STOIKIOMETRI
KIMIA TEKNIK
Dibuat Oleh:
Nama Mahasiswa : Dwi Sutikno/Ainur Ridho Zuga /Alfandi Jufri
NIM : 177022863/177022862/177022861
Kelas / Kelompok : B2 / 9
2
= 6 gram
Kadar C = 100%
= 100%
= 12%
4. Hukum-Hukum Gas
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)
Perubahan-perubahan dari P, V, dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan
kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
a. Hukum Boyle
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2
dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh:
P1.V1 = P2.V2
b. Hukum Gay-Lussac
"Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku:
d. Hukum Avogadro
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama".
o
Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0 C 1 atm) 1
mol setiap gas, volumenya 22,4 liter. Volume ini disebut sebagai volume
molar gas.
Contoh soal:
o
Berapa volume 8,5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27 C dan tekanan 1
atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14)
Jawab:
V2 = 12,31 liter
B. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi mempunyai sifat:
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang
berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan
volume asalkan suhu dan tekanannya sama).
C. Konsep Mol
Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa
itu.
Jika bilangan Avogadro = L , maka:
23
L = 6,023 x 10
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut.
Contoh soal:
Berapa mol atom timbal dan oksigen yang dibutuhkan untuk membuat 5 mol
timbal dioksida (PbO2).
Jawab:
1 mol timbal dioksida tersusun oleh 1 mol timbal dan 2 mol atom oksigen (atau
1 mol molekul oksigen, O2). Sehingga terdapat
Atom timbal = 1 5 mol = 5 mol
Atom oksigen = 2 5 mol = 10 mol (atau 5 mol molekul oksigen, O2)
salah satu isotop karbon yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini
dijadikan sebagai standar pembanding sebab unsur ini memiliki sifat
yang sangat stabil dengan waktu paruh yang panjang. Dengan
menetapkan massa atom C-12 sebesar 12 sma, kita dapat menentukan
massa atom unsur lainnya. Sebagai contoh, diketahui bahwa satu atom
hidrogen hanya memiliki massa 8,4% dari massa satu atom C-12.
Dengan demikian, massa satu atom hidrogen adalah sebesar 8,4% 12
sma atau 1,008 sma. Dengan perhitungan serupa, dapat diperoleh massa
satu atom oksigen adalah 16,00 sma dan massa satu atom besi adalah
55,85 sma. Hal ini berarti bahwa satu atom besi memiliki massa hampir
56 kali massa satu atom hidrogen.
b. Massa Atom Relatif (Ar)
Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat
penimbang massa atom, karena atom berukuran sangat kecil. Massa atom
unsur ditentukan dengan cara membandingkan massa atom rata-rata
Contoh soal:
Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hidrogen, dan sisanya nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus
empiris dan rumus molekul senyawa itu!
Jawab :
Persentase Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35%
Misal massa senyawa = 100 gram
Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
Perbandingan mol C : mol H : mol N = 5 : 5 : 2,5
=2:2:1
Maka rumus empiris = C2H2N
(C2H2N) n = 80
(24 + 2 + 14) n = 80
(40) n = 80
n=2
Jadi rumus molekul senyawa tersebut = (C2H2N) 2
= C4H4N2
= 0.02 : 0,10
=1:5
Jadi Rumus hidrat dari tembaga (II) sulfat adalah CuSO4 . 5H2O.
F. Molaritas
Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat
terlarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk
menyatakan konsentrasi dan umumnya digunakan adalah dengan molaritas
(M). molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter
larutan. Dapat dituliskan sebagai berikut:
M=
G. Pereaksi Pembatas
Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang
dicampurkan tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal
ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu.
X + 2Y XY2
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol
zat X membutuhkan 2 mol zat Y. Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas
dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan dengan
koefisiennya, lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil,
merupakan pereaksi pembatas.
Contoh soal:
Diketahui reaksi sebagai berikut:
S(s) + 3F2(g) SF6(g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
Penyelesaian :
S + 3F2 SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa:
1 mol S membutuhkan 3 mol F2
Kemungkinan yang terjadi:
- Jika semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan:
mol F2 = 2 mol S
= 3 2 mol
= 6 mol
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
- Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan:
mol S = 10 mol F2
= 0,333 10 mol
= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.
Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S.
Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S
a. mol SF6 = 1 x 2 mol = 2 mol
b. zat yang tersisa adalah F2, sebanyak = 10 mol 6 mol = 4 mol F2
- Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau
lingkari).
- Cari mol zat yang ditanya.
2 : 3,33
(Nilai 2 < 3,33)
= 1 2 mol
= 2 mol
= 3 2 mol
= 6 mol
mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi
= 10 mol - 6 mol
= 4 mol
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X Jilid 1. Phibeta Aneka Gama:
Jakarta.
Wiratmo, dkk. 1994. Ilmu kimia Jilid 1. Macanan Jaya Cemerlang: Klaten.