Anda di halaman 1dari 7

10.

Hukum Gay Lussac

Hukum Gay Lussac bias merujuk kepada salah satu dari dua hukum kimia yang
ditemukan oleh kimiawan Perancis yaitu Josep Louis Gay-Luccas. Keduanya mengadakan
komunikasi dengan sifat – sifat gas.

1. Hukum Gay-Lussac 1802

Pada tahun 1802, Gay-Lussac menemukan bahwa Tekanan dari sejumlah tetap gas pada
volum yang tepat berbanding lurus dengan temperaturnya dalam kelvin.

Secara Matematis bias dinyatakan

Atau

Keterangan :

P : yaitu tekanan gas.

T : yaitu temperature gas (dalam Kelvin).

K : yaitu sebuah konstanta.

Hukum ini bias dibuktikan melewati teori kinetic gas, sebab temperatur yaitu ukuran rata
– rata energi kinetic, dimana bila energy kinetic gas meningkat, maka partikel – partikel gas akan
bertumbukan dengan dinding/wadah semakin cepat sehingga menigkatkan tekanan.

Hukum Gay-Lussac bias dituliskan sebagai perbandingan dua gas


2. Hukum Gay-Lussac 1809

Hukum ini juga hukum gabungan volum, yang di temukan pada 1809 yaitu Perbandingan
volum selang gas – gas dalam suatu reaksi kimia yaitu perbandingan bilangan bulat
sederhana.

Misalnya perbandingan volum hydrogen dan oksigen yang dihasilkan dari penguraian air
yaitu 2:1 ini merupakan salah satu landasar dari stoikiometri gas modern, dan hipotesis
Avogadro pada 1811 bersumber dari hukum ini.

11. Massa Molekul Relatif

Dilangsir dari Encyclopaedia Britannica massa molekul relative atau Mr adalah massa
molekul suatu senyawa berdasarkan berat karbon – 12 sebagai acuan. Massa molekul juga dapat
dihitung berdasarkan jumlah massa atom relative semua atom penyusunnya.

Atau

Contoh cara menentukan Mr suaru senyawa :

1. Berapakah berat molekul air jika diketahui massa relative atom oksigen adalah 16.
Penjelasaan :

Air memiliki rumus molekul H2O, sehingga air mengandung 2 atom hidrogen dan 1 atom
hidrogen, dan hidrogen memiliki Ar sebesar 1

12. Massa molar dan volum molar

Massa molar (M), adalah massa dari satu mol sebuah unsur atau senyawa kimia. Ia
merupakan sifat fisik dari tiap – tiap senyawa murni. Satuan S1 untuk massa adalah kilogram,
namun atas alasan praktis dan historis massa molar hamper selalu di tulisakan dalam satuan gram
per mol (g/mol), utamanya dalam bidang kimia.

Massa molar berkaitan erat dengan massa molar relatif (Mr) suatu senyawa dan berkaitan juga
dengan berat atom standar unsur – unsur penyusunan senyawa tersebut. Namun massa molar
harus di bedakan dengan massa molekul, yang merupakan massa satu molekul dan secara
langsung berhubungan dengan massa atom ataupun satuan massa molar, utamanya dalam bidang
biokimia, dengan definisi 1 Da = 1 g/mol, walaupun sebenarnya secara kaku ia merupakan
satuan massa molekul (1 Da= 1.660 538 782(83) x 10-27 kg).

Volume molar (Vm) adalah volume dari 1 mol dari suatu unsur atau senyawa kimia pada
temperatur dan tekanan tertentu. Berbeda dengan massa molar, volume molar setiap unsur
senyawa tidak dipengaruhi oleh rumus molekulnya, namum oleh tekanan dan temperatur dimana
zat tersebut dukur.
Definisi formal volume molar adalah

Dimana V adalah volume dan n adalah jumlah mol partikel.

Rumus diatas dapat diubah lagi dengan mensbustitusikan nilai V dan n dari persamaan berikut :

Dengan M adalah massa molar

Satuan volume molar dalam S1 adalah meter kubi/mol (m3/mol) meskipun lebih sering
digunakan satuan liter/mor atau dm lubik/mol (dm3/mol) untuk gas dan sentimeter kubik/mol
(cm3/mol) untuk liquid dan solid.

Pada kondisi temperatur dan tekanan standar ( dan ), volume molar


gas ideal adalah 22,4 liter/mol. Pada kondisi ruangan dimana ( dan ),
volume molar gas ideal adalah 24 liter/mol. Hal ini dapat dibuktikan dengan memasukan nilai T
dan P ke dalam persamaan gas ideal.

Pada kondisi standar, dengan dan ,


Pada kondisi ruang, dengan dan

13. Kadar Unsur dalam Senyawa

Suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah atom dalam senyawa tersebut, sehingga
perbandingan massa dan kadar unsur dalam senyawa dapat ditentukan dari rumus senyawanya.
Kadar zat atau kadar unsur umumnya dinyatakan dalam persen maka (% massa). Misalkan kadar
unsur A dan B dalam senyawa Aa Bb adalah:

a × Ar A
Kadar A = × 100%
Mr AaBb
b × Ar B
Kadar B = × 100%
Mr AaBb

Atau

Massa A
Kadar A = × 100%
Mr AaBb
Massa B
Kadar B = × 100%
Mr AaBb

Keterangan :

Aa Bb adalah rumus senyawa

A dan B adalah unsur

A dan b adalah angka indeks

Contoh :

Berapakah persentase unsur C dan O dalam gas CO2? (Ar C = 12, O = 6)


Penyelesaian :

1 × Ar C
%C = × 100%
Mr CO2
12
%C = × 100% = 27,27%
44
2 × Ar O
%O = × 100%
Mr CO2
2 × 16
%O = × 100% = 72,73%
44

Hukum Proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa adalah
tetap, massa merupakan penjumlahan dari Ar atau Mr, maka perbandingan massa unsur dalam
suatu senyawa dapat dirumuskan.

Ar atau Mr X massa
massa X = ×
Ar atau Mr yang diketahui massanya diketahui

14. Rumus Empiris dan Rumus Molekul

1. Rumus Empiris

Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan jumlah atom usur yang
membentuk suatu senyawa. Rumus empiris dari suatu senyawa di cari perbandingan mol
yang paling sederhana atau bias dikatakan perbandigan mol yang tidak dapat disederhanakan
lagi.

Contoh Rumus Empiris

 Senyawa Natrium Klorida dilambangkan dengan rumus kimia NaCl


NaCl terdiri dari : 1 atom Natrium dan 1 atom Klorin
Perbandingan jumlah atom dari masing-masing unsur adalah Na : Cl = 1 : 1.
Perbandingan ini tidak dapat disederhankan lagi
Dengan demikian rumus empirisnya adalah : NaCl

 Senyawa Kalsium klorida dilambangkan dengan rumus kimia CaCl2


CaCl2 terdiri dari : 1 atom Kalsium dan 2 atom Klorin.
Perbandingan jumlah atom dari masing-masing unsur adalah Ca : Cl = 1 : 2.
Perbandingan ini tidak dapat disederhankan lagi
Dengan demikian rumus empirisnya adalah : CaCl2
 Senyawa Asam Karbonat dilambangkan dengan rumus kimia C6H8O6
C6H8O6 terdiri dari : 6 atom Karbon, 8 atom Hidrogen dan 6 atom Oksigen.
Perbandingan jumlah atom dari masing-masing unsur adalah C : H : O = 6 : 8 : 6.
Perbandingan ini dapat disederhnakan lagi, yaitu kita bagi dengan dua (/2) sehingga kita
dapatkan perbandingan baru :
C : H : O = 3 : 4 : 3. Disini perbandingannya sudah tidak dapat disederhanakan lagi.
Dengan demikian rumus empirisnya adalah : C3H4O3

2. Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus menyatakan jumlah atom unsur yang sesungguhnya dari suatu
senyawa. Rumus molekul menyatakan n kelipan dari rumus empiris.

Contoh Rumus Molekul

 Senyawa Etena dilambangkan dengan rumus kimia C2H4


C2H4 terdiri dari : 2 atom Karbon dan 4 atom Hidrogen.
Perbandingan jumlah atom dari masing-masing unsur adalah C : H = 2 : 4.
Perbandingan ini masih bisa disederhankan lagi yaitu dengan membagi dengan 2 (/2).
Sehingga didapatkan perbandingan barunya adalah C : H = 1 : 2
Dengan demikian rumus empirisnya adalah : CH2

 Senyawa Pentena dilambangkan dengan rumus kimia C5H10


C5H10 terdiri dari : 5 atom Karbon dan 10 atom Hidrogen.
Perbandingan jumlah atom dari masing-masing unsur adalah C : H = 5 : 10.
Perbandingan ini masih bisa disederhankan lagi yaitu dengan membagi dengan 2 (/2).
Sehingga didapatkan perbandingan barunya adalah C : H = 1 : 2
Dengan demikian rumus empirisnya adalah : CH2

Perhatikan bahwa molekul C2H4 dan C5H10 memiliki rumus empiris yang sama. Akan tetapi
pada dasarnya kedua molekul tersebut adalah senyawa yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai