Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

Kimia : Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia


Tujuan Pembelajaran :

1. Menganalisis konsep dan perhitungan hokum dasar kimia (Hukum


Lavoisier, Hukum Proust, Hukum Dalton, dan Hukum Boyle-Gay
lussac.
2. Menganalisis konsep mol sebagai satuan jumlah mol.
3. Menerapkan hokum dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menganalisis massa atom rata-rata, massa atom relatif,dan massa
rumus relative.
5. Menjelaskan konsep mol sebagai satuan jumlah partikel dan dapat
menerapkannya dalam perhitungan kimia.
6. Menganalisis hubungan antara jumlah partikel, massa atom relatif,
massa molar, mol, volume molar, dan menerapkannya dalam
perhitungan kimia.
7. Menganalisis korelasi antara jumlah mol dengan koefisien persamaan
reaksi dan dapat menerapkannya dalam perhitungan kimia.

A.Hukum Dasar Kimia


Saat ini, Indonesia memiliki cadangan bijih tembaga (konsentrat)
sebesar 3,1 miliar ton dengan tingkat produksi sebanyak 100 juta
ton per tahun. Konsentrat itu merupakan pasir olahan dari bahan
tambang, yang mengandung senyawa kimia berupa tembaga, emas,
dan perak. Setiap ton konsentrat mengandung 26,5% tembaga;
39,34 g emas; dan 70,37 g perak.
1. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)

Pada tahun 1700-an, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794),


ilmuwan Prancis telah melakukan penelitian dalam rangka
mempertanyakan teori flogisten.

Lavoisier Mematahkan Teori Flogisten

Dalam percobaan, diamati proses reaksi antara raksa atau merkuri (logam
cair putih mengilap) dengan oksigen (pada ruang tertutup) membentuk
merkuri oksigen (berwarna merah).

Pada waktu itu, dipercayabahwa apabila benda mempunyai flogiston,


maka dapat terlepas jika terbakar sehingga benda akan berkurang massanya.
Melalui eksperimen ini, Lavoisier dapat membuktikan bahwa teori flogiston
tidak benar.

Berdasarkan hasil eksperimen sebelumnya, diketahui bahwa raksa


bertambah massanya apabila berubah menjadi merkuri oksigen. Lavoisier
berhasil membuktikan bahwa pertambahan massa raksa tersebut sama
dengan massa oksigen yang bereaksi dengan raksa membentuk merkuri
oksida.

Berdasrkan penelitian tersebut, kemudian Lavoisier menetapkan hukuj


kekekalan massa atau dikenal dengan Hukum Lavoisier dinyatakan bahwa
“Massa zat-zat sebelum reaksi sama dengan massa zat-zat sesudah reaksi”.

Contoh soal :
1. Logam magnesium bermassa 4 gram dibakar dengan oksigen akan
menghasilkan magnesium oksida. Jika massa oksigen yang digunakan 6
gram, berapa gram massa magnesium oksida yang dihasilkan?

Jawab :

Massa zat-zat sebelum reaksi = massa zat-zat hasil reaksi

M magnesium oksida = m magnesium + m oksigen

= 4 gram + 6 gram = 10 gram

2. Sejumlah logam besi dipijarkan dengan 3,2 gram belerang menghasilkan


8,8 gram senyawabesi(ll) sulfide. Berapa gram logam besi yang telah
bereaksi?

Jawab :

Massa (besi + belerang) = m besi(ll)


m besi + 3,2 = 8,8
m besi = 8,9 – 3,2
= 5,7 gram

2. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)

Pada sekitar tahun 1799, joseph Luis Proust menemukan bahwa


“Perbandingan massa unsur-unsur dalam satu sneyawa adalah tertentu
dan tetap”. Senyawa yang sama meskipun berasal dari sumber yag
berbeda atau dibuat dengan cara yang berbeda ternyata mempunyai
komposisi yang sama.

Contoh:
Air tersusun dari unsur hidrogen dengan perbandingan massa H : O = 1 :
8, dari mana pun air tersebut berasal dan bagaimana car air dibentuk.
Air dalam keadaan sebagai es atau uap air mengandung unsur hidrogen
dan oksigen dengan perbandingan H :O = 1 : 8. Apabila ada senyawa yang
tersusun dari unsur hidrogen dan unsur oksigen dengan perbandingan
yang berbeda, maka dapat dipastikan nbukan air. Misalnya, hidrogen
peroksida (zat pemutih rambut atau kain) juga terbentuk dari hidrogen
dan oksigen, tetapi perbandingan antara hidrogen dan oksigen adalah 1 :
16.

Contoh:

Perbandingan massa unsur oksigen dan hidrogen di dalam air adalah 8 :


1. Jika 100 gram unsur oksigen dan 3 gram unsur hidrogen bergabung
membentuk senyawa (air), berapa gram air yang dapat dihasilkan?

Jawab :

Perbandingan massa oksigen dan hidrogen dalam air sebagai berikut.

Massa O : massa H = 8 : 1

1
Jika, semua unsur O habis diperlukan H = 8 × 100 gram

= 12,5 gram

Dalam reaksi kimia, tidak mungkin zat yang bereaksi melebihi


yang tersedia. Oleh karena hanya tersedia 3 gram unsur hidrogen,
tidak mungkin hidrogen yang bereaksi 12,5 gram. Berarti, zat yang
habus membentuk senyawa adalah unsur hidrogen bermassa 3 gram.

Jika hidrogen yang membentuk senyawa ada 3 gram, maka


oksigen yang diperlukan sebagai berikut.

8
Massa oksigen = 1 × 3 gram
= 24 gram

Massa air yang dihasilkan = massa oksigen + massa hidrogen

= 24 gram + 3 gram

= 27 gram

Oksigen yang tersisa = 100 – 24 gram

= 76 gram

Dalam reaksi kimia dimungkinkan adanya zat yang habis atau


tersisa, tetapi tidak mungkin ada zat yang kurang.

3. Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Perbandingan)

Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan perbandingan


massa yang berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan oksigen dapat
membentuk senyawa SO2 dan SO3, sedangkan dari unsur hidrogen dan
oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.

Dalton menyelidiki perbandingan dari unsur-unsur tersebut pada setiap


senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. “apabila dua unsru dapat
membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika untuk massa salah satu unsur
tersebut tetap (sama), maka perbandingan massa unsur yang lain dalam
senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.”

Contoh:

Nitrogen dan oksigen dapat membentuksenyawa-senyawa N2O, NO,


N2O3, dan N2O4 dengan komposisi massa terlihat dalam table berikut.

Senyawa Massa Nitrogen Massa Nitrogen Perbandingan


(gram) (gram)
N 2O 28 16 7:4
NO 14 16 7:8
N 2O3 28 48 7 : 12
N 2O4 28 64 7 : 18
Berdasarkan table tersebut, apabila massa N dibuat tetap (sama)
sebanyak 7 gram, maka perbandingan massa oksigen di dalam N2O : NO :
N2O3 : N2O4 = 4 : 8 : 12 : 16 atau 1 : 2 : 3 : 4.

Contoh:

Unsur X dan unsur Y dapat membentuk dua senyawa yang masing-


masing mengandung 50% dan 60% unsur X. Tentukan perbandingan massa
unsur Y pada X tetap.

Jawab:

Pada senyawa pertama, massa unsur X 50%, maka massa unsur Y 50%;
sedangkan pada senyawa yang kedua, jika X 60%, maka massa Y 40%.

Jadi,

Senyawa l = X : Y = 50% : 50% atau X : Y = 1 : 1

Senyawa ll = X : Y = 60% : 40% atau X : Y = 3 : 2

Untuk X tetap berarti harga X harus sama, maka

Senyawa l = X : Y = 3 : 3

Senyawa ll = X : Y = 3 : 2

Berarti Y pada senyawa l : Y pada senyawa l = 3 : 2.

4. Hukum Gay-Lussac (Hukum Perbandingan Volume)


Ilmuwan Perancis Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) melakukan
eksperimen mereaksikan beberapa gas yang diukur pada suhu dan
tekanan yang sama. Berdasarkan ekperimen tersebut, dirumuskanlah
Hukum Perbandingan Volume.
Contoh:
Pada suhu dan tekanan tertentu, setiap 1 liter gas nitrogen akan tepat
habis bereaksi dengan 3 liter gas hidrogen membentuk 2 liter gas
amonia. Tentukan rumus molekul amonia.

Jawab:
Oleh karena gas hidrogen dan nitrogen merupakan molekul diatomik,
maka persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.
N₂(g) + 3H2(g) → 2NH (g)
Jumlah atom-atom sebelum dan sesudah reaksi harus sama, maka dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Atom Sebelum Sesudah Persamaan Hasil
reaksi reaksi
N 2 2x 2 = 2x X=2
O 6 2y 6 = 2y Y=3

Anda mungkin juga menyukai