapat dijual langsung atau dapat diolah
lebih lanjut padatahap kedua untuk menghasilkan produk-produk yang
memiliki nilai tambah.34
Untuk mendapatkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non
bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik
diperlukan pengolahan tahap kedua (lanjutan).
3. Bensin
f. Senyawa nitrogen
Senyawa nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah, berkisar
kurang dari 0,1 sampai 2%. Minyak yang mempunyai kadar belerang dan
aspal tinggi, biasanya mempunyai kadar nitrogen tinggi.
g. Logam-logam lainnya
Semua logam terdapat dalam minyak bumi, tetapi jumlahnya
sangat kecil,yaitu antara 5 sampai 400 bagian perjuta. Logam seperti besi,
81
36
Tine Maria Kuswati,Op.Cit., h. 40-41
82
Residu 400- 13 1 51 27 8
500
38
Haris Watoni, Op. Cit., h. 45
39
Sentot Budi Rahardjo, Op. Cit., h. 44
40
Haris Watoni, Op. Cit., h. 46
84
Udara tidak pernah benar-benar bersih. Zat-zat lain, seperti abu gunung
berapi,bakteri, spora, tepung sari, partikel garam dari laut dan debu kosmis banyak
terdapat dipermukaan bumi bagian atas. Partikel-partikel tersbut di atmosfer
berfungsi sebagai inti yang membantu molekul uap mempercepat pengembunan dan
membentuk titik-titk akhir.
Pencemaran udara adalah masukknya atau dimasukkannya zat,energy, dan/
atau komponen lain kedalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
udara ambien turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak
dapat memenuhi fungsinya.
1. Zat-zat pencemar lingkungan
Penyumbang terbesar pada pencemaran udara adalah pembakar bahan
bakar. Pembakaran bahan bakar tersebut berasal dari bahan bakar kendaraan
bermotor dan bahan bakar industri. Diantara zat-zat tersebut adalah karbon
monoksida (CO), karbon dioksida (CO3), berelang oksida (SOX), Nitrogen
Oksida (NOX), dan timbal.
a. Karbon monoksida
Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak bewarna,
tidak berbau,tidak berasa, dan tidak merangsang. Oleh karena itu,
keberadaannya diudara sukar diketahui. Keracunan gas CO merupakan
keracunan akut. Jika kadar CO dalam tubuh lebih dari 50 ppm maka akan
menimbulkan pengaruh buruk terhadap susunan saraf pusat.
b. Karbon dioksida (CO2)
Gas CO2 merupakan gas yang tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak
merangsang. Sumber gas CO2 teutama berasar dari proses pembakaran
minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
1. Pembakaran batu bara
2 C(s) + O2(g) → 2CO(g) ∆H = -221,0 KJ
2 CO(g) + O2(g) → 2 CO2(g) ∆H = -566,0 KJ
2. Pembakaran Minyak Bumi
86
45
Ibid., h.33-42
87
46
Ibid, h. 42-43
88
kendaraan dan pengaruh loncatan buanga api listrik dari busi membuat
keduanya saling bereaksi.
N2(g) + O2(g)→ 2NO(g)
Setelah keluar dari knalpot kendaraan, nitrogen monoksida
kemudian bereaksi dengan udara (oksigen) membentuk nitrogen dioksida.
2NO(g) + O2(g)→ 2NO2(g)
Gas-gas yang terdapat dalam asap kendaraan bermotor tersebut
banyak yang dapat menimbulkan kerugian, di antaranya adalah CO 2, CO,
hidrokarbon, oksida nitrogen, dan oksida belerang.
a) Pengubah Katalitik (Catalytic Converter)
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang
berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang pengubah
katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan kkarat yang berisi sautu struktur berbentuk sarang lebah
yang dilapisi katalis.
Pada separuh bagian pertama dari pengubah katalitik, karbon
monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gas nitrogen.
2CO(g) + 2 NO(g)→ 2CO2(g) + N2(g)
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida
(jika masih ada) dioksida membentuk karbon dioksida dan uap air.
Timbel dapat merusak katalis dalam pengubah katalitik. Oleh karena
itu, pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan
menggunakan bensin tanpa timbel.
2) Efek Rumah Kaca ( Greenhouse Effect)
Kaca bersifat transparan terhadap sinar ultraviolet dan sinar
tampak (gelombang pendek), tetapi tidak untuk radiasi inframerah
(gelombang panjang). Sifat ini yang mendasari penggunaan kaca
dalam pembuatan rumah kaca.
90
Air hujan dengan pH yang lebih rendah dari 5,7 disebut hujan asam.
a) Penyebab hujan asam
Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah oksida
belerang (SO2 dan SO3) dan nitrogen dioksida (NO2). Oksida-oksida
tersebut larut dalam air membentuk asam.
SO2(g) + H2O(l)→ H2SO3(aq)
SO3(g) + H2O(l)→ H2SO4(aq)
2NO2(g) + H2O(l) →HNO2(aq) + HNO3(aq)
Hujan asam biasanya turun di kota-kota industri atau daerah
sekitarnya. Akan tetapi, hujan asam mungkin saja terjadidi dearah
yang berada beberapa kilometer dari dearah industri karena polutan
tertiup angin.
b) Masalah yang ditimbulkan hujan asam
Hujan asam menimbulkan bebagai masalah lingkungan ,
terutama terhadap tumbuhan, biota air, dan bangunan.
c) Kerusakan hutan
Hujan asam membawa akibat buruk pada tanaman. Hujan
asam membilas unsur hara penting seperti kalsium dan magnesium.
Hujan asam membuat tanah menjadi bersifat asam dan hal itu tidak
baik bagi tumbuhan. Pada saat yang sama, hujan asam
membebaskan ion aluminium yang merupakan racun bagi
tumbuhan. Banyak hutan telah mengalami kerusakan akibat hujan
asam. Belerang dioksida (SO2) dalam bentuk gas juga dapat
mematikan daun tumbuhan.
d) Kematian biota air
Air di berbagai sungai dan danau telah menjadi aasm karena
hujan asam. Ikan dan tumbuhan air tidak dapat hidup dalam air
yang bersifat asam. Ion aluminium dapat mengganggu mekanisme
insang ikan sehingga ikan akan kekurangan oksigen. Dewasa ini,
92
Lilin dibuat dari parrafin wax, suatu campuran dari hidrokarbon jenuh
dengan masa molekul yang besar. Parrafin wax dihasilkan selama proses
penyulingan minyak bumi.
3. Plastik
Plastik dikenal juga dengan polietena (polietilena) atau polipropena
(polipropilena). Plastik dibuat dengan penggabungan senyawa etena atau
propena membentuk molekul yang besar.
4. Metanol
Metanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri plywood, bahan
bakar kendaraan bermotor, bahan bakar pesawat,dan sebagai bahan bakar
industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
Metanol dapat dibuat langsung dari metana, yaitu dengan mereaksikan
metana dengan asam sulfat yang mengandung 65% sulfur trioksida.
5. Solvent/Pelarut
Berguna sebagai pengencer cat, vernis, warna cetakan industri tekstil
(printing),bahan pembersih, bahan baku pestisida. Bahan pelarut atau tiner cat
umumnya digunakan terpentin yang merupakan campuran dari hidrokarbon
lingkar yang terdiri dari sepuluh atom karbon. Selain itu, tiner merupakan
campuran dari berbagai hidrokarbon hasil destilasi minyak. Pelarut untuk zat
sintesis yang sering digunakan adlah alkohol, keton, dan ester.
6. Kimia pertanian
Sebagai bahan perekat, perata pestisida, dan berguna untuk menutup
luka tanaman atau bidang sadap tanaman karet serta untuk mencegah
pengeringan bidang sadap. Pupuk digunakan untuk meningkatkan kesuburan
tanah dan menambah zat makanan tanaman.47
E. Beberapa Daerah Pertambahan Minyak Di Indonesia
Indonesia kaya akan minyak bumi dan gas alam hal ini menjadikan Indonesia
sebagai negara terbesar kelima di dunia sebagai penghasil minyak bumi sumber
47
Ibid, h.45-46
95
minyak bumi. Yang pertama kali dieksplorasi di Indonesia adalah Langkat Sumatera
Utara yang ditemukan pada tahun 1883.
Wilayah Sumber
Sumatera Bagia Lapangan gas alam Arun di Aceh, Lapangan Minyak
Utara Bumi di Julu Rayeu, Serang Jaya, Pangkalan Susu,
Pulau Panjang, dan Telaga Said DKG.
Sumatera Bagian Lapangan minyak Minas (Terbesar di asia Tenggara),
Tengah lapangan minyak Andan, Bekasap, Duri, dan Kota
Batak.
Sumatera Bagian Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, Jambi, serta
Selatan lapangan minyak Mangun Jaya, Babat Ukui, Subang
Burung, Kluang, dan Pendopo Talang Akar,
Palembang.
Jawa Bagian Barat Lapangan minyak Jatibarang,Randengan, dan Arimbi.
Jawa Timur Lapangan minyak Kruka Surabaya dan Cepu.
Kalimantan Timur Lapangan minyak Tanjung di Barito dan Tarakan di
Tarakan.
Laut Cina Selatan Lapangan minyak Natuna
Papua Lapangan minyak Klamono dan Klamunuk, Salawati,
Mogoi, Wasian, dan Bintuni.
48
Haris Watoni, Op. Cit., h. 49-50
98
JAWABAN: A.
PEMBAHASAN:
Bensin adalah salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan untuk
bahan bakar kendaraan bermotor, mobil, atau mesin lain. Bensin merupakan
perpaduan dua senyawa yaitu n – heptana dan isooktana. Kualitas bensin
beragam, semakin baik kualitasnya semakin rendah ketukannya. Makin jelek
kualitasnya ketukan mesin makin besar.
Bilangan oktan adalah bilangan yang menjukkan persentasi isooktana
terhadap n-heptana. Jika bilangan oktan 80 artinya 80% isooktana dan 20 % n-
heptana. Makin besar bilangan oktan kualitas bensin makin baik begitu
sebaliknya.Untuk menaikkan bilangan oktan digunakan TEL atau tetra etil
99
3. Bensin memiliki kualitas yang berbeda-beda. Yang mana perbedaan kualitas ini
didasarkan akan suatu zat adiktif yang terkandung dalam bensin. Sehingga bilangan
oktan naik dan menunjukkan presentasi dari kualitas bensin. Maka zat adiktif apa
yang digunakan dalam meningkatkan bilangan oktan tetapi tidak berbahaya
penggunaannya....
A. Tel ( Tetra Etil Lead)
B. Mtbe ( Metil Tersier Butil Eter )
C. Let ( Lead Etil Tetra)
D. Bemt ( Butil Eter Metil Tersier )
E. Tbme( Tersier Butil Metil Eter )
JAWABAN: B
PEMBAHASAN:
Bilangan oktan adalah bilangan yang menjukkan persentasi isooktana
terhadap n-heptana. Jika bilangan oktan 80 artinya 80% isooktana dan 20 % n-
heptana. Makin besar bilangan oktan kualitas bensin makin baik begitu
sebaliknya.
Untuk menaikkan bilangan oktan digunakan TEL atau tetra etil Lead, namun
dalam penelitiannya TEL mengandung timbal yang berbahaya sehingga
diganti penggunaannya dengan MTBE atau metil tersier butil eter
4. Diketahui struktur
CH3 – CH2 – CH2 –CH – CH= C – CH3
CH2 CH3
CH2
Nama yang tepat untuk nama senyawa alkena tersebut adalah….
A. 4 – etil – 2 – metil – 2 – heptena
100
CH3−4CH−3CH═2C−1CH3
5
CH2 CH3
6 CH3
8. Salah satu faktor yang menyebabkan senyawa karbon banyak jumlahnya adalah...
A. Karbon melimpah di kulit bumi
B. Karbon memiliki 4 elektron valensi
C. Dapat membentuk rantai atom karbon
D. Titik didih karbon sangat tinggi
E. Karbon sangat reaktif
JAWABAN: C
PEMBAHASAN:
Karbon mempunyai nomor atom 6 dengan 4 elektron valensi, sehingga
mampunyai membentuk ikatan kovalen dan dapat membentuk rantai karbon
yang panjang
a. Karbon melimpah di kulit bumi benar tapi bukan alasan yang tepat
b. Karbon memiliki 4 elektron valensi benar tapi bukan alasan yang tepat
c. Dapat membentuk rantai atom karbon adalah alasan yang paling tepat
d. Titik didih tidak dipengaruhi jumlah rantai
e. Karbon tidak terlalu reaktif
PEMBAHASAN:
Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari atom karbon dan
hidrogen, sedankan senyawa turunan hidrokarbon berasal dari karbon,
hidrogen, dan atom lain seperti O
CH3 – C – CH3
CH3
Adalah...
A. 2,2-Dimetilpropana
B. 2,3-dimetil butana
C. 2,2,3,3- Tetrametilbutana
D. 2,2,4-dimetilpentana
E. 3-metilheptana
Jawaban: A
CH3
CH3 – C – CH3
CH3
a. 2,2-Dimetilpropana
104
CH3 CH3
b. 2,3-dimetil butana
CH3 CH3
CH2 - C - C - CH3
CH3 CH3
c. 2,2,3,3- Tetrametilbutana
CH3
CH2 CH CH CHCH3
CH3 CH3
d. 3-metilheksana
CH3 CH2
105
CH3
e. 3-metilheptana
9. Diantara rumus struktur molekul berikut ini, yang bukan merupakan isomer
dari c7H16 adalah...
H H
a. C
CH3
b. CH3 – CH2– CH2 – CH2 – CH2 – CH2 –CH3
CH3
H H
CH3 CH
CH3
JAWABAN :A
PENJELASAN :
Isomer adalah suatu molekul yang memiliki rumus molekul yangs ama, tetapi sifat-
sifatnya berbeda. Senyaawa-senyawa dengan rumus molekul C7H16 berrati senyawa
tersebut memiliki 7 atom Cdan 16 atom H.
Untuk melihat senyawa mana yang bukan merupakan isomer dan C 7H16, cek
masing-masing option jawaban, yang manakah yang memiliki jumlah atom C dan H
yang tidak sama dengan yang disebut diatas(bukan 7 atom C dan 16 atom H). Maka
kita menemukan jawabanya adalah aption A, karena senyawanya memiliki 7 atom C
dan 14 atom H, sedangkan option lainnya(B,C,D dan E) senyawanya masing-masing
memiliki jumlah atom C dan H yang sama, yaitu 7 dan 16.
10. Bensin Premiun mempunyai bilangan Oktan 80, berarti bensin tersebut
mengandug:
Jawaban: E
PENEJELASAN
Bilangan Oktan adalah besaran yang digunakan untuk menentukan kualitas
suatu bensin.kualitas besin yang baik adalah jika seikit ketukan yang terjadi jika
bensin tersebut mengandung banyak senyawa yang memiliki cabang pada struktur
molekulnya.sebagai patokan digunakan nilai senyawa isooktan yang memiliki
struktur molekul yang lurus (tidak bercabang) maka mudah mengalami ketukan saat
pembakaran. Sebagai patokan digunakan nilai dari n-heptana(normal heptana)
Nilai suatu bensin dinyatakan sebagai campuran antara keduanya, yakni
antarisooktana dan n-heptaandan dinyatakan sebagai bilangan oktan. Bilangan oktan
ditentukan oleh bnyak sedikitnya nilai isooktana. Semakin besar nilai isooktaan an
semakin kecil nilai n-heptana berarti semakakin baik kualitannya. Semakin tinggi
nilai oktan berarti semakin baik kualitas bensin tersebut. Dengan demikian, bensin
premiun yang memiliki bilangan 80, berarti memiliki kualitas yang setara dengan
campuran 80% isooktana dan 20% normal heptana.
Jawaban : D
108
PENJELASAN :
2 butena itu artinya terdapat 1 ikatan rangkap dua pada atom C ke atom C
yang berjumlah 4.
CH3CH= CHCH3
12. Rumus senyawa hidrokarbon berikut, yang merupakan rumus kimia alkana
adalah...
a. C3H4
b. C4H6
c. C5H12
d. C6H8
e. C7H12
Jawaban : C
PENJELASAN:
13. Senyawa alkan memiliki rumus fungsi: Cn H2n+2 maka yang termasuk senyawa
alkana adalah C5H12. Alkana tergolong senyawa hidrokarbon...
a. Alifatik jenuh
b. Alifatik tidak jenuh
c. aromatik
d. alisiklik tidak jenuh
e. parafin siklik tidak jenuh
Jawaban: A
PEMBAHASAN :
109
Jawaban : E
Gas alam dan minyak bumi mengandung banyak senyawa karbon yang berperan
penting dalam berbagai industri.Komponen utama dalam gas alam dan minyak bumi
adalah senyawa hidrokarbon.
(Unggul Sudarmo, Kimia 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta, Erlangga, 2016),
h. 8)
Jawaban : A
Rantai tertutup (siklik), yaitu rantai yang terdapat pertemuan antara ujung-ujung
rantai karbonnya.Terdapat dua macam rantai siklis yaitu rantai siklis dan aromatis.
16. alkana yang terbentuk dari dua atom karbon akan mengikat enam atom hidrogen
sehingga mempunyai rumus molekul C2H6. Jika penggantian atom hidrogen
dengan atom karbon dilakukan terus-menerus, akan didapat struktur seperti pada
tabel 2
112
Tab
el 1.1. Rumus struktur dan rumus molekul beberapa alkana.
Jadi, rumus umum molekul alkana adalah …
A. CnH2n-2.
B. CnH2+2.
C. CnHn+2.
D. CnH2n+2.
E. CnH2n.
Jawaban : D
Pembahasan : Deretan rumus molekul alkana menunjukkan bahwa pada setiap
anggota yang satu ke anggota berikutnya bertambah sebanyak CH 2. Deret senyawa
karbon yang demikian ini disebut dengan deret homolog. Deret homolog pada alkana
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
a) Mempunyai rumus umum, untuk deret homolog alkana adalah CnH2n+2.
b) Antara satu anggota ke anggota berikutnya mempunyai pembeda CH2.
c) Selisih massa rumus antara satu anggota ke anggota berikutnya adalah 14.
d) Semakin panjang rantai atom karbon semakin tinggi titik didihnya.
(Unggul Sudarmo, Kimia 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI. (Jakarta, Erlangga, 2016),
h 11)
17. Benar atau salah
Semakin tinggi bilangan oktan maka bensin makin baik
113
Jawaban : Benar
Pembahasan :
Bensin adalah salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor, mobil atau mesin lain. Bensin merupakan perpaduan dua
senyawa yaitu n – heptana dan isooktana. Kualitas bensim beragam, semakin baik
kualitasnya semakin rendah ketukannya. Makinjelek kualitas ketukan mesin makin
besar.
Bilangan oktan adalah bilangan yang menunjukan persentasi isooktana terhadap n –
heptana. Jika bilangan oktan 80 artinya 80 % isooktana dan 20 % n – heptana. Makin
besar bilangan oktan kualitas bensin makin baik begitu sebaliknya.
( EBTANAS 2002, Buku Sakti Kumpulan Soal PTN)
18. Sebanyak 1,10 gram asam organik ( RCOOH ) tepat dinetralkan oleh 50 ml
larutan 0,25 molar NaOH. Asam organik tersebut ialah… ( Ar H = 1 ; C = 12 ; O
= 16)
Jawaban : asam propanoat
Pembahasan :
RCOOH + NaOH → RCOONa + H2O
Mol RCOOH = Mol NaOH
gr
= M.V
mr
3,7
= 0,5 x 0,1
Mr
3,7
= 0,05
Mr
Mr=74
Mr R + Ar C + 2.Ar O + Ar H = 74
Mr R + 12 + 32 + 1 = 74
Mr R = 29
R adalah alkil dengan rumus :
114
CnH2n+1
N x Ar C + ( 2n +1) Ar H = 29
12n + 2n +1 = 29
14n = 28
n = 2 , sehingga R tersebut C2H5
( UMPTN 1992 RAYON C , Bimbingan Dan Penetapan Kimia Dengan 1700 Soal)
19. Gas Br2 dalam CCL4 warnanya akan hilang bila diteteskan ke dalam cairan X.
Cairan X yang dimaksud adalah…
Jawaban : Sikloheksatriena
Pembahasan :
Warna coklat dari Br2 akan hilang bila diteteskan pada senyawa alkena ( mempunyai
ikatan rangkap C=C)
( EBTANAS 2002, Buku Sakti Kumpulan Soal PTN )
20. Suatu hidrokarbon (CyHz) dibakar sempurna meghasilkan 220mg CO2 dan 41mg
H2O, rumus senyawa hidrokarbonnya adalah? (Ar O= 16, Ar C= 12, dan Ar H= 1)
Pembahasan :
Massa pembakaran CO2= 220mg dan massa pembakaran H2O adalah 45mg
Jawaban:
21.
A. 1,7,8,9,1
B. 3,4,6
C. 5,
D. 2
E. 1,2,3,4,10
Jawaban : C
Pembahasan :
Jawaban nya adalab D. 2
Atom C primer adalah jika mengikat 1 atom C yang lainAtom C skunder adalah jika
mengikat 2 atom C yang lain Atom C tersier adalah jika mengikat 3 atom C yang
lainAtom C kuarterner adalah jika mengikat 4 atom C yang lain.
CH3-CH2-C=CH-CH3
CH3
A. 3 –metil – butena
B. 2-metil -3 butena
C. 3-metil butana
D. 3 metil -2 pentena
E. 3 metil- 2-butena
Pembahasan :
b. Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan
ikatan rangkap
2) C9H16
3) C3H4
4) C6H10
5) C2H6
Berdasarkan data di atas, urutan senyawa akuna dari titik didih terendah ke yang
paling besar adalah….
A. 1), 2) dan 3)
B. 1), 3) dan 4)
C. 2), 4) dan 5)
D. 3), 4) dan 2)
E. 5), 3) dan 1)
Jawaban : D. 3), 4) dan 2)
Pembahasan :
1) C4H8 (Alkena)
2) C9H16 (Alkuna)
3) C3H4 (Alkuna)
4) C6H10 (Alkuna)
5) C2H6 (Alkuna)
( Watoni, Haris, 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan
Mateatika dan Ilmu – Ilmu Alam. Yrama Widya : Bandung)
24. Jenis reaksi yang terjadi pada kedua persamaan reaksi tersebut berturut-turut
adalah…
A. Adisi dan eleminasi
B. Substitusi dan adisi
C. Eleminasi dan adisi
D. Substitusi dan eleminasi
E. Adisi dan substitusi
Jawaban : B
118
Pembahasan :
Reaksi substitusi adalah reaksi pergantian suatu atom oeh atom yang
lain.Raksi adisi adalah reanksi pengubahan iktan rangkap menjadi ikatan
tunggal.
1 2 3 4 5 6
CH3 CH3
Namanya: 2,5–dimetil–3–Heksuna
1 2 3 4
b. CH≡ C – CH–CH3
CH3
119
1 2 3 4 5 6
Namanya: 3–metil–1–Butuna
CH3
CH3
1 2 3 4 5 6
Namanya: 2,2–dimetil–3–Heksuna
CH3
Jadi, C6H14 memiliki 5 isomer
Pembahasan:
(d) 2,4,4-trimetilheksana
Pembahasan :
Senyawa dengan 1atom C asimetris pasti memiliki pasangan
enantiomer. Keempat senyawa memilki struktur sebagai berikut.
29. Adanya senyawa karbon dalam suatu zat dapat diketahui dengan cara membakar
zat tersebut. Jika zat mengandung sneyawa karbon, pembakaran sempurna zat
akan menghasilkan ....
a. Gas oksigen
b. Gas karbon dioksida
c. Gas karbon monoksida
d. Air kapur
e. Endapan kapur
122
Pembahasan :
30. Hidrokarbon jenuh dan semua ikatan yang ada merupakan ikatan kovelen yang
sempurna disebut juga ....
a. Alkana
b. Alkena
c. Alkuna
d. Alkil
e. Aril
Pembahasan :
31. Dari reaksi berikut yang manakah senyawa hidrokarbon yang mengalami
pembakaran sempurna :
a. C2H8 + 3 O2 → 2 CO + 4 H2O
b. C2H4 + 3 O2 → 2 CO2 + 2 H2O
Pembahasan :
Pembahasan :
2- metilpentana
Pembahasan :
CH3-CH2-CH2-CH-CH2-CH
C2H5 C2H5
Pembahasan :
Bensi adalah salah satu fraksi minyak bumi yang digunakan untuk
bahan bakar kendaraan bermotor, mobil atau mesin lain. Bensin merupakan
perpaduan dua senyawa yaitu n-heptana dan isooktana. \
Jawaban : B
35. Asap kendaraan bermotor antara lain mengandung gas CO, CO2, uap air, sisa
hidrokarbon, dan partikel timah hitam. Bahan yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia adalah...
a. CO dan CO2 c. CO2 dan sisa hidrokarbon
b. CO dan uap air d. CO dan partikel timah hitam
PEMBAHASAN
Zat yang berbahaya bagi manusia adalah CO dan CO2 selain
bentuknya yang bersifat gas, gas ini juga bisa masuk kedalam paru-paru
manusia dan berikatan dengan darah manusia sehingga fungsi kerja darah
terganggu yang dapat menyebabkan kelaaian pada sistem organ manusia.
36. Nama yang tepat untuk senyawa dibawah ini adalah ....
125
CH3
CH3 – CH – CH – CH2 – CH – CH
C2H5 C2H5
Jawab : 3,4,6-trimetil-oktana
Pembahasan : cabang terletak pada nomor 3,4,6 dan rantai terpanjang berjumlah 8
atom C
CH3
CH3 – CH – CH – CH2 – CH – CH
C2H5 C2H5
37. Atom karbon sekunder tidak terdapat dalam senyawa alkana ...
a. (CH3)2CHCH2CH3
b. CH3CH2CH3
c. (CH3)2CHCH2CH(CH3)2
d. (CH3)3CHCH3
e. (CH3)3CCH(CH3)2
Jawaban: e
Pembahasan :
Karbon sekunder adalah karbon yang berikatan dengan 2 atom karbon lainnya
dan yang tidak memiliki karbon sekunder adalah (CH3)3CCH(CH3)2
CH3 CH3
CH3 – C – CH2 – CH3
CH3
126
38. Rumus kimia senywa hidrokarbon berikut yang merupakan rumus kimia alkana
adalah ....
a. C3H4
b. C4H6
c. C5H12
d. C6H8
e. C7H12
Jawab : C.
Pembahasan : senyawa alkana mempunyai rumus fungsi :
CnH2n+2
Maka yang termasuk senyawa alkana adalah C5H12 (pentana )
40. Table berikut menunjukkan massa jelaga yang dihasilkan dari pebakaran 1 kg
beberapa jenis bahan bakar bensin.
1 0,07
2 1,18
3 7,21
4 5,87
5 0,98
Bahan bakar yang diperkirarakan memilki bilanan oktan paling rendah adalah
a. 1 c. 3 e. 5
b. 2 d. 4
Jawaban : C
Pembahasan
Bahan bakar yang memiliki bilangan oktan paling rendah menghaslka
jelaga paling banyak karena bensin beroktan rendah juga memiliki kualitas
rendah. Bensin beroktan rendah pembakarannya tidak sempurna sehingga
menghasilkan bnayak jelaga.
41. Data hasil penyulingan tingkat minyak bumi sebagai berikut.
Jawaban : C5-C10
128
Pembahasan :
Fraksi yang digunakan untuk bahan bakar motor adalah fraksi bensin (
gasoline ) yaitu hidrokarbon dengan C5-C10
BAB III
TERMOKIMIA
Materi Prasyarat
1. Ilmu Kimia
Siswa sudah memahami tentang ilmu kimia tepatnya pada materi partikel zat,
struktur, dan sifat-sifat zat serta perubahan kimia yang akan menjadi dasar
dalam mempelajari perubahan energi yang menyertai reaksi kimia.
2. Stoikiometri
Sebelum mempelajari termokimia siswa harus mempelajari dulu
stoikiometri, yaitu pada persamaan reaksi penentuan mol dan sejenisnya,
karna di termokimia siswa dituntut bisa untuk menyelesaikan persamaan dan
perhitungan kimia.
3. Hidrokarbon
Siswa perlu memahami materi hidrokarbon khususnya dimateri alkana,
alkena dan alkuna.
4. Minyak bumi
129
MULTIPLE RESPRESENTASI
A. Reaksi Antara Logam Aluminium Dan Bromin (Albr3)
1. Simbolik
Aluminium Bromida (AlBr3)
Al+3(s) + Br-(l) AlBr3 (s)
2. Makroskopis
Aluminium (Al) adalah logam aktif seperti yang ditunjukkan pada
harga potensial reduksinya dan tidak ditemukan dalam bentuk unsur di
alam. Sedangkan bromin (Br) merupakan unsur halogen yang mempunyai
warna coklat kemerahan yang berwujud cair pada suhu kamar.
3. Mikroskopis
B. NaOH
1. Simbolik: NaOH
2. Makroskopis: zat padat putih, massa molar 39,9971 g/mol, densitas 2,1
g/cm³, titik lebur 318°C (591 K), titik didih 1390°C (1663 K)
3. Mikroskopis:
130
C. Karbon monoksida
1. Simbolik: CO2
2. Makroskopis: Berbentuk gas pada suhu ruang, besar entalpi standar
pembentukaannya adalah ∆Ho = -393,5 kJ/mol
3. Mikroskopis:
D. HCl
1. Simbolik: HCl
2. Makroskopis: Cairan tak berwarna sampai kuning pucat. Titik lebur
-27,32 0C, dan titik didih 110 0C
3. Mikroskopis:
E. Karbondioksida
1. Simbolik : CO2
2. Makroskopis : Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang
adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang
terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada
keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-
131
F. Alkohol
1. Simbolik :
MISKONSEPSI
1. Dalam buku Sentot Budi Rahardjo, 2017 menjelaskan secara sistematis dan
terperinci mengenai materi “Termokimia”, baik dalam segi urutan materi
maupun pemahaman materi . Hanya saja pada buku ini tidak tercantum jenis
persamaan reaksi “entalpi peleburan standar dan entalpi penguapan
standar”, Sedangkan buku Haris Watoni, 2014 ini tidak membahas materi
mengenai “Terokimia” secara sistematis, namun dapat melengkapi buku
Sentot Budi Rahardjo, 2017 menjadi lebih sempurna.
2. Pada buku Sentot Budi Rahardjo terbitan platinum tidak menjelaskan
pengertian dari energy, sedangkan pada buku Unggul Sudarmo penerbit
erlangga menjelaskan tentang pengertian energi sehinga siswa sulit
memahami materi lanjut karena tidak mengerti maksud dari energi.
3. Pada buku Sentot Budi Rahardjo terbitan platinum materi sistem dan
lingkungan dijelaskan secara umum, sedangkan pada buku Unggul Sudarmo
terbitan erlangga materi sistem dan lingkungan dijelaskan dengan pembagian-
133
MATERI TERMOKIMIA
49
Sentot Budi Raharjo, Kimia Berbasis Eksperimen, (Solo, PT.Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2014), hal.1-2
135
∆U =q+w
∆U = Perubahan energi dalam sistem
q = Panas yang masuk / keluar dari sistem
w = Usaha yang dilakukan terhadap sistem50
Energi bukan suatu materi, tetapi sesuatu yang dapat dimiliki oleh materi yang
memungkinkan suatu objek berpindah, berubah, atau menyebabkan objek lain untuk
berpindah. Setiap perubahan kimia dan perubahan fisika disertai dengan perubahan
energi. Sebagai contoh, pembakaran bahan bakar menghasilkan perubahan energi
bahan bakar mobil dan energi listrik. Tubuh kita menggunakan energi yang
dilepaskan dalam metabolisme untuk menggerakkan proses-proses biokimia dalam
tubuh.
Ada dua jenis energi yang dimiliki oleh suatu objek, yaitu energi kinetik dan
energi potensial.
Energi kinetik (EK) adalah energi yang dimiliki oleh suatu objek yang
bergerak. Energi ini bergantung pada massa dan kecepatan. Hubungan antara energi
kinetik dengN massa (m) dan kecepatan (v) dinyatakan dengan persamaan:
EK= 1/2mv2
Energi potensial ( EP ) adalah energi yang dimiliki oleh suatu objek yang
dapat diubah menjadi energi kinetik, disebut juga sebagai energi yang tersimpan.
Sebagai contoh, jika kita menyembunyikan alarm jam, energi potensial diubah
menjadi energ kinetik untuk menggerakkan kerja mekanik jam.
Menurut hukum konservasi energi, energi tak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi hanya berubah bentuj. Sebagai contohnya, energi potensial
dapat berubah menjadi energi kinetik ketika suatu benda mengalami perpindahan.
Bahan kimia juga memiliki energi potensial yang disebut sebagai energi kimia.
Ketika suatu reaksi kimia terjadi, energi kimia yang dimiliki oleh suatu zat yang
terlibat dalam reaksi akan dilepaskan atau reaksi tersebut mungkin disertai dengan
penyerapan energi.
50
Sentot Budi Rahardjo, 2017 Op. Cit., hal. 65.
136
Dalam sistem SI, satuan energi diturunkan dari satuan joule (dilambangkan
dengan Jumlah). Satuan ini berkaitan dengan besarnya energi kinetik ayang dimiliki
oleh 2 kilogram benda yang bergerak dengan kecepatan 1 meter per detik. Dengan
menggunakan persamaan energi kinetik, EK= ½ mv2, maka:
1m
1 J= ½ (2 kg)( ¿2
1s
Jadi, 1 Jadi = 1 kg m2 s-2
Satuan energi yang lain adalah kalori ( disingkat kal ) yang didefinisikan
sebagai energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1 oC. Dalam
sistem SI, 1 kal = 4, 184 Jadi. Karena 1 kkal = 1.000 kal, maka 1 kkal = 4,184 kJ.51
1. Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah bagian dari alam semesta yang ingin dipelajari,
sedangkan yang diluar sistem disebut lingkungan. Suatu sistem dapat berskala
besar atau kecil, misalnya bumi yang kita tempati ini atau suatu atom. Contoh
lain, tabung reaksi yang didalamnya terdapat 5 mL larutan NaOH 0,1 M.
Larutan NaOH sebagai sistem, sedangkan tabung reaksi dan udara diluarnya
sebagai lingkungan.
Setiap sistem kimia mempunyai sejumlah energi yang besarnya
bergantung pada keadaan sistem, yaitu keadaan fisik masing – masing zat
( gas, padat, cair ), jumlah zat, temperatur, dan tekanan. Energi itu disebut
sebagai Energi Dalam.52
Perlu diingat bahwa panas adalah energi yang dipindahkan dari satu
objek ke objek lain dengan suhu yang berbeda. Sebagai contoh, panas akan
mengalir dari secangkir kopi ke lingkungan mencapai suhu yang sama
(kesetimbangan termal). Dalam proses ini, suhu kopi berkurang dan Suhu
lingkungan bertambah.
51
Haris Watoni, Op. Cit., hal. 65-66
52
Sentot Budi Rahardjo, 2017, Op. Cit., hal. 67
137
Energi yang ditransfer dalam bentuk panas berasal dari energi dalam
( internal ) objek. Energi dalam (E) adalah jumlah energi dari semua partikel
yang ada dalam sampel materi. Dalam mempelajari perubahan fisika maupun
perubahan kimia, yang menjadi perhatian adalah perubahan energi dalam (∆E)
yang menyertai suatu proses yang didefinisikan sebagai:
∆E = E akhir - E awal
Setiap zat memiliki kalor jenis tersendiri. Air memiliki kalor jenis
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan zat-zat yang lain. Oleh karena itu,
untuk pemanasan maupun pendinginan air diperlukan waktu yang lebih lama
dari pada zat yang lain. Itulah sebab nya, air dapat digunakan sebagai
pendingin.
Kapasitas panas juga dapat dinyatakan sebagai kapasitas panas molar,
yaitu jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah suhu 1 mol zat sebesar
1°C.
q
Kapasitas panas molar=
mol x ∆ T
Kapasitas panas molar sama dengan kalor jenis kali massa molar (Mm)
dan memiliki satuan J mol-1°C-1 atau J mol-1K-1.
Panas adalah energi yang diberikan dari satu objek ke objek yang lain.
Panas yang hilang dari satu objek (q1) ditangkap oleh objek yang lain (q2).
Untuk menunjukkan arah aliran panas, maka panas yang hilang diberi tanda
negatif dan panas yang ditangkap diberi tanda positif. Dengan demikian,
-q1 = q2
55
Haris Watoni, Op.Cit., hal. 67-70
141
q = m.c.∆T
56
Sentot Budi Rahardjo,2017, Op. Cit., hal. 67-69
142
4. Perubahan Entalpi
a. Hukum Pertama Termodinamika Energi Dalam
Hukum I termodinamika pada dasarnya merupakan hukum
kekekalan energi, yang menyatakan energi dapat diubah dari bentuk satu
ke bentuk yang lain, tetapi energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
Penjelasan dan pembuktian konsep ini tidak dapat dilakukan dengan
mengukur seluruh energy alam semesta, sebab untuk menentukan nilai
total energi dari secankir kopi saja tidak bisa. Oleh karena itu, yang dapat
dilakukan adalah mengukur energi berdasarkan keadaan awal dan keadaan
akhir selama proses berlangsung dalam sistem tersebut.
Jika dalam suatu sistem terjadi perubahan dan dalam perubahan
tersebut terjadi penyerapan kalor, sebagian energi kalor yan diserap
digunakan untuk melakukan kerja (w). Misalnya, pada pemuaian gas,
kerja tersebut diunakan untuk melawan teanan udara disekitarnya.
Sebagian lain dari eneri tersebut disimpan dalam sistem, yang digunakan
untuk gerakan-gerakan atom-atom atau molekul-molekul, serta mengatur
interaksi antar molekul tersebut. Bagian energi yang disimpan ini disebut
dengan energi dalam (E).
Energi dalam sistem tidak dapat diukur, tetapi dapat diketahui
besar perubahannya dari proses yang terjadi. Lalu, apa yan dimaksud
dengan energi dalam? Energi dalam sistem merupakan fungsi keadaan,
atrinya besar perubahan energi dalam merupakan funsi keadaan, artinya
besar perubahan energi dalam sistem (∆E) hanya tergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir, yang dihitung dari energi dalam adalah sesudah
dan sebelum proses berlangsung.
∆E = E2 – E1
143
∆E = q + w
b. Diagram Entalpi
Jika entalpi sistem sebelum reaksi ialah H A dan setelah reaksi HB
maka perubahan entalpinya :
∆H = HB - HA
57
Unggul Sudarmo, Op.Cit., hal.62
144
(A) (B)
B. Pengukuran Panas Reaksi Pada Volume Atau Tekanan Tetap
Panas yang diserap atau dilepaskan dalam suatu reaksi kimia disebut panas
reaksi. Panas reaksi ditentukan melalui pengukuran perubahan suhu lingkungan
menggunakan calorimeter, yaitu suatu wadah (dengan kapasitas panas tertentu)
tempat terjadinya reaksi kimia. Perubahan suhu lingkungan merupakan akibat
terjadinya reaksi kimia. Metode penentuan panas reaksi ini disebut calorimeter.
Biasanya calorimeter dibuat untuk mengukur panas reaksi pada volume tetap (q), atau
tekanan tetap (qp) dalam ruang yang tertutup rapat. Perubahan panas ditentukan
melalui pengukuran perubahan suhu air diluar wadah tempat berlangsungnya proses
di dalam calorimeter.
Mengapa qv dan qp untuk reaksi yang melibatkan perubahan volume memiliki
nilai yang berbeda? Jika system (dalam hal ini adalah campuran gas) berkembang
melawan tekanan atmosfir, sistem melakukan kerja. Kerja system dalam ekspansi
melawan tekanan atmosfir sama dengan jumlah panas yang terlepas pada tekanan
tetap.
58
Sentot Budi Rahardjo, 2017, Op. Cit., hal. 71
145
w = -P ∆V
∆E= q + w
59
Haris Watoni, Op. Cit., hal. 71-72
146
∆E = qp + w
H=E + PV
Pada P tetap,
∆H=∆E + p∆V+(qp+w) + P∆V
Karena P∆V= -w, maka, ∆H = ∆E + P∆V = (qp + w) – w
∆H = qp
Jadi, entalpi (H) adalah panas reaksi pada tekanan tetap. Untuk gas ideal : PV
= nRT. Pada suhu dan tekanan tetap, P∆V = (∆n)RT.
Oleh karena itu,
atau
∆H = ∆E+ (∆n) RT ∆E = ∆H - (∆n) RT
∆H= Hproduk-Hpereaksi
mudah diukur. Panas yang diserap oleh Styrofoam realatif kecil dan dapat
diabaikan.60
Kapasitas panas kalorimeter adalah kapasitas untuk menyerap atau
melepas energi pada tiap derajat perubahan temperatur. Sering juga
dieksperesikan sebagai ekuivalen air.
Untuk mendemonstrasikan transfer energi kalor, dapat dilakukan
dengan kalorimeter sederhana seperti yang diilustrasikan pada gambar
kalorimetri. Energi yang mengalir antara sampel dan air dalam kalorimeter
menghasilkan perubahan temperatur air dan sebanding
dengan transfer energi. Selian itu, juga terjadi perubahan
energi pada dinding kalorimeter, termometer, dan pengaduk
sehingga semuanya itu perlu diperhitungkan. Oleh karena
itu,61
qsampel = qair + qkalorimeter
C. Persamaan Termokimia
Persamaan reaksi yang menyatakan jumlah mol daan
keadaan fisik masing – masing zat ( pereaksi maupun hasil reaksi )
serta perubahan entalpi (∆H) untuk reaksi yang bersangkutan
disebut Persamaan termokimia. Jika zat-zat yang terlibat dalam
reaksi pada keadaan standar (tekanan 1 atm dan temperatur 25 0C ) maka perubahan
entalpinya ditandai sebagai ∆H.
Sebagai contoh reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk amonia
menurut reaksi berikut.
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) ∆H0 = -92,0 Kj
Persamaan reaksi tersebut menunjukkan bahwa reaksi antara 1 mol gas N 2
dengan 3 mol gas H2 membentuk 2 mol gas NH3 pada 25 0C dan tekanan 1 atm
60
Ibid, hal. 73-79
61
Sentot Budi Rahardjo, 2017, Op. Cit., hal.69
151
membebaskan kalor sebesar 92,0 kJ. Jika zat – zat yang direaksikan dilipatkan dua ( 2
mol gas N2 dengan 6 mol gas H2 membentuk 4 mol gas NH3 ) maka kalor yang
dibebaskan juga dua kalinya ( 184,0 kJ ). Demikian pula jika hanya direaksikan 0,5
mol gas N2 dengan 1,5 mol gas H2 membentuk gas NH3, kalor yang dibebaskan hanya
setengahnya ( 46,0 kJ ). Persamaan termokimianya dituliskan :
2N2(g) + 6H2(g) → 4NH3(g) ∆H0 = -184,0 kJ
1/2N2(g) + 11/2H2(g) → NH3(g) ∆H0 = -46,0 kJ62
1. Perubahan Entalpi Standar ( H0 )
Panas reaksi standar ( H0 ) adalah nilai H untuk reaksi yang
terjadi pada kondisi standar dan melibatkan jumlah mol yang sama dengan
koefisien dalam persamaan reaksi. Untuk menunjukkan bahwa H pada
kondisi standar, tanda derajat ditambahkan pada H menjadi H0 ( Delta H
nol ). Sebagai contoh, reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen
membentuk gas ammonia terjadi menurut persamaan reaksi berikut ini.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Jika 1,000 mol N2 dan 3,000 mol H2 bereaksi membentuk 2,000 mol
NH3 pada 250C dan 1 atm, reaksi disertai dengan pelepasan panas sebesar
92,38 kJ. Persamaan termokimia untuk reaksi diatas dinyatakan sebagai
berikut.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H0 = -92,38 kJ
Persamaan termokimia di atas menunjukan bahwa pada pembentukkan
dua mol NH3 dibebaskan panas sebesar 92,38 kJ. Dengan demikian, pada
pembentukan empat mol NH3 dibebaskan panas sebesarnya 2 (92,38) = 184,76
kJ. Persamaan termokimia yang menggambarkan perubahan jumlah pereaksi
dan produk reaksi dianyatakan sebagai berikut :
N2 (g) + 3H2(g) 2NH3(g) H0 = -92,38 kJ
2N2(g) + 6H2(g) 4NH3(g) H0 = -184,76 kJ
62
Ibid., hal. 73
152
1 3
N2(g) + H2 NH3(g) H0 = -92,38 kJ
2 2
Persamaan termokima untuk beberapa reaksi yang saling berhubungan
dapat digabungan, karena entalpi merupakan fungsi keadaan. Fakta ini
memungkinkan untuk menghitung untuk menghitungkan panas reaksi untuk
reaksi-reaksi yang tidak dapat dila2kukan di laboratorium. Apabila reaksi
berlangsung ke arah sebaliknya H0 reaksi bernilai kebalikannya. Sebagai
contohnya, untuk reaksi :
C(g) + O2(g) CO2(g) H0 = -393,5 kJ
Maka persamaan termokimia untuk reaksi dengan arah sebaliknya adalah :
CO2(g) C(g) + O2(g) H0 = +393,5 kJ
Jadi, reaksi pembakaran karbon berlangsung secara ekosotermis dan
reaksi dengan arah sebaliknya berlangsung secar endotermis. Perubahan
entalpi bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, bukan pada tahapan
jalannya reaksi.
2. Diagram Entalpi Dan Hukum Hess
Hubungan energi antara beberapa jalan alternatif untuk reaksi
keseluruhan dapat digambarkan dengan diagram entalpi. Reaksi pembentukan
gas CO2 yang dapat berlangsung melalui dua rute reaksi dapat digambarkan
dengan diagram entalpi.
Setiap garis mendatar berkaitan dengan besarnya entalpi total tertentu.
Garis yang lebih tinggi berkaitan dengan jumlah entalpi yang lebih besar,
sehingga dari garis yang lebih rendah ke garis yang lebih tinggi menunjukkan
kenaikan entalpi dan H0 bernilai positif (perubahan endotermis). Demikian
pula halnya untuk proses dalam arah yang sebaliknya, H0 bernilai negatif
(perubahan eksoterm). Ukuran besarnya H0 dinyatakan oleh jarak vertikal
antara dua garis.
153
Rute 2 NaOH(s)
NaCl(aq) H1 = H2 + H3
H1
H2 NaOH(aq) H3
63
Haris Watoni, Op. Cit., hal. 81-83
154
64
Ibid., hal. 85
65
Tim Masmedia Buana Pustaka. 2016. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013.
Kelompok Peminatan Dan Ilmu-Ilmu Alam. PT. Masmedia Buana Pusaka. hal. 78
155
66
Haris Watoni, Op. Cit., hal. 68-91
156
67
Sentot Budi Rahardjo, 2017, Op. Cit., hal.73-75
68
Haris Watoni, Op. Cit., hal.93
157
69
Ibid., hal. 94
70
Sentot Budi Rahatdjo,2017, Op. Cit., hal. 76
158
q = m x c x ∆t
Keterangan:
q = kalor yang diserap atau dilepaskan (J)
m = massa larutan (gram)
∆t = perubahan temperatur (K)
c = kalor jenis larutan (J/gram K)
Kalor jenis dan rapatan larutan danggap sama dengan kalor jenis dan
rapatan air karena dalam larutan komponen paling banyak adalah pelarut,
yaitu air.
a. Langkah-langkah perhitungan menentukan ∆H penetral.
1) Volume larutan = (50 + 50) mL
= 100 mL
Massa larutan (m) = volume larutan x rapatan larutan
= 100 mL x 1 gram/ mL
= 100 gram
2) Pada reaksi tersebut terjadi kenaikan temperatur.
(∆t = t2 – t1) atau ∆t = (35,5 + 273) – (29 + 273)
159
= 35,5oC - 29 oC = 6,5 K
= 6,5 oC
3) Kalor yang dihasilkan dari percobaan (Q)
Q = m x c x ∆t
= 100 gram x 4,2 J/gram K x 6,5 K
= 2.730 J
= 2,73 kJ
4) Reaksi penetralan adalah
HCl (aq )+ NaOH (aq) → NaCl (aq) + H 2O(l)
5) Larutan NaOH 1 M adalah larutan yang mengandung 1 mol NaOH
dalam 1.000 mL larutan.
1 mol NaOH
50 mL NaOH 1 M =50 mL x =0,05mol HCl
1.000 mL
Larutan HCl 1 M adalah larutan yang mengandung 1 mol HCl
dalam 1.000 mLlarutan.
1 mol HCl
50 mL NaOH 1 M =50 mL x =0,05 mol HCl
1.000 mL
Tine Maria Kuswati, dkk. 2013. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/ MA Kelas XI,
71
Reaksi Eksoterm : H0f produk < H0f pereaksi Sehingga H0reaksi < 0.
Reaksi Endoterm : H0f produk > H0f pereaksi Sehingga H0reaksi > 0.
72
Haris Watoni, Op. Cit., hal. 94-95
73
Ibid, hal. 96
162
Enegi ikatan untuk molekul dwiatom ( dua atom ) ialah perubahan entalpi
pada pemutusan satu mol ikatan dalam molekul - molekul berwujud gas menjadi
atom-atom gas. Energi ikatan ini juga disebut energi disosiasi ikatan yang
disimbolkan sebagai ∆HD
Contoh:
H2(g) 2 H(g) ∆HD= 435 kJ mol-1
O2(g) 2 O(g) ∆HD= 498 kJ mol-1
Untuk molekul poliatom (jumlah atom lebih dari dua), digunakan pengertian
energi ikatan rata-rata, yaitu energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan satu
mol ikatan tersebut.
CH3 H(g) + Cl Cl(g) → CH(g) Cl(g) + H Cl(g)
Pemutusan ikatan Pembentukan ikatan
C H Putus +414kJ C Cl terbetuk -339kJ
74
Sentot Budi Rahardjo. 2017, Op. Cit., hal. 80
165
menjadi atom atom gas. Energy ikatan rata rata merupakan beszaran yang
cukup berarti untuk meramalkan besarnya energy dari suatu yang sukar
ditentukan melalui pengukuran langsung dengankalorimeter, meskipun
terdapat penyimpangan penyimpangan.
Energi ikatan dapat digunakan sebagai petunjuk kekuatan ikatan dan
kestabilan suatu molekul . molekul dengan energy ikatan besar berarti ikatan
dalam molekul tersebut kuat, yang berarti stabil, molekul dengan energi ikatan
berarti mudah terurai.
Selain dapat digunakan sebagai informasi kestabilan suatu molekul,
nilai energi ikatan rata rata atauenergi disosiasi ikatan dapar digunakan untuk
memperkirakan nnilai perubahan entalpi suatu reaksi. Perubahan entalpi
merupakan selisih dari energy yang digunakan untuk memutuskan ikatan
dengan energy dengan yang terjadi dari penggabungan ikatan.
ΔH = Ʃenergi ikatan zat pereaksi – Ʃenergi ikatan zat hasil reaksi.76
Harga energi ikatan rata-rata yang lain di tunjukkan dalam Tabel 2.2
Tabel 2.2 Harga Energi Ikatan Rata – Rata
Ikata Energi Ikatan Energi Ikata Energi Ikata Energi
n (kJ/mo (kJ/mol n (kJ/mol) n (kJ/mo
l) ) l)
C-H 413 C-S 255 H-H 435 S-Br 218
C-C 347 C=S 477 H-F 567 S-S 268
C=C 598 N-H 391 H-Cl 431 S=S 352
C𝞝C 820 N-N 159 H-Br 366 S=O 665
C-N 293 N=N 418 H-I 298 F-F 158
C=N 615 N𝞝N 946 O-H 463 Cl-F 253
C𝞝N 891 N-O 222 O-O 142 Cl-Cl 242
C-O 351 N-F 272 O=O 498 Br-F 237
C=O 803 N-Cl 200 O-F 190 Br-Cl 218
C𝞝O 1.076 N-Br 243 O-Cl 203 Br-Br 193
C-F 452 Si-H 323 O-I 234 I-Cl 206
C-Cl 351 Si-Si 226 S-H 339 I-Br 175
C-Br 293 Si-C 301 S-F 326 I-I 151
76
Unggul sudarmo, Op.Cit., hal. 81-82
167
F. Kalor Pembakaran
Reaksi pembakaran penting karena pada pembakaran dihasilkan energi yang
banyak diperlukan oleh kehidupan manusia. Contohnya, glukosa ( C 6H12O6 ) mudah
terbakar oleh oksigen membentuk karbon dioksida ( CO 2 ) dan air ( H2O ) sesuai
reaksi berikut.
C6H12O6(s) + 6O2 CO2(g) + 6H2O(l) ∆H = -2.803 kJmol-1
Seperti halnya makanan, bahan bakar minyak juga jarang didapatkan sebagai
zat murni. Oleh karena itu, tidak digunakan istilah mol minyak. Panas pembakaran
beberapa bahan makanan ditunjukkan dalam Tabel 2.3, sedangkan panas pembakaran
beberapa bahan bakar ditunjukkan dalam Tabel 2.4.
Tabel 2.3. Panas Pembakaran Beberapa Bahan Makanan ( Diukur setelah
dikeringkan ) dan Kadar Airnya
Makanan Panas pembakaran Kandungan Air
(Kj g-1) (% Berat)
Roti tawar putih 10,8 38
Kentang 2,9 77
Bawang bomboy 1,0 92
Kubis 1,0 92
Tomat O,6 95
Apel 1,9 85
Jeruk (orange) 1,9 88
Stroberi 1,0 88
Susu segar 2,8 88
Telur 6,8 74
Daging segar 6,3 70
168
bahan bakar fosil, dikembangkan juga bahan bakar jenis lain, misalnya alkohol dan
hidrogen.
Nilai kalor dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/ gram,
yang menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram
bahan bakar tersebut. Misalnya nilai kalor bakar bensin 48 kJ g -1, artinya setiap
pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ. Nilai kalor
bakar dapat digunakan untuk memperkirakan harga energi suatu bahan bakar. Salah
satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam penggunaan bahan bakar adalah tingkat
kesempurnaan pembakarannya. Pembakaran tidak sempurna dipandang dari sudut
energi yang dihasilkan, akan merugikan sebab akan dihasilkan energi yang lebih
sedikit. 77
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah
pembakaran, yaitu reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api. Bahan bakar utama adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam, minyak
bumi, dan batu bara. Bahan bakar fosil berasal dari pelapukan sisa organisme, baik
tumbuhan ataupun hewan.
Bahan bakar fosil terutama terdiri atas senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa
yang hanya terdiri atas karbon dan hidrogen. Gas alam dari hidrokarbon (bahan
bakar) tidak terbakar atau menghasilkan partikel karbon (yang merupakan komponen
asap). Pembakaran tak sempurna menghasilkan lebih sedikit kalor. Jadi, pembakaran
tak sempurna mengurangi efesiensi bahan bakar. Kerugian lain dari emakaran tak
sempurna adalah dihasilkan gas karbon monoksida (CO) yang bersifat racun dan
mencemari udara.
Minyak bumi adalah cairan yang mengandung ratusan jenis senyawa,
terutama alkan, dari metana hingga yang memiliki atom karbon mencapai lima
77
Unggul Sudarmo, 2016, Op.Cit., hal. 83
170
puluhan. Dari minyak bumi dipeloleh bahan bakar LPG, bensin, minyak tanah, solar,
dan lain-lain.
Tabel 2.5. Komposisi dan nilai kalor dari berbagai jenis bahan bakar: 78
Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Nilai Kalor
C N O
(kJ g-1)
Gas alam 70 23 0 48
Batu bara (antrasit) 82 1 2 31
Batu bara 77 5 7 32
(bituminous)
Minyak mentah 85 12 0 45
Bensin 85 15 0 48
Arang 100 0 0 34
Kayu 50 6 44 18
Hidrogen 0 100 0 142
SOAL
Pembahasan:
Banyaknya panas yang digunakan untuk menaikkan suhu 3.000 gram air :
qair=m.c. ∆T=3.000 g x(4,184 J/g oC) x 1,941 oC= 2,436 x 104J= 24,36 kJ
78
Aas Saidah dan Michael Purba, 2013, Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa
untuk SMK/MAK Kelas X1, Jakarta: Erlangga, hal. 79-81
171
2. Jika cincin emas (MmAu=197 g/mol) dengan massa 5,50 g berubah suhunya dari
25,00 oC, berapakah panas yang diserap? Berapakah kapasitas panas molar emas?
Jawaban:Panas yang diserap sebesar 2,13 J dan kapasitas panas molar emas
sebanyak 25,413 J mol-1 oC-1
Pembahasan:
q= m.c. ∆T
=(5,50 g)(0,129 J g-1 oC-1)(28,00 oC- 25,00 oC) =2,13 J
Kapasitas panas molar =c x Mm = (0,129 J g-1 oC-1) x 197 g/mol =25,413 J mol-
1o
C-1
Jadi, panas yang diserap sebesar 2,13 J dan kapasitas panas molar emas
sebanyak 25,413 J mol-1 oC-1
(Haris Watoni, A. 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI (Peminatan).
Bandung: Yrama Widya)
3. Sebuah motor listrik menghasilkan 15 kJ energy setiap detik sebagai energy
mekanik dan kehilangan 2 kJ sebagai panas. Berapakah perubahan energy
dalamnya?
172
Jawaban: -17 kJ
Pembahasan:
∆E=q+w
=(-2 kJ) + (-15 kJ)= -17 kJ
(Haris Watoni, A. 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI (Peminatan).
Bandung: Yrama Widya)
4. Pembakaran 32 gram metana (Mr=16) dalam kalorimeter menyebabkan suhu
kalorimeter naik dari 25,50C Menjadi 90,50C .jika kalorimeter berisi empat air
dan kalor jenis air = 4,2 J/g 0C serta kapasitas kalor kalorimeter nol ,tentukan
harga entalpi pembakaran gas metana tersebut !
A. - 546
B. 546
C. – 547
D. + 547
E. 548
Jawaban : B
Pembahasan
m = p .V
q=m . c . ∆T
32
Mol CH4 = = 2 mol
16
∆H = - q
173
1
∆H = 1. 092 x =
2
= - 546 Kj
Jawaban : A. 1.559,7 kj
Pembahasan
1
Reaksi setara : C2H6(g) + 3 O2 (g) -- 2CO2 (g) + 3H20(l)
2
∆Hreaksi = ∑ . ∆ Hf o produk - ∑ . ∆ Hf o
reaktan
1
= (2 . ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O ) - ( ∆Hf0 C2H6 + 3 . ∆Hf0 O2)
2
= [2. (- 393,5) + 3 . (-285,8)] – (-84,7 + 0)
174
= -1.559,7 k
Pembahasan
C2H4 + H2 - C2H6
H H H H
H- H
= 2.703 – 2.838
175
7. Bila 2,3 gram dimetileter (Mr=46) dibakar pada tekanan tetap, kalor yang
dilepaskan adalah 82,5kJ. Berdasarkan data ini kalor pembakaran dimetileter
adalah…
Pembahasan:
Jumlah mol dimetileter
= n dimetileter = gram/mr
= n dimetileter = 2,3/46
= n dimetileter = 0,05 mol
Karena untuk 1 mol dmetileter dilepaskan 82,5kJ (Q=82,5kJ) maka untuk
0,05 mol dimetileter dilepaskan:
H = -82,5/0,05
H = -1650 kJ/mol
Kalor pembakaran dmetileter :
H=- H
H = 1650 kJ/mol
(sumber: Budiman Anwar, 2013, BimbinganPemantapan KIMIA untuk
SMA/MA, SIPENMARU 1985)
8. Sebanyak 75ml air dipanaskan dengan LPG. Jika tidak ada kalor yang terbuang,
berapa kalor yang dilepaskan oleh LPG jika suhu air naik dari 25 oC menjadi
90oC? kalor jenis air c = 4,28Jg-1 oC1-, massa jenis air 1gml-1 …
Pembahasan:
ᵨ air = 1gml-1 atau mair = ᵨ air x volume air
mair = 1gml-1 x 75ml =75g
kalor yang diserap air:
Qair = 75g x 4,18 Jg-1 oC1- x (90-25)oC
176
= 20,377 kJ
Kalor yang diserap air sama dengan kalor yang dilepaskan oleh pembakaran
gas LPG (sumber: Budiman Anwar, 2013, BimbinganPemantapan KIMIA
untuk SMA/MA, SIPENMARU 1985)
10. Diketahui perubahan entalpi untuk reaksi pembentukan CH4, CO2, dan H2O
adalah sebagai berikut :
B. +40 Kj
C. -891 Kj
D. -675 Kj
E. + 40 Kj
Pembahasan :
Reaksi yang ditanya memiliki peraksi CH4(g) + 2O2(g) dan hasil CO2(g) +
2H2O(g) . Susun sedemikian rupa tiga persamaan yang lain agar dihasilkan
persamaan reaksi yang ditanya. berikut tahapannya :
Persamaan 1 dibalik karena kita menginginkan CH4 di sebelah kiri.
CH4(g) → C(s) + 2H2(g) ; ∆H = +75 kJ ---> berubah jadi +
Persamaan 2 tetap karena kita menginginkan CO2 di kanan.
Persamaan dikali 2 agar dihasilkan 2H2O.
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g); ∆H = 2(-286) = -572 kJ
Selanjutnya susun dan jumlahkan reaksi seperti berikut :
CH4(g) → C(s) + 2H2(g) ; ∆H = +75 kJ
C(s) + O2(g) → CO2(g); ∆H = -394 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g); ∆H = -572 kJ
—————————————————— +
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = 75 - 394 - 572 = -891 Kj
11. Sebanyak 75 mL air dipanaskan dengan LPG dan tidak ada kalor yang terbuang.
Tentukan kalor yang dilepaskan oleh LPG jika suhu air naik dari 25°C menjadi
90°C dan Kalor jenis air, c = 4,18 J g –1°C–1, massa jenis air 1 g mL–1 .
a. 30 Kj
b. 23,700 Kj
c. 40 Kj
d. 20,377 Kj
e. 15,675 Kj
Pembahasan :
178
Ubah satuan volume air (mL) ke dalam berat (g) menggunakan massa jenis
air.
Hitung kalor yang diserap oleh air
Hitung kalor yang dilepaskan dari hasil pembakaran gas LPG
ρ air = 1g mL–1 atau mair = ρ air × volume air mair = 1 g mL–1 × 75 mL=
75 g Kalor yang diserap air:
Qair = 75 g × 4,18 J g –1°C–1 × (90–25)°C = 20,377 kJ
Kalor yang diserap air sama dengan kalor yang dilepaskan oleh pembakaran
gas LPG. Qair = QLPG atau QLPG = 20,377 kJ Jadi, kalor yang dilepaskan
oleh hasil pembakaran gas LPG sebesar 20,377 kJ.
12. Dalam kalorimeter yang telah dikalibrasi dan terbuka direaksikan 50g alkohol dan
3g logam natrium. Jika suhu awal campuran 30°C dan setelah reaksi suhunya
75°C, tentukan ΔHreaksi. Diketahui kalor jenis larutan 3,65 J g–1 °C–1, kapasitas
kalor kalorimeter 150 J°C-1, dan suhu kalorimeter naik sebesar 10°C.
A. +8,705 kJ
B. -8,705 kJ
C. -10,205 kJ
D. +10,205 kJ
E. 1,5 kJ
Jawaban: c
Pembahasan:
Kalor yang terlibat dalam reaksi:
Qreaksi + Qlarutan + Qkalorimeter = 0
Qreaksi = –(Qlarutan + Qkalorimeter)
Qlarutan = (mlarutan) (clarutan) ( ΔT)
= (53g) (3,65 J g–1°C–1) (45°C)
= 8.705,25 J
Qkalorimeter = (Ck) ( Δ T)
179
13. Jika NaOH 5 gram dilakukan kedalam 100 ml air sehingga terjadi kanaikkan suhu
dari 240C menjadi 780C berat jenis air = gram/cm3 dan kalor jenis air 4,2 J/g0C
(Ar Na= 23 O=18 H=1). Hitunglah perubahan entalpi pelarut NaOH!
Pembahasan :
Diketahui :
Massa NaOH = 5 gram
Massa air = 100 gram (massa jenis=1)
Kalor jenis (c) = 4,2 J/g 0C
Kenaikkan suhu (∆T) = ?
Ditanya entalphi reaksi (∆H)
Jawab:
a. Q = m . c . ∆T
= (massa NaOH + massa air). c . ∆T
= (5 + 100). 4,2 . 54
= 23814 J
= 23,814 Kj
Mol = massa/Mr
= 0.125 mol
∆H = -Q/mol
=23,814/0,125
= -190,512 Kj/mol
180
14. Diketahui ∆Hf° CO2 (g) = -394 kJ/mol, ∆Hf° H2O(l) = -285 kJ/mol, dan ∆Hf°
C2H5OH (l) = -227 kJ/mol. Tentukan nilai kalor bakar dari alkohol C2H5OH. (Ar C
= 12, H = 1, O = 16)
Pembahasan:
Mr C2H5OH = 46
Reaksi pembakaran C2H5OH
C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O
∆Hr = (∆Hf° CO2 × 2 + ∆Hf° H2O × 3) – (∆Hf° C2H5OH × 1 + ∆Hf° O2 × 3)
∆Hr = (-394 × 2 + (-285 × 3)) – (-227 + 0)
∆Hr = -1643 + 227
∆Hr = -1416 kJ/mol
Nilai kalor bakar = ∆Hr × Mr
= -1416 ×46
= 65,136 kJ/mol
15. Sebanyak 25 ml (=25 gram) larutan HCl 1 M bersuhu 29°C dicampur dengan 25
Ml larutan NaOH 1 M bersuhu 29°C dalam suatu kalorimeter. Ternyata, suhu
campuran naik menjadi 35,5°C. Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan
kalor jenis air, yaitu 4,18 J g-1K-1, tentukanlah perubahan entalpi reaksi
Jawab: -54,32 kJ
Pembahasan:
Q larutan = m x c x ∆T
= 50 x 4,18 x 6,5
=1,358 J
Qreaksi = - Qlarutan = -1,358 J
Jumlah mol HCl,n = V X M = 0,025 L X 1 mol L-1 = 0,025 mol
Jumlah mol NaOH, n = V X M = 0,025 L X 1 mol L-1 = 0,025 mol
181
Berapa kJ kalor yang dihasilkan pada pembakaran 5 liter gas asetilena (STP)?
(ρ = 1,1 kg/cm-3)
a. 224.853,825 kJ c. 275.865,768 kJ
b. 275.854,823 kJ` d. 274.854,825 kJ
Jawab: D
Pembahasan:
Menacari entalpi standar satu mol asetilena
= - 2599,1 kJ/ 2 mol
= - 1299,55 kJ/mol
Mencari massa asitelina dalam 5 liter air
ρ asetilena = 1,1 kg/L
1,1 = kg/ 5L
massa = 5,5 kg = 5500 gram
mol = massa/Mr
mol= 5500 gram/ 26 gram/mol
mol= 211,5 gram/Mr
Mencari kalor dalam yang dihasilkan dalam 5 liter pembakaran gas asetilena
q= ∆Hco . mol
q= 1299,55 kJ/mol . 211,5 mol
q= 274.854,825 kJ
18. Perhatikan kalor reaksi pembentukan air berikut!
183
V NaOH 0,4 = 50 ml
Dit : Hn . . .?
q = m. c . T
= 100. 4,2 . 5
= 2.100 J = 2,1 kj
H = -q = -2,1 kJ
50 ml HCl 0,2 M = x 0,2 = 0,01 mol
50 ml NaOH 0,4 M = x 0,4 = 0,02 mol
Untuk netralisasi 0,01 mol HCl 0,2 M : H = -2,1 Kj
Untuk netralisasi 1 mol HCl 0,2 M : H = x 2,1= -210 kJ
Jadi Hn = -210 kJ/mol
21. Diketahui
∆ Hf0 C2H4 = 52 kJ/ mol
∆ Hf0 CO2 = -393,5 kJ/ mol
∆ Hf0 H2O = 52 kJ/ mol
Berapakah kalor yang dilepas untuk membakar 5,6 gram gas C2H4 …
A. -1410,6 kJ
B. -705,3 kJ
C. -352,65 kJ
D. -282,12 kJ
E. -141,6 kJ
JAWABAN : D
PEMBAHASAN :
C2H4 + 3O2 → 2CO2 + 2H2O
Reaktan Produk
∆H reaksi = ∑∆H produk - ∑∆H reaktan
= (2. ∆Hf0 CO2 + 2. ∆Hf0 H2O) – ( ∆Hf0 C2H4 + 3. ∆Hf0 O2)
= (2. -393,5 + 2. -285,8) – (52 + 3.0)
= -787 + -571,6 – 52
186
` = -1410,6 kJ / mol
Kalor yang membakar 1 mol C2H4 adalah -1410,6 kJ
Untuk 5,6 gr C2H4 ?
5,6
Mol C2H4 = = 0,2 mol
28
mol ditanya
Kalor = . kalor diketahui
mol diketahui
0,2
= . -1410,6 kJ
1
= -282, 12 kJ
22. Jika 100 cm3 larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan cm3 NaOH 0,25 M. Jika
suhu awal 270C naik menjadi 370C. Jika kalor jenis 4,2 dan massa jenis 1 gram.
Hitunglah perubahan entalpi reaksi : HCl + NaOH → NaCl + H2O ….
A. -1008 kJ
B. -576 kJ
C. -504 kJ
D. -252 kJ
E. -125 kJ
JAWABAN : C
PEMBAHASAN :
Q = m. c. ∆t
= 300. 4,2. 10
= 12.600 J
= 12,6 Kj
mmol
0,25 = = 25 mmol = 0,025 mol
100
−Q −12,6 kJ
∆H = = = - 504 kJ
mol 0,05
23. Reaksi pembakaran CH4menhasilakan kalor sebesar 802 kJ/mol. Pada
pembakaran 4,8 gram CH4 dibebaskan kalor . . . . . kJ ( Ar C = 12, Ar H = 1)
187
A. 80,2
B. 120,3
C. 160,4
D. 240,6
E. 802
JAWABAN:D
PEMBAHASAN:
Reaksi pembakaran CH4 menghasilkan kalor 802 kJ/mol artinya pada
pembakaran 1 mol CH4 akan menghasilkan 802 kJ/mol kalor.Jika gas CH4
yang terbakar adalah 4,8 gram, maka: nCH4 = gr/Mr =4,8 / 18 = 0,3. Untuk
membakar 0,3 mo CH4 maka akan bebeaskan kalor sebesar
0,3 mol/ 1mol X 802 kJ = 240,6 kJ
24. Diketahiu beberapa entalpi pembentukan standar (∆Hf) untuk KclO3, KCl dan
SO2 berturut-turut – 391,2 kJ/ mol – 435,9 kJ. Perubahan entalpi reaksi:
2KClO3(s) + 3S (g) →2KCl (s) + 3SO2(g)
A. +435,6 kJ
B. +341,6 kJ
C. -341,6 kJ
D. +980 kJ
E. – 980 kJ
JAWABAN : E
PEMBAHASAN :
Menentukan ∆Hr dari data ∆H0F menggunakan rumusan:
∆Hr = (∑∆H0F produk X koefisien ) – (∆H0F produk koefisien)
∆Hr = (∆H0F KCl X 2+ ∆H0F SO2 X 3) – (∆H0F KClO3 X 2 + (∆H0F S X 3)
∆Hr = ( - 435,9 X2 +( -296,9 X 3 ) – (-391,2 X2 + O X 3 ) = (- 1762,5 + 782,4 )
= -980 kJ
25. Diketahui persamaan reaksi:
188
PEMBAHASAN:
Menentukan ∆ Hr dari data ∆ H ° f menggunakan rumusan:
∆ Hr=( Ʃ ∆ H ° f pr oduk × koefisien )−(Ʃ ∆ H ° f produk × koefisien)
∆ Hr=( ∆ H ° f KCl ×2+ ∆ H ° f SO2 ×3 )−( Ʃ ∆ H ° f KClO3 ×2+ ∆ H ° f S ×3)
= 104 . 4,18 . 8
= 3477, 7 j
Setelah itu, kita cari mol dari NaOH
n = gr/Mr = 4/40 = 0,1
maka dH = 1/0,1 x 3477,7 = 34777,7 j atau 34,77 kJ
30. Ke dalam 100 ml larutan HNO3 2 M dengan suhu 2 C ditambahkan 100 ml
larutan KOH 2 M dengan suhu 25 C. ternyata, suhu campuran naik sampai 40 C.
Jika kalor jenis air = 4,2 j/g. maka perubahan entalpi reaksi adalah...kj/mol
A. 61 kJ /mol
B. 62 kJ /mol
C. 63 kJ /mol
D. 64 kJ /mol
E. 65 kJ /mol
JAWABAN : C
PEMBAHASAN:
→ Pertama, kita cari jumlah kalor yang dihasilkan !
q = m . c . ⧍T
= 200 . 4,2 . 15
= 12600 j atau 12,6 kJ
Reaksi Penetralan :
HNO3 + KOH → KNO3 + H2O
Jumlah mol = V . M = 0,1 x 2 = 0,2 mol
Maka, ⧍H = 12,6 / 0,2 = 63 kJ /mol
31. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 8,4 Kj energi. Jika kalor ini digunakan
untuk memanaskan 100 ml air, maka kenaikan suhunya ialah..... ( kalor jenis air =
4,2 )
A. 10 C
B. 20 C
192
C. 30 C
D. 40 C
E. 50 C
JAWABAN : B
PEMBAHASAN :
→ q = m . c . ⧍T
maka ⧍T = q/ m.c
= 8400 / 100 x 4,2 = 20 C
32. Pada pembakaran 1,6 gram gas metana (CH 4) dibebaskan kalor 80,2 kJ. Tentukan
∆ H ° CH4 dan tuliskan persamaan termokimianya (Ar C = 12, H = 1)
Pembahasan:
Menentukan jumlah mol CH4
gram
n=
Mr
1,6
=
16
= 0,1 mol
0,1 mol CH4 melepaskan 80,2 kJ, ditanyakan ∆ H ° (1 mol) dihitung
melalui perbandingan
−80,2
∆ H °=
0,1
= -802 kJ/mol
Persamaan termokimianya:
CH4 (g) + 2O2 (g) →CO2 (g) + 2H2O(l)
33. Diketahui ∆Hf° CO2 (g) = -394 kJ/mol, ∆Hf° H2O(l) = -285 kJ/mol, dan ∆Hf°
C2H5OH (l) = -227 kJ/mol. Tentukan nilai kalor bakar dari alkohol C2H5OH. (Ar C
= 12, H = 1, O = 16)
Pembahasan:
Mr C2H5OH = 46
193
Pembahasan:
1
∆H = (323 + 469 + . 495) – (323 + 2 × 469)
2
∆H = (1039,5) – (1261)
= -221,5 kJ/mol
= 50 x 4,18 x 6,5
=1,358 J
Qreaksi = - Qlarutan = -1,358 J
Jumlah mol HCl,n = V X M = 0,025 L X 1 mol L-1 = 0,025 mol
Jumlah mol NaOH, n = V X M = 0,025 L X 1 mol L-1 = 0,025 mol
Karena jumlah mol pereaksi sesuai dengan perbandingan koefisien, maka
campuran adalah ekivalen. ∆H reaksi harus disesuaikan dengan stoikiometri
reaksi.
1
Q(1 mol HCl + 1 mol NaOH) = x -1,358 J
0,025
= -54,32 KJ
Jadi, ∆H reaksi = q reaksi = -54,32 KJ
36. Pembakaran sempurna 12 gram etana menghasilkan kalor sebanyak 12.000 KJ.
Tentukanlah entalpi pembakaran molar standar etana !
Jawab: 24 kJ
gr 12
Pembahasan: mol etana yaitu n= = = 0,5 mol
Mr 24
Maka untuk 1 mol akan dibebaskan energi sebanyak :
12.000
∆H = = 24.000 J = 24 KJ
0,5
37. Pada suatu percobaan, 2 L air dipanaskan sehinngga suhu air naik dari 15°C
menjadi 62 °C . Jika diketahui massa jenis air = 1 g mL. -1 dan kalor jenis air= 4,2
Jg-1C-1. Tentukan ∆H reaksi pemanasan tersebut !
Jawab: 420 kJ
Pembahasan:
P=mxv
= 1 gram/ml x 2000 mL
= 2000 gram
Q= m x c x ∆T
195
¿ { 3 X + 4 Y }− { Z +5 ( 0 ) }
¿ 3 X + 4 Y −Z
Pembakaran satu mol C3H8 menghasilkan kalor sebesar (3X + 4Y – 2Z)kJ. Jumlah
mol C3H8 yang dibakar adalah:
mC 3 H 8 220 g
= =2mol
nC3H8 = Mr C 3 H 8 g
44
mol
sehingga energi yang dihasikan adalah:
2 mol x (3X + 4Y – Z) kJ/mol = (6X + 8Y – 2Z) kJ
40. Diketahui reaksi CH4(g) +2O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g)
Apabila dketahui energy katan (kJ/mol);
C- H : 413
C=O : 799
O= O : 495
O-H : 463
Entalpi reaksi di atas adalah ….. Kj
a. - 898 d. 808
b. - 808 e. 898
c. – 498
Jawab: B
Pembahasan:
CH4(g) +2O2(g) CO2(g) + 2 H2O(g)
H0 = ∑energi ikatan pereaksi -∑ energy ikatan produk
= {4(C- H) + 2 (O = O)} –{2(C = O) +2(2(O – H))}
= {4(413) + 2 (495)} –{2(799) +2(2(463))}
= 2.642 -3.350
= -808 Kj
41. Diketahui persamaan termokimia reaksi pembakaran asetilena [C2H2(g)] sebagai
berikut :
197
Pembahasan :
Diketahui :
Massa NaOH = 5 gram
Massa air = 100 gram (massa jenis=1)
Kalor jenis (c) = 4,2 J/g 0C
Kenaikkan suhu (∆T) = ?
BAB IV
LAJU REAKSI
MATERI PRASYARAT
1. Stoikoimetri
200
(a) (b)
(a) Tumbukan antar partikel pada permukaan kecil
(b) Tumbukan antar partikel pada permukaan besar
2. Kaporit atau kalsium hipoklorit
205
Makroskopis: kalsium hipoklorit adalah zat padat yang mempunyai bau klor
yang kuat. Kalsium hipoklorit digunakan untuk desinfektan pada air minum
atau air kolam renang. Kalsium hipoklorit juga merupakan bahan serbuk
pemutih,digunakan untuk memutihkan kain katun dan linen. Digunakan juga
sebagai pembersih kamar mandi, desinfektan rumah tangga, penghilang lumut
dan alga, dan pembasmi rumput. Selain itu, kalsium hipoklorit dapat juga
digunakan untuk pembuatan kloroform. Serbuk pemutih digunakan juga
dalam industri gula untuk memutihkan nira tebu sebelum kristalisasinya
dilakukan. Mempunyai massa molar 142,98g/mol, densitas 2,35 g/cm3, titik
lebur 100°C serta titik didih 175°C.
Simbolik: Ca(ClO)2
Mikroskopis:
3. Nitrogen dioksida
Makroskopis: nitrogen dioksida digunakan sebagai bahan sintesis untuk
pembuatan asam nitrit, yang produksinya mencapai jutaan ton tiap tahunnya.
Gas ini berwarna merah kecoklatan dan merupakan salah satu polutan utama
udara. Mempunyai massa molar 46, 0055 g/mol, densitas 2,62 g/cm 3 serta titik
didihnya 21°C
Simbolik: NO2
Mikroskopis:
206
4. Nitrogen Oksida
Makroskopis:Merupakan gas tidak berwarna, memiliki titik didih -152oC dan
titik lebur -164oC, memiliki massa molar 30,01 g mol-1
Simbolik: NO
Mikroskopis:
6. H2O2
Makroskopis: Biru muda terang; tak berwarna dalam larutan, bau agak tajam,
titik lebur -0,43 °C, titik didih 150,2 °C (terdekomposisi)
Simbolik: H2O2
Mikrokopis:
207
8. Karbon Monoksida
Simbolis : CO
Makroskopis :Karbon monoksida, rumus kimia CO, adalah gas yang tak
berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Ia terdiri dari satu atom
208
LAJU REAKSI
A. Kemolaran
1. Pengertian Kemolaran
Kemolaran atau molaritas adalah besaran yang menyatakan jumlah mol yang
terlarut tiap liter larutan. Kemolaran atau molaritas dilambangkan dengan huruf M.
Kemolaran dapat dirumuskan sebagai berikut.
n g 1000
M = atau M = x
v Mr V
Keterangan :
M = kemolaran larutan (M atau mol /liter atau mmol/ml)
n = jumlah mol zat terlarut (mol)
v = volume larutan (liter)
g = massa zat (gr)
Mr = massa molekul zat relatif terlarut
V = volume larutan (ml)
Misalnya larutan 0,1 M HCl. Artinya, pada tiap larutan HCl mengandung 0,1
mol HCl atau tiap mililiter larutan HCl mengandung 0,1 milimol HCl.
Jika dua atau lebih larutan yang mengandung zat yang sama tetapi
kemolarannya berbeda dicampur, akan menghasilkan kemolaran yang baru.
Kemolaran yang baru itu dirumuskan sebagai berikut.
210
( V 1 x M 1 ) + ( V 2 x M 2 ) +…
Mcampuran=
V 1+V 2+…
Jika dihubungkan dengan persen, kemolaran dapat dinyatakan dengan :
P
x p xV
100 1000 10 x P x p
M= x atau M =
Mr V Mr
Keterangan :
M = kemolaran (M = mol/L)
P = persen larutan
V = volume larutan (ml)
Mr = massa molekul relatif
P = massa jenis larutan (g/ml)
2. Kegunaan Kemolaran
a. Melarutkan Zat Padat
Dalam praktikum kimia, seringkali kita harus menyediakan larutan dengan
konsentrasi dan volume tertentu. Padahal, yang tersedia dalam laboratorium adalah
dalam bentuk padat. Lalu bagaimana cara membuat larutan dari zat padat itu?
Misalnya, ketika kita membuat 100 ml larutan NaOH 0,2 M, maka hal-hal
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Menghitung massa NaOH yang diperlukan, yaitu:
n = V x M = 100. 0,2 = 20 mmol = 0,02 mol.
Massa NaOH = n x Mr NaOH
= 0,02 x 40
= 0,8 gr.
2) Menyiapkan neraca, labu takar 100 ml, spatula, akuades, dan kristal
NaOH.
3) Melarutkan 0,8 gr NaOH dalam 50 ml akuades pada gelas kimia
kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml. Setelah semua
masuk, tambahkan akuades hingga volume mencapai 100 ml.
211
b. Pengenceran
Di laboratorium, larutan yang berasal dari pabrik, biasanya tersedia dalam
konsentrasi tinggi, misalnya asam klorida 12 M, dan asam asetat 17 M. Sementara itu,
reaksi-reaksi kimia biasanya dilakukan pada konsentrasi larutan yang rendah
misalnya 1 M atau 0,1 M. Untuk keperluan tersebut, larutan yang pekat harus
diencerkan dahulu dengan menambahkan air.
Di dalam pengenceran larutan, jumlah mol zat pada larutan pekat sama
dengan larutan encer, hanya volum larutannya yang berubah. Jumlah mol zat terlarut
dapat dihitung dengan mengalikan volum (V) dengan molaritas larutan.
n1 = n2 atau V1 x M1 = V2 x M2
Keterangan :
n1 = mol zat sebelum diencerkan
n2 = mol zat setelah diencerkan
V1 = volume larutan sebelum diencerkan
M1 = kemolaran larutan sebelum diencerkan
V2 = volume larutan setelah diencerkan
M2 = kemolaran larutan setelah diencerkan
c. Mencampurkan Larutan yang Mempunyai Konsentrasi Berbeda
Jika dua atau lebih larutan yang mengandung zat yang sama tetapi
kemolarannya berbeda dicampur, akan menghasilkan kemolaran yang baru.
Kemolaran yang baru itu dirumuskan sebagai berikut.79
( V 1 x M 1 ) + ( V 2 x M 2 ) +…
Mcampuran=
V 1+V 2+…
B. Konsep Laju Reaksi
Pengertian laju dalam reaksi, sebenarnya sama dengan laju pada kendaraan
yang bergerak. Sebagai contoh, seseorang mengendarai sepeda motor sejauh 100 km
yang ditempuh dalam waktu 2 jam. Hal ini berarti, orang tersebut mengendarai
79
Tim Masmedia Buana Pustaka, Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Kelompok
Peminatan dan Ilmu-ilmu Alam, (PT Masmedia Buana Pustaka: Sidoarjo, 2016), Hlm 91 – 93
212
Akan tetapi, dapat juga dibaca bahwa jumlah konsentrasi produk semakin
bertambah maka laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah konsentrasi P per satuan
waktu, yang dirumuskan sebagai berikut.
214
+ ∆[ R]
v=
∆t
Keterangan :
+ ∆[R ] = bertambahnya konsentrasi produk
∆t = perubahan waktu
v = laju reaksi81
2. Laju Reaksi Sesaat
❑ −d [X ]
❑ Laju reaksi sesaat=
dt
Laju reaksi sesaat pada momen waktu tertentu sama dengan kemiringan
(slope) garis linier pada grafik yang mengalurkan konsentrasi pereaksi terhadap
waktu. Nilai slope semakin berkurang dengan bertambahnya waktu reaksi. Laju
reaksi sesaat pada momen waktu tertentu dapat dihitung pada waktu antara saat
pereaksi-pereaksi tercamour dengan saat reaksi mencapai kesetimbangan. Dengan
menarik garis lurus ke keadaan saat pereaksi-pereaksi mulai bercampur (t mendekati
nol) diperoleh laju reaksi sesaat awal.82
3. Penentuan laju reaksi
Telah disebutkan bahwa laju reaksi ditentukan melalui percobaan yaitu
dengan mengukur banyaknya bereaksi yang dihabiskan atau banyaknya produk yang
dihasilkan pada selang waktu tertentu sebagai contoh laju reaksi antara magnesium
81
Tine Maria Kuswati, dkk, Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum
2013 Peminatan, (Bailmu: Jakarta, 2013), hlm. 95
82
Haris Watoni, Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
– Ilmu Alam, (Yrama Widya : Bandung, 2014), hlm 113
215
dengan larutan asam klorida asam klorida dapat ditentukan dengan mengukur jumlah
salah satu produknya yaitu gas hidrogen
Mg(s) + 2 HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Sepotong pita magnesium ditempatkan pada satu sisi dari larutan bersekat,
sedangkan Sisi Lainnya diisi dengan larutan HCl. Setelah terpasang, labu dimiringkan
sehingga kedua zat pereaksi bercampur. Bersamaan dengan itu stopwatch dihidupkan.
Gas hidrogen yang terbentuk akan mengisi siring. Volumenya dapat dicatat tiap
intensitas waktu tertentu misalnya selama 1 menit. Berikut disajikan suatu hasil
percobaan dengan reaksi tersebut.
Waktu (menit) Volume H2 (Ml)
0 0
1 14
2 25
3 33
4 38
5 40
6 40
7 40
Data di atas dapat di plot dalam bentuk grafik seperti pada gambar tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari grafik hasil percobaan ini adalah:
216
a. Pada menit pertama dihasilkan 14 cm3 gas hidrogen jadi laju reaksi pada
menit pertama adalah 14 cm gas hidrogen per menit. Pada menit kedua
dihasilkan 11 cm3 gas hidrogen (25 sampai 14). Jadi, laju reaksi pada
menit kedua adalah 11 cm gas hidrogen per menit. Perhatikanlah bahwa
laju reaksi berubah sepanjang waktu reaksi. Laju terbesar terjadi pada
awal reaksi dan semakin lama semakin kecil.
b. Kemiringan kurva berubah setiap saat. Kemiringan berkurang seiring
dengan berkurangnya laju reaksi. Kemiringan gradien terbesar terjadi pada
menit pertama dan semakin kecil pada menit menit berikutnya.
c. Setelah menit ke 5 volume gas hidrogen tidak lagi bertambah reaksi telah
selesai dan kurva menjadi datar
d. Volume total gas hidrogen yang dihasilkan sebanyak 40 cm3 yaitu Dalam
waktu 5 menit. Laju reaksi rata-rata 40 cm3/ 5 menit = 8 cm3 gas hidrogen
per menit
C. Teori Tumbukan dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi
1. Teori Tumbukan
Reaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel zat yang
bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua atau lebih partikel bertumbukan maka reaksi
tidak akan terjadi. Akan tetapi tidak semua tumbukan itu akan menghasilkan reaksi,
karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi yang cukup untuk
memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.
Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Sebelum
tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimal yang dikenal
sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea).83
a. Teori Tumbukan dan Konsentrasi Awal Pereaksi
Semakin besar konsentrasi pereaksi, semakin banyak jumlah partikel
pereaksi sehingga semakin besar peluang terjadinya tumbukan. Hal ini
83
Tine Maria Kuswati, Op.Cit., hlm. 96
217
Gambar 2.3. Bola menggelinding akan kembali ke lembah, bila energinya tidak
cukup untuk mendorong sampai dipuncak.
Walaupun reaksi eksoterm melepas kalor, tetapi terdapat energi yang
menghalangi sebesar energi aktivasi. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan
mengapa pada reaksi eksoterm yang melepas kalor, tetap dibutuhkan energi untuk
memicu terjadinya reaksi. Misalnya pada reaksi pembakaran karbon menjadi karbon
dioksida. demikian juga pada reaksi endotrem, dibutuhkan energi untuk mencapai
kondisi transisi.
84
Unggul Sudarmo, Kimia 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI, (Erlangga: Jakarta, 2016), hlm.116–
118
219
(1) CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air merupakan
autokatalis reaksi tersebut.
CH3COOCH3(aq) + H2O(l) →CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)
Dengan terbentuknya CH3COOH reaksi menjadi bertambah cepat.
(2) MnSO4 yang dihasilkan dari reaksi kalium permanganat dengan asam
oksalat yang diasamkan merupakan autokatalis reaksi tersebut.
2 KMnO2(aq) + 5 H2C2O4(aq) + 3 H2SO4(aq) →2 MnSO4(aq) +
K2SO4(aq) + 8 H2O(l) + 10 CO2(g)
Selain itu terdapat juga zat yang sifatnya berlawanan dengan katalis, yang
disebut dengan antikatalis karena mempercepat suatu reaksi, yaitu inhibitor dan racun
katalis.
e) Inhibitor
Inhibitor adalah zat yang dapat mempercepat reaksi atau menghentikan reaksi.
Contoh :
(1) I2 atau CO yang bersifat inhibitor pada reaksi berikut.
2 H2(g) + O2(g) →2 H2O(l)
(2) SnCl2 bersifat inhibitor pada reaksi berikut.
H2SO3(l) + udara →H2SO4(l)
f) Racun katalis
Racun katalis merupakan inhibitor yang dalam jumlah yang sangat sedikit,
dapat mengurangi atau menghambat kerja katalis.
Contoh :
(1) CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi.
2 H2(g) + O2(g) →2H2O(l)
(2) Senyawa-senyawa arsen merupakan racun pada reaksi.
2 SO2(g) + O2(g) →2 SO3(g)87
e. Pengaruh Tekanan
87
Ibid, hlm. 108 – 111
224
88
Haris Watoni, Loc.Cit., hlm. 133
89
Sentot Budi Rahardjo, Kimia Berbasis Eksperimen Untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Mateatika dan Ilmu – Ilmu Alam K.13 Edisi Revisi 2016, (PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri : Solo, 2017), hlm. 122
225
CH2. Reaksi ini hanya dapat terjadi jika H-Cl bergerak mendekati ikatan
rangkap C=C dari ujung H (gambar 2.6).90
yang berbeda karena perbedaan suhu reaksi. Luas area total di bawah kurva
menunjukan jumlah tumbukan total. Jika suhu meningkat titik – titik
maksimum bergeser kekanan dan kurva mulai agak mendatar.
Gambar 2.8. Distribusi energi kinetik untuk campuran reaksi pada dua
suhu yang berbeda.
Daerah berarsir dibawah kurva pada gambar 2.10 menunjukan jumlah
fraksi tumbukan total yang memiliki energi sama atau lebih besar dari energi
aktivasi. Jumlah ini disebut sebagai fraksi yang bereaksi, relatif lebih besar
pada suhu yang lebih tinggi (T2) dibandingkan fraksi pada suhu yang lebih
rendah (T1) Dengan demikian, laju reaksi berkurangnya pereaksi pada T 2 lebih
cepat dari pada laju reaksi pada T1.
Energi aktivasi juga dapat diartikan sebagai perubahan energi
potentesial dari molekul – molekul pereaksi yang harus diatasi, atau energi
kinetik minuman yang diperlukan, sebelum reaksi terjadi. Tumbukan yang
mengahasilkan reaksi hanyalah tumbukan yang memiliki energi yang sama
atau lebi besar dari energi aktivasi.
Pengaruh energi aktivasi terhadap laju reaksi dapat dipelajari reaksi berikut
1
H2(g) + O H2O(g) ∆H0 = - 24,8 kJ / mol
2 2(g)
energi aktivasi sehingga terjadi reaksi pemutusan ikatan H –H dan O-O dan
berbentuk dua ikatan O-H (Gambar 2.9). Jika suhu sistem bertambah, jumlah
molekul yang bertumbukan dengan energi yang cukup juga bertambah.
Dengan demikian, laju reaksi makin besar dengan bertambahnya suhu sistem.
91
Ibid., hlm. 136 – 137
228
keterangan:
v = laju reaksi
k = tetapan jenis zat
[A] = konsentrasi zat A
[B] = konsentrasi zat B
x = orde (tingkat) reaksi terhadap pereaksi A
y = orde (tngkat)reaksi terhadap pereaksi B
x + y = orde reaksi total
Harga tetapan jenis reaksi k bergantung pada jenis reaktan dan suhu. Nilai k
akan tetap jika suhu dan nilainya selalu positif. Satuan orde reaksi dapat berubah dan
satuan k akan menyesuaikan satuan orde reaksi,sedangkan untuk satuan laju reaksi
sudah baku, yakni M/s.
Jumlah pangkat konsentrasi dari zat yang bereaksi (reaktan) disebut orde
reaksi. Orde reaksi tidak dapat ditentukan dari harga koefisien reaksi, tetapi
ditentukan berdasarkan percobaan.92
2. Penentuan Orde Reaksi
Untuk menentukan rumus laju reaksi berdasarkan percobaan, konsentrasi
salah satu pereaksi dibuat tetap atau konstan, sedangkan konsentrasi pereaksi yang
lain bervariasi. Hal ini perlu diperhatikan untuk mendapatkan harga k yang konstan
adalah eksperimen harus dilekukan pada temperatur yang tetap, karena jika
temperatur berubah maka harga k juga berubah.
Menentukan orde reaksi dapat dilakaukan dengan cara:
a) Cara logika
b) Cara komparatif
c) Cara grafik
Untuk memahami ketiga cara tersebut, dapat dimisalkan dengan reaksi berikut
ini:
A+B→C
92
Tine Maria Kuswati, Loc.Cit., hlm 113
229
1 0,1 0,1 20
2 0,2 0,1 40
3 0,1 0,2 80
Bagaimana orde reaksi dari reaksi di atas? Marilah kita tentukan bersama.
a. Cara logika
Cara logika dilakukan dengan melihat perubahan konsentrasi dan laju reaksi
suatu zat pada saat konsentrasi zat lain konstan.
1) Penentuan pangkat reaksi A
Dicari hubungan antar [A] dan laju reaksi pada saat [B] konstan. Pada
reaksi nomor 1 dan 2 [B] konstan, jadi mempengaruhi laju reaksi hanya [A].
Tabel 2: Laju reaksi A
No [A] M v(Ms-1)
1 0,1 20
2 0,2 40
Dari data tersebut, jika [A] dinaikkan 2kali, ternyata laju reaksinya
jugak menjadi 2 kali lebih besar.
2) Penentuan pangkat reaksi B
Dicari hubungan antara [B]dan laju reaksi pada saat [A] konstan. Dari
tabel di atas, reaksi nomor 1 dan 3 [A] konstan, jadi yang mempengaruhi laju
reaksi hanya [B].
Tabel 3: Laju reaksi B
No [A] M v(Ms-1)
1 0,1 20
3 0,1 80
230
Dari data di atas, jika [B] dinaikkan 2kali, ternyata laju reaksi menjadi
4kali lebih besar (22 kali).
3) Penentuan persamaan laju reaksi
Setelah menentukan pangkat reaksi A dan pangkat reaksi B dengan
cara logika, maka dari reaksi:
A+B→C
Didapatkan:
- Persamaan laju reaksi v=k [A] [B]2
- Orde reaksi terhadap A=1
- Orde reaksi terhadap B=2
- Orde reaksi = 1+2=3
b. Cara komparatif
Cara komparatif dilakukan dengan langsung membandingkan laju reaksi suatu
zat pada saat yang lain konstan.
1) Penentuan pangkat reaksi A
Membandingkan data laju reaski untuk [B] konstandari tabel diatas
nomor 1 dan 2.
x y
v 1 k [ A ]1 [ B]1
=
v 2 k [ A ]2x [ B]2y
x 3
20 k ( 0,1) ( 0,1)
=
40 k ( 0,2) x ( 0,1)3
x
20 (0,1)
=
40 (0,2) x
1
=¿
2
x
1 1
=
2 2 ()
Jadi, pangkat reaksi A = 1, ditulis v = k[A], orde reaksi terhadap A
adalah 1.
231
bahwa grafiknya berupa garis lurus atau garis lengkung. Berdasarkan tabel 1
penyelesaian dengan cara grafik ialah sebagai berikut:
1) Penentuan pangkat reaksi A
Karena dari tabel hanya diketahui 2 variabel yang berbeda maka titik ke-3
menggunakan [A] sama dengan nol, sehingga laju reaksinya juga sama dengan nol.
Tabel 4: Laju reaksi A
Titik [B] M v (M/s) Koordinat
O 0 0 (0;0)
P 0,1 20 (0,1;20)
Q 0,2 40 (0,2;40)
Dari tabel 4 didapatkan bentuk grafik seperti gambar 1. Karena gambar fungsi
laju reaksi terhadap [A] merupakan garis lurus, berarti pangkat reaksi A = 1. Jadi, v
= k [A]. Orde reaksi terhadap A= 1.
R 0,1 20 (0,1;20)
S 0,2 80 (0,2;80)
Dari tabel 5 didapatkan bentuk grafik seperti gambar 2. Karena grafik fungsi
laju reaksi terhadap [B] merupakan parabola, berarti pangkat reaksi B = 2. Jadi, v = k
[B]2. Orde reaksi terhadap B = 2
93
Ibid., hlm 114 – 117
234
Jika dibuat grafik [A] lawan t, akan menghasilkan garis lurus dengan
gradien atau slop = -k dan intersep = [A]o seperti ditunjukkan oleh gambar 1:
∆y
perubahan biaya per unit perubahan x,
∆x
Perhatikan kembali grafik konsentrasi EKK(g) lawan waktu pada
dekomposisi ethyl Klorokarbonat(gambar 4.4.) yang merupakan reaksi orde
satu.
235
bagus digunakan. Berbagai merk pembersih yang ada di pasaran dapat langsung
digunakan tanpa pengenceran.
b. Pengaruh Luar Permukaan Bidang Sentuh
Tentunya kalian pernah makan sate bukan? Perhatikan sate yang kalian makan
dan perhatikan potongan dari sate tersebut, bagaimanakah potongannya? Sate
dipotong kecil-kecil dan tipis, mengapa demikian ? sate dipotong tipis untuk
mendapatkan luas permukaan lebih luas disbanding sate yang potongannya besar
supaya sate tersebut cepat matangnya, dengan kata lain reaski pematang pada sate
cepat terjadi. Cobalah kalian bayangkan apa yang terjadi seandainya tukang sate itu
membakar dagibg sate yang betuknya bongkahan besar? Berapa lamakah kalian
menunggu untuk dapat memakan sate tersebut?95
Beberapa contoh lain tentang aktivitas dilingkungan yang berhubungan
dengan permukaaan bidang sentuh adalah:
1) Jika seseorang membuat sambal, biasanya cabai dipotong-potong terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam blender.
2) Pada pembuatan kolak, supaya gula jawa cepat larut dalam air, selalu
diiris-iris terlebih dahulu
3) Pada industri semen, batu kapur dihancurkan dengan mesin penghancur
untuk memperoleh batu kapur yang lebih kecil, sehingga lebih cepat saar
digunakan untuk proses-proses selanjutnya.
4) Pada industri kertas, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bubur
kertas digerus terlebih dahulu supaya campuran menjadi homogen dan
reaksi berlangsung sempurna.96
c. Pengaruh Temperatur
Pernahkah kalian pergi kepasar ikan atau melihat ikan segar yang dijual di
supermarket? Ikan-ikan yang dijual selalu diletakkan dalam wadah yang diberi es.
Mengapa demikian? Ikan-ikan itu disimpan diwadah es supaya tahan lama dan tidak
95
Tine Maria Kuswati, Op.Cit., hlm 121 – 122
96
Tim Masmedia Buana, Loc.Cit., hlm 111
238
secara sadar atau tidak, sebenarnya merupakan upaya untuk mempercepat laju reaksi.
Katalisator banyak digunakan dalam industri. Hal ini karena katalisator dapat
mempercepat reaksi. Dengan proses reaksi yang cepat produksi dalam industri akan
meningkat. Misalnya, pada industry asam sulfat menggunakan katalisator V2O3 pada
industry amonia menggunakan katalisator Fe dan Al2O3.
Didalam tubuh kita juga terdapat katalis, yakni enzim. Enzim ini sering
disebut sebagai biokatalisator. Fungsi penting katalis (enzim) memberikan dampak
besar terhadap kelancaran metabolisme didalam tubuh. Sebenarnya, enzim
merupakan protein yang berfungsi sebagai katalis dalam proses biokimia. Setiap
enzim hanya dapat digunakan sebagai katalis dalam pengiuraiaan protein, tetapi tidak
dapat menganalisis penguraian sakarosa.98
98
Tim Masmedia Buana Pustaka, Op.Cit., Hlm 110 – 111
240
Jika konsentrasi A dinaikkan tiga kali pada konsentrasi B tetap. Laju reaksi
menjadi 9 kali lebih cepat, jika konsentrasi A dan B dinaikkan 3kali, laju
reaksi menjadi 27 kali lebih cepat. Persamaan laju reaksinya adalah…
a. v=k [ A]2 [ B]
b. v=k [ A ] [B]2
c. v=k [ A ] [B]
d. v=k [ A] 2 [B]2
Jawab : A v=k [ A]2 [ B]
Pembahasan :
[A] [B] V
A B V
3a B 9v
3a 3b 27v
Menetukan orde reaksi A menggunakan data 1 dan 2:
a v
( ¿ ¿ x =( )
3a 9v
1 x 1
( ¿¿ =
3 9 ()
X=2
Menentukan orde reaksi B data 2 dan 3
b y 9v
( ) ( )
3b
=
27 v
¿
y=1
2. Reaksi 2NO + Cl2 → 2NOCl mempunyai reaksi v= 5,6 [NO] 2 [Cl2] dalam
M/s. apabila pada suatu percobaan sebanyak 4 mol NO dan 3 mol Cl 2
direaksikan dalam wadah 8 L. laju reaksi pada saat 60 % NO bereaksi yaitu ..
m/s
a. 0,8064 m/s
b. 0,08064 m/s
241
c. 806,4 m/s
d. 80,64 m/s
Jawab : a
Pembahasan :
60
60% NO bereaksi = x 4 mol
100
= 24 mol
2 NO + Cl2 → 2 NOCl
Mula-mula : 4 mol 3 mol -
Bereaksi : 2,4 mol 1,2 mol 2,4mol
Sisa : 1,6 mol 1,8 mol 2,4 mol
Tentukan :
a. Orde reaksi terhadap P
b. Orde reaksi terhadap Q
c. Orde total
d. Rumus laju reaksi
e. Laju reaksi jika [A] dan [B] masing-masing dinaikkan 3 kali
Pembahasan :
Percobaan 2 dan 3
[2]x [2]y = 1/5 : 1/40
2 y = 8/2
2 y = 4
Y = 2
c. Orde total x + y = 1 + 2 = 3
d. Rumus laju reaksi v = k [P] [Q]2
e. Laju reaksi jika [A] dan [B] masing-masing dinaikkan 3 kali
v = k [P] [Q]2
v = k [3] [3] 2
v = 27 k
6. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap temperatur dinaikkan 10
0
C. jika laju suatu reaksi pada temperatur 30 0C adalah x Ms-1, berapakah laju
reaksi pada 70 0C?
Pembahasan:
∆ t = (70-30) 0C = 40 0C
40
V2 = 2 .x
10
= 240 . x =16x
Jadi, laju reaksi pada 30 0C adalah 16x M/s
2x = 2
x=1
Ketika konsentrasi A dan B dinaikkan:
v = k[2A]x.[2B]y
v = 4 k[A]x.[B]y
2x..2y = 4
21.2y = 4
2.2y = 4
2y = 2
y=1
Jadi, persamaan laju reaksinya adalah v = k [A].[B]
8. Reaksi 2A + B → C + D memiliki persamaan laju reaksi v = k[A] 2.[B]. Jika
konsentrasi A dinaikkan menjadi dua kali lipat dan konsentrasi B dinaikkan
menjadi tiga kali lipat, maka lajunya menjadi...
Pembahasan:
Laju persamaan reaksinya setelah dinaikkan adalah
v = k[2A]2.[3B]
v = k 4[A]2.3[B]
v = 12 k[A]2.[B]
maka lajunya menjadi 12 kali semua.
9. Pada reaksi 2H2 + 2NO → 2H2O + N2, eksperimen menyatakan bahwa
persamaan laju reaksinya adalah v = k[H2].[NO]2 dengan nilai k = 1 × 10-8.
Jika 5 mol H2 dan 2,5 mol NO direaksikan dalam bejana 5 liter, laju reaksinya
adalah...
Pembahasan:
v = k [H2].[NO]2
v = 2,5 ×10-9
245
10. Pada reaksi 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g). Kecepatannya adalah v = k[H2].
[NO]2 dengan k = 1 × 10-6. Jika dalam suatu wadah bervolume 4L direaksikan
4 mol H2 dan 2 mol NO, laju reaksi saat 60% NO bereaksi adalah...
Pembahasan:
2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) +N2(g)
Mula-mula : 4 mol 2 mol - -
Bereaksi : 1,2 mol 1,2 mol 1,2 mol 1,2mol
Sisa : 2,8 mol 0,8mol 1,2 mol 1,2 mol
= 2,8 × 10-8
11. Pada suhu tertentu, H2O2 terurai menjadi H2O dan O2.laju peruraian H2O2 pada
suhu tersebut adalah 4,8 × 10-6 mol/L.s-. Maka laju pembentukan H2O2 adalah
sebesar ...
Pembahasan:
H2O2(aq) → 2H2O(l) + O2(g)
2
v= ×4,8 × 10-6 mol/L.s-1
1
v = 9,6 × 10-6 mol/L.s-1
12. Sebanyak 0,5 mol gas NO2 dipanaskan dalam ruangan dengan volume 5 liter
sehingga membentuk dinitrogen pentaoksida menurut persamaan
4NO2(g) + O2(g) → 4N2O5(g)
246
A. v = k[A].[B] D. v = k[A]2.[B]2
B. v = k[A]2.[B] E. v = k[A].[B]2
C. v = k[A]2.[2B]
Pembahasan :
v = k[A]x.[B]y
⇒ v = k[2A]x.[B]y
247
⇒ v = 2 k[A]x.[B]y
⇒ 2x = 2
⇒ x = 1.
⇒ v = k[2A]x.[2B]y
⇒ v = 4 k[A]x.[B]y
⇒ 2x.2y = 4
⇒ 21.2y = 4
⇒ 2.2y = 4
⇒ 2y = 2
⇒ y = 1.
v = k[A].[B]
Jawaban : B
C. 11 kali semula
248
Pembahasan :
⇒ v = k[2A]2.[3B]
⇒ v = k 4[A]2.3[B]
⇒ v = 12 k[A]2.[B]
Jawaban : D
15. Pengaruh suhu terhadap laju reaksiSuatu reaksi berlangsung pada suhu 200C. jika
pada setiap kenaikan 100C kecepatan reaksinya meningkat menjadi dua kali, maka
kecepatan reaksi pada suhu 600C dibandingkan dengan 200C akan meningkat . . . .
A. 2 kali
B. 8 kali
C. 16 kali
D. 32 kali
E. 64 kali
Pembahasan :
Rumus yang digunakan:
V2 = (2)^∆T/10 x V1
Angka 2 didapat dari soal yaitu meningkat menjadi dua kali. Jika angkanya diubah
maka rumusnya juga berubah. Angka 10 adalah kenaikan suhu sehingga reaksi
menjadi dua kali lebih cepat. Nah sama, jika suhunya diubah maka angka 10 juga
berubah.
Misalkan V1 = x, maka nilai V2 adalah :
V2 = (2)^60-20/10 . x
= 16x
249
V1 : V2 = x : 16x
Artinya laju reaksi meningkat sebnayk 16 kali semula.
Jawaban : C
Berdasarkan data diatas, maka rumus laju reaksi yang benar adalah:
A. v= k [NO][H2]
B. v= k [NO][H2]2
C. v= k [NO]2[H2]
D. v= k [NO]2
E. v= k [H2]2
JAWABAN : C
PEMBAHASAN:
Rumus umum dari persamaan laju reaksi adalah :
V= k [NO]x[H2]y
Dimana, x adalah orde reaksi terhadapap[ NO] dan y orde reaksi
terhadap [H2].
Yang akan kita lakukan sekarang adalah menentukan orde dari masing-masing
pereaksi( nilai x dan y). Dimana salah satu pereaksi nilai konsetrasi tetap,
sementara pereaksi lainya nilai diubah mjejadi 2x semla, untuk menentuan orde
reaksi terhadap [H2] dapat kita dipilih percobaan dimana nilai [NO] dibuat
tetap, sedang nilai [H2] diubah. Dalam hal ini,kita bisa memilih percobaan 1 dan
2, atau percobaan 2 dan 3. Kita pilih saja percobaan1 dan 2 :
V1 k [ NO] 1x[H 2]1 y
=
v 2 k [ NO]2 x [H 2]2 y
32 x 10−7 −3 x
−7 = k ( 4 x 10 ) ¿ ¿ ¿
64 x 10
251
y
32 (1,5)
=
64 (3) y
y
1 1
=()
2 2
y=1
Jadi orde reaksi terhadap [H2] adalah...
Untuk menentukan orde reaksi terhadap [NO], kita pilih percobaan dimana nilai
[H2] dibuat tetap, sedangkan nilai[NO] diubah. Dalam hal ini, kita bisa memilih
percobaan 4 dan 3. Kiya pilih saja percobaan 5 dan 4 :
V5 k [ NO] x5[H 2]5 y
=
v 4 k [ NO] 4 x [H 2]4 y
8 x 10−7 −3 x
−7 = k ( 1 x 10 ) ¿ ¿¿
32 x 10
x
8 (1)
=
32 (2)x
x
1
¼= ()
2
x= 2
jadi orde reaksi terhadap [ NO] adalah 2.
Dengan demikian, kita mendapatkan hasil yang sama dengan cara pertama,
yakni persaman laju reaksinya:
v= k [NO]2[H2]
18. Laju reaksi untuk reaksi p + Q → R +sadalah V= k(P) 1/2 (Q)2. Perubahan
konsentrasi awal p dari Q yang akan menyebabkan reaksi berlangsung 12 kali
lebih cepat adalah...
A. (p) x 3 dan (Q) X 4
B. (p) x 5 dan (Q) X 7
C. (p) x 9 dan (Q) X 2
D. (p) x 4 dan (Q) X 3
252
Waktu (detik) 10 20 30
= 120/10
= 12
Laju reaksi dalam selang waktu 20 - 30 detik
= 120/10
= 12
Jadi, laju pembentukan gas hidrogen rata-rata pada suhu tersebut adalah 12,0
mL/detik (E)
20. Logam magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida 3 M dengan
persamaan reaksi sebagai berikut ini .
Mg(s)+2HCl(aq)→MgCl2(aq)+H2(g)
sehingga diperoleh data sebagai berikut:
No. Suhu (°C) Waktu (detik) Volume gas H2 yang terjadi (cm3)
1. 27 0 0
2. 27 10 14
3. 27 25 25
Jika reaksi dilakukan pada suhu 27 °C maka besarnya laju reaksi
pembentukan gas tersebut selama 20 detik adalah ….
A. 1,10 cm3/det
B. 1,00 cm3/det
C. 1,20 cm3/det
D. 1,30 cm3/det
E. 1,05 cm3/det
JAWABAN: B
PEMBAHASAN
Laju reaksi pembentukan gas hidrogen selama 25 detik berarti laju reaksi dari
detik ke-0 sampai detik ke-25.
254
25−0
=
25−0
= 1,00
Jadi, besarnya laju reaksi pembentukan gas hidrogen selama 20 detik adalah
1,00 cm3/detik (B).
21. Reaksi 2A+ 2B 2C+ D memiliki persamaan laju reaksi V= k [A]2. [B]2.
Jika konsentrasi A dinaikan 2x lipat dan konsentrasi B dinaikan 3x lipat, maka
lajunya menjadi....
A. 12x semula
B. 24x semula
C. 34x semula
D. 4x semula
E. 2x semula
JAWABAN: B
PEMBAHASAN:
V= k [A]2. [B]2
V= k[2A]2 . [3B]2
V= k 4[A]2. 6[B]2
V= 24 k[A]2.[B]2
Maka lajunya menjadi 24 kali semula.
(NOVITA SARI)
1 4 5 16 1/16
2 8 5 2 ½
255
3 2 5 ¼ 4
4 2 15 2,25 ½,25
5 3 2 X 1/x
6 5 y 4 1/4
Orde reaksi total untuk reaksi tersebut adalah ..
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
JAWABAN : E
PEMBAHASAN :
Orde terhadap SO2 (dengan Orde terhadap O2 (dengan syarat
syarat O2 tetap, percobaan 1 dan SO2 tetap, percobaan 3 dan 4)
2) 1/2,25 5
= [ ]m
1/16 4 4/1 15
= [ ]n
1/2 8 0,25 1
= [ ]m
2 1 2,25 3
= [ ]n
16 2 1 1
= [ ]m
1 1 9 3
= [ ]n
8 2 m=2
n=3 Jadi orde reaksi total adalah 5.
23. Berapakah nilai x dan y dari reaksi diatas…
A. 0,92 dan 0,44
B. 1,08 dan 0,80
C. 0,80 dan 0,44
D. 2, 16 dan 0,88
E. 0,88 dan 2,16
JAWABAN : A
PEMBAHASAN :
256
P Q V
0,01 0,01 48
0,02 0,01 96
0,01 0,03 144
0,02 0,01 96
Dari percobaan diatas, maka persamaan laju reaksi yang sesuai adalah…
257
A. V = k. [P]1.[Q]1
B. V = k. [P]1.[Q]2
C. V = k. [P]2.[Q]1
D. V = k. [P]2.[Q]2
E. V = k. [P]1.[Q]3
JAWABAN : C
PEMBAHASAN :
m=1
48 0,01 n
= [ ]
144 0,03
1 1 n
=[ ]
3 3
n=1
(MILANDA PUTRI)
258
25. Reaksi antara pualam dengan HCl digambarkan dalam 5 tabung reaksi
berikut:
Massa pualam untuk seluruh larutan sama. Laju reaksi yang hanya
dipengaruhi konsentrasi ditunjukan pada gambar nomor ….
A. (1) terhadap (2)
B. (2) terhadap (3)
C. (2) terhadap (4)
D. (3) terhadap (4)
E. (4) terhadap (5)
JAWABAN : C
PEMBAHASAN :
Laju reaksi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi HCl sedangkan
untuk suhu reaksi dan bentuk partikelnya sama. Hanya konsentrasi HCl
yang berbeda.
Δ[N 2O 5]
V N2O5 =
Δt
2−0,5
V N2O5 =
10
= 0,15 M/detik
27. Setiap kenaikan 10°C laju reaksi menjadi 2 kali lebih cepat suatu reaksi
pada suhu 30°C laju=a, bila suhu dinaikkan menjadi 100°C maka laju
reaksiny adalah...
A. 14a
B. 28a
C. 32a
D. 128a
JAWABAN : D
PEMBAHASAN :
T 2−T 1
n =
10
100−30
n=
10
=7
Vt = 2n Vo
Vt = 27 a
Vt = 128a
Jadi laju reaksinya setelah dinaikkan menjadi 100°C adalah 128 a
(SHERLY AULIA)
28. Konsentrasi larutan yang dibuat dari 25 gr padatan CaCO3 dan dilarutkan
dalam air hingga volume larutan menjadi 500 ml adalah ...M (Ar Ca=40,
C=12, O=16)
A. 0,05 M
B. 0,25 M
C. 0,5 M
D. 0,025 M
E. 0,005 M
260
JAWABAN: C
PEMBAHASAN:
m 25
Mol CaCO3 = = =0,25 mol
Mr 100
n 0,25
Konsentrasi CaCO 3= = =0,5 M
V 0,5
29. Sebanyak 0,5 mol gas NO 2 dipanaskan dalam ruangan dengan volume 5
liter sehingga dinitrogen membentuk dinitrogen menurut persamaan:
4 NO2 ( g )+ O2 ( g ) → 4 N 2 O5 ( g)
Dalam 20 detik pertama terbentuk 0,5 mol N 2 O 5. Laju pengurangan NO 2
adalah ....
A. 5×10−2
B. 5×10−4
C. 5×10 3
D. 5×10−3
E. 5×10−1
JAWABAN: D
PEMBAHASAN:
0,5
Konsentrasi NO 2 = = 0,1 M
5
[ NO 2] 0,1
Laju pengurangan NO 2 = = =¿5×10−3
∆t 20
1 0.000 0
2 0.020 1
3 0.040 2
4 0.080 3
A. 5.5×10−4 M/s
B. 5.5×10−6 M/s
C. 5.5×10−5 M/s
D. 5.5×10−3 M/s
E. 5.5×10−7 M/s
JAWABAN: B
PEMBAHASAN:
Perhatikan data no.2 dan no 3
∆M = 0.040 – 0.020
¿ 0.020M
∆t = 2-1
= 1 jam = 3600 sekon
0.02
vNO2= =¿ 5.5×10−6 M/s
3600
(WINDA SRIMAWATI)
31. Sebuah gaya konstan bekerja pada benda yang mula-mula diam sehingga
dalam waktu 0,1 sekon kecepatan benda menjadi 4 m/s. Jika massa benda
500 gram, berapakah besar gaya tersebut?
A. 10 N
B. 20 N
C. 30 N
D. 40 N
E. 50 N
JAWABAN : B.
PEMBAHASAN :
Diketahui:
v1 = 0
Δt = 0,1 sekon
v2 = 4 m/s
m = 500 gram
262
= 0,5 kg
Ditanya: F ?
Jawab :
F . ∆t = mv2 – mv1
F . 0,1 sekon = 0,5 kg . 4m/s – 0,5 kg . 0 m/s
F . 0,1 sekon = 2 kgm/s – 0 kgm/s
F . 0,1 sekon = 2 kgm/s
2 kgm/ s
F=
0,1 sekon
F = 20 N
32. Kepingan pita magnesium direaksikan dengan 100ml larutan HCl 1 mol/L
menurut persamaan berikut.
Mg (s) + HCl (aq) MgCl2 (aq) + H2
Perubahan manakah di bawah ini yang dapat meningkatkan kecepatan
reaksinya?
a. Menaikkan suhu larutan HCl
b. mengganti pita magnesium dengan serbuk magnesium
c. mengganti larutan dengan 50 ml HCl 2 M
d. menambahkan 50 ml HCl 1 M
A. a dan b
B. a dan c
C. a dan d
D. b dan c
E. b dan d
JAWABAN : A.
PEMBAHASAN :
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah,
a. Suhu
b. Luas permukaan
c. Konsentrasi
d. Katalis
263
34. Kedalam ruang yang volumenya 2 liter, dimasukkan 4 mol gas HI yang
kemudian terurai menjadi gas H2 dan I2. Setelah 5 detik, dalam ruang
tersebut terdapat 1 mol gas H2. Tentukan laju reaksi pembentukan gas H2
dan laju reaksi peruraian gas HI berturut-turut adalah …
A. 0,1 M/detik dan 0,2 M/detik
B. 0,2 M/detik dan 0,1 M/detik
C. 0,1 M/detik dan 0,5 M/detik
D. 0,5 M/detik dan 0,1 M/detik
E. 0,2 M/detik dan 0,2 M/detik
−1 Δ[B]
Kecepatan reaksi = x
3 Δt
−1 (−0,0240 M )
= x = 6,06 x 10−4 M menit −1
3 13,2 menit
Karena kecepatan reaksi dalam M det −1, maka kita harus mengubah menit
1menit
ke detik. Faktor konversinya adalah . Berarti,
60 detik
1menit
Kecepatan reaksi = 6,06 x 10−4 M menit −1
60 detik
= 1,01 x 10−5 M detik −1
Jadi, kecepatan reaksinya sebesar 1,01 x 10−5 M detik −1
36. Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhunya dinaikkan
10°C. Jika laju reaksi pada saat suhu 20 °C adalah x M/detik, tentukan laju
reaksi pada saat suhu dinaikkan menjadi 60 °C ?
A. 2x
B. 4x
C. 8x
D. 16x
E. 32x
Jawaban : D. 16X
Pembahasan :
37. Jika laju reaksi antara fenolftalein dengan ion OH - saat konsentrasi
fenolftalein 0,0025 M adalah 2,5x10-5 mol per liter per detik, hitunglah:
a. Tetapan
b. Laju reaksi sesaat awal
38. Untuk reaksi berikut : 2HI(g) H2(g) + I2(g), hitunglah laju berkurangnya
HI pada saat H2 dan I2 terbentuk dengan laju reaksi 1,8 x 10-6 mol per liter
per detik.
Jawaban: 3,6 x 10-6 M/det
Pembahasan:
−d [ HI ] d [H 2]
=2 =2(1,8 x 10-6) = 3,6 x 10-6 M/det
dt dt
40. Data eksperimen untuk reaksi A(g) + B2(g) → 2AB(g) adalah sebagai
berikut…
Percobaan [A] awal [B] awal Laju Reaksi
(mol/L) (mol/L) (mol.L-1.S-1)
267
1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksinya
adalah…
Jawab:
Bandingkan data no 1 dan data no 4:
v 4 k [ A ] X .[B ] y
=
v 1 k [ A ] X .[B ] y
X
24 k [ 0,2 ] .[0,1] y
= X y
6 k [ 0,1 ] .[0,1]
x
4 [2 ]
= x
1 [1 ]
2x = 4
2x = 22
x = 2.
Bandingkan data no 1 dan 2:
v 2 k [ A ] X .[B ] y
=
v 1 k [ A ] X .[B ] y
X
12 k [ 0,1 ] .[0,2] y
= X y
6 k [ 0,1 ] .[0,1]
2 [2 ]y
= y
1 [1 ]
2y = 2
2y = 21
y =1
Jadi, persamaan laju reaksinya adalah : v = k[A]2.[B]
268
41. Setiap kenaikan suhu 20oC, laju reaksi menjadi tiga kali lebih cepat dari
semula. Jika pada suhu 20oC laju reaksi berlangsung 9 menit, maka laju
reaksi pada suhu 80oC adalah…
Jawab:
Setiap suhu naik 20oC, laju reaksi 3 kali lebih cepat.
Suhu (oC) : 20 40 60 80
9 3 1
Waktu reaksi (menit) :9
3 3 3
Atau:
T80 = 1¿¿ ¿ . T20
T80 = 1¿¿ ¿ . 9
1
T80 =( ) 3 . 9
3
T80 = 0,333 menit
42. Berdasarkan eksperimen pada reaksi berikut.
H2O2(aq) + 2HI(aq) 2H2O(l) + I2(aq)
Diketahui bahwa konsentrasi I2 bertambah dari 0 menjadi 0,002 mol/L
dalam waktu 10 sekon. Berapakah laju reaksi pembentukan I2?
Jawab:
Δ[P] [I ]
v I2 = + =+ 2
Δt Δt
0,002mol L−1
=
10 s
= 2 x 10-4 mol L-1 s-1
(WULAN PERMATA SARI)
43. Dalam suatu praktikum kimia, seorang siswa memasukkan 8 g zat A (Ar A
= 65) ke dalam tabung reaksi yang berisi 200 mL larutan HCL 2 M.
Setelah reaksi berlangsung selama 2 menit, zat A masih tersisa sebanyak
1,5 g. Berapakah laju pengurangan zat A?
Jawab:
Massa A yang bereaksi = 1,5 g – 8 g = -6,5 g
269
g −6,5
n A= = = - 0,1 mol
Ar 65
n 0,1 mol
[A] yang bereaksi = = = - 0,5 M
v 0,2 L
∆ t = 2 menit = 2 x 60 s = 120 s
Δ[ A] (−0,5 M )
vA= = = 4,2 x 10-3 M s-1
Δt 120 s
44. Dari persamaan reaksi 2A + B A2B,diperoleh laju reaksiv = 0,8[A][B]2.
Jika ke dalam volume 2 L dimasukkan 3,2 mol zat A dan 2,4 mol zat B
serta dibiarkan terjadi reaksi, berapakah laju reaksi setelah 25% zat A
bereaksi?
Jawab:
Laju reaksi pada saat 25% zat A bereaksi ditentukan dari konsentrasi
pereaksi pada saat itu.
2A + B A2B
Jumlah Mol 3,2 mol 2,4 mol 2,4 mol
1
Bereaksi 25 % x 3,2 = 0,8 mol x 0,8 = 0,4 mol
2
Jumlah mol sisa 3,2 – 0,8 = 2,4 mol 2,4 – 0,4 = 2,0 mol
v = k [A][B]2
2,4 mol 2,0 mol 2
v = (0,8 M-3 s-1)( )( )
2L 2L
= 0,8 M-3 s-1 x 1,2 M x 1 M = 0,96 M s-1
45. Berikut ini adalah data hasil percobaan laju reaksi dari reaksi:
2NO(g) + 2 H2(g) → N2(g) + 2H2O(g)
[NO] (mol L-1) [H2] (mol L-1) Laju Reaksi
(mol L-1 s-1)
0,30 0,05 1,6
0,30 0,15 4,8
0,10 0,25 0,5
0,20 0,25 2,0
Reaksi tersebut mempunyai tetapan laju reaksi sebesar…
Jawab:
270
V 2 [ NO] m
= 2
V3 ¿¿
0,5
= ¿)m
2
m=2
V2
= ¿)n
V2
1,6
= ¿)n
4,8
1 1
= ( )n
3 3
n=1
v = k [NO]2 [H2]
2 = k [0,2]2 [0,25]
2 = k 4.10-2. 25.10-2
2
k=
0,01
k = 200
(DILA AGUSTI ARDILA)
Tentukan laju reaksi yang terjadi jika konsentrasi A = 0,3 dan B = 0,4 M
Pemecahan :
Orde reaksi zat A data nomor 1 dan 2
❑
v 1 k 1 [ A]1 m
[B]1 n
=
v2 k2 [B]2
[ A]2
271
12.10 ¯ ³ 0,1 m
=
48.10 ¯ ³ 0,2
1 1 m
=
4 2
m=2
Orde reaksi zat B data nomor 2 dan 3
❑
v 1 k 1 [ A]1 m
[B]1 n
=
v3 k3 [B]3
[ A]3
48.10 ¯ ³ = 0,6 m
48.10 ¯ ³ 1,2
1=1 n
1 2
1= (2)n
20=(2)n
n=0
persamaan laju reaksi : v= k[A]2.[B]0
v=k[A]2
Tetapan laju reaksi data 1
V=k[A]2
12.10-3 = k (0.1)2
12.10¯ ³
k= = 12.10-1
10¯ ²
laju reaksi pada konsentrasi A =0,3M
v= 12.10-1[A]2
v= 12.10-1(0,3)2
= 12.10-1 .9 .10-2 = 0,108 M/detik
47. Suatu eksperimen reaksi A + B+ C .Diketahui bahwa konsentrasi C
bertambah dari 0 menjadi 0,05 mol/liter dalam waktu 20 detik .Tentykan
laju reaksi pembentukan zat C tersebut
Pembahasan
Reaksi A + B - C
272
∆[c ]
Vc = +
∆t
( 0,05−0 ) m 0 l/L
=
20 detik
0,05
=
20
=2,5 x 10-3 mol/L detik
48. Dari persamaan reaksi berikut adalah dua reaksi elementar dalam
mekanisme reaksi keseluruhan
(1) NO2CI(g) NO2 (g) + CI(g)
(2) NO2CI(g) + CI(g) - NO2(g) + CI2(g)
Pembahasan
Ordereaksiterhadap H2
Hukum laju dan nilai tetapan laju untuk reaksi tersebut berturut-turut
adalah…..
A. r= k [A]2[B] dan 4,6 x 10-3 L2mol-2s-1
B. r = k [A][B] dan 3,8 x 10-3 Lmol-1s-1
C. r= k [A][B]2 dan 5,2 x 10-3 L2mol-2s-1
D. r = k [A] dan 2,6 x 10-3 s-1
E. r =k [B] dan 7,4 x 10-3 s-1
Jawaban A
Pembahasan :
Laju reaksi setiap bagian akan dihitung terlebih dahulu dengan rumus R =
([C]/Δt) x (1menit/60 detik) dan hasilnya terdapat pada kolom ke paling
kanan tabel di bawah ini.
A+B→C+D
Jika persamaan kecepatan reaksinya adalah v = k [A][B]2 maka reaksi
tersebut termasuk reaksi tingkat ke....
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Pembahasan
Bentuk umumnya:
v = k [A]x [B]y
Sehingga v = k [A][B]2 memiliki nilai x = 1 dan y = 2. Tingkat reaksinya
(orde) adalah 1 + 2 = 3
BAB V
KESETIMBANGAN KIMIA
Materi Prasyarat
1. Stoikiometri
Materi stoikiometri yang berhubungan dengan materi kesetimbangan adalah
mencari kemolaran suatu zat yang mana dalam materi stoikiometri sudah terlebih
dahulu dipelajari tentang mencari molar, mol, molal dan lain sebagainya. Sebelum
mempelajari kesetimbangan kimia siswa harus mempelajari dulu stoikiometri,
yaitu pada persamaan reaksi penentuan mol dan sejenisnya, karna di
kesetimbangan kimia ini siswa dituntut bisa untuk menyelesaikan persamaan dan
perhitungan kimia
2. Termokimia
276
5. Dalam buku Sentot Budi Rahardjo, 2017 ada menjelaskan tentang Faktor-
Faktor yang mempengaruhi pergeseran Kesetimbangan Kimia. Sedangkan
pada buku Haris Watoni, 2014 tidak ada menjelaskan mengenai Faktor-
Faktor yang mempengaruhi pergeseran Kesetimbangan Kimia.
Makroskopis : Cairan tak berwarna sampai kuning berasap, bau seperti Asam
klorida, titik lebur −93,6 °C (−136,5 °F; 179,6 K), titik didih 76,1 °C (169,0 °F;
349,2 K), tekanan uap 100 mmHg (20 °C)
Simbolik : PCl3
Mikrosopis :
2. NH3
Makroskopis: Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang
khas (disebut bau amonia). Memiliki titik lebur -77,73 oC dan titik didih -33,34 oC
Simbolik: NH3
Mikroskopis:
3. H2SO4
Simbol : H2SO4
Makrokopis : Pembuatan H2SO4. massa molar 98.079 g/mol, densitas 1.84 g/cm³,
titik leleh 10 °C, dan titik didih 337°C
Mikrokopis : H2S2O7 + H2O ------ H2SO4
Mikroskopis:
5. Amonium clorida
Simbolik: ClH4N
Makroskopis:
Sifat – Sifat
Rumus kimia ClH4N
Massa molar 53,49 g·mol−1
Penampilan Padatan putih, higroskopis
Bau Tak berbau
Densitas 1,5274 g/cm3[1]
Titik lebur 338 °C dekomposisi, menyublim
Titik didih 520 °C
Kondisi sublimas Menyublim pada 337,6 °C[2]
i ΔsublHo = 176,1 kJ/mol[3]
Kelarutan dalam 244 g/L (−15 °C)
air
294 g/L (0 °C)
283,0 g/L (25 °C)
454,4 g/L (40 °C)
740,8 g/L (100 °C)[4]
Hasil kali 30,9 (395 g/L)[5]
kelarutan, Ksp
Kelarutan Larut dalam
cairan amonia, hidrazin, alkohol,
metanol, gliserol
Agak larut dalam aseton
280
Mikroskopis:
6. Asam nitrat
Simbolik: HNO3
Makroskopis: Asam nitrat murni (100%) merupakan cairan tak berwarna dengan
berat jenis 1.522 kg/m³. Ia membeku pada suhu -42 °C, membentuk kristal-kristal
putih, dan mendidih pada 83 °C. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat
dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida. asam
281
nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna, dan merupakan
asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam nitrat dengan
kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut sebagai asam nitrat berasap, dan
dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam nitrat berasap putih dan asam
nitrat berasap merah.
Mikroskopis:
proses penguapan tidak keluar dari botol. Akibatnya, bila uap telah menjadi jenuh
ada sebagian uap air yang akan mengembun kembali menjadi butir-butir air yang
menempel pada botol dan akhirnya mengalir ke dalam botol. Proses ini
berlangsung secara terus menerus.
Mengapa air dalam botol tetap? Air dalam botol tetap karena jumlah air
yang menguap sama dengan jumlah air yang mengembun kembali menjadi air.
Dapat dikatakan bahwa di dalam botol tersebut laju penguapan air sama dengan
laju pengembunan air. Proses demikian disebut kesetimbangan dinamis, yaitu
proses bolak-balik dengan laju yang sama untuk kedua arah. Proses
kesetimbangan dinamis ini dapat juga terjadi dalam suatu reaksi kimia. Proses
kesetimbangan dalam reaksi kimia terjadi apabila reaksinya merupakan reaksi
bolak-balik, dan berlangsung dalam sistem tertutup, seperti halnya yang terjadi
pada proses penguapan dan pengembunan air pada contoh di atas.
A. Reaksi Kesetimbangan Gas
Reaksi-reaksi kimia fase gas yang paling sederhana terjadi melalui satu
tahap reaksi seperti reaksi antara C1NO2 dengan NO membentuk NO2 dan C1NO2:
C1NO2 (g) + NO(g) ↔ NO2(g) + C1NO(g)
Berkurangnya konsentrasi C1NO2 diikuti dengan terbentuknya gas NO2
sebagaimana yang diperlihatkan oleh grafik yang mengalurkan konsentrasi
terhadap waktu.
Laju reaksi pembentukan NO2 dan C1NO berbanding lurus dengan
konsentrasi C1NO2 dan NO. Pada awalnya, reaksi berlangsung cepat. Namun,
ketika pereakis-pereaksi mulai berubah menjadi produk reaksi, konsentrasi
C1NO2 dan NO semakin rendah sehingga laju reaksi semakin lambat dan akhirnya
mencapai keadaan kesetimbangan.
Pada daerah pergerakkan reaksi, perubahan komponen pereaksi relative
monstan selama waktu tertentu. Pada daerah kesetimbangan, reaksi tampak seperti
berhenti, tetapi sebenarnya tidak berhenti, walaupun perubahan konsentrasi dari
semua komponen reaksi sudah mulai tidak terlihat99.
99
Haris Watoni, A. 2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI (Peminatan). Bandung: Yrama
Widya. hlm.164-165
283
2. Reaksi Kesetimbangan
Suatu reaksi kesetimbangan yang terjadi pada reaksi:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ↔ FeSCN2+(aq)
Dalam reaksi tersebut, menurut perhitungan stoikiometri, jika sejumlah
mol yang sama dari ion Fe3+ dan ion SCN- di reaksikan, maka akan abis bereaksi.
Akan tetapi, fakta percobaan menunjukkan bahwa jika ke dalam campuran yang
tersebut ditambahkan ion Fe3+, maka warna larutan menjadi lebih pekat, yang
berarti di dalam larutan terbentuk lebih banyak FeSCN2+. Terbentuknya lebih
banyak FeSCN2+ menunjukkan bahwa di dalam larutan masih ada ion SCN-.
Dengan sebaliknya, jika ke dalam larutam ditambahka ion SCN-, maka warna
larutan menjadi lebih pekat atau terbentuk lebih banyak FeSCN2+.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa meskipun menurut perhitungan
stoikiometri ion Fe3+ dan ion SCN- habis bereaks, tetapi ternyata kedua ion
tersebut masih ada di dalam larutan. Dengan demikian, berarti reaksi tersebut
merupakan reaksi bolak-balik, di mana FeSCN2+ yang terbentuk ada yang
kembali menjadi ion Fe3+ dan ion SCN-. Setelah proses pengadukan, reaksi
tersebut menjadi setimbang. Hal ini ditunjukkan dengan warna larutan yang tidak
berubah setelah dibiarkan beberapa saat. Kesimpulannya, di dalam reaksi
setimbang komponen zat-zat pereaksi dan hasil reaksi tetap ada dalam sistem.
Contoh soal:
Dalam suatu wadah direaksikan larutan yang mengandung 0,010 mol Fe3+ dengan
larutan yang mengandung 0,010 mol ion SCN- hingga terjadi reaksi
kesetimbangan:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ↔ FeSCN2+(aq)
Dalam keadaan setimbang ternyata terdapat ion Fe3+ sebanyak 0,004 mol.
Hitunglah berapa mol iom SCN- dan FeSCN2+ yang terdapat dalam sistem.
Jawab:
Reaksi : Fe3+(aq) + SCN-(aq) ↔ FeSCN2+(aq)
Mula-mula 0,0010 mol 0,0010 mol -
Bereaksi - 0,006 mol - 0,006 mol +0,006 mol +
Saat setimbang 0,004 mol 0,004 mol 0,006 mol
285
Dari perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa mula-mula yang ada adalah ion Fe 3+
0,010 mol dan ion SCN- 0,010 mol. Oleh karena pada saat setimbang ada 0,004
mol ion Fe3+ (diketahui), berarti Fe3+ yang beraksi adalah 0,006 mol( mol mula-
mula dikurangi mol yang masih ada). Berdasarkan persamaan reaksinya, setiap 1
mol Fe3+ akan bereaksi dengan 1 mol SCN- menghasilkan 1 mol FeSCN2+. Jika
Fe3+ yang bereaksi 0,006 mol akan membutuhkan SCN - sebanyak 0,006 mol juga,
serta dihasilkan FeSCN2+ sebanyak 0,006 mol pula. Jadi, pada keadaan setimbang
yang ada dalam sistem adalah ion Fe3+ = 0,004 mol (diketahui); ion SCN- = 0,004
mol, dan ion FeSCN2+ = 0,006 mol.
Meskipun hampir semua reaksi merupakan reaksi dapat balik, tetapi tidak
semua reaksi dapat balik akan menjadi reaksi setimbang untuk dapat menjadi
reaksi setimbang diperlukan persyaratan antara lain reaksinya bolak-balik
sistemnya tertutup dan bersifat dinamis.
a. Reaksi bolak-balik
Suatu reaksi kadang-kadang memerlukan adanya pengaruh dari luar
untuk dapat balik Oleh karena itu reaksi tersebut tidak dapat berlangsung secara
bersamaan sebagai contoh reaksi antara timbal (II) sulfat dengan Larutan natrium
iodida pada contoh diatas tidak berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi kesetimbangan Jika reaksi baliknya
dapat dengan mudah berlangsung secara bersamaan, seperti yang terjadi pada
proses penguapan air dan pengembunan air di dalam botol. Proses penguapan dan
pengembunan dapat berlangsung dalam waktu yang bersamaan reaksi homogen
(wujud zat pereaksi dan hasil reaksi sama), misalnya reaksi gas atau larutan, akan
lebih mudah berlangsung bolak-balik dibandingkan reaksi heterogen. Umumnya,
reaksi heterogen dapat berlangsung bolak-balik pada suhu tinggi. Contoh reaksi
homogen yang berlangsung bolak-balik:
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Fe3+(aq) + SCN-(aq) ↔ FeSCN2+(aq)
286
100
Unggul Sudarmo.2014. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Surakarta. Erlangga hal:
133-140
288
1) [N2O4] = [NO2]
2) [N2O4] < [NO2]
3) [N2O4] >[NO2]
d. Reaksi Kesetimbangan Gabungan
Jika beberapa kesetimbangan reaksi dapat di jumlahkan, tetapan
kesetimbangan gabungan yang diperoleh merupakan hasil kali tetapan
kesetimbangan dari masing – masing persamaan reaksi. Hal ini dapat dipahami
dari contoh gabungan dua persamaan reaksi berikut ini.
(1) 2N2 (g) + O2 2N2O (g) Kc1 = [N2O]2 / [N2]2[O2]
(2) 2N2O(g) + 3O2 4 NO2(g) Kc2 = [NO2]4 / [N2O]2[O2]3 +
(3) 2N2(g) 4O2 (g) 4NO2(g) Kc3 = [NO2]4 / [N2]2[O2]4
Jika pernyataan aksi massa untuk dikalikan dengan pernyataan aksi
massa untuk Kc2 diperoleh pernyataan aksi massa untuk. 101
[ CH 4 ] [H 2 O]
Kc=
[ CO ] [ H 2 ] 3
Nilai tetapan kesetimbangan bergantung pada suhu. Untuk contoh di atas, nilai
ketetapan kesetimbangan yaitu 3,92 pada suhu 1.200 K. Perubahan sushu akan
mengubah komposisi kesetimbangan sehingga nilai tetapan kesetiimbangannya
berubah.
e. Persamaan Tetapan Kesetimbangan (Kc)
Ungkapan hukum kesetimbangan kita sebut persamaan tetapan
kesetimbangan. Persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri
reasksi. Secara umum, untuk reaksi :
mA + nB ↔ pC +qD
persamaan tetapan kesetimbangannya adalah :
[C] P[D ]q
Kc =
[ A ] M [ B] n
Karena satuan konsentrasi adalah M, satuan
Kc= M (p+q)-(m+n)
Zat-zat yang terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat (s), larutan(aq), gas
(g), dan cair (l). Akan tetapi, konsentrasi yang berpengaruh terhadap nilai Kc
hanya zat-zat yang berbentuk gas (g) dan laarutan (aq). Zat padat tidak termasuk
karena konsentrasi zat padat adalah tetap dan nilainya telah terhitung daalam Kc
itu.
Contoh :
[ H 2 ] [I 2]
2HI(g) ↔ H2(g) +I2(g) Kc= (tanpa satuan)
[ HI ] 2
f. Kesetimbangan Disosiasi
Disosiasi dapat diartikan sebagai peruraiann suatu senyawa menjadi zat-
zat lain yang lebih sederhana. Jika reaksi berlangsung dalam ruangan tertutup,
akan dihasilkan suatu reaksi kesetimbangan yang disebut kesetimbangan
disosiasi. Perbandingan jumlah mol zat yang teruri terhadap jumlah mol zat pada
keadaan awal dinyatakan sebagai derajat disosiasi. Adapun derajat disosiasi
dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
291
Kp = Kc (RT)∆n
Dengan ∆n = selisih jumlah pangkat pembilang dengan jumlah pangkat penyebut.
j. Hubungan Nilai Tetapan Kesetimbangan antara Reaksi-reaksi Yang
Berkaitan
Reaksi dapat balik yang melibatkan SO2(g), O2(g), dan SO3(g) dapat
dinyatakan dengan tiga cara berikut :
a. 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g) Kc=K1
b. 2SO3(g) ↔ 2SO2(g) + O2(g) Kc=K2
1
c. SO2(g)+ O (g) ↔ SO3(g) Kc=K3
2 2
Bagaimanakah hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan reaksi-reaksi itu ?
1
a. Jika persamaan reaksi kesetimbangan dibalik, nilai Kc’ =
Kc
b. Jika koefisien reaksi kesetimbangan dibagi dengan faktor n, harga tetapan
kesetimbangan yang baru adalah akar pangkat n darri harga tetapan
kesetimbangan yang lama
c. Jika koefisien reaksi kesetimbangan dikalikan dengan faktor n, harga
tetappan kesetimbangan yang baru adalah harga tetapan kesetimbangaan
yang dipangkatkan dengan n.
k. Penggabungan Persamaan Tetapan Kesetimbangan
Perhatikanlah beberapa reaksi kesetimbangan berikut :
Reaksi (1) : N2(g) + O2(g) ↔ 2NO(g) K1=4,1 x 10-31
Reaksi (2) : N2O(g) ↔ N2(g) + O2(g) K2=4,2x10-27
Reaksi (3) : N2O(g) ↔ O2(g) + 2NO(g) K3=?
Reaksi (3) merupakan penjumlahan dari reaksi (1) dan reaksi (2),
bagaimanakah hubungan K3 dengan k1 dan k2 ? dalam hubungan ini berlaku
aturan : jika reaksi-reaksi kesetimbangan dijumlahkan, nilaai tetapan
kesetimbangan reaksi total sama dengan hasil kali tetapan kesetimbangan dari
reaksi-reaksi yang diijumlahkan, untuk contoh diatas berlaku :
K3= K1 X K2
= (4,1 x 10-31) x (4,2x10-27)
293
Tekanan parsial suatu gas berhubungan dengan mol gas, volume gas, dan
temperatur absolut sesuai dengan persamaan gas ideal.
103
Aas Saidah dan Michael Purba,.Op.Cit, hlm 121-130
104
Unggul Sudarmo,, Op.Cit.,hlm146-148
294
PV =nRT
n n
P=
V
RT , karena
V ( )
=C ,C=konsentrasi gas maka
P=CRT
P=¿ tekanan (atm)
V =¿volume (L)
Masaa
n=mol( )
Mr
R=¿tetapan gas umum (0,082 L atm K −1 mol−1)
Tetapan kesetimbangan yang dinyatakan sebagai tekanan pasrsial (Kp)
untuk reaksi:
a A ( g ) ↔c C ( g ) +d D ( g )
Dinyatakan sebagai:
Kp = tetapan kesetimbangan105
D. Pergeseran Kesetimbangan
Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kanan jika produk bertambah atau
pereaksi berkurang.Kesetimbangan dikatakan bergeser ke kiri jika produk
berkurang atau pereaksi bertambah.106
1. Asas Le Chatelier
Suatu sistem dalam keadaan setimbang cenderung mempertahankan
kesetimbangannya, sehingga jika ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan
lagi.107
Pada tahun 1884, Henri Louis Le Chatelier (1850-1936) berhasil
menyimpulkan pengaruh faktor luar terhadap kesetimbangan yang dikenal sebagai
asas Le Chatelier: Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan
(aksi), sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh
aksi tersebut.
Reaksi = -Aksi
Sentot Budi Rahardjo, Kimia Berbasis Eksperimen,(Solo, Platinum Tiga Serangkai
105
P= ( Vn ) RT
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa perubahan tekanan akan
berakibat yang sebaliknya dari perubahan volume. Artinya, jika tekanan
diperbesar pengaruhnya akan sama dengan jika volume diperkecil, dan
sebaliknya. Oleh karena itu, untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel
108
Aas Saidah dan Michael Purba,. Op.Cit. hlm. 133
296
sebelum reaksi sama dengan jumlah partikel sesudah reaksi, perubahan tekanan
tidak akan menggeser letak kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan yang jumlah partikel sebelum reaksi tidak
sama dengan jumlah partikel sesudah reaksi, jika tekanan diperbesar
kesetimbangan akan bergeser ke jumlah koefisien (partikel) yang kecil, dan jika
tekanan diperkecil kesetimbangan akan bergeser ke jumlah koefisien (partikel)
yang besar.109
d. Pengaruh komponen padat dan cair
Penambahan atau pengurangan komponen yang berupa padatan atau
cairan murni tidak memengaruhi kesetimbangan. Hal ini dapat dipahami sebagai
berikut: Penambahan komponen yang berupa larutan atau gas akan berpengaruh
pada kerapatan antarpartikel dalam campuran. Jika suatu komponen gas atau
terlarut ditambahkan, konsentrasi meningkat sehingga sistem bereaksi untuk
mengurangi konsentrasi. Jika yang ditambahkan berupa padatan atau cairan
murni, hal itu tidak mengubah konsntrasi karena jarak antar partikel dalam
padatan dan cairan adalah tetap.
Demikian juga halnya pada perubahan tekanan atau volume, perubahan,
tekanan atau volume tidak memengaruhi konsentrasi padatan atau cairan murni.
Jadi, ketika mempertimbangkan pengaruh tekana dan volume, koefisien
komponen padat tidak diperhitungkan. Tekanan hanya berpengaruh pada sistem
kesetimbangan gas. Komponen padat atau cair tidak menggeser kesetimbangan.
e. Pengaruh suhu
Sesuai dengan asas Le Chateler, jika suhu sistem kesetimbangan
dinaikkan, reaksi sistem adalah menurukan suhu sehingga kesetimbangan akan
bergeser kepihak reaksi yang menyerap kalor (ke pihak reaksi endoterm).
Sebaliknya, jika suhu diturunkan, kesetimbangan akan bergeser kepihak reaksi
eksoterm.
1) Jika suhu dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm
109
Unggul Sudarmo. Op.Cit,. hlm. 157-159
297
110
Aas Saidah dan Michael Purba,. Op.Cit,. hlm. 136-137
111
Unggul Sudarmo. Op.Cit,. hlm. 161
298
112
Unggul Sudarmo. Op.Cit,. hlm. 162-163
299
Al2O, MgO, CaO, dan K2O. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi di gunakan
tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 300atm. Untuk mengarungi
reaksi balik amonia yang terbentuk segera dikerjakan diagram alur dari proses
haber bosch untuk sintesis amonia.113
Dengan berbagai pertimbangan tersebut maka dapat kondisi optimum, di
mana pada kondisi tersebut akan diperoleh amonia secara ekonomis paling
menguntungkan. Dengan pertimbangan keamanan kontruksi pabrik, biaya
produksi dan berbagai pertimbangan lainnya, kondisi optimum untuk operasional
pabrik amonia umumnya dilakukan pada tekanan antara 140 atm - 320 atm dan
suhu antara 400oC - 600oC. 114
2. Proses pembuatan asam sulfat dengan proses kontak
Asam sulfat merupakan bahan industri kimia yang penting, yaitu
digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk. Proses pembuatan asam
sulfat sebenarnya ada dua cara yaitu dengan proses kamar timbal dan proses
kontak. Proses kamar timbal sudah ditinggalkan karena kurang menguntungkan
hanya tinggal satu pabrik di amerika serikat yang masih beroperasi dan itupun
dianggap sebagai pusat industri. Proses kontak menghasilkan asam sulfat
mencapai kadar 99% dan biayanya lebih murah. Di indonesia pabrik asam sulfat
antara lain terdapat di petrokimia gresik. Di palembang dan kujang jawa barat.
Pembuatan asam sulfat meliputi tiga tahap yaitu
a. Pembuatan belerang menjadi belerang dioksida
b. Oksidasi SO2 menjadi SO3
c. Mereaksikan so3 dengan air. Pada tahap ini so3 tidak langsung
direaksikan dengan air tetapi dilarutkan dulu ke dalam larutan H2SO4
Belerang dioksida yang dihasilkan harus benar-benar murni, sebab jika
mengandung protein akan mengganggu proses selanjutnya. Di petrokimia gresik
gas SO2 diperoleh dari sisa pengolahan tembaga atas kerjasama dengan pt
freeport indonesia papua.
113
Aas Saidah dan Michael Purba,. Op.Cit,. hlm. 139-140
114
Unggul Sudarmo. Op.Cit,. hlm. 164
300
115
Ibiid,.
116
Aas Saidah dan Michael Purba,. Loc.Cit
301
117
Aas Saidah. Halaman: 142
302
Dengan demikian, oksigen yang beredar dalam tubuh diganti oleh gas
CO yang beracun. Hal ini mengakibatkan bertambahnya ketegangan pada jantung,
karena lebih banyak darah yang harus diedarkan keseluruh tubuh dari pada saat
normal.
2. Reaksi Kesetimbangan Air dalam Tubuh
Setiap waktu tubuh kita selalu mengeluarkan air, melalui kulit (sebagai
keringat), paru-paru,ginjal, ataupun melalui saluran pencernaan. Pengeluaran air
tubuh kita dipengaruhi oleh kondisi tubuh, makana, dan aktivitas kita sehari-hari.
Untuk mempertahankan kesetimbangan air dalam tubuh, maka air yang
hilang harus diganti dengan baru. Jumlah masukan air dalam tubuhberasal dari air
minum dan makanan. Jumlah air yang masuk dalam tubuh harus disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh. Dianjurkan bagi orang dewasa, sekurang-kurangnya
minum setiap hari 2,5 liter.118
118
Tim Masmedia Buana Pustaka. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013
Kelompok Peminatan dan Ilmu-ilmu Alam. PT Masmedia Buana Pustaka. hlm. 134-135
303
kesetimbangan reaksi terdapat 0,1 mol H2; 0,1 mol I2 ; dan 0,5 mol HI,
nilai Kp reaksi tersebut adalah
a. Kp = Kc d. Kp = 50
b. Kp > Kc e. Kp< Kc
c. KP = 25
Jawaban: A
Pembahasan:
[H2] = 0,1 mol = 0,05 mol/L
2L
[I2] = 0,1 mol = 0,05 mol/L
2L
[HI] = 0,5 mol = 0,25 mol/L
2L
H2 + I2 → 2HI
N = jumlah koefesien gas kanan- jumlah koefisien gas kiri
=2–2
=0
KC = [HI]2
[H2][I2]
n
Kp = Kc (RT)
Kp = Kc (RT)0
Kp = Kc (1)
Kp = Kc
3. Tetapan kesetimbangan dari reaksi SnO2 + 2H2(g) ⇔ Sn(s) + 2H2O(l)
adalah ….
a. Kc = [H2O]2/[H2]2
b. Kc = [Sn][H2O]2/[Sn][H2]2
c. Kc = [Sn]/[SnO2]
d. Kc = [2H2O]/[2H2]
e. Kc = [H2O]2/[SnO2] [H2]2
Jawaban: A
305
Pembahasan:
Reaksi kesetimbangan tersebut adalah reaksi kesetimbangan heterogen.
Dalam reaksi tersebut terdapat fase padat dan gas, yang menentukan
tetapan kesetimbangan adalah fase gas.
4. Berikut ini adalah reaksi kesetimbangan 2SO2(g) + O2 ⇔ 2SO3(g) H =
-17,8 Kj
Gambar partikel pada keadaan kesetimbangan mula-mula adalah sebagai
berikut.
.
Jika tekanan diperbesar, maka gambar partikel pereaksi kesetimbangan
sesaat yang baru adalah ….
Jawaban: B
Pembahasan:
Bila tekanan diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke arah yang
jumlah koefisiennya lebih kecil (produk).
5. Di dalam bejana tertutup yang volumenya 4 liter, pada suhu 129°C
terdapat 0,2 mol gas SO3 ; 0,3 mol gas SO2; dan 0,2 mol gas O2 yang
berada dalam reaksi setimbang :
2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g)
Berapakah nilai tetapan kesetimbangannya ?
Jawaban: 10
Pembahasan:
K = [SO3]2
306
[SO2]2[O2]
0,2 mol
[SO3] = = 0,05 mol/L
4l
0,3 mol
[SO2] = =0,075 mol/L
4L
0,2 mol
[O2] = =0,05 mol/L
4L
K = (0,05)2
(0,075)2(0,05)
= 0,05
0,005
= 10
6. Dalam suatu ruangan tertenntu terdapat kesetimbangan :
N2(g) + 3H2(g) ↔ 2NH3(g)
Nilai Kc pada suhu 300°C adalah 0,020 mol -2L2. Hitunglah Kp pada suhu
tersebut
Jawaban: 9,0 x 10-6 atm-2
Pembahasan:
R = 0,082 L atm mol-1K-1 ; T= 300°C=(300+273)= 573 K
Dari persamaan reaksi didapatkan nilai ∆n=2-(1+3)=-2
Kp= Kc x (RT)-2
Kc
Kp=
( RT ) 2
0,020
Kp= = 9,0 x 10-6 atm-2
( 0,082 x 573 ) 2
7. Dalam sistem Kesetimbangan :
A(g) + B(g) ↔ 2C(g) +D(g)
Terdapat 4 mol gas A, 5 mol gas B, 6 mol gas C, dan 4 mol gas D.
Tekanan ruangan pada kesetimbangan adalah 4,4 atm. Hitunglah nilai Kp
untuk kesetimbangan tersebut!
Jawaban: 1,66
Pembahasan:
307
3 3 3
[ N2] [ H2] 4 8 2( 4) 2× 64 128
( 2 )( 2 )
10. Pembuatan asam sulfat dengan cara proses kontak berlangsung eksoterm.
Agar didapatkan hasil yang optimal maka harus dilakukan pada keadaan…
A. suhu rendah, tekanan tinggi, diberi katalis
B. suhu tinggi, tekanan rendah, diberi katalis
C. suhu tinggi, tekanan tinggi, diberi katalis
D. suhu rendah, tekanan tinggi, tidak diberi katalis
E. suhu tinggi, tekanan rendah, tidak diberi katalis
Jawaban: A
Pembahasan:
Tahap proses kontak:
Tahap 1: S(g) + O2(g) SO2(g)
Tahap 2: SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Tahap 3: H2SO4(aq) + SO3(g) H2S2O7(l)
309
= 1
Kemudian ke dalam sistem ditambahkan gas H2 dan gas Br2 masing-
masing sebanyak 3 mol sehingga diperoleh:
mol HBr = 0,3 M × 10 L = 3 mol
mol H2 = 3 mol + 3 mol = 6 mol
mol Br2 = 3 mol + 3 mol = 6 mol
Karena penambahan konsentrasi terjadi di ruas kanan maka reaksi akan
bergeser ke ruas kiri untuk mencapai kesetimbangan baru. Sehingga pada
keadaan setimbang, mol ruas kiri merupakan hasil jumlah keadaan awal
310
(3 + 2x)2 = (6 − x)2
3 + 2x = 6 − x
3x = 3
x = 1
Dengan demikian, konsentrasi HBr pada kesetimbangan baru adalah:
3 + 2x = (3 + 2×1) mol= 5 mol
[HBr] = 5 mol / 10 L
= 0,5 M
Jadi, konsentrasi HBr pada kesetimbangan yang baru adalah 0,5 M
12. Reaksi kesetimbangan
1) N2(g) + 3H2(g) ⇌2NH3(g)
2) H2O(l) ⇌ H+(aq) + OH-(aq)
3) CaCO3(s) ⇌ CaO(s) + CO2(g)
4) Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO4-2(aq)
Dari reaksi kesetimbangan tersebut, manakah yang termasuk rekasi
kesetimbangan homogen..
a. 1) dan 3) c. 3) dan 4)
b. 2) dan 4) d. 1) dan 2)
Jawaban: D
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang komponennya satu
fase.
13. Konsentrasi kesetimbangan dari reaksi pembentukan HI disajikan pada
tabel berikut.
311
K(1) = 45,50; k(2) = 45,61; k(3) = 45,34; k(4) = 45,88; dan k(5) = 45,64.
14. Sebanyak 0,8 mol gas NH3 dimasukkan ke dalam wadah 2 literr. Gas
tersebut kemudian terurai menajdi gas nitrogen dan gas hidrogen sehingga
tercapai reaksi kesetimbangan. Jika derajat disosiasi NH3 = 50 %, tentukan
harga tetapan kesetimbangan...
Jawaban: 10-2
Pembahasan:
2NH3(g) ⇄ N2(g) + 3H2(g)
jumlah mol zat terurai jumlah mol zat terurai
α= ⇔ 70 %=
jumlah mol zat mula−mula 0,5
jumlah mol zat terurai
0,6 =
0,5
Jumlah mol NH3 terurai = 0,6 x 0,5 = 0,3
2NH3 N2 3H2
Mol zat mula-mula 0,5 - 0
Mol zat terurai 0,3 0,1 0,3
Mol zat pada kesetimbangan 0,2 0,1 0,3
312
C. 8
D. 16
E. 32
Jawaban: C
Pembahasan:
N2O4(g) ↔ 2NO2(g)
Mula 1 -
Terurai ½ 1
Setimbang ½ 1
Mol total = ½ + 1 = 3/2
1/2
P N2O4 = . 6 atm = 2
3/2
1
P 2NO2 = . 6 atm = 4
3/2
Mol terurai = 50%
=½.1
=½
(P NO 2)2 ( 4 ) 2 16
Kp = = = =8
(P N 2O 4) 2 2
17. Reaksi kesetimbangan
H2(g) + I2(g) ↔ 2HI(g)
Berapakah Kp jika suhu ruang 2120C dan harga kc 1,8 (R= 0,082 L
atm/mol K)
A. 1,6
B. 1,8
C. 2,0
D. 2,2
E. 2,4
Jawaban: B
Pembahasan:
2120C = 212 + 273
= 4850 Kelvin
314
Kp = kc. (R.T)∆n
= 1,8. (0,082. 485)0
= 1,8 . 1
= 1,8
18. A(g) + 2B(g) ↔ 2C(g)
Mencapai kesetimbangan pada tekanan total 4 atm, apabila PA = 1,6 atm
dan PB = 0,8 atm. Berapakah harga kp…
A. 2,56
B. 1,6
C. 0,64
D. 2,5
E. 3,0
Jawaban: D
Pembahasan:
P total = 4 atm
pA = 1,6 atm
pB = 0,8 atm
pC = 4 – (1,6 + 0,8)
= 1,6
(C )2 ( 1,6 ) 2 (2,56)
Kp = = = = 2,5
( A ) ( B ) 2 ( 1,6 ) ( 0,8 ) 2 ( 1,6 ) (0,64)
19. Tetapan kesetimbangan (Kc) untuk peruraian HI adalah 4, menurut
persamaan reaski:
2HI(g)↔ H2(g) + I2(g)
Bila mula-mula terdapat 4 mol HI dlaam ruang satuliter, tentukan harga
derajat disosiasikan (ɑ) HI, dan mol H2 serta I2yang terbentuk !
A. 0,7,1,4 mol dan 1,4 mol
B. 0,7,1,4 mol dan 1,6 mol
C. 0,8,1,4 mol dan 1,4 mol
D. 0,8,1,6 mol dan 1,6 mol
E. 0,8,1,6 mol dan 1,4 mol
315
Jawaban: D
Pembahasan:
mula-mula sebelum terurai bejana dengan volume 1 liter tersebut berisi 4
mol gas HI. Kemudian mengalami disosiasi membentuk gas H2 dan I2.
Jika pada keadaan setimbangan dalam voume 2 liter terdapat 0,2 mol
N2O5, 04 mol NO2, dan 0,1mol O2, hitunganlah tetapan kesetimbangan
Kc ...
A. 8 .10-1
B. 8 .10-2
C. 8 .10-3
D. 8 .10-4
E. 8 .10-6
Jawaban: C
Pembahasan:
Konsetrasi molar dari masing-masing zat pada keadaan setimbang:
[N2O5] 0,2/2 = 0,1 M
[NO2] 0,4/2 = 0,2 M
[O2] 0,1/2 = 0,05 M
Tetapan kestimbangan :
4 [O¿¿ 2]
K2= [ NO ] 4
¿
[ N 2 O5 ]
(0,2)4 ( 0,05)
K2 =
(0,1)2
(0,2)4 ( 0,05)
K2 =
(10¿¿−1)2 ¿
−4 (5. 10¿¿−2)
K2 = (16.10) ¿
102
kC = 80. 10-4
Kc = 8 .10-3
21. Pada suhu tetap, perbandingan gas-gas [SO2] /[SO3] dalam
kesetimbangan :
2SO2 (g) + O2(g) ↔ 2SO2(g) ↔ 2SO3(g)
Akan berbandingkan lurus dengan :
A. [O2]-1/2
B. [O2]1/2
317
C. [[O2]0
D. [O2]-2
E. [O2]2
Jawaban: A
Pembahasan:
Kc = ¿2 ¿
¿2 ¿ ¿ ¿
2
1
KC = ¿2 ¿ =
¿¿ ¿¿
1
KC = ¿ ¿=
¿¿
2
KC = ¿2 ¿ = 1 ¿
¿¿
2
¿¿ √
KC = ¿2 ¿ = 1 ¿ ¿
¿¿
2
¿¿ √
KC = ¿2 ¿ = ¿−1/ 2
¿¿
C. (0,6) / (( 0,4)(0,7))
D. (0,7¿2 / ((0,6¿2(0,7))
E. (0,7¿2/ ((0,6)(0,4))
Jawaban: B
Pembahasan: Tetapan kesetimbangan (Kc) reaksi:
Kc = ( S 0 ¿ ¿2 / ((SO2 ¿2(O 2 ¿¿
= (0,6¿2 / ((0,4)(0,7))
Jadi, Kc = (0,6¿2 / ((0,4)(0,7))
23. HBr 0,1 mol ke dalam labu satu liter dan terurai menurut hasil
2 HBr ( g ) ↔ H 2 ( g ) + Br 2 (g)
Jika Br2 yang terbentuk 0,015 mol maka tetapan kesetimbangannya sama
dengan ...
A. 1,6 ×10−2
B. 4,6 ×10−2
C. 2,5 ×10−1
D. 3,2 ×10−1
E. 7,5 ×10−1
Jawaban: B
Pembahasan: Tentukan dulu jumlah mol saat kesetimbangan, dari mol
Br2 yang melihat
2 HBr ( g ) ↔ H 2 ( g ) + Br 2 (g)
Awal : 0,1 - -
Reaksi : 0,03 0,015 0,015
Setimbang : 0,07 0,015 0,015
Karena volumenya adalah 1 liter, maka konsentrasinya tidak masalah,
langsung bisa memasukkan data, yaitu tetapan kesetimbangan reaksi
dimana dengan demikian adalah:
[H ¿¿ 2][ Br2 ]
K c= ¿
¿¿
( 0,015)(0,015)
K c= ¿¿
319
24. Dalam ruang 5 liter direaksikan 0,5 mol N 2 dengan 0,4 mol gas 02 menurut
reaksi:
N 2 ( g )+ O2 ( g ) ↔2 NO( g)
Setelah ditetapkan keadaan setimbang membentuk 0,2 mol gas NO. Harga
Kc adalah ...
A. 1/2
B. 1/3
C. 1/4
D. 1/5
E. 2/5
Jawaban: B
Pembahasan: Cari mol –mol lain saat kesetimbangan dari molnya gas NO
yang ditemukan
N 2 ( g )+ O 2 ( g ) ↔2 NO ( g )
Mol awal : 0,5 mol 0,4 mol
Mol reaksi : 0,1 mol 0,1 mol 0,2 mol
Mol setimbang: 0,4 mol 0,3 mol 0,2 mol
Konsentrasi saat setimbang:
[N ¿¿ 2]=0,4 /5 ¿
[O2]=0,3/5
[TIDAK] = 0,2/5
Sehingga tetapan kesetimbangan:
[NO ]2
K C= =¿ ¿
[ N 2 ] [O2 ]
25. Diketahui suatu reaksi kesetimbangan
Pada kondisi awal di dalam bejana satu liter terdapat 2 mol A dan 2 mol B.
Jika dalam kesetimbangan terdapat 0,5 mol A, maka tetapan
kesetimbangannya adalah....
A. 4,0
320
B. 2,4
C. 2,0
D. 1,2
E. 0,6
Jawaban: B
Pembahasan :
Saat kesetimbangan terdapat 0,5 mol dari awalnya 2 mol, sehingga A yang
bereaksi adalah 1,5 mol. Gunakan untuk menentukan mol-mol yang lain
saat kesetimbangan.
Sehingga tetapan kesetimbangan
26. Satu mol senyawa AB berada dalam 1L air. Jika pad larutan tersebut
mengalamidisosiasi sebesar 40% menurt reaksi AB ↔ A + B, tentukan
tetapan kesetimbangan reaksi tersebut.
Pembahasan
Volume air = 1L
Jumlah mol AB dari kesetimbangan : 1 mol
Mol AB yang terdisosiasi = 40/ 100 x 1 mol = 0,4
Persamaan reaksi : AB ↔ A + B
Mol mula-mula :1
Mol bereaksi : 0,4 0,4 0,4
Mol setimbang : 0,6 0,4 0,4
321
Volume = 1L
Konsentrasi:
AB= 0,6 mol/1L = 0,6 M
A= 0,4 mol/1L= 0,4M
B= 0,4 mol/ 1L = 0,4M
Kc = [A] [B]/ [AB] = (0,4) (0,4)/ (0,6) = 0,27
27. Diketahui suatu reaksi kesetimbangan
2A + B ↔ A2B
Pada kondisi awal didalam bejana satu liter terdapat 2 mol A dan 2 mol B.
jika dalam kesetimbangan terdapat 0,5 mol A, maka tetapan
kesetimbangan adalah. . .
A. 4,0
B. 2,0
C. 2,4
D. 0,6
Jawaban: C
Pembahasan:
Saat kesetimbangan terdapat 0,5 mol dari awalnya 2 mol, sehingga A yang
bereaksi adalah 1,5 mol. Gunakan untuk menentukan mol-mol yang lain
saat kesetimbangan.
2A + B ↔ A2B
Awal :2 2 -
1,5 0,750,75
Reaksi :
❑
Kesetimbangan :0,5 1,25 0,75
Sehingga tetapan kesetimbangan
[ A2B]
kc
[ A ] 2 [ B]
0,75
kc = 2,4
( 0,5 ) 2 X 1,25
28. Reaksi penguraian HI sebgai berikut
2HI(g) H2(g) + I2(g)
Sebanyak 0,1 mol gas HI dimasukan dalam labu 1 liter .jika I2 yang
terbentuk adalah 0,02 mol dan tekanan total 10 atm ,tentukan
322
B. 0,040
C. 0,400
D. 2,500
E. 25,00
Jawaban: A
Pembahasan :
massa
Mol SO3 =
Mr
80 gram
=
80 gram mol−1
= 1 mol
2 SO3(g) ⇌ 2 SO2(g) + O2(g)
m 1 mol - -
b 2x mol 2x mol x mol
s 2x mol 2x mol x mol
1 – 2x = 2x
1 = 4x
x = 0,25 mol
2 x mol 2(0,25)
[SO3] = = M =0,05 M
10 L 10
[SO2] = [SO3] = 0,05 M
x mol 0,25
[O2] = = M =0,025 M
5L 5
Kc =¿ ¿
Kc = ¿¿
= 0,025
30. Kedalam bejana 1 liter dimasukkan a mol CO dan a mol uap air (H 2O(g))
dengan reaksi
CO(g) + H2O(g) ↔CO2(g) + H2(g). pada saat kesetimbangan terdapat ¼ a
mol CO2. Harga kc dari reaksi tersebut adalah….
A. 1/7
B. 1/8
324
C. 1/9
D. 1/10
E. 1/11
Jawaban: C
Pembahasan:
Diketahui V=1L
saat kesetimbangan terdapat ¼ a mol CO2
CO(g) + H2O(g) ↔CO2(g) + H2(g)
Ditanya kc?
Jawab:
CO(g) + H2O(g) ↔CO2(g) + H2(g)
M a a - -
B ¼a ¼a ¼a ¼a
----------------------------------------------------- -
S ¾a ¾a ¼a ¼a
[ CO 2 ] [H 2]
Kc =
[ CO ] [H 2 O]
[ ¼a ] [¼ a ]
Kc =
[ ¾a ] [¾ a]
1 16 1
Kc = x =
16 9 9
31. Gas N 2 dengan volume 10 mL direaksikan dengan 25 mL gas H 2,
membentuk reaksi kesetimbangan:
N 2 (g) +3 H 2(g ) ⇌ 2 NH 3(g )
Volume akhir pada saat setimbang adalah 25 mL (diukur pada P dan T
yang sama). Volume gas NH 3 yang terjadi pada saat setimbang adalah....
A. 5 mL
B. 10 mL
C. 15 mL
D. 35 mL
E. 40 mL
Jawaban : B
325
Pembahasan :
Reaksi N 2 (g) +3 H 2(g ) ⇌ 2 NH 3(g )
Mula-mula 10 mL 25 mL -
1 3
Reaksi x x x
2 2
+
Setimbang 10−0,5 x 25−1,5 x x
Volume total 25 mL=10−0,5 x +25−1,5 x + x
25 mL=35−x
x = 35 – 25
x = 10
volume dalam keadaan setimbang.
N 2=10−0,5 ( 10 )=5 mL NH 3 = 25 mL – 15 mL
H 2=25−1,5 ( 10 )=10 mL NH 3 = 10 mL
V c total=H 2 + N 2 + NH 3
25 L = 5 mL + 10 mL + NH 3
32. Dalam ruang 2 liter dipanaskan sebanyak 6 mol gas SO 3 sehingga
terdisosiasi dan membentuk kesetimbangan dengan persamaan
2SO3(g) ↔ 2SO2(g) + O2(g)
Jika dalam keadaan kesetimbangan terdapat gas SO3 dan O2 dalam jumlah
mol sama, harga tetapan kesetimbangan Kc adalah…
Jawaban: 4
Pembahasan:
2SO3(g) ↔ 2SO2(g) + O2(g)
Mula-mula 6 mol - -
Bereaksi 2x mol 2x mol x mol
Sisa x mol 2x mol x mol
6 – 2x mol = x
3x = 6
x = 2 mol
326
x mol 2mol
[SO3] = = =1M
2L 2L
2 x mol 4 mol
[SO2] = = = 2M
2L 2L
[O2] = [SO3] = 1M
2
Kc = [SO 3 ] .[O 2 ]
¿¿
2
= (2) .(1)
¿¿
= 4
33. Ke dalam ruangan tertutup yang volumenya 10 Liter direaksikan masing-
masing 0,5 mol gas nitrogen dan 0,5 mol gas oksigen hingga membentuk
setimbang
2N2(g) + O2(g) ↔ 2N2O(g)
Jika pada saat tercapai kesetimbangan terdapat 0,3 mol gas nitrogen,
hitunglah nilai tetapan kesetimbangannya.
Jawaban: 11,11
Pembahasan:
2N2(g) + O2(g) ↔ 2N2O(g)
Mula-mula 0,5 mol 0,5 mol -
Bereaksi 0,2 mol 0,1 mol 0,2 mol
Sisa 0,3 mol 0,4 mol 0,2 mol
K = ¿¿
= ¿¿
0,0004
=
0,0009 .0,04
= 11,11
34. Dalam sistem kesetimbangan:
A(g) + B(g) → 2C(g) + D(g)
Terdapat 2 mol gas A, 3 mol gas B, 4 mol gas C, dan 2 mol gas D.
Tekanan ruangan pada kesetimbangan adalah 2,2 atm. Hitunglah nilai Kp
untuk kesetimbangan tersebut
327
Jawaban: 1,067
Pembahasan:
Menentukan tekanan parsial masing-masing zat
nA 2
PA = × Ptotal = × 2,2 atm = 0,4 atm
ntotal 11
nB 3
PB = × Ptotal = × 2,2 atm = 0,6 atm
ntotal 11
nC 4
PC = × Ptotal = × 2,2 atm = 0,8 atm
ntotal 11
nD 2
PD = × Ptotal = × 2,2 atm = 0,4 atm
ntotal 11
Menentukan Kp
Kp = ¿ ¿ ¿
= ¿¿
= 1,067
35. Diketahui entalpi pembentukan C2H5OH(l) = -278 kJ/mol ; CO2(g) = –
393,5 kJ/mol dan H2O(l) = -286 kJ/mol. Pembakaran 100 gram alkohol
(C2H5OH) menghasilkan kalor sebanyak …. (Ar H = 1 ; C = 12 ; O = 16)
Jawaban: – 2972 kJ
Pembahasan:
C2H5OH(l) + 3O2(g) ………..> 2CO2(g) + 3H2O(l)
ΔH = ΔHof produk – ΔHof reaktan
= ( (2 (- 393,5 kJ/mol) + 3(- 286 kJ/mol)) – ( 1(-278 kJ/mol) + 3(0))
ΔH = – 1376 kJ/mol
ΔH = Q/n
Mol = Massa/Mr
= 100 g/46 g mol-1
= 2,17391
Q = ΔH x n
= – 1367 kJ/mol x 2,17391 mol
= – 2972 kJ
328
DAFTAR PUSTAKA
Aas Saidah dan Michael Purba, 2013, Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa untuk SMK/MAK Kelas X1, Jakarta: Erlangga
Kuswati, T.M, dkk. 2013. Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI
Kurikulum 2013 Peminatan. Bailmu. Jakarta
Sentot Budi Rahardjo. 2014. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo. Platinum Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Sentot Budi Raharjo, 2017. Kimia Berbasis Eksperimen Untuk SMA/MA Kelas XI
Kelompok Peminatan Mateatika dan Ilmu – Ilmu Alam K.13Edidi Revisi
2016. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo
Tim Masmedia Buana Pustaka. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum
2013 Kelompok Peminatan dan Ilmu-ilmu Alam. PT Masmedia Buana
Pustaka
Unggul Sudarmo. 2016. Kimia 2 Untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta. Erlangga,