Anda di halaman 1dari 20

HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI

KEGIATAN BELAJAR 1
A. TUJUAN PEMBELAJARAN

I. HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

A. HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISER)


Pernahkah anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka dan pada suatu waktu kita akan menemukan bahwa
besi itu telah berubah menjadi karat besi. Jika kita timbang massa besi sebelum berkarat dengan karat besi yang dihasilkan, ternyata
massa karat besi lebih besar.
Anda yang sering melihat kayu atau kertas terbakar, hasil yang diperoleh adalah sejumlah sisa pembakaran berupa abu. Jika anda
menimbang abu tersebut, maka massa abu akan lebih ringan dari massa kayu atau kertas sebelum dibakar.
Dari kejadian tersebut, kita mendapatkan gambaran bahwa seolah-olah dalam suatu reaksi kimia, ada perbedaan massa zat, sebelum
dan sesudah reaksi.
Lavoiser melakukan percobaan-percobaannya dalam wadah tertutup, sehingga gas-gas yang terlibat dalam reaksi kimia tetap dapat
diperhitungkan. Dari percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Lavoiser, lahirlah hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap.
1. Magnesium dibakar dengan gas oksigen membentuk magnesium oksida. Jika massa magnesium 16,88 gram dan menghasilkan
28,00 gram magnesium oksida, maka berapa massa oksigen yang dibutuhkan?

Jawaban:
Persamaan reaksi : Logam Magnesium + gas Oksigen  Padatan Magnesium oksida
Mg(s) + O2 (g)  MgS (s)
Hukum Lavoisier: Massa sebelum reaksi = Massa sesudah reaksi (ruang tertutup)
(16,88 + massa O2) gram = 28 gram
Maka, Massa O2 = (28 - 16, 88) gram
= 11, 12 gram

B. HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)

Air (H2O) dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur Hidrogen dan Oksigen, seperti kita ketahui bahwa materi mempunyai massa, termasuk
hydrogen dan oksigen. Pada tahun 1799, seorang ahli kimia Prancis yang bernama joseph Louis Proust mencoba menggabungkan
hidrogen dan oksigen untuk membentuk air.
Hukum ini menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa adalah tetap. Misalnya: untuk membentuk
11 gram senyawa FeS, dibutuhkan 7 gram Fe dan 4 gram S. Maka jika ada 7 gram Fe dan 7 gram S, akan dihasilkan 11 gram FeS dan
tersisa 3 gram S.
1. Perbandingan massa karbon (C) terhadap oksigen (O) dalam senyawa karbon dioksida(CO2) adalah 3 : 8. Berapa gram massa
karbon dioksida yang terbentuk dan sisa pereaksi, jika direaksikan:
a. 6 gram karbon dengan 16 gram oksigen
b. 6 gram karbon dengan 8 gram oksigen
c. 3 gram karbon dengan 10 gram oksigen
d. 12 gram karbon dengan 24 gram oksigen
2. Amati data percobaan berikut:
Dua cuplikan garam dapur murni asal Sibolga dan Madura menghasilkan data sebagai berikut:
Massa Garam Massa Natrium dari Massa klor dari
cuplikan cuplikan

Cuplikan 1: 0,2925 gram 0,1150 gram 0,1775 gram

Cuplikan 2: 1,775 gram 0,690 gram 1,065 gram

 Jawablah pertanyaan berikut untuk membuktikan fakta!


A. Hitunglah prosentase natrium dalam cuplikan 1 dan cuplikan 2
B. Bandingkan, apakah hasilnya sama?
C. Hitung prosentase klor dalam cuplikan 1 dan cuplikan 2
D. Bandingkanlah, apakah hasilnya sama?
E. Mengapa setiap unsur dalam kedua cuplikan garam memiliki prosentase yang sama?

C. HUKUM KELIPATAN PERBANDINGAN (HUKUM DALTON)


Komposisi kimia ditunjukkan oleh rumus kimianya. Dalam senyawa, seperti air dua unsur bergabung masing-masing
menyumbangkan sejumlah atom tertentu untuk membentuk senyawa. Dari dua unsur dapat dibentuk beberapa senyawa dengan
perbandingan berbeda-beda. Misalnya, belerang dengan oksigen dapat membentuk senyawa SO2 dan SO3. Dari unsur hidrogen dan
oksigen dapat dibentuk senyawa H2O dan H2O2.
Hukum ini melihat relasi 2 senyawa yang memiliki unsur-unsur yang sama. Dinyatakan bahwa bila massa salah satu unsur dari kedua
senyawa tersebut sama, maka perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa-senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana. Contoh: senyawa CO dengan CO2
Latihan!
1. Senyawa NO (senyawa I ) tersusun dari 21 gram N dan 24 gram O
Senyawa NO2 (Senyawa II) tersusun dari 28 gram N dan 64 gram O
Buktikan bahwa hal tersebut adalah hukum kelipatan ganda !

D. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM (HUKUM GAY-LUSSAC)


Pada awalnya para ilmuwan menemukan bahwa, gas hidrogen dapat bereaksi dengan gas oksigen membentuk air. Perbandingan
volume gas hidrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut adalah tetap yakni 2 : 1.
Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Prancis Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan percobaan tentang volume gas yang terlibat
pada berbagai reaksi dengan menggunakan berbagai macam gas.
Menurut Gay Lussac 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi
pemebentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen, menghasilkan 2
volume uap air.

Dalton menyelidiki perbandingan unsur-unsur tersebut pada setiap senyawa dan didapatkan suatu pola keteraturan. Pola tersebut
dinyatakan sebagai hukum perbandingan berganda Percobaan-percobaan yang dilakukan oleh Gay-Lussac difokuskan pada gas-gas.
Dari percobaan-percobaannya dia lakukan, ia menyimpulkan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas-gas hasil reaksi
dengan pereaksi berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Dengan kata lain, perbandingan koefisien akan sama dengan
perbandingan volume gas-gas tersebut
Latihan!
1. Lima liter gas N2O5 terurai sesuai reaksi berikut:
2N2O5(g)2N2(g)+ 5O2(g)
Pada suhu dan tekanan yang sama, tentukan volume gas nitrogen dan volume gas oksigen yang terbentuk!

E. HIPOTESIS AVOGADRO
Avogadro mendukung percobaan-percobaan Gay-Lussac, dan pada suhu dan tekanan yang sama juga, ia menyatakan bahwa gas-gas
yang memiliki volume yang sama satu sama lain akan memiliki jumlah molekul yang sama pula. Atau perbandingan koefisien akan
sama dengan perbandingan volume gas-gas tersebut dan akan sama dengan perbandingan mol-molnya, dengan demikian setara dengan
perbandingan jumlah partikelnya
Penentuan Volume Gas Pereaksi dan Hasil Reaksi
Hukum perbandingan volume, yang menyatakan bahwa : volume gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi, jika diukur pada
suhu dan tekanan yang sama (T, P), merupakan perbandingan bilangan bulat dan sederhana (hukum Gay Lussac). Penemuan ini
digunakan oleh Amadeo Avogadro untuk mengajukan hipotesisnya yang terkenal dan disebut hipotesis Avogadro.
Menurut Avogadro : “gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan memiliki jumlah
molekul yang ama pula”
Ternyata perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas tersebut. Hal ini berarti bahwa, jika
volume salah satu gas diketahui, maka volume gas yang lain dapat ditentukan dengan cara membandingkan koefisien reaksinya.
Contohnya : pada reaksi pembentukan uap air
2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)
Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 250C dan tekanan 1 atm adalah 10 liter, maka volume gas O2 dan H2O pada tekanan
dan suhu yang sama dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Volume H2 : volume O2 = koefisien H2 : koefisien O2
Volume O2 = x volume H2
Volume O2 = 1/2 x 10L = 5 liter
Tentukan volume H2O
Jawab: volume H2O = 2/2 x 10 L = 10 liter

KEGIATAN BELAJAR 2

II. STOIKIOMETRI (STOICHIOMETRY)


Secara praktis, stoikiometri merupakan perhitungan kuantitas substansi dalam reaksi kimia. Kuantitas ini diantaranya meliputi
perhitungan:

1. MASSA (MOLEKUL) RELATIF/ Mr


Formulasi untuk menghitung Mr = ∑ (angka indeks unsur x Ar unsur)
Angka indeks unsur dapat dilihat pada rumus kimia substansi yang bersangkutan, sedangkan nilai Ar unsur dapat diperoleh dari tabel
periodik.
Contoh: Mr H2SO4 = (2 x Ar H) + (1 x Ar S) + (4 x Ar O) = (2 x 1) + (1 x 32) + (4 x 16) = 98

2. MOL (n)
Perhatikan gambar PETA KONSEP MOL berikut
Konsep mol merupakan dasar yang penting dalam mempelajari perhitungan kimia. Jika kita
menghitungtelor dengan satuan dusin (12 telur), dan kertas dengan satuan rim (500 lembar), maka para ahli kimia menghitung jumlah
atom-atom, molekul-molekul atau ion-ion dengan satuan jumlah yang disebut mol. Mol merupakan satuan untuk menyatakan jumlah
partikel.
1 mol zat adalah

“Zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan


jumlah partikel yang terdapat dalam 12 gram atom C–12”
“Massa zat sebelum reaksi sama dengan massa sesudah
reaksi”

Ternyata!!!
Banyaknya atom karbon yang terdapat dalam 12 gram C-12 adalah 6,02 x 1023 butir atom. Bilangan ini selanjutnya disebut bilangan
Avogadro atau tetapan avogadro dan diberi lambang N.
Contoh:
 1 mol logam besi mengandung 6,02 x 1023 atom besi
 1 mol air mengandung 6,02 x 1023 molekul air
 1 mol natrium klorida (NaCℓ) mengandung 6,02 x 1023 ion Na+ dan 6,02 x 1023 ion Cℓ-

Massa Molar

“ Massa 1 mol zat yang dinyatakan dalam gram ”

Contoh:
 Massa 1 mol logam besi= 1 x 56 = 56 gram
 Massa 1 mol air= 1 x 18 = 18 gram
 Massa 2 mol NaCℓ= 2 x 58,5 = 117 gram

Volume
Molar
“volume dari 1 mol dari suatu unsur atau senyawa kimia pada
temperatur dan tekanan tertentu ”
Volume molar gas pada kondisi standar didasarkan pada volume 1 mol gas oksigen. Massa 1 liter gas oksigen pada kondisi
32
standart adalah 1,429 gram. Karena 1 mol oksigen bermassa 32 gram, maka volume 1 mol oksigen pada STP adalah 1,329 liter
= 22,4 liter. Dengan demikian volume 1 mol tiap gas pada kondisi standar adalah 22,4 liter

Keadaan standar
(STP) pada suhu 0oC
dan tekanan 1 atm

Volume = 22,4 liter

Keadaan kamar
(RTP) pada suhu 25oC
dan tekanan 1 atm

Volume = 24,4 liter

Volume
1 mol gas
Keadaan tertentu
pada dan tekanan
tertentu pula

nRT
Volume =
P

Keadaan pada suhu


dan tekanan sama
(TP)

n1 = n2
V1 V2

Contoh:
 Volume 0,1 mol CO2( STP ) = 0,1 x 22,4 L = 2,24 L
 Volume 0,1 mol CO2( RTP ) = 0,1 x 24,4 L = 2,44 L
 Volume 0,1 mol CO2( suhu 27 oC, 1 atm )
n = 0,1 mol T = 27 + 273 = 300 K
R = 0,082 P = 1 atm

nRT
V= P

0,1 x 0,082 x 300


V= = 2,46 L
1

 Volume 0,1 mol CO2( 7 gr N2 = 5 Liter )


n1 ( mol CO2 ) = 0,1 mol n2 ( mol N2 ) = 7/28 = 0,25 mol
v1 ( volume CO2 ) = …. L v2 ( volume N2 ) = 5 L

n1 x V2
V1 (volume CO2)= n2

0,1 x 5
V1 = =2L
0,25

Pada reaksi kimia, perbandingan koefisien pada persamaan reaksi menunjukkan perbandingan mol juga. Dengan kata lain, dengan
mengetahui mol salah satu substansi, maka mol substansi lain pun dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan koefisien
mereka.
Contoh:
Sebanyak 4,8 gram logam Mg (Ar = 24) direaksikan dengan larutan HCl. Jika semua logam Mg habis bereaksi, maka berapa literkah
volume gas H2 yang dihasilkan pada keadaan STP?
Solusi:
1. Tuliskan persamaan reaksi setaranya: Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)

2. Hitung mol yang dapat dihitung dari soal yang diberikan, pada contoh ini, mol Mg dapat
dihitung dengan menggunakan rumus mol pertama: n = (massa) / (massa molar)
= (4,8 gram) / (24 gram/ mol) = 0,2 mol
3. Hitung mol yang ditanyakan, dengan menggunakan perbandingan koefisien dengan yang
diketahui. Pada soal ini:
nH2 = (koefisien H2 : koefisien Mg) x (nMg) = (1 : 1) x (0,2 mol) = 0,2 mol
4. Hitung volume gas H2 dengan menggunakan rumus yang tepat, yaitu pada kondisi STP,
dimana: n = (volume (L)) / (22,4 L/ mol), maka:
volume H2 = nH2 x 22,4 L/ mol = 0,2 mol x 22,4 L/ mol = 4,48 L

1. Hitunglah massa dari :


a. 3,36 L gas SO2 ( STP )
b. 1,505 x 1022 molekul CaCl2
2. Hitunglah jumlah partikel dari :
a. 17,1 gram Al2(SO4)3( Al=27, S=32, O=16 )
b. 4,48 L gas NO ( STP )
3. Hitunglah volume dari :
a. 9,03 x 1022 molekul gas SO2
b. 3,0 gram gas C2H6
4. Massa 8 gram gas XO3 mempunyai volume sebesar 2,24 L ( STP ). Jika gas XO3 mempunyai Mr 80, hitunglah massa atom
relatif X !
Jawab :
5. Hitunglah volume dari 2,6 gram gas aetilena, C2H2 pada
a. keadaan standart, STP ( 0oC, 1 atm )
b. keadaan suhu kamar, RTP ( 25oC, 1 atm )
c. keadaan 27oC, 1 atm
d. keadaan dimana 3,2 gram gas oksigen volumenya 2 L
6. Hitunglah massa dari :
a. 100 mL larutan NaOH ( 40 gr/mol ) 0,01 M
b. 250 mL larutan H2SO4( 98 gr/mol ) 0,5 M
c. 2 L Na2SO4 ( 142 gr/mol ) 0,5 M

3. KOMPOSISI KIMIA, RUMUS EMPIRIS, DAN RUMUS MOLEKUL


1. KOMPOSISI KIMIA
Komposisi zat (unsur dan senyawa) dalam persen massa dapat dihitung dengan menggunakan beberapa formulasi berikut ini:
(i) Persen massa zat % = (massa zat : total massa) x 100 %
(ii) Persen massa unsur dalam senyawa %
= {(angka indeks unsur x Ar unsur) : Mr senyawa} x 100 %
Sehingga massa unsur dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
massa unsur = {(angka indeks unsur x Ar unsur) : Mr senyawa} x massa senyawa
Contoh:
1. Tentukanlah komposisi N dan O pada senyawa N2O
Solusi:
Persen massa N = {(2 x 14) : 44} x 100 % = 63,3 %
Persen massa O = {(1 x 16) : 44} x 100 % = 36,4 %
2. Berapakah massa atom C di dalam 6,6 gram CO2?
Solusi:
Massa C = {(angka indeks unsur C x Ar unsur C) : Mr senyawa CO2} x massa senyawa CO2
= {(2 x 12) : 44} x 6,6 gram = 1,8 gram

2. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL


Rumus Empiris menyatakan jenis atom dan perbandingan mol paling sederhana atom-atom unsur dalam zat (unsur atau senyawa).
Langkah-langkah menenentukan rumus empiris:
1. Tentukan massa setiap unsur di dalam senyawa dengan menggunakan rumus komposisi kimia
2. Kemudian hitung mol setiap unsur dengan menggunakan formulasi:
n = (massa) / (massa molar)
Temukan perbandingan mol setiap unsur, melalui perhitungan matematis, sehingga didapatkan mol setiap unsur sebagai bilangan
bulat sederhana. Pembulatan dilakukan dengan syarat lebih kecil sama dengan 2
3. Mol tiap unsur sebagai bilangan bulat inilah yang menjadi indeks setiap unsur, dan demikian kita telah menemukan rumus
empiris senyawa yang bersangkutan
Contoh:
Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O. Tentukan rumus empirisnya (Ar Fe = 56, O = 16)
Solusi:
1. Massa Fe = 11,2 gram, massa O = 4,8 gram
2. Mol Fe = massa : Ar = 11,2 : 56 = 0,2 mol; mol O = massa : Ar = 4,8 : 16 = 0,3 mol
3. Perbandingan mol Fe dengan O = 0,2 : 0,3 = 2 : 3. Indeks Fe = 2, O = 3
4. Maka rumus empiris senyawa tersebut adalah: Fe2O3
Rumus Molekul memiliki relasi dengan Rumus Empiris, dan ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
(i) Mr Rumus Molekul = n x (Mr Rumus Empiris); n adalah bilangan bulat
(ii) Rumus Molekul = (Rumus Empiris)n
Contoh:
Jika Mr molekul senyawa pada contoh sebelumnya = 320, maka tentukanlah rumus molekul senyawa tersebut.
Solusi:
(i) Mr Rumus Molekul = n x (Mr Rumus Empiris); 320 = n x (Mr Fe2O3)
320 = n x (160)
n=2
(ii) Maka Rumus Molekul = (Fe2O3)n = (Fe2O3)2 = Fe4O6

4. PERHITUNGAN KIMIA DALAM PERSAMAAN REAKSI & PEREAKSI PEMBATAS


Perhitungan kimia dalam persamaan reaksi melibatkan penggunaan rumus-rumus konsep mol yang telah dibahas sebelumnya. Ada
hal-hal yang perlu diingat dalam menyelesaikan perhitungan kimia dalam persamaan reaksi:
1. Perbandingan koefisien reaksi akan memiliki nilai yang sama dengan perbandingan mol. Dengan demikian, jika mol salah satu
substansi diketahui, maka mol yang lain dapat dihitung dengan menggunakan perbandingan koefisiennya. Jadi, pastikan
persamaan reaksinya setara terlebih dahulu.
(i). Jika hanya mol salah satu reaktan atau produk yang diketahui, maka semua reaktan habis bereaksi
(ii). Jika mol semua reaktan/ pereaksi diketahui, maka akan ada pereaksi yang bersisa, sementara yang lain habis. Pereaksi yang
habis ini disebut sebagai pereaksi pembatas.
2. Untuk menentukan pereaksi mana yang habis, maka perlu menggunakan perbandingan koefisien

Contoh:
Pada suatu reaksi antara nitrogen dan hidrogen yang ditunjukkan oleh persamaan reaksi berikut:
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
tersedia 0,5 mol N2 dan 2,5 mol H2, maka tentukanlah:
a. mol amonia yang terbentuk
b. pereaksi pembatas dan mol sisa pereaksi yang bersisa pada akhir reaksi
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Solusi:
1. Diketahui mol semua pereaksi, dengan demikian, akan ada pereaksi yang bersisa
2. Perhitungan stoikiometri: N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Awal 0,5 2,5 -
Reaksi -0,5 (3/1) x -0,5 = -1,5 (2/1) x -0,5 = +1
Akhir 0 1 1
3. Maka: (a) mol amonia yang terbentuk = 1 mol; dan (b) pereaksi pembatasnya adalah N2, sedangkan pereaksi yang bersisa
adalah H2 sebanyak 1 mol di akhir reaksi

5. MENENTUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT


Hidrat berarti senyawa kristal padat yang mengandung atau mengikat sejumlah air kristal.
Rumus hidrat adalah: (rumus kimia senyawa kristal padat). x(H2O)
Untuk menentukan rumus kimia hidrat, tetap digunakan prinsip perhitungan stokiometri.
Perhatikan contoh berikut:
Sebanyak 5 gram hidrat CuSO4.xH2O dipanaskan sehingga dihasilkan 3,2 gram padatan CuSO4. Tentukanlah rumus hidrat tersebut.
Solusi:
1. Tuliskan persamaan reaksi : CuSO4.xH2O(s)  CuSO4(s) + xH2O(l)
2. Hitung massa semua substansi: massa CuSO4.xH2O = 5 gram; massa CuSO4 = 3,2 gram
Maka massa H2O (berdasarkan hukum kekekalan massa)
= (massa CuSO4.xH2O) – (massa CuSO4)
= 5 gram – 3,2 gram = 1,8 gram
3. Hitung mol senyawa kristal padat dan air kristal dengan rumus: mol = massa : massa molar
(mol hidrat belum dapat ditentukan, karena nilai x masih harus dicari)
Mol CuSO4 = massa : Mr = 3,2 : 159, 5 = 0,02 mol
Mol H2O = massa : Mr = 1,8 : 18 = 0,1 mol
4. Perhitungan stoikiometri: CuSO4.xH2O(s)  CuSO4(s) + xH2O(l)
Mol: (1/1) x 0,02 = (1/x) x 0,1 0,02 0,1
Dengan demikian, kita mendapatkan persamaan:
0,02 = 0,1/ x
Maka nilai x = 0,1 : 0,02 = 5
5. Maka rumus kimia hidrat tersebut adalah CuSO4.5H2O

EVALUASI
A. ESSAY
1. Apakah yang menjadi kekhasan hokum kekekalan massa/hukum Lavoisier dibanding hukum-hukum dasar kimia lainnya,
khususnya dari segi aspek syarat berlakunya?
2. Ketika kamu menemukan zat X di banyak tempat, bagaimana kamu bisa menentukan apakah X senyawa atau bukan? Hukum
dasar kimia apa yang kamu gunakan gunakan sebagai dasar penentuan?
3. Perunggu merupakan bahan untuk membuat lonceng di Cina pada sekitar tahun 1000 sebelum masehi. Sampel perunggu pada 3
buah lonceng tersebut kemudian dianalisa dan diperoleh data sebagai berikut:
Lonceng No Persen massa Cu Persen massa Sn
1 85 15
2 84 16
3 86 14
Tunjukkanlah secara matematis dan dengan menggunakan hukum dasar kimia yang tepat, apakah perunggu merupakan senyawa
atau bukan!
4. Berapakah massa molekul relatif asam laktat:
A. C3H6O3 (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
B. C4H10 (Ar C = 12, H = 1)
C. Na2SO4.5H2O (Ar Na = 23, S = 32, O = 16, H = 1)
5. Jika 10 ml suatu hidrokarbon yang bersifat gas dibakar dengan 70 ml O2 (kelebihan) maka terjadi 45 ml gas. Setelah CO2 yang terjadi itu
dihilangkan, volume gas yang tertinggal 5 ml. bagaimana rumus molekul hidrokarbon tersebut?

6. Analisis sampel minyak tanah menghasilkan komposisi (persen massa): 85,7% C, 11,0% H, 2,61% N, dan 0,7% S. Jika diketahui
volume sample minyak tanah sebanyak 2,875 L, maka massa unsur C dalam sample tersebut adalah sebanyak berapa kilogram?
(massa jenis minyak tanah diasumsikan sebesar 0,8 kg/L, Ar C = 12, H = 1, N = 14, S = 32)
7. Persamaan reaksi untuk pembakaran sempurna, C3H8 adalah
C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g)
Jika 0,5 mol C3H8 dibakar dengan 3 mol oksigen, maka berapakah massa CO2 yang dihasilkan? (Ar C = 12, H = 1, O = 16)
8. Berapa gram logam aluminium harus dilarutkan dalam asam klorida untuk menghasilkan 112 ml gas hidrogen, apabila diketahui
bahwa berat 1 liter gas nitrogen pada keadaan yang sama = 1,28 gram? (Ar N = 14, H = 1, Al = 27)!
9. Seekor tikus dimasukkan ke dalam stoples berkapasitas 1 liter. Diasumsikan bahwa tikus tersebut membutuhkan sekitar 2,1 liter
oksigen setiap harinya (24 jam). Dengan mengasumsikan bahwa stoples tersebut tertutup sempurna dan bahwa udara didalamnya
terdiri atas 79% mol N2 dan sisanya hanya gas oksigen, serta mengabaikan keberadaan gas-gas lain, tentukanlah kapan tikus itu
kehabisan oksigen!
10. Sebanyak 4,8 gram logam Mg (Ar = 24) direaksikan dengan larutan HCl. Jika semua logam Mg habis bereaksi, maka volume gas
H2 yang dihasilkan (STP) adalah berapa liter?

B. PILIHAN BERGANDA

I. Silangilah (x) huruf a, b, c, d atau e didepan jawaban yang tepat.


1. Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh…
a. Avogadro d. Proust
b. Dalton e. Berzelius
c. Lavoisier
2. 12 gram magnesium bereaksi dengan 10 gram oksigen membentuk magnesium oksida. Menurut hukum Lavoisier, maka massa
magnesium oksida yang dihasilkan adalah….
a. 4 gram d. 40 gram
b. 24 gram e. 56 gram
c. 28 gram
3. Hukum perbandingan tetap dikemukakan oleh…
a. Lavoisier d. Gay Lussac
b. Proust e. Avogadro
c. John Dalton
4. Perbandingan massa kalsium dan massa oksigen membentuk kalsium oksida adalah 5 : 2, jika 10 gram kalsium direaksikan dengan
5 gram oksigen, maka kalsium oksida yang terbentuk…..
a. 5 gram d. 15 gram
b. 10 gram e. 50 gram
c. 14 gram
5. Perbandingan massa karbon dengan okisgen adalah 3 : 8, jika 10 gram karbon direaksikan tuntas dengan 10 gram oksigen, maka
pada akhir reaksi menghasilkan….
a. 11 gram CO2 dan 9 gram sisa pereaksi
b. 13 gram CO2 dan 7 gram sisa pereaksi
c. 11 gram CO2 dan 2 gram sisa pereaksi
d. 13,75 gram CO2 dan 6,25 gram sisa pereaksi
e. 20 gram CO2
5. 21 gram besi dipanaskan dengan 28 gram belerang membentuk senyawa FeS2 dengan perbandingan 7 : 8, sisa senyawa yang tidak
bereaksi adalah…
a. 7 gram S d. 4 gram Fe
b. 4 gram S e. tidak ada
c. 7 gram Fe
6. Diketahui Ar Fe = 56 dan S = 32, maka perbandingan berat Fe dan S dalam senyawa FeS adalah…..
a. 23 : 16 d. 7 : 4
b. 56 : 32 e. 4 : 7
c. 14 : 4
7. Suatu reaksi berlangsung sebagai berikut:
2A + 3B  A2B3
(Ar A = 20, B = 30) maka untuk bereaksi dengan 10 gram A diperlukan B sebesar….
8. A reaction occurs as the following:
2A + 3B  A2B3
a. 10 gram d. 30 gram
b. 15 gram e. 45 gram
e. 22,5 gram
8. Bila gas N2 direaksikan dengan gas O2 menghasilkan gas NO, maka perbandingan massa N2 dengan O2 untuk menghasilkan gas
NO adalah….
a. 7 : 8 d. 5 : 6
b. 28 : 32 e. 3 : 4
c. 14 : 16
9. Jika dua buah unsur dapat membentuk lebih dari 1 macam senyawa, maka salah satu unsur yang bersenyawa dengan unsur lainnya
yang sama beratnya akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Pernyataan tersebut merupakan bunyi….
a. Lavoisier d. Avogadro
b. Proust e. Gay Lussac
c. John Dalton
10. Pada suatu reaksi 2,31 gram tembaga memerlukan 1,19 gram belerang dan 5,38 gram tembaga memerlukan 1,8 gram belerang,
maka perbandingan mass S pada kedua reaksi tersebut adalah….
a. 1 : 1 d. 2 : 3
b. 2 : 1 e. 3 : 2
c. 3 : 1
11. Lihat soal nomor 11, perbandingan massa Cu pada kedua reaksi tersebut adalah….
a. 2 : 1 d. 6 : 3
b. 3 : 1 e. 3 : 2
c. 2 : 3
12. Dua senyawa dari C dan O adalah CO dan CO2. Perbandingan massa O pada kedua senyawa adalah….. (Ar C = 12, O = 16)
a. 2 : 1 d. 3 : 8
b. 4 : 8 e. 3 : 3
c. 3 : 4
13. 20 liter gas N2 bereaksi dengan gas hydrogen dengan persamaan reaksi:
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)
Maka volume gas NH3 yang dihasilkan adalah….
a. 20 L d. 80 L
b. 40 L e. 100 L
c. 60 L
14. Lihat soal no. 14 volume gas H2 yang diperlukan sebesar…..
a. 20 L d. 80 L
b. 40 L e. 100 L
c. 60 L

Anda mungkin juga menyukai