Oleh,
Dosen Pengampuh:
Mujahidin S.Pd., M.E.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya
sehingga terwujud makalah Asuransi Syariah, yang berjudul “Sistem
Operasional Asuransi Dalam Mengeliminir Gharar, Maisir, Dan Riba”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
D. Manfaat Penulisan..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Akad (Kontrak)...............................................................................3
A. Kesimpulan..................................................................................10
B. Saran.............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini
sebagai berikut:
1. Apa akad (kontrak) dalam asuransi jiwa syariah?
2. Bagaimana mekanisme pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah?
3. Bagaimana sistem operasional dalam asuransi jiwa syariah?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan dari makalah
ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui akad (kontrak) dalam asuransi jiwa syariah.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana pada asuransi jiwa syariah.
3. Untuk mengetahui sistem operasional dalam asuransi jiwa syariah.
1
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berarti. Manfaat-manfaat yang dimaksud adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui akad (kontrak) dalam asuransi jiwa syariah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pengelolaan dana dalam asuransi
jiwa syariah.
3. Mahasiswa dapat mengetahui sistem operasional pada asuransi jiwa syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Akad (Kontrak)
Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat kesepakatan
tertentu beserta hak dan kewajiban para pihak sesuai prinsip syari’ah (PMKNo.18/
PMK.10/2010) Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak
mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat. (Fatwa DSN No.21/DSN-
MUI/X/2001). Sebagaimana dijelaskan dalam bab terdahulu bahwa akad merupak
an salah satu pokok persoalan dalam asuransi konvensional yang menjadikannya
diharamkan oleh para ulama. Oleh karena itu para ulama mencari solusi agar
bagaimana permasalahan gharar, maysir ,dan riba dapat di hindarkan.
Gharar yang muncul karena akad yang dipakai di asuransi konvensional
mirip dengan aqad tabaduli (akad jual beli) dalam fiqih muamalah. Sesuai dengan
syarat-syarat. Dalam akad jual beli, maka harus jelas pembayaran premi dan
berapa uang pertanggungan yang akan diterima. Masalah hukum (Syari’ah) disini
muncul karena kita tidak bisa menentukan secara tepat jumlah premi yang akan
dibayarkan, sekalipun syarat-syarat lainnya, penjual, pembeli, ijab kabul dan
jumlah uang pertanggungan dapat dihitung. Jumlah premi yang akan dibayarkan
amat tergantung pada takdir, tahun berapa kita meninggal atau mungkin sampai
akhir kontrak kita tetap hidup. Disinilah gharar terjadi. Dalam Asuransi Takaful,
masalah gharar ini dapat diatasi dengan mengganti akad tabaduli dengan akad
takafuli (tolong menolong) dan akad mudharabah (bagi hasil)1. Dengan adanya
akad takaful, maka persyaratan dalam akad pertukaran tidak perlu lagi. Sebagai
gantinya maka takaful menyiapkan rekening khusus sebagai rekening dana
tolongmenolong atau rekening tabarru yang telah diniatkan (diadakan) secara
ikhlas. Setelah peserta masuk Takaful. Dalam konsep syari’ah masalah gharar
dapat dieliminir karena akad yang dipakai bukanlah aqad tabaduli, tetapi aqad
takaful atau tolong menolong dan saling menjamin. Dalam konsep takaful semua
1
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 174.
3
peserta asuransi menjadi penolong dan penjamin satu sama lainnya. Sehingga jika
peserta (A) meninggal, peserta (B), (C) dan (Z) harus membantunya, demikian
sebaliknya.2
Dalam hal ini yang menjadi masalah adalah bagaimana jika peserta (A)
mengambil paket asuransi 10 tahun dengan besar uang pertanggungan misalnya
10 juta. Apabila pada tahun keempat, tuan (A ) berpulang ke Rahmatullah dan
baru bayar premi 4 juta, tapi ahli warisnya mendapat jumlah10 juta. Pertanyaan
yang muncul, dari mana sisa 6 juta diperoleh. Uang yang 6 juta inilah oleh para
ulama disebut gharar . Dalam konsep Takaful setiap pembayaran premi sejak
awal akan
di bagi dua, yaitu masuk kerekening pemegang polis (peserta) dan satu lagi di
masukan ke dalam rekening khusus peserta yang telah diniatkan tabarru’ derma
untuk membentu saudaranyayang lain jika ada yang mendapat musibah. Dengan
demikian dari rekeningkhusus inilah sisa 6 juta di atas tadi diambil, dan semua
peserta sejak awalmasuk sudah mengikhlaskan untuk derma.
Masalah kedua adalah maysir yang artinya adanya salah satu pihak yang
untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian3, misalnya seorang peserta
dengan alasan tertentu ingin membatalkan kontraknya sebelum reveresing period,
biasanya tahun ketiga, maka yang bersangkutan tidak akan menerima kembali
uang yang telah dibayarkan (hangus) atau mungkin sebagian kecil saja. Disinilah
terjadi maysir , dimana ada pihak yanguntung dan ada pihak yang dirugikan.
Terjadinya unsur Maysir , sebagailanjutan dari pada asuransi konvensional.
Keuntungan dari pada asuransi juga dilihat sebagai hasil yang mengandung unsur
perjudian karena keuntungansangat tergantung dari pengalaman penanggung,
sehingga untung dan rugisuatu perusahaan tergantung kepada nasib, hal ini
mengandung gharar oleh karena itu termasuk judi. Masalah syari’ah di atas dapat
selesai dengan benarnya akad. Takaful telah merubah akadnya dan membagi
dana peserta kedalam dua rekening. Karena rekening khusus yang menampung
2
Ibid….., hlm. 175.
3
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2005), hlm.
208.
4
tabarru yang ada tidak bercampur dengan rekening peserta, maka reversing
period ditakaful terjadi sejak awal. Kapan saja peserta dapat mengambil uangnya
(karena pada hakekatnya itu adalah uang mereka sendiri), dan nilai tunai sudah
ada sejak awal tahun pertama ia masuk. Dan karenanya tidak ada unsur maysir,
karena tidak ada pihak yang diragukan.
5
riba (bunga). Ketiga larangan ini adalah area yangharus dihindari dalam praktik
asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda utama dengan asuransi konvensional.
Dalam upaya menghindari gharar, pada setiap kontrak asuransi syariah harus
dibuat sejelas mungkin dan sepenuhnya terbuka. Keterbukaan itu dapat diterapkan
dikedua sisi, yaitu baik pada pokok permasalahan maupun pada ketentuan
kontrak. Tidak diperbolehkan didalam kontrak asuransi syariah bila terdapat
elemen yang tidak jelas pokok permasalahannya dan atau ruang lingkup
kontrak itu sendiri. Di dalam kontrak asuransi syariah tidak diperkenankan adanya
jual beli ketidakpastian (gharar) antara satu pihak dengan pihak lain.
Maisir (perjudian) timbul karena adanya gharar. Peserta (tertanggung)
mungkin memiliki kepentingan yang dipertanggungkan, tetapi apabil perpindahan
risiko (atau pembagian risiko dalam asuransi syariah) berisielemen-elemen
spekulatif, maka tidak diperkenankan dalam asuransi syariah. Riba (bunga) sama
sekali dilarang di bawah hukum syariah dan dibawah pengaturan
asuransi syariah. Untuk menghindari riba dalam asuransi syariah,kontribusi para
pesertanya dikelola dalam skema pembagian risiko (risk sharing ) dan bukan
sebagai premi, seperti layaknya pada asuransi konvensional. Dalam ketentuan
asuransi syariah diberlakukan adanya kontribusi dalam bentuk donasi dengan atas
kompensasi (tabarru). Lebih jauh lagi, sumber dana yang berasal dari kontribusi
atau donasi para peserta itu,harus dikelola atau diinvestasikan berdasarkan
ketentuan syariah. Berikut mekanisme pengelolaan dana pada asuransi jiwa
syariah :
a. Perusahaan sebagai pemengang amanah
Sistem operasional asuransi syariah adalah saling bertanggung jawab, bantu
membantu, dan saling melindungi antar para pesertanya. Perusahaan asuransi
syari’ah diberi k epercayaan atau amanah oleh para peserta untuk
mengelola premi,
mengembangkan denga jalan yang halal,dan memberikan santunan kepada yang
mengalami musibah sesuai isiakta perjanjian. Keuntungan perusahaan tersebut
diperoleh dari pembagian keuntungan dana peserta yang dikembangkan dengan
6
prinsip mudharabah (sistem bagi hasil). Para peserta takaful berkedudukan
sebagai pemilik modal (shohibul mal) dan perusahaan takaful
sebagai pemegang amanah
(mudharib). Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi
antara para peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nisbah) yang telah
disepakati.
6
Muhammad Syakir, Ibid….., hlm. 177.
7
Presentase pembagian mudharabah dibuat dalam suatu perbandingan tetap
berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan dan peserta.
8
biaya operasional sebelum menjadi profit perusahaan.
9
b. Bagi hasil investasi
Bagi hasil ivestasi adalah bagi hasil yang diperoleh secara proporsional
berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah ditentukan, baik dari hasil investasi dana
rekening tabungan peserta maupun dari rekening tabarru’. Setelah dana peserta
dibayarkan, dan terkumpul dalam total dana peserta, kemudian di
investasikan. Profit yang diperoleh dari investasikemudian dilakukan bagi hasil
antara peserta dan pengelola atau perusahaan asuransi.
c. Dana pemegang saham
Dana pemegang saham adalah dana yang disiapkan oleh
para pemegang saham sebagai modal setor bagi perusahaan, baik pada tahapawal
berdirinya perusahaan dana setelah perusahaan berjalan, beserta hasi linvestasi
atas dana tersebut. Atau, dengan kata lain, akumulasi laba ditambah modal yang
disetor oleh pemegang saham.
d. Loading (Kontribusi Biaya)
Loading adalah konstribusi biaya yang diberikan kepada peserta,yang pada
asuransi konvensional biasanya diambil dari premi tahun pertama dan kedua.
Pengertian biaya loading pada asuransi syari’ah adalah konstribusi biaya yang
daimbil dari sebagian kecil konstribusi peserta(premi) tahun pertama 8, misalnya
20% - 30% dari premi tahun pertama. Biaya tersebut terutama diperuntukkan
untuk komisi agen dan biaya penagihan (incaso)9.
8
Muhammad Syakir, Ibid….., hlm. 180-181.
9
Syahrul Hano, “Makalah Asuransi”
https://www.academia.edu/36145773/makalah_asuransi_klp_6.docx?auto=download (19 Oktober
2019).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, apabila didalam penulisan makalah
terdapat kekurangan dan juga kesalahan baik itu dalam tulisan dan juga dalam
bentuk bacaan mohon beri masukan dan kritikan dari saudara dan saudari maupun
teman-teman.
11
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Operasional, (Jakarta : Gema Insani, 2004).
12