Anda di halaman 1dari 7

Materi Stokiometri

RANGKUMAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah
KIMIA TEKNIK
Yang diampu oleh Bapak Fuad Indra Kusuma, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Faisal Nur Saifudin
180513626549

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

November 2018
1. Pengertian Stoikiometri
a. Menurut bahasa, Stoikiometri berasal dari kata Stoicheion (unsur) dan Metrain
(mengukur). Jadi Stoikiometri berarti mengukur “unsur-unsur”.
b. Secara umum, Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.

2. Hukum-Hukum Dasar Kimia


a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Penemu : Antonie Laurent Lavoisier
Tahun : 1743-1794
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh :
Dalam tabung tertutup ditimbang 32 gram belerang dan 63,5 gram
tembaga. Setelah dicampur lalu dipanaskan dalam tabung tertutup dan reaksi
berjalan sempurna maka terjadi zat baru, yaitu tembaga (II) sulfida sebanyak
95,5 gram. Gunakan data tersebut untuk menguji berlakunya hukum Lavoisier.
Persamaan Reaksi : Cu(s) + S(s) → CuS(s)
Massa sebelum Massa sesudah
reaksi reaksi
Belerang Tembaga Tembaga (II) sulfida
32 gram 63,5 gram 95,5 gram
Tabel. 1. Cara menguji menggunakan hukum Lavoisier

Massa total sebelum reaksi = 32 + 63,5 = 95,5 gram


Massa total setelah reaksi = 95,5 gram
Kesimpulan : Hukum Lavoiser berlaku karena massa zat
sebelum dan sesudah reaksi tetap.

b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Penemu : Joseph Louis Proust
Tahun : 1754-1826
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap”
Contoh :
Pada senyawa NH3  massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3

c. Hukum Perbandingan Berganda


Penemu : Josh Dalton
Tahun : 1766-1844
“Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa
salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur
kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh :
Unsur Nitrogen dan Oksigen dapat membentuk dua macam senyawa dengan
data sebagai berikut

Senyawa Massa Nitrogen Massa Oksigen


I 28 gram 32 gram
II 28 gram 64 gram
Gunakan data tersebut untuk menguji berlakunya hukum Dalton
Jawab :
Senyawa Perbandingan Massa Nitrogen : Massa Oksigen
I 28 : 32 = 7 : 8
II 28 : 64 = 7 : 16

Jadi perbandingan massa oksigen yang mengikat sejumlah unsur


nitrogen yang sama = 8 : 16 = 1:2
Perbandingan massa oksigen antara senyawa I dan senyawa II merupakan
bilangan bulat dan sederhana sehingga memenuhi hukum Dalton.

d. Hukum Perbandingan Volume


Penemu : Gay Lussac
Tahun : 1778-1850
“Apabila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka perbandingan
volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan
sederhana. “
berlaku persamaan :

PV = nRT....................................................................................................(1)

dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 L.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Contoh :
Pada reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen menghasilkan uap air.
Berapa liter gas oksigen yang diperlukan dan berapa liter uap air yang
dihasilkan apabila gas hidrogen yang direaksikan sebanyak 12 liter.
Jawab :
- Persamaan reaksi : 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g)
- Perbandingan volume : 2 1 2
- Volume : 12 L 6L 12 L
Jadi volume gas oksigen yang diperlukan 6 L\ sedangkan uap air yang
dihasilkan 12 L.
 Hukum Boyle
“ Apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup dijaga konstan,
maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.”
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh :

P1 V1 = P2 V2............................................................................................(2)

Dengan:
P1 : Tekanan gas awal (N/m2)
V1 : Volume gas awal (m2)
P2 : tekanan gas akhir (N/m2)
V2 : Volume gas akhir (m2)

Contoh:
Berapa tekanan dari 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada temperatur
tersebut 5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dengan tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2 . 5 = P2 . 10  P2 = 1 atmosfir

 Hukum Gay-Lussac
"Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku :

𝑉1 𝑉2
= 𝑛2.......................................................................................................(3)
𝑛1

Dengan:
N : Banyaknya gas (mole)
V : Volume gas (L)
P : tekanan gas (atm)
T : Suhu (K)
Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi tersebut 1
liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2  10/1 = (x/28) / (0.1/2)  x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

 Hukum Boyle-Gay Lussac


𝑃1.𝑉1 𝑃2𝑉2
= ................................................................................................(4)
𝑇1 𝑇2

Dengan:
P1 : Tekanan gas awal (N/m2)
V1 : Volume gas awal (m2)
P2 : tekanan gas akhir (N/m2)
V2 : Volume gas akhir (m2)
T1 : Suhu gas awal (K)
T2 : Suhu gas akhir (K2)
 Hukum Avogadro
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama.”
Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm),
setiap 1 mol gas volumenya 22.4 liter. Volume ini disebut sebagai volume
molar gas. Secara sistematis dapat dinyatakan seperti:
𝑉
.................................................................................................................(5)
𝑛

Dengan:
N : Banyaknya gas (mole)
V : Volume gas (L)
Contoh:
Berapa volume 8,5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1
atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab :
8,5 g NH3  n NH3 = 8,5/17 = 0,5 mol NH3
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 11,2 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)  V2 = 12.31 liter

3. Massa Atom dan Massa Rumus


a. Massa Atom Relatif (Ar)
Merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom
karbon 12
b. Massa Molekul Relatif (Mr)
Merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12 massa
1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan dari massa
atom unsur-unsur penyusunnya.

Contoh:
Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?
Jawab:
Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220

4. Konsep Mol
Mol adalah jumlah zat suatu sistem yang mengandung sejumlah besaran
elementer (atom, molekul, dsb) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram tepat
isotop karbon-12 (12C). Jumlah besaran elementer ini disebut tetapan Avogadro (dahulu
disebut bilangan Avogadro) dengan lambang L (dahulu N).
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-
molekulnya sebesar bilangan Avogadro (L) dan massanya (Mr) senyawa itu.
Jika bilangan Avogadro = L L = 6.023 x 1023
maka :
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul, massanya = Mr molekul tersebut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat
Contoh:
Berapakah mol NaOH yang terdapat dalam 500 cm3 larutan 2 M NaOH?
Jawab:
𝑛
𝑀 =𝑉
VNaOH = 500 cm3 = 0,5 dm3 = 0,5 liter

n = M NaOH . N NaOH
= 2 x 0,5
= 1 mol

5. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi mempunyai sifat
a. Jumlah unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
b. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
c. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang
berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume
asalkan suhu dan tekanannya sama)

6. Hubungan Massa, Volume, Jumlah Partikel dan Mol


: :
Gram Mol ∑ Partikel
Ar/Mr L
x x
𝑷.𝑹
x 𝑻 :

Volume

L = Bilangan Avogadro = 6,02 . 1023

7. Mol & Volume

𝑃𝑉 ∑ 𝑃𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙
𝑛 = 𝑅𝑇 Mol & Σ partikel 𝑛 = 𝐿

8. Mol dan Massa

𝐺𝑟𝑎𝑚 (𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎)
𝑛 = 𝑀𝑟 𝐴𝑟
9. Rumus Kimia Zat

Rumus Molekul = ( Rumu Empiris ) n


Mr Rumus Molekul = n x ( Mr Rumus Empiris )

Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa, dapat
ditempuh dengan langkah berikut :

1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa


2. Ubah ke satuan mol
3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris
4. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
( Rumus Empiris ) n = Mr n dapat dihitung
5. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.

10. Pereaksi Pembatas

 Pereaksi pembatas digunakan bila pada soal diketahui 2 atau lebih variabel unsur (massa,
vol, mol) dimana variabel-variabel tersebut belum tentu sama-sama habis (ada beberapa
unsur yang hanya bereaksi sebagian).
 Cara menentukan:
1. Setarakan persamaan reaksi
2. Zat mula-mula harus dalam bentuk mol / volume
3. Cari nilai (mol/vol) : koefisien reaksi masing-masing unsur/senyawa
4. Nilai yang terkecil merupakan pereaksi pembatas (zat yang pasti habis / zat yang
bereaksi seluruhnya).
5. Gunakan pereaksi pembatas tersebut untuk menentukan unsur-unsur lain yang bereaksi
(unsur lain mempunyai sisa / hanya bereaksi sebagian).

Daftar Rujukan
Rinanda, Desni. Laporan Stokiometri. (https://berbagiini.blogspot.com/2013/12/stoikiometri-
laporan-kimia-dasar-i.html). (Online). Diakses pada 18 November 2018
Andi. Laporan pratikum kimia dasar. https://alexschemistry.blogspot.com/2013/10/laporan-
praktikum-kimia-dasar_24.html. (Online). Diakses pada 18 November 2018,
dsb.

Anda mungkin juga menyukai