Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Asuransi, Bank, dan Kopersi Syariah

NAMA : GILANG CATUR PRAKASA


KELAS : X.5

SMA NEGERI 1 TANJUNGPANDAN


JLN. GATOT SUBROTO TANJUNGPANDAN
KABUPATEN BELITUNG 3341
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................................

C. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Asuransi Syariah............................................................................................

B. Bank Syariah..................................................................................................

C. Koperasi Syariah............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang kai haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah tugas agama Islam tentang “Asuransi Bank dan Koperasi Syariah”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah turut memberikan memberikan kontribusi dalam penyusunan

makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat

dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,

baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.

Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari

pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Saya berharap semoga makalah yang saya susun ini memberikan

manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca. Terima Kasih

Tanjungpandan, 2 Desember 2022

Gilang Catur Prakasa


BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Asuransi Syariah merupakan salah satu bisnis yang tidak terlepas dari
persaingan. Persaingan ketat yang dihadapi oleh masing-masing lembaga
memaksa pihak manajeman untuk merancang strategi agar nasabah tetap
loyal. Karena itu pada asuransi syariah diperlukan adanya kualitas pelayanan
yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas para pemegang polis.
Kondisi seperti ini dapat dimaknai bahwa asuransi syariah tidak dapat hanya
bertahan dan menggunakan pendekatan serta mempertahankan nasabah yang
ada dengan memanfaatkan sentimen emosional saja karena alasan agama.
Asuransi syariah harus dapat mencari solusi tepat dalam bertahan dan
menarik pelanggan. (Sula, dalam Wuryanti Koentjoro. Kualitas Pelayanan
dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Yang Syar’i Pemegang
Polis Asuransi Syariah. Ekobis, Jurnal Ekonomi Vol.10, No.2, 375-385,
2009) Kegiatan perusahaan asuransi, diarahkan untuk memproteksi keadaan
dimasa datang yang belum pasti terjadi atas sebuah risiko yang berkaitan
dengan nilai aktivitas ekonomi seseorang. Apalagi masa yang akan dating
adalah sebuah masa yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty). Dalam
hal ini manusia hanya dapat merencanakan dan memprediksikan kejadian
dimasa datang, sedang kepastian (certainty) hanya ada pada Allah SWT.
Munculnya sistem ekonomi syariah menjadi peluang besar, mengingat
Indonesia memiliki penduduk beragama Islam terbesar di Dunia. Sampai
saat ini penduduk muslim di Indonesia telah mencapai sekitar 200 juta jiwa.
Sebuah pasar yang sangat besar bagi sebuah bisnis. Indonesia merupakan
negara yang memiliki perbankan syariah dengan kinerja keuangan tertinggi
di dunia. Tingkat profitabilitas bank syariah di Indonesia merupakan yang
terbaik di dunia diukur dari rasio laba terhadap aset. Indonesia juga
merupakan negara yang perbankan syariahnya memiliki pertumbuhan sangat
pesat. Baik dilihat dari bertambahnya jumlah bank maupun bertambahnya
aset. Berdasarkan prediksi Bank Indonesia, pada tahun-tahun ke depan
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia akan mengalami penurunan.
Salah satu penghambat pertumbuhannya adalah perbankan syariah masih
dikendalikan oleh pasar yang hidup dalam pola pikir perbankan
konvensional. Nasabah masih banyak yang menuntut dan mengharapkan
tingkat keuntungan optimal dan tingkat kepuasan tanpa melihat faktor
agama. Bila dilihat dari beberapa jenis pasar berdasarkan perilakunya, pasar
yang hanya ingin mendapatkan keuntungan finansial tanpa peduli apakah
caranya sesuai dengan syariah disebut sebagai pasar rasional. Sedangkan
yang hanya 2 melihat sistemnya tanpa mempedulikan keuntungan finansial
atau biasa disebut pasar emosional. Maksudnya, orang tertarik untuk
berbisnis di pasar syariah karena alasan-alasan keagamaan yang lebih
bersifat emosional. Bukan karena ingin mendapatkan keuntungan finansial
yang bersifat rasional. Ada juga pasar yang selain melihat keuntungan
finansial juga berpatokan syariah dalam mendapatkannya.
Koperasi syariah memiliki dua latar belakang pendirian dan kegiatan
yang hampir sama kuatnya, yakni sebagai lembaga keuangan mikro dan
sebagai lembaga keuangan syariah, melihat dari prinsip-prinsip yang ada
dalam koperasi, maka tidak ada hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
Lembaga ini telah sesuai dengan nilai-nilai Islam. Akan tetapi perlu adanya
penyempurnaan dan pemantauan dalam sistem koperasi yaitu harus
terhindarnya dari Riba, Maysir, Ghoror, ataupun Batil. Koperasi syariah
tidak memiliki perbedaan sistem yang mencolok dengan koperasi
konvensional. Oleh karena itu payung hukum yang digunakan oleh koperasi
syariah secara umum menggunakan payung hukum koperasi konvensional
yaitu Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Belum
adanya aturan hukum dibidang koperasi syariah yang mengikat dan
melindungi ketentuan yang berhubungan dengan usaha lembaga mikro
keuangan syariah, seperti halnya aturan hukum yang berlaku pada koperasi-
koperasi konvensional adalah salah satu faktor dominan penyebab timbulnya
banyak penyimpangan akad dalam koperasi syariah, termasuk dalam
kaitannya dengan penerapan prinsip-prinsip syariah. Hal ini yang
dikhawatirkan dapat menimbulkan permasalahan.
B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pengertian, sejarah dan dalil dari Asuransi syariah?


2. Jelaskan pengertian, sejarah dan dalil dari Bank syariah?
3. Jelaskan pengertian, sejarah dan dalil dari Koperassi syariah?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah yang berkaitan dengan asuransi, bank dan


koperasi syariah.
2. Mengetahui Dalil dalil yang terkandung dala asuransi, bank dan
koperasi syariah.
3. Mengetahui pengertian yang berkaitan dengan asuransi, bank dan
koperasi syariah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuransi Syariah
1.Pengertian
Asuransi berasal dari bahasa Inggris yaitu insurance, yang kemudian
diadopske dalam bahasa Indonesia dan popular dengan istilah asuransi
Sinonim asurans dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pertanggungan. Berdasarkan pada UU Nomor 40 tahun 2014 tentang
Perasuransian asuransi merupakan perjanjian antara dua belah pihak yaitu
pemegang polis dan perusahaan asuransi yang menjadi landasan bagi
perusahaan asuransi untuk penerimaan premi yang kegunaannya adalah
untuk

Asuransi Syariah

1) Memberikan kompensasi kepada pemegang polis karena kerusakan,


kerugian kehilangan keuntungan, biaya yang timbul dan tanggungjawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin ditanggung oleh pemegang polis
karena terjadinya sesuatu yang tidak pasti (tidak bisa diprediksi)

2) Memberikan pembayaran karena pemegang polis meninggal dunia


atau pembayaran yang didasarkan pada hidup pemegang pollis dengan
manfaat yang jumlahnya ditetapkan pada pengelolaan dana

2.Sejarah

Sejarah di Dunia

Asuransi syariah pertama di dunia dibentuk pada tahun 1979.


Muhammad Ajib mengatakan dalam bukunya, sebuah perusahaan asuransi
di Sudan yang bernama Sudanese Islamic Insurance mengenalkan pertama
kali konsep asuransi syariah. Masih di tahun yang sama, sebuah perusahaan
asuransi jiwa di Uni Emirat Arab turut memperkenalkan konsep asuransi
syariah di wilayah Arab. Dua tahun kemudian, konsep asuransi syariah
semakin meluas hingga ke Eropa. Swiss menjadi negara pertama di Eropa
yang mendirikan asuransi syariah bernama Dar al Mâl al Islâmi pada tahun
1981 dan meluas ke Jenewa. Selanjutnya, berdiri asuransi syariah lain di
Eropa yang bernama Islamic Takaful Company (ITC) yang berdiri di
Luksemburg, Takaful Islam Bahamas di Bahamas, dan Al-Takaful Al-Islami
di Bahrain pada tahun 1983. Sementara itu, dua tahun berselang, asuransi
syariah dikenalkan pertama kali di Asia, tepatnya Malaysia pada 1985.
Negara lain seperti Brunei, Singapura, dan Indonesia ikut mendirikan
perusahaan asuransi syariah. Asuransi syariah pertama di dunia dibentuk
pada tahun 1979. Muhammad Ajib mengatakan dalam bukunya, sebuah
perusahaan asuransi di Sudan yang bernama Sudanese Islamic Insurance
mengenalkan pertama kali konsep asuransi syariah. Masih di tahun yang
sama, sebuah perusahaan asuransi jiwa di Uni Emirat Arab turut
memperkenalkan konsep asuransi syariah di wilayah Arab. Dua tahun
kemudian, konsep asuransi syariah semakin meluas hingga ke Eropa. Swiss
menjadi negara pertama di Eropa yang mendirikan asuransi syariah bernama
Dar al Mâl al Islâmi pada tahun 1981 dan meluas ke Jenewa. Selanjutnya,
berdiri asuransi syariah lain di Eropa yang bernama Islamic Takaful
Company (ITC) yang berdiri di Luksemburg, Takaful Islam Bahamas di
Bahamas, dan Al-Takaful Al-Islami di Bahrain pada tahun 1983. Sementara
itu, dua tahun berselang, asuransi syariah dikenalkan pertama kali di Asia,
tepatnya Malaysia pada 1985. Negara lain seperti Brunei, Singapura, dan
Indonesia ikut mendirikan perusahaan asuransi syariah.

Sejarah di Indonesia

Asuransi syariah pertama di dunia dibentuk pada tahun 1979.


Muhammad Ajib mengatakan dalam bukunya, sebuah perusahaan asuransi
di Sudan yang bernama Sudanese Islamic Insurance mengenalkan pertama
kali konsep asuransi syariah. Masih di tahun yang sama, sebuah perusahaan
asuransi jiwa di Uni Emirat Arab turut memperkenalkan konsep asuransi
syariah di wilayah Arab. Dua tahun kemudian, konsep asuransi syariah
semakin meluas hingga ke Eropa. Swiss menjadi negara pertama di Eropa
yang mendirikan asuransi syariah bernama Dar al Mâl al Islâmi pada tahun
1981 dan meluas ke Jenewa. Selanjutnya, berdiri asuransi syariah lain di
Eropa yang bernama Islamic Takaful Company (ITC) yang berdiri di
Luksemburg, Takaful Islam Bahamas di Bahamas, dan Al-Takaful Al-Islami
di Bahrain pada tahun 1983. Sementara itu, dua tahun berselang, asuransi
syariah dikenalkan pertama kali di Asia, tepatnya Malaysia pada 1985.
Negara lain seperti Brunei, Singapura, dan Indonesia ikut mendirikan
perusahaan asuransi syariah. Sejak itu, banyak perusahaan asuransi lain yang
berdiri, baik perusahaan asuransi syariah maupun unit syariah dari
perusahaan asuransi konvensional, seperti:

 Asuransi Syariah Mubarakah yang berdiri pada 1997


 MAA Assurance pada 2000
 Asuransi Great Eastern tahun 2001
 Asuransi Tripakarta di tahun 2002
 Asuransi Bumi Putra, Beringin Jiwa Sejahtera, Asuransi
Binagria dan Asuransi Jasindo Takaful dan Asuransi Burnida di tahun
2003
 Asuransi Staci Jasa Pratama, Asuransi Central Asia, Asuransi
Adira Syariah 2004, Asuransi BNI Jiwasraya Syariah, Asuransi Sinar
Mas, Asuransi Tokio Marine Syariah, dan Reindo Divisi Syariah
Hingga saat ini, industri asuransi syariah semakin berkembang di
Indonesia. Berdasarkan data Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI per tahun
2019, jumlah asuransi syariah telah mencapai 43 asuransi syariah, tiga
reasuransi syariah dan enam broker asuransi dan reasuransi syariah.

3. Dalil-Dalil

1. Surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi “Dan tolong-menolonglah kamu


dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
2. Surat An-Nisa ayat 9 yang berbunyi “Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak
yang lemah yang mereka khawatir terhadap mereka.”
3. HR Muslim dari Abu Hurairah berkata “Barang siapa melepaskan dari
seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan
darinya pada hari kiamat.”

B. Bank Syariah
1. Pengertian

Berdasarkan Undang Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,


bank syariah merupakan bank yang menjalankan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah atau prinsip hukum islam. Prinsip syariah Islam yang
dimaksud mencakup dengan prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa
tawazun), kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), serta tidak
mengandung gharar, maysir, riba, zalim dan obyek yang haram,
sebagaimana yang diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia. Selain itu,
Undang Undang Perbankan Syariah juga memberi amanah kepada bank
syariah untuk selalu menjalankan fungsi sosial sekaligus menjalankan fungsi
seperti lembaga baitul mal. Lembaga baitul mal yaitu sebuah lembaga yang
menerima dana berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai
kehendak pemberi wakaf (wakif).
2. Sejarah
Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, kegiatan muamalah seperti
menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan
untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, yang dilakukan
dengan akad-akad yang sesuai syariah telah lazim dilakukan umat Islam
sejak zaman Rasulullah Saw. Rasulullah Saw, yang dikenal dengan julukan
Al-amin, dipercaya oleh masyarakat Mekah menerima simpanan harta,
sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke Madinah, ia meminta Ali bin
abi Thalib r.a untuk mengembalikan semua titipan itu kepada para
pemiliknya.
Seorang sahabat Rasulullah SAW, Zubair bin al-Awwam r.a., memilih tidak
menerima titipan harta. Ia lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman.
Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda, yakni yang
pertama, dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman, Ia memiliki hak
untuk memanfaatkannya; kedua, karena bentuknya pinjaman, ia
berkewajiban untuk mengembalikannya secara utuh. Dalam riwayat lain
disebutkan, Ibnu Abbas r.a. juga pernah melakukan pengiriman barang ke
Kuffah dan Abdullah bin Zubair r.a. melakukan pengiriman uang dari
Mekkah ke adiknya Mis'ab bin Zubair r.a. yang tinggal di Irak.
Penggunaan cek juga telah dikenal luas sejalan dengan meningkatnya
perdagangan antara negeri Syam dengan Yaman, yang paling tidak
berlangsung dua kali dalam setahun. Bahkan, dalam masa pemerintahannya,
Khalifah Umar bin Khattab r.a. menggunakan cek untuk membayar
tunjangan kepada mereka yang berhak. Dengan menggunakan cek ini,
merekamengambil gandum di Baitul mal yang ketika itu diimpor dari Mesir.
Di samping itu, pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil,
seperti mudharabah, muzara'ah, musaqah, telah dikenal sejak awal diantara
kamu Muhajirin dan kaum Anshar.
Dengan demikian, jelas bahwa terdapat individu-individu yang telah
melakukan fungsi perbankan di zaman Rasulullah Saw., meskipun individu
tersebut tidak melakukan seluruh fungsi perbankan. Namun fungsi-fungsi
utama perbankan modern, yaitu menerima simpanan uang (deposit),
menyaluran dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam. 
3. Dalil-Dalil

Regulasi tentag perbankan syariah di Indonesia diatur dalam UU Nomor


17 tahun 1992 tentang perbankan, yang kemudian diubah dengan UU Nomor 10
tahun 1998 tentang perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan
dan UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah

C. Koperasi Syariah
1. Pengertian

Koperasi syariah adalah badan usaha koperasi yang menjalankan


aktivitas usaha dengan prinsip, tujuan dan kegiatannya berlandaskan pada
Al-Qur`an dan hadis. Dalam pengertian yang lain, koperasi syariah adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koperasi
dengan berdasarkan prinsip syahriah. Sekaligus sebagai Gerakan ekonomi
kerakyatan dengan prinsip kekeluargaan. Koperasi simpan pinjam dan
pembiayaan syariah adalah koperasi yang kegiatan usahanya meliputi
simpan pinjam dan pembiayaan berdasarkan syariah termasuk pengelolaan
zakat, infak, sedekah dan wakaf. Secara sosiologis, koperasi syariah di
Indonesia sering disebut dengan Baitid Maal wa at-Tamwilatau BMT.
Namun sebenarnya terdapat perbedaan antara KSPPS dan USPPS/koperasi
syariah dengan BMT yaitu pada kelembagaannya. Koperasi syariah hanya
terdiri dari satu lembaga saja yaitu koperasi yang dijalankan berdasarkan
pada asas syariah sedangkan BMT terdapat dua lembaga yaitu diambilkan
dari namanya Baitul Maal wa at-Tamwil yang berarti lembaga zakat dan
lembaga keuangan syariah. Baitul Maal artinya adalah lembaga zakat dan
at-Tamwil artinya adalah lembaga keuangan syariah.

2. Sejarah
Koperasi yang berlandaskan pada nilai-nilai Islam sebenarnya telah
diprakarsai oleh Haji Samanhudi di Solo melalui Sarikat Dagang Islam yang
menghimpun anggotanya yaitu para pedagang batik di Solo. Kemudian
keberadaan koperasi syariah mulai banyak diperbincangkan oleh
masyarakat. Lalu sejak maraknya pertumbuhan BMT di Indonesia yang
pertama kali dipelopon oleh BMT Bina Insan Kamil pada tahun 1992 di
Jakarta.

3. Dalil-Dalil
Dalam melaksanakan kegiatannya, koperasi syariah berlandaskan pada:
 Al-Quran dan hadis terutama tentang prinsip tolong menolong (ta'awun)
dan saling menguatkan (takaful).
 Pancasila dan UUD 1945 Terutama sila ke-5 (lima) Di dalamnya
terkandung makna filosofis, bahwa keberadaan koperasi harus
mendatangkan keadilan bagi seluruh anggotanya. Adapun pasal 33 (1)
dalam UUD 1945 hasil amandemen yang berbunyi dengan asas dan prinsip
koperasi yaitu asas gotong royong dan kekeluargaan.
 Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM)
Nomor 16/Per/M.UKM/IX/2015 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi, yang merupakan
regulasi terbaru yang mengatur tentang tata kelola koperasi syariah di
Indonesia saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.abajatim.com/2019/02/01/koperasi-syariah-pengertian-fungsi-
tujuan-prinsip-dan-landasannya/
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pengertian-tentang-
bank-syariah-dan-istilah-di-dalamnya
https://money.kompas.com/read/2022/03/27/202209026/asuransi-syariah-
pengertian-jenis-dan-bedanya-dengan-konvensional?page=all
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-syariah/pages/Sejarah-
Perbankan-Syariah.aspx

Anda mungkin juga menyukai