Anda di halaman 1dari 13

Kimia

Stoikiometri

Nama : Veto Aristo
Kelas : X-Sos3





ii
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibuk guru dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin...

















Penulis

Veto Aristo


iii
Daftar Isi
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................... iii
Stoikiometri .................................................................................................. 1
A. Massa Atom......................................................................................... 1
B. Mol ....................................................................................................... 3
C. Hukum-Hukum Tentang Gas ............................................................... 4
D. Interkonversi Mol Gram Volume .................................................... 6
E. Perhitungan Kimia ............................................................................... 7
F. Perhitungan Kimia dalam Persamaan Reaksi ..................................... 8




















1
Stoikiometri
A. Massa Atom
Massa atom terkait dengan partikel yang sangat kecil. Debu terkecil yang dapat
dilihat oleh mata mengandung kurang lebih 10.000.000.000.000.000 atau 1 x 10
16
butir atom. Massa atom dapat ditentukan dengan alat spektrometer massa.
1. Massa Atom Rata rata
Dengan menggunakan spektrometer massa diketahui bahwa atom hidrogen
merupakan atom yang paling ringan dengan massa 1,67 X 10
-27
kg. Oleh karena
harganya yang sangat kecil, maka dibuatlah suatu cara untuk mempermudah
perhitungan, di mana massa suatu partikel yang massanya 1,67 X 10
-27
kg disebut
dengan 1 sma (satuan massa atom). Jadi, massa 1 atom hidrogen dianggap sama
dengan 1 sma.
Contoh:
Atom kloring di alam terdapat dalam dua macam isotop, yaitu 75% sebagai Cl-35
yang massanya 35 sma, dan 25% sebagai Cl-37 yang massanya 37 sma. Massa
rata-rata atom klorin adalah:



( ) ( )




2. Massa Atom Relatif (A
r
)
Mengukur massa adalah membandingkan massa suatu benda terhadap benda
yang lain, di mana massa benda pembanding disebut sebagai massa standar. Di
dalam menentukan massa atom, sebagai standar massa atom adalah massa 1 atom
karbon-12 (atom karbon yang massanya 12 sma). Jadi massa atom yang diperoleh
dari pengukuran adalah massa atom relatif terhadap atom karbon-12. Massa atom
relatif diberi lambang A
r
, yaitu perbandingan massa rata-rata 1 atom terhadap


massa atom C-12, atau secara matematis dirumuskan sebagai:





2
Dengan:
Ar X = massa atom relatif X
Massa 1 atom C-12 = 12 sma
Massa rata-rata atom X merupakan massa rata-rata dari semua isotop X yang
ada di alam. Massa atom relatif tidak mempunyai satuan.
Contoh:
Jika massa rata-rata 1 atom O adalah 16 sma, berapa massa atom relatif O?
J awab:




3. Massa Molekul Relatif dan Massa Rumus Relatif (M
r
)
Molekul merupakan gabungan dari dua atom atau lebih. Oleh karena itu, massa
molekul ditentukan oleh massa atom-atom penyusunnya, yaitu merupakan jumlah
dari massa seluruh atom yang menyusun molekul tersebut. Massanya dihitung
berdasarkan setiap satuan rumus empirisnya dan dinamakan sebagai massa
rumus.
Rumusnya :

)
Jadi, massa molekul relatif suatu senyawa molekul merupakan jumlah massa atom
relatif dari seluruh atom penyusun molekul, sedangkan massa rumus relatif suatu
senyawa ion merupakan jumlah massa atom relatif dari seluruh atom penyusun satu
satuan rumus kimia senyawa tersebut.
Contoh :
berapakah massa molekul relatif garam dapur (NaCl) dan asam sulfat (H
2
SO
4
) jika
diketahui massa atom relatif Na = 23, Cl = 35, H = 1, S = 32, dan O = 16?
J awab :
Massa Molekul Relatif NaCl = Ar Na + Ar Cl = 23+35 = 58 sma
H
2
SO
4
= 2 Ar H + Ar S + 4 Ar O = 2(1) + (32) + 4(16) = 2 + 32 + 64 = 98 sma


3
B. Mol
Mol adalah satuan dasar SI yang mengukur jumlah zat. Satu mol adalah sejumlah
partikel yang terkandung di dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan
banyaknya atom yang terdapat di dalam 12,00 gram C-12. Bilangan Avogadro atau
tetapan Avogadro diberi lambang L (diambil dari nama Loschmidt).
1 mol zat = 6,02 x 10
23
partikel
1. Massa Molar
Hubungan massa dengan jumlah partikel dinyatakan dalam massa molar, yaitu
massa zat yang mengandung 6,02 x 10
23
partikel zat tersebut. Kesimpulannya,
massa molar adalah massa zat itu yang sama dengan massa atom atau massa
rumus zat tersebut dinyatakan dalam gram.
Massa molar (M) = Massa 1 mol zat X = (A
r
X) gram
Karena M
r
dari suatu molekul atau satuan rumus kimia senyawa adalah jumlah A
r

dari atom-atom penyusunnya, maka:
Massa molar (M) = Massa 1 mol zat A
x
B
y
= (M
r
A
x
B
y
) gram
Dengan menggunakan pengertian massa molar (M), maka jumlah mol suatu zat
dapat dihitung dengan cara:

(gram)
(/mol)

Dan
Massa (mol) x (gram/mol)
Dengan, jumlah mol zat
massa zat dalam satuan gram
massa molar =

dalam satuan gram/mol


Contoh :
Hitung berapa mol molekul yang terdapat dalam 8 gram gas O
2
(A
r
O = 16)?
Jawab :
M
r
Oksigen = 2 x 16
= 32
M Oksigen = 32 gram/mol

4

massa





2. Volume Molar
Volume molar gas adalah volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika
pengukuran dilakukan pada suhu 0C dan tekanan 1 atm, volume molar gas disebut
sebagai volume molar standar, sebab keadaan suhu 0C dan tekanan 1 atm
adalah keadaan standar gas dan disingkat STP (Standard Temperature and
Pressure). Keadaan standar (0C, 1 atm) volume 1 mol gas adalah 22,4 liter.
mol x L/mol
Dengan: volume gas pada 0C, 1 atm
jumlah mol gas
Contoh :
Hitunglah volume 3,4 gram NH
3
jika diketahui A
r
N = 14; H = 1?
Jawab :
M
r
NH
3
= 17
Massa molar NH
3
= 17 gram/mol

g
g/mol
mol
mol x 22,4 liter/mol
= 4,48 liter

C. Hukum-Hukum Tentang Gas

1. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama,
sejumlah volume yang sama suatu gas (sembarang gas) mengandung jumlah
molekul yang sama. Perbandingan volume gas akan sama dengan perbandingan
mol gas:

: V
2
=n
1
: n
2


5
Contoh :
Berapa volume 3 gram gas NO yang diukur pada suhu dan tekanan di mana 1 gram
gas CH
4
volumenya 1,5 liter (A
r
N = 14, O = 16, C = 12, H = 1)?
Jawab :
NO = 0,1 mol CH
4

mol
NO = ? liter CH
4
liter
Menurut hipotesis Avogadro,
NO CH
4
NO CH
4

NO
NO
CH
4
x CH
4

NO
mol

mol
x liter
liter

2. Hukum Gas Ideal
Beberapa hukum tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah:
Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu tetap, tekanan dari sejumlah mol
gas yang sama berbanding terbalik dengan volumenya, atau P 1/V pada T
tetap.
Hukum Charles menyatakan bahwa volume sejumlah mol gas yang sama
pada tekanan tetap berbanding lurus dengan suhu mutlaknya, atau V T
pada P tetap.
Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan suhu tetap, volume
suatu gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas, atau V n, pada P dan T
tetap.
Dari semua hukum tentang gas tersebut, jika digabung maka akan didapatkan satu
persamaan tunggal untuk perilaku gas:


Atau


Atau

6
Dengan:
tekanan (atmosfer)
suhu mutlak (kelvin), K = C + 273
volume (liter)
jumlah mol (mol)
tetapan gas ideal yang nilainya 0.082 L atm mol
-1
K
-1

Persamaan di atas dikenal dengan persamaan gas ideal, yang menerangkan
hubungan empat variabel (suhu, tekanan, volume, dan jumlah mol gas) terhadap
perilaku gas ideal, yaitu gas yang molekul-molekulnya dianggap tidak saling tarik-
menarik, tidak saling tolak-menolak, dan volumenya dapat diabaikan terhadap
volume wadahnya.
Contoh :
Berapa volume 1 gram gas hidrogen yang diukur pada suhu 25C dan tekanan 1
atm?
Jawab :

jadi massa molar H


2
2 gram/mol
jumlah mol dari 1 gram gas H
2

1 g
2 g/mol
0,5 mol
dengan rumus gas ideal, maka:



0,5 mol x 0,082 L atm mol
-1
K
-1
x 298 K
1 atm

12,218 liter

D. Interkonversi Mol Gram Volume
Mol merupakan satuan jumlah yang mudah diubah ke dalam satuan lain. Mol dapat
difungsikan sebagai sentra (pusat), dalam arti untuk mengubah dari satuan yang
satu ke dalam satuan yang lain dapat melewati satuan mol.



7
E. Perhitungan Kimia

1. Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus empiris menunjukan perbandingan atom-atom yang terdapat dalam suatu
senyawa. Perbandingan tersebut dinyatakan dalam bilangan bulat terkecil.
Contoh :
Sebanyak 1,12 gram unsur X tepat bereaksi dengan gas oksigen membentuk 1,60
gram senyawa dengan rumus empiris X
2
O
3
. Jika A
r
O = 16, tentukan A
r
X.
Jawab :
Massa senyawa = 1,60 gram dan massa X = 1,12 g
Berarti dalam senyawa = (1,60 1,12) g
= 0,48 g
Rumus kimia X
2
O
3
berarti perbandingan mol atom X : O = 2 : 3
Maka,
2 : 3 =
1,12



0,48



2 : 3 =

X

0,48

X =
3 x 1,12 x 16
2 x 0,48


2. Persentase Unsur dalam Senyawa
Rumus kimia menunjukkan jumlah atom-atom penyusun suatu zat. Rumus kimia
tersebut dapat pula ditentukan persentase atau komposisi masing-masing unsur
dalam suatu zat.
Persentase unsur dalam senyawa dapat dirumuskan:
% A dalam A
m
B
n

b
n
x 100%
% B dalam A
m
B
n

b
n
x 100%

8
Persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari massa senyawa (unsur) dalam
sejumlah massa zat sebagai berikut.
Massa A dalam gram A
m
B
n

x

x gram
Contoh :
Berapa persen besi yang terdapat di dalam Fe
2
O
3
, jika diketahui A
r
Fe = 56, O = 16?
Jawab :
% Fe dalam Fe
2
O
3

2 x

Fe

Fe

O
3
x 100%

2 x 56
160
x 100%
70%

F. Perhitungan Kimia dalam Persamaan Reaksi

1. Stoikiometri Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi selain menunjukkan jenis zat-zat pereaksi dan hasil reaksi juga
menunjukkan jumlah partikel-partikel yang terlibat reaksi. Perbandingan jumlah
molekul-molekul yang bereaksi dan yang dihasilkan dari reaksi, ditunjukkan oleh
koefisien persamaan reaksi tersebut.
Contoh :
Reaksi pembakaran etana:
2C

H
(g)
O

CO
(g)
H

O
(g)

(2 molekul) (7 molekul) (4 molekul) (6 molekul)

Koefisien 2, 7, 4, dan 6 menunjukkan bahwa setiap 2 molekul C
2
H
6
tepat habis
bereaksi dengan 7 molekul gas O
2
dan menghasilkan 4 molekul CO
2
dan 6 molekul
H
2
O. Oleh karena itu, jika yang direaksikan L molekul C
2
H
6
akan tepat bereaksi
dengan 3,5 L molekul oksigen dan menghasilkan 2 L molekul CO
2
dan 3 L molekul
H
2
O. Dengan demikian, didapatkan bahwa 1 mol C2H6 (30 gram) akan tepat habis
bereaksi dengan 3,5 mol O
2
(112 gram) menghasilkan 2 mol CO
2
(88 gram) dan 3
mol H
2
O (54 gram).

9
Jika dijumlahkan, massa zat sebelum reaksi (30 gram + 112 gram) sama dengan
massa zat setelah reaksi (88 gram + 54 gram). Kenyataan ini menunjukkan bahwa
dalam persamaan reaksi masih tetap berlaku hukum kekekalan massa.
2. Air Kristal
Kristal merupakan zat padat yang bentuknya teratur. Kristal umumnya terbentuk
dari suatu zat cair atau larutan yang mengalami proses pemadatan atau penguapan
secara perlahan-lahan.
Penentuan jumlah air kristal dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan memanaskan kristal sehingga air kristalnya terlepas. Kemudian, dari massa
kristal sebelum dan sesudah pemanasan dapat ditentukan massa air kristalnya. Jika
senyawa tersebut ternyata tidak stabil pada pemanasan, maka penentuan jumlah air
kristal dilakukan dengan menganalisis melalui reaksi kimia.
Contoh :
Kristal Zn(NO
3
)
2
xH
2
O dipanaskan hingga semua air kristalnya menguap. Ternyata,
massanya berkurang 36,54%. Jika diketahui A
r
Zn = 65, N = 14, O = 16, H = 1;
tentukan harga x.
Jawab :
Misal massa kristal = 100 gram
Massa kristal berkurang 36,54%, sehingga massa kristal yang tersisa adalah:
Massa Zn(NO
3
) = (100 36,54) gram
= 63,46 gram
Massa H
2
O = 36,54 gram
Perbandingan mol Zn(NO
3
)
2
: H
2
O
63,46
189

36,54
18

= 0,34 : 2,03
= 1 : 6
Jadi, harga x adalah 6 dan rumus kimia kristalnya adalah Zn(NO
3
)
2
6H
2
O

3. Pereaksi Pembatas
Pereaksi yang membatasi hasil reaksi ini disebut dengan pereaksi batas (pereaksi
pembatas).


10
Contoh :
Sebanyak 6,5 gram logam Zn (Ar Zn = 65) direaksikan dengan 1000 mL larutan HCl
0,16 M. Tentukan jumlah zat yang tersisa dan volume gas H2 yang dihasilkan
(STP). Reaksi yang terjadi :
Zn (s) + 2HCl (aq) > ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Jawab :
Mol Zn = 6,5/65 = 0,1 mol (koefisien reaksi = 1)
Q Zn = 0,1/1 = 0,1
Mol HCl = 1000 x 0,16 = 160 mmol = 0,16 mol (koefisien reaksi = 2)
Q HCl = 0,16/2 = 0,08
Ternyata Q HCl < Q Zn, sehingga HCl merupakan pereaksi pembatas (pereaksi
yang habis lebih dulu).
. Zn (s) + 2HCl (aq) > ZnCl2 (aq) + H2 (g)
Mula2 0,1 0,16 - -
Reaksi -0,08 -0,16 +0,08 +0,08
______________________________________________________ +
Akhir 0,02 mol 0 0,08 mol 0,08 mol
Zat yang tersisa Zn = 0,02 mol
= (0,02 x 65) gram
= 1,30 gram
Gas H2 yang dihasilkan = 0,08 x 22,4 L
= 1,72 L

Anda mungkin juga menyukai