Anda di halaman 1dari 16

STOIKIOMETRI

Capaian Pembelajaran
1. Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri).
2. Mampu mendeskripsikan tata nama senyawa anorganik dan organik
sederhana serta persamaan reaksinya.
3. Mampu membuktikan dan mengomunikasikan berlakunya hukum-hukum
dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitungan kimia.

Landasan Teori
A. Hukum – Hukum Dasar Kimia

1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"
Keuntungan dari hukum Proust: Bila diketahui massa suatu senyawa atau
massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut maka massa unsur
lainnya dapat diketahui.
3. Hukum Perbandingan Berganda = Hukum Dalton
"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan
massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".
4. Hukum-Hukum Gas
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V, dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
a. Hukum Boyle
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2
dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh:
P1.V1 = P2.V2
b. Hukum Gay-Lussac
"Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku: =

c. Hukum Boyle-Gay Lussac


Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu dan diturukan dengan
keadaan harga n1 = n2 sehingga diperoleh persamaan: =

d. Hukum Avogadro
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama". Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada

keadaan STP (0oC 1 atm) 1 Mol setiap gas, volumenya 22,4 liter. Volume ini
disebut sebagai volume molar gas.

B. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi mempunyai sifat:
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus
yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
Langkah-langkah penulisan persamaan reaksi:
1. Nama-nama reaktan dan hasil reaksi dituliskan. Penulisan ini disebut
persamaan sebutan.
2. Tuliskan persamaan reaksi dengan menggunakan lambang-lambang, yaitu
rumus-rumus kimia zat, dan wujud reaksi. Penulisan ini disebut persamaan
kerangka.
3. Setarakan persamaan kerangka tersebut sehingga diperoleh persamaan
reaksi setara yang disebut persamaan kimia.
Penyetaraan persamaan reaksi sesuai dengan hukum kekekalan reaksi
Lavoisier dan teori atom Dalton. Menurut hukum Lavoisier, pada reaksi kimia
tidak terjadi perubahan massa. Artinya, jumlah dan jenis atom di ruas kiri
(reaktan) sama dengan jumlah dan jenis atom di ruas kanan (hasil reaksi).
Sesuai teori atom Dalton, dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang atau
tercipta, yang terjadi hanyalah penataan ulang atom-atom reaktan membentuk
susunan baru, yaitu hasil reaksi. Agar jenis dan jumlah atom di ruas kiri sama
dengan di ruas kanan, persamaan reaksi disetarakan (diseimbangkan) dengan cara
mengatur angka di depan reaktan dan hasil reaksi. Angka yang diberikan di
depan reaktan dan hasil reaksi disebut koefisien. Angka satu sebagai
koefisien tidak dituliskan.
Tahap-tahap penyetaraan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan
1. Tuliskan persamaan kerangka, yaitu persamaan reaksi yang belum
setara, dengan reaktan di ruas kiri dan hasil reaksi di ruas kanan.
2. Tetapkan koefisien zat/senyawa yang lebih rumit adalah satu.
3. Setarakan reaksi dengan mengatur koefisien reaktan dan hasil reaksi
yang lain.

C. Konsep Mol
Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.
23
Jika bilangan Avogadro = L , maka: L = 6,023 x 10
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut.
1. Masa Atom dan Masa Rumus
a. Massa Atom
Massa atom didefinisikan sebagai massa suatu atom dalam satuan atomic
mass unit (amu) atau satuan massa atom (sma). Satu amum didefinisikan
1
sebagai kali massa satu atom C-12. Karbon-12 adalah salah satu isotop
12

karbon yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini dijadikan sebagai
standar pembanding sebab unsur ini memiliki sifat yang sangat stabil
dengan waktu paruh yang panjang. Dengan menetapkan massa atom C-12
sebesar 12 sma, kita dapat menentukan massa atom unsur lainnya. Sebagai
contoh, diketahui bahwa satu atom hidrogen hanya memiliki massa 8,4% dari
massa satu atom C-12. Dengan demikian, massa satu atom hidrogen adalah
sebesar 8,4% × 12 sma atau 1,008 sma. Dengan perhitungan serupa, dapat
diperoleh massa satu atom oksigen adalah 16,00 sma dan massa satu atom
besi adalah 55,85 sma. Hal ini berarti bahwa satu atom besi memiliki massa
hampir 56 kali massa satu atom hidrogen.\

b. Massa Atom Relatif (Ar)


Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat
penimbang massa atom, karena atom berukuran sangat kecil. Massa atom unsur
ditentukan dengan cara membandingkan massa atom rata-rata unsur tersebut
1
terhadap massa rata-rata satu atom karbon-12 sehingga massa atom yang
12

diperoleh adalah massa atom relatif (Ar).

c. Massa Molekul Relatif


Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya
dinyatakan dalam massa molekul relatif (Mr). Pada dasarnya massa molekul
relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul unsur atau
1
senyawa dengan massa rata-rata satu atom karbon-12.
12

Jenis molekul sangat banyak, sehingga tidak ada tabel massa molekul
relatif. Akan tetapi, massa molekul relatif dapat dihitung dengan menjumlahkan
massa atom relatif atom-atom pembentuk molekulnya.
Mr = ∑Ar

Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul, melainkan


pasangan ion-ion, misalnya NaCl maka Mr senyawa tersebut disebut massa rumus
relatif. Massa rumus relatif dihitung dengan cara yang sama dengan seperti
perhitungan massa molekul relatif, yaitu dengan menjumlahkan massa atom
relatif unsur unsur dalam rumus senyawa itu.

d. Massa Molar
Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mengandung
partikel (atom, molekul, ion) sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon
dengan nomor massa 12 (karbon-12, C-12). Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol
C-12 adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama
dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang
dinyatakan dalam gram.
Massa molar = Mr atau Ar suatu zat (gram)

e. Volume Molar
Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0 °C
(273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) didapatkan tepat 1 liter oksigen
dengan massa 1,3286 gram. Pengukuran dengan kondisi 0 °C (273 K) dan
tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) disebut juga keadaan STP (Standard Temperature
and Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas oksigen sama dengan 22,4 liter.
Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas
yang bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah
molekul sama maka jumlah molnya akan sama. Sehingga, pada suhu dan
tekanan yang sama, apabila jumlah mol gas sama maka volumenya pun akan
sama. Keadaan standar pada suhu dan tekanan yang sama (STP) maka volume 1
mol gas apasaja/sembarang berharga sama yaitu 22,4 liter. Volume 1 mol gas
disebut sebagai volume molar gas (STP) yaitu 22,4 liter/mol.
Volume gas tidak standar pada persamaan gas ideal dinyatakan dengan:
PV = nRT
Keterangan :
P : tekanan gas (atm)
V : volume gas (liter)
n : jumlah mol gas
R : tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)
T : temperatur mutlak (Kelvin)

D. Rumus Molekul dan Rumus Empiris


Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-
masing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat
ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul. Rumus empiris,
rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun senyawa. Rumus molekul, rumus yang menyatakan jumlah atom-
atom dari unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.
Rumus Molekul = (Rumus Empiris) × n
Mr Rumus Molekul = n × (Mr Rumus Empiris)
(n = bilangan bulat)
Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa,
dapat ditempuh dengan langkah berikut:
1) Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa.
2) Ubah ke satuan mol.
3) Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.
4) Untuk mencari rumus molekul dengan cara: (Rumus Empiris) × n = Mr
n dapat dicari nilainya.
5) Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan, dengan rumus empiris.

E. Menentukan Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)


Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O).
Rumus kimia senyawa kristal padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya
penentuan rumus hidrat adalah penentuan jumlah molekul air kristal (H2O) atau
nilai x. Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai:
Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O
Sebagai contoh garam kalsium sulfat, memiliki rumus kimia CaSO4 . 2H2O,
artinya dalam setiap mol CaSO4 terdapat 2 mol H2O.

F. Molaritas
Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat
terlarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk
menyatakan konsentrasi dan umumnya digunakan adalah dengan molaritas
(M). molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Dapat dituliskan sebagai berikut:
M=

Pengenceran dilakukan apabila larutan terlalu pekat. Pengenceran


dilakukan dengan penambahan air. Pengenceran tidak merubah jumlah mol zat
terlarut.
V1M1 = V2M2
Keterangan :
V1 = volume sebelum pengenceran
M1 = molaritas sebelum pengenceran
V2 = volume sesudah pengenceran
M2 = molaritas sesudah pengenceran

G. Pereaksi Pembatas
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang
dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini
berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
X + 2Y → XY
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat
X membutuhkan 2 mol zat Y. Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat
ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu
pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi pembatas.
Referensi
Djojosuwito, Subandio, dkk. 1994. Kimia 1.Yudhistira: Jakarta.
Parning, dkk. 2007. Kimia 1 SMA. Yudhistira: Jakarta.
Purba, Michael. 2006. Kimia 1 untuk SMA Kelas X. Erlangga: Jakarta.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X Jilid 1. Phibeta Aneka Gama:
Jakarta.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 1. Tiga
Serangkai: Solo.
Wiratmo, dkk. 1994. Ilmu kimia Jilid 1. Macanan Jaya Cemerlang: Klaten.

Latihan Soal
1. Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam karbondioksida adalah 3:8
.jika 3 gram karbon direaksikan dengan 16 gram oksigen, maka
karbondioksida yang terbentuk adalah...
A. 11 gr D. 19 gr
B. 17 gr E. 25 gr
C. 18 gr
Jawab : A
Diketahui : Perbandingan massa karbon: oksigen = 3: 8
m karbon = 3 gram
m oksigen = 16 gram
Ditanya : CO2 yang terbentuk...?
Penyelesaian :
Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam CO2 = 3: 8
Jika 3 gram karbon direaksikan dengan 16 gram oksigen
Maka :
Perbandingan massa = Perbandingan koefisien
3 gram C : 16 gram O = 3 : (2x8)
C + O2 → CO2
3g 8g 11 g
Tersisa 8 gram O2 dan dihasilkan 11 gram CO2
2. Berdasarkan hasil penelitian ternyata di dalam kopi terdapat senyawa
kafein.hasiln analisis menunjukan bahwa kafein (Mr = 194) mengandung
28,9% nitrogen.jumlah atom nitrogen yang ada dalam satu molekul kafein
adalah (Ar N = 14)
A. 1 D. 6
B. 2 E. 7
C. 4
Jawab : C
Diketahui : Mr kafein = 194
Nitrogen = 28,9 %
Ar N = 14
Ditanya : Jumlah atom Nitrogen...?
Penyelesaian :
jumlah atom N x Ar N
%𝑁 = x 100 %
Mr
jumlah atom N x 14
28,9 % = x 100 %
194
5606,6
𝑍=
1400
𝑍=4

3. Pirimidin tersusun dari 60% karbon,5% hidrogen dan sisanya nitrogen ( Ar C


= 12,H =1,N = 14)jika 1 gr pirimidin mengandung 7,5 x 1012 molekul ( L = 6
x 1023), rumus molekulnya adalah..
A. C2H2N D. C5H5N3
B. C4H4N2 E. C5H5N3
C. C5H5N2
Jawab : B
Diketahui : Karbon = 60 %
Hidrogen = 5 %
1 gram pirimidin mengandung 7,5 x 1012 molekul
L = 6 x 1023
Ar C = 12, Ar H = 1, Ar N = 14
Ditanya : Rumus molekul...?
Penyelesaian:
Penentuan Rumus Empiris
Pirimidin :
C : 60 %
H : 5%
N : 100 – 60 - 5= 35 %
60 5 35
C:H:N= : : = 2 : 2 :1
12 1 14

Rumus empiris pirimidin : C2H2N

Penentuan Mr
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑔𝑟𝑎𝑚
=
𝐿 𝑀𝑟
7,5 𝑥 1021 1
= 𝑀𝑟
6 𝑥 1023

Mr = 80

Penentuan Rumus Molekul


(C2H2N)x = 80
(24 + 2 + 4)x = 80
40x = 80
x=2
Rumus Molekul pirimidin : C4H4N2

4. Suatu cuplikan senyawa MgCO3.xCaCO3 direaksikan dengan asam sulfat


berlebih manghasilkan MgSO4, CaSO4, H2O dan CO2. Jika dihasilkan 2 mol
gas CO2 permol MgSO4, maka berapa nilai x…?
A. 2 C. 3 E. 4
B. 1 D. 5
Jawab : B
Diketahui : senyawa MgCO3.xCaCO3
mol gas CO2 = 2 mol
Ditanya : nilai x...?
Penyelesaian :
Persamaan reaksi (belum setara)
MgCO3.xCaCO3 + H2SO4 → MgSO4 + CaSO4 + H2O + CO2
Gas CO2 = 2 mol
MgCO3.xCaCO3 + H2SO4 → MgSO4 + CaSO4 + H2O + CO2
2 mol
Maka persamaan reaksi :
MgCO3.xCaCO3 + H2SO4 → MgSO4 + CaSO4 + H2O + 2CO2
Perbandingan mol = perbandingan koefisien
Maka, reaksi menjadi :

MgCO3.xCaCO3 + 2H2SO4 → MgSO4 + CaSO4 + 2H2O + 2CO2


X=1

5. Berapakah Mr dari senyawa Fe(NO3)3.9H2O, jika diketahui Ar Fe = 56; N=


14; O=16; H=1?
A. 404 D. 260
B. 368 E. 242
C. 342
Jawab : A
Diketahui : Ar Fe = 56, Ar N = 14, Ar O = 16, Ar H = 1
Ditanya : Mr Fe(NO3)3.9H2O...?
Penyelesaian :
Mr Fe(NO3)3.9H2O = 1 Ar Fe + 3 Ar N + 18 Ar O + 18 Ar H
= 1.56 + 3.14 + 18.16 + 18.1
= 56 + 42 + 108 + 18
= 404

6. Secara alamiah Boron mempunyai 2 buah isotop, yaitu isotop B-10 dan B-11.
Jika Ar boron adalah 10,8 maka kelimpahan isotop B-10 adalah. . . .
A. 10% D. 75%
B. 20% E. 80 %
C. 50%
Jawab : B
Penyelesaian :
Missal kelimpahan B-10 = x
Missal kelimpahan B-11 = 1-x
Maka
10x + 11(1-x)=10,8
10x + 11-11x=10,8
-x = 10,8-11
-x = -0,2
X = 0,2
Maka kelimpahan B-10 adalah 0,2x100% = 20%
(B)
7. Sebanyak 10 cm3 hidrokarbon tepat bereaksi dengan 40 cm3 oksigen
menghasilkan 30 cm3 karbondioksida. Jika volum semua gas diukur padasuhu
dan tekanan sama, maka rumus hidrokarbon tersebut adalah. . . .
A. CH4 D. C3H6
B. C2H6 E. C3H8
C. C3H4
Jawab :
Penyelesaian : C
CxHyO + O2 → CO2 + H2O
10mL : 40mL : 30mL : 20mL
1mL : 4mL : 3mL : 2mL
Maka, perbandingan volume=perbandingan koefisien
CxHyO2 + 4O2 → 3CO2 + 2H2O
C → x=3
H → y=4, maka rumus hidrokarbon adalah C3H4

8. 60 gram asam laktat (Mr = 90) jika dibakar sempurna akan menghasilkan 88
gram CO2 dan 36 gram air (Ar O = 16; C= 12; H = 1).
Rumus molekul asam laktat adalah. . . .
A. C2H4O2 D. C4H10O2
B. C2H6O2 E. C4H8O4
C. C3H6O3
Penyelesaian : C
Missal rumus molekul CxHyOz
Maka reaksinya CxHyOz + O2 → CO2 + H2O dihasilkan 88 gram CO2
𝑔𝑟 88
Mol CO2 =𝑀𝑟=44=2 mol

Dihasilkan 36 gram H2O


𝑔𝑟 36
Mol H2O= 𝑀𝑟=18= 2 mol
𝑔𝑟 60
Mol asam laktat = 𝑀𝑟= 90= 0,66 mol

CxHyOz + O2 → CO2 + H2O


0,66 mol 2 mol 2 mol
Mol CxHyOz : mol CO2 : mol H2O
0,66 :2 :2
1 :3 :3
Perbandingaan koefisien= perbandingan mol
Koef CxHyOz : koef CO2 : koef H2O
1 :3 :3
Sehingga persamaan reaksi menjadi
CxHyOz + O2 → 3CO2 + 3 H2O
Nilai x = jumlah C setelah reaksi = 1x3 =3
Nilai y = jumkah H setelah reaksi = 2x3 = 6
Nilai z = jumlah O pada H2O =3
Maka rumus molekul asam laktat adalah C3H6O3

9. Sebanyak 18 gram logam magnesium direaksikan dengan asam klorida


menurut reaksi :
Mg(s) + 2HCl(aq) ↔ MgCl2(aq) + H2(g)
Jika volume gas H2 yang dihasilkan 11,2 liter pada STP, massa magnesium
(Ar=24) yang tersisa adalah . . . .
A. 0,5 gram B. 4 gram C. 6 gram D. 12 gram E. 15 gram
Jawab : C
Penyelesaian :
𝑔𝑟 18
Mol Mg =𝑀𝑟=24=0,75
𝑉 11.2
Mol H2 = 22,4=22,4= 0,5

Mg(s) + 2HCl(aq) ↔ MgCl2(aq) + H2(g)


M= 0,75
B= 0,5 0,5 0,5 0,5
S= 0,25 0,5 0,5 0,5
Massa Mg= mol x Ar = 0,25x24 = 6 gram

10. Sebanyak 2,9 gram besi direaksikan dengan asam sulfat secukupnya, menurut
reaksi :
2Fe(s) + 3H2SO4(aq) ↔ Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g). Pada akhir reaksi, gas H2 yang
terbentuk diukur pada keadaan standar adalah . . .(Ar Fe=56)
A. 0,56 liter
B. 0,60 liter
C. 1,12 liter
D. 1,68 liter
E. 2,24 liter
Jawab : D
Penyelesaian :
𝑔𝑟 29
Mol Fe = 𝐴𝑟= 56= 0,05

2Fe(s) + 3H2SO4(aq) ↔ Fe2(SO4)3(aq) + 3H2(g)


0,05 mol H2 = 3x0,05 = 0,075
Volume H2 = mol x STP = 0,075 x 22,4 = 1,68 litter

Anda mungkin juga menyukai