Anda di halaman 1dari 24

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA

Stoikiometri berasal dari bahasa yunani yaitu stoicheion (unsur/partikel) dan metron
(perhitungan). Jadi stoikiometri adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif
zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi.
Hukum-hukum dasar ilmu kimia
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay - Lussac)
5. Hukum Avogadro
PERHITUNGAN KIMIA
A. Massa Atom Relatif (Ar)
B. Massa Molekul Relatif (Mr)
C. Konsep Mol
D. Hubungan antara Jumlah Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volume Zat
E. Rumus Empiris, Rumus Molekul, Air Kristal, dan Kadar Unsur dalam Senyawa
F. Pereaksi Pembatas (Limiting Reactant)
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Perubahan kimia atau reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa.


Pernyataan tersebut pertama kali dipelajari dan dibuktikan ilmuwan berkebangsaan Prancis,
yaitu Antoine Lavoisier pada tahun 1774, yang kemudian dikenal dengan hukum Lavoisier atau
hukum kekekalan massa: “massa zat sebelum bereaksi dan sesudah reaksi sama”.

a. Massa zat sebelum reaksi = massa zat-zat yang direaksikan atau digunakan.
b. Massa zat sesudah digunakan = massa zat hasil + sisa.
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Hukum Proust menyatakan bahwa: “perbandingan massa unsur-unsur yang menyusun


senyawa selalu tetap”.

Contohnya :
1. Perbandingan massa unsur H dan O dalam senyawa air selalu 1 : 8

2. Perbandingan massa unsur Fe dan S dalam senyawa besi belerang selalu 7 : 4

3. Perbandingan massa unsur C dan O dalam senyawa gas asam arang selalu 3 : 8

4. Perbandingan massa unsur H, S, dan O dalam senyawa asam sulfat selalu 1 : 16 : 32


3. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)

Dari dua unsur yang berbeda dapat terbentuk lebih dari satu macam senyawa.
Contohnya, hidrogen dan oksigen dapat membentuk H2O dan H2O2. Fenomena
ini kemudian dipelajari oleh ilmuwan lnggris, John Dalton (1766 – 1849).

Dari penelitian yang dilakukan, Dalton menyimpulkan bahwa : “Jika dua


unsur membentuk lebih dari satu jenis senyawa dan massa salah satu unsur
dalam senyawa-senyawa itu sama, maka massa unsur kedua dalam senyawa-
senyawa tersebut berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”.
4. Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay - Lussac)

Hukum ini khusus untuk gas-gas pada suhu dan tekanan tertentu. Hukum perbandingan volume disebut
juga sebagai hukum Gay Lussac, yang berbunyi : “Jika pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang
bereaksi dari hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”. Bilangan bulat dan sedenhana ini
ternyata sesuai dengan koefisien dalam persamaan reaksi gas yang sudah setara.

Contoh :
Pada suhu dan tekanan tertentu, gas hydrogen dapat bereaksi dengan nitrogen menghasilkan gas ammonia
(NH3). Tentukan :
a. perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi
b. volume gas hydrogen yang bereaksi dan gas NH3 yang terbentuk jika digunakan 50 cm3 gas nitrogen

Jawab :
Persamaan reaksi : 3H2(g) + N2(g)  2NH3(g)
a. perbandingan volume H2(g) : N2(g) : NH3(g) = 3 : 1 : 2
b. Jika N2(g) = 50 cm3, maka :
H2(g) yang bereaksi = x 50 cm3 = 150 cm3

NH3(g) yang terbentuk = x 50 cm3 = 100 cm3


5. Hukum Avogadro
Untuk lebih memperjelas hukum perbandingan volume dan Gay Lussac, seorang ahli fisika berkebangsaan
Italia, Amedeo Avogadro (1776 – 1856), pada tahun 1811 melakukan percobaan dan didapat hipotesis yang kemudian
dijadikan suatu hukum, yakni hukum Avogadro yang berbunyi : “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas yang
bervolume sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula”.

Contoh :
Pada suhu dan tekanan tertentu, gas hidrogen bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan uap air.
a. Tentukan perbandingan jumlah molekul gas-gas dalam reaksi tersebut?
b. Jika jumlah molekul uap air yang dihasilkan adalah 12,04 x 1223 molekul, berapakah jumlah partikel gas hidrogen dan
gas oksigen yang dibutuhkan?

Jawab :
Persamaan reaksi : 2H2(g) + O2(g)  2H2O(g)
a. Perbandingan jumlah molekul H2 : O2 : H2O = 2 : 1 : 2
b. Jumlah partikel uap air, H2O = 12,04 x 1023 molekul, maka:

Jumlah partikel H2 = x 12,04 x 1023 molekul = 12,04 x 1023 molekul

Jumlah partikel O2 = x 12,04 x 1023 molekul = 6,02 x 1023 molekul


PERHITUNGAN KIMIA
A. Massa Atom Relatif (Ar)

Atom dan molekul adalah partikel-partikel yang sangat kecil dan sampai saat ini belum dapat dilihat
meskipun dengan mikroskop elektron. Akan tetapi dengan berbagai percobaan dan perhitungan matematika massa
tiap atom atau molekul zat dapat ditentukan.

a. Massa 1 atom H = 1,66 x 10-24 gram = 1 sma


b. Massa 1 atom O = 2,7 x 10-23 gram
c. Massa 1 atom C = 1,49 x 10-23 gram

Oleh karena massa satu atom demikian kecil, para ahli sepakat untuk menggunakan besaran massa atom
dengan satuan khusus, yaitu sma (satuan massa atom) atau amu (atomic mass unit), dan sebagai standar satuan
digunakan massa dan atom karbon C-12.
Jadi, massa atom relatif (Ar) suatu unsur adalah perbandingan massa atom rata-rata unsur tersebut
terhadap seperduabelas kali massa satu atom C-12
Massa atom relatif (Ar) beberapa unsur :

Nama Unsur Lambang Ar Ar Dibulatkan


Hidrogen H 1,008 1
Oksigen O 16,00 16
Karbon C 12,01 12
Nitrogen N 14,01 14
Klorida Cl 35,45 35,5

Massa atom relatif unsur-unsur selengkapnya dapat dilihat pada tabel sistem
periodik unsur.
B. Massa Molekul Relatif (Mr)

Massa molekul relative (Mr) molekul unsure atau senyawa menyatakan perbandingan antara massa
satu molekul unsur atau senyawa dengan x massa 1 atom C-12. Secara matematika dirumuskan :

Misalnya untuk molekul P2O5 :

Dengan demikian, Mr molekul unsur atau senyawa dapat juga dirumuskan:

Mr molekul unsur atau senyawa = jumlah Ar unsur-unsur penyusunnya


Contoh :
Dengan menggunakan table periodik unsur, tentukan Mr molekul-molekul berikut.
a. H2 O
b. Fe2(SO4)3

Jawab :
a. Mr H2O = 2 x ArH + 1 ArO
= 2 + 16
= 18

b. Mr Fe2(SO4)3 = 2 x ArFe + 3 x ArS + 12 x ArO


= 112 + 96 + 192
= 400
C. Konsep Mol

1. Mol (n)

Para ahli kimia memperkenalkan mol sebagai satuan jumlah zat. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah
zat yang mengandung L partikel. Di mana L adalah bilangan Avogadro, yaitu banyaknya atom yang terdapat
dalam 12 gram atom C-12. Berdasarkan penyelidikan para ahli kimia, harga L = 6,02 x 1023.

1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel 1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel
n mol = n x 6,02 x 1023 partikel

Jumlah Partikel zat = n x L


= n x 6,02 x 1023 partikel
Contoh :
1 mol Fe = 6,02 x 1023 atom Fe
0,02 mol H2O = 0,02 x 6,02 x 1023 = 1,204 x 1023 molekul H2O
2. Massa Molar

Massa molar zat menunjukkan massa satu mol zat yang dinyatakan dalam gram. Besarnya massa molar
sama dengan Ar atau Mr zat tersebut dalam satuan gram.

Massa n mol X = n . (Ar X) gram Massa n mol Xa Yb = n . (Mr Xa Yb) gram

Contoh :

Massa 1 mol Na = (Ar Na) gram = 23 gram


Massa 1 mol H2O = (Mr H2O) gram = (2 Ar H + Ar O) gram = 18 gram
3. Volume Molar Gas pada keadaan Standar

Volume molar didefinisikan sebagai volume satu mol zat dalam wujud gas. Keadaan standar yaitu pada
tekanan 1 atm (76 CmHg) dan suhu 0 derajat celsius (273 K), yang besarnya VSTP = 22,4 L.

Volume gas n mol X = n . (22,4) Liter

Contoh :

Volume 1 mol gas H2 = 1 mol x 22,4 L/mol = 22,4 Liter

Untuk mengukur gas - gas pada keadaan tidak standar digunakan rumus :

P = Tekanan (atm)
V = Volum ( liter )
PV = nRT n = jumlah mol
R = tekanan gas ideal yaitu 0,082 L atm/mol K
T = suhu mutlak ( oK )
D. Hubungan antara Jumlah Mol dengan Jumlah Partikel, Massa, dan Volume Zat

Mol merupakan satuan jumlah yang mudah diubah ke dalam satuan lain. Dengan demikian, satuan
mol dapat digunakan sebagai sarana untukmencari jumlah zatdalam satuan lain. Moldapatdifungsikan sebagai
sentral (pusat), artinya untuk mengubah dan satuan yang satu ke satuan yang lain dapat melewati satuan mol.
Misalnya, mengubah massa gas dalam satuan gram ke satuan liter, atau sebaliknya.
E. Rumus Empiris, Rumus Molekul, Air Kristal, dan Kadar Unsur dalam Senyawa

1. Rumus Empiris

Rumus empiris adalah rumus kimia yang menyatakan perbandngan atom-atom yang paling sederhana yang terdapat
di dalam satu molekul atau senyawa.

a. Rumus empiris gula adalah CH2O atau (CH2O)n, artinya dalam senyawa gula perbandingan jumlah atom
C:H:O=1:2:1

b. Rumus empiris etena adalah CH2 atau (CH2)n, artinya dalam senyawa etena perbandingan jumlah atom
C:H=1:2

c. Dalam senyawa butuna tersusun atas 4 atom C dan 6 atom H, artinya perbandingan jumlah atom
C : H = 4 : 6 = 2 : 3. Jadi, rumus empiris butuna adalah C2H3.
2. Rumus Molekul

Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jumlah yang sebenarnya dari setiap jenis atom yang terdapat
di dalam satu molekul suatu senyawa.

a. Rumus molekul gula C6H12O6, artinya dalam 1 molekul gula terdapat 6 atom C, 12 atom H, dan 6 atom O.

b. rumus molekul ammonia NH3, artinya dalam 1 molekul ammonia terdapat 1 atom N dan 3 atom H.

c. Dalam 1 molekul gas karbit tersusun atas 2 atom C dan 2 atom H. Jadi, rumus molekul dari gas tersebut
adalah C2H2.
3. Air Kristal

Berbagai garam jika mengkristal akan mengikat sejumlah air. Banyaknya molekul air yang diikat tiap molekul garam
disebut air kristal. Tiap zat mengikat jumlah air kristal tertentu.
Contoh :
a.CuSO4 . 5H2O = tembaga (II) sulfat pentahidrat (dalam satu molekul mengikat 5 molekul air).
b.Na2CO3 . 10H2O = natrium karbonat dekahidrat (dalam satu molekul mengikat 10 molekul air).
Kristal yang mengandung air kristal disebut hidrat, sedangkan kristal yang tidak mengandung air kristal disebut anhidrat.

Contoh :
Suatu senyawa hidrat mempunyai rumus molekul BaCl3 . xH2O dan mempunyai Mr = 224. Diketahui Ar Br = 137, Cl =
35,5 ; H = 1 dan O = 16. Tentukanlah nilai x (molekul air Kristal) dan rumus molekul lengkapnya !
Jawab :
Mr BaCl2 . xH2O = Ar Ba + (2 . Ar Cl) + (2x . Ar H) + (x . Ar O)
244 = 137 + (2.35,5) + (2x . 1) + (x . 16)
244 = 137 + 71 + 2x + 16x
x = 2
Jadi, banyaknya molekul air kristal adalah 2 dan rumus molekul lengkapnya adalah BaCl3 . 2H2O.
4. Kadar Unsur dalam Senyawa

Hukum Proust menyatakan bahwa suatu senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan massa tetap.
Besarnya kadar (persentase) unsur-unsur pada suatu senyawa dapat dibesarkan pada perbandingan jumlah massa
atom relatif (Ar) unsur tertentu dengan massa molekul relatif (Mr) molekul senyawa tersebut.

a. Perbandingan massa unsur dalam senyawa


Massa unsur dalam senyawa Xm Yn dirumuskan sebagai berikut.

Contoh :
1. Berapakah perbandingan massa atom H dan O dalam senyawa H2O?

Jawab :

Jadi, perbandingan massa atom H dan O adalah 1 : 8.


2. Tentukan massa masing-masing unsur yang terdapat dalam 12 gram urea dengan rumus molekul
CO(NH2)2.
(Ar C = 12, O = 16, N = 14, dan H = 1)

Jawab :
Mr CO(NH2)2 = 60
b. Kadar (%) unsur dalam senyawa
Persentase unsur dalam senyawa Xm Xn dirumuskan sebagai berikut.

Contoh :
Berapa persentase masing-masing unsure Ca, C, dan O dalam senyawa CaCO3?
(Ar Ca = 40, C = 12, dan O = 16)

Jawab :
Mr CaCO3 = Ar Ca + Ar C + (3 x Ar O)
= 40 + 12 (3 x 16)
= 100
F. Pereaksi Pembatas (Limiting Reactant)

Pereaksi pembatas adalah zat yang digunakan sebagai pedoman untuk menghitung sejumlah zat lain melalui
persamaan reaksi kimia.

Ciri pereaksi pembatas, yaitu jika berupa zat pereaksi maka zat itu akan habis bereaksi

Cara menentukan pereaksi pembatas adalah sebagai berikut.


1. Jika diketahui sebuah zat pereaksi atau hasil reaksi, maka zat itu sendiri yang berfungsi sebagai pereaksi
pembatas.
2. Jika diketahui dua zat pereaksi, maka zat pereaksi yang dipilih sebagai pereaksi pembatas adalah zat
pereaksi yang mempunyai mol terkecil dan koefisien terbesar.
3. Untuk menetukan pereksi pembatas dengan cara membandingkan jumlah mol dengan koefisien. Nilai yg
paling kecil itulah sebagai peraksi pembatas
Contoh :

Sebanyak 8 gram gas metana (CH4) dibakar dengan 8 gram gas oksigen menghasilkan gas karbon dioksida
dan uap air. Berapakah massa zat-zat hasil reaksi ?
(Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)

Jawab :
CH4(g) + 2O2(g)  CO2(g) + 2H2O(g)

Perbandingan mol CH4 : O2 : CO2 : H2O = 1 : 2 : 1 : 2

Diketahui :

CH4 = mol = 0,5 mol CH4 =

O2 = mol = 0,25 mol O2 = pereasi pembatas


Jadi, yang harus bereaksi adalah gas O2 sebagai pereaksi pembatas sebanyak 0,25 mol, sehingga
dapat ditentukan :

a. Massa CH4 yang bereaksi = x 0,25 mol x 16 gram = 2 gram

b. Massa CH4 yang tersisa = 0,375 x 16 gram = 6 gram

c. Massa CO2 yang terbentuk = 0,125 x 44 gram = 5,5 gram

d. Massa H2O yang terbentuk = 0,25 x 18 gram = 4,5 gram

Jadi, massa zat hasil reaksi = (5,5 + 4,5) gram = 10 gram

Anda mungkin juga menyukai