1
STOIKIOMETRI
Stoikiometri
Stoikiometri
Perhitungan kimia yang
berhubungan dengan jumlah partikel
Berdasar pada hukum-hukum dasar
kimia : hukum kekekalan massa,
hukum perbandingan tetap, dan
hukum perbandingan berganda.
Diilustrasikan : CH₄ + 2 O₂ → CO₂ + 2
H₂O
Berkaitan dengan reaksi yang melibatkan
gas, dimana gas berada pada suhu, tekanan,
dan volume yang diketahui dan dapat dianggap
gas ideal.
3
Konsep Mol
Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol
Mol = menentukan banyaknya suatu zat yang mengandung sejumlah
besaran elementer (atom, molekul, dsb)
Banyaknya satu mol = jumlah partikel dalam dalam 12 gram atom
C-12.
Jumlah besaran elementer ini disebut tetapan Avogadro : 6,02 x 10²³
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut
Lambang : L
4
Hubungan mol dengan jumlah partikel
X = jumlah partikel 4. Mol gula = 1,5 x 10²⁴ : 6,02 x 10²³ = 2,5 mol
n = mol
L = bilangan avogadro (6,02 x 10²³)
5
Hubungan mol dengan massa (gram)
• Massa molar adalah massa satu mol zat yang dinyatakan dalam gram.
• Massa satu mol zat yang nilainya sama dengan massa atom relatif (Ar) pada atom dan
(Mr) molekul relatif pada senyawa.
• Rumus m = n x Mm
m = massa (gram)
n = jumlah mol (mol)
Mm = massa molar (gram/mol)
dimana Ar = Massa atom satuan gr/mol untuk atom
Mr = Massa molekul / Berat molekul (BM) (gr/mol) untuk
molekul/senyawa
• Massa atom (Ar) Fe = 56 gr/mol
Massa molar Fe = 56 gram
(satu mol Fe mpy massa 56 gram)
• Massa molekul (Mr) H₂O = 18 gr/mol
Massa molar air = 18 gram
(satu mol H₂O mpy massa 18 gram) 6
CONTOH
JAWAB
5. m = n x Mm
m = 5 mol x 180 gr/mol
= 900 gram
2. Mm = m : n = 8 : 0,2 = 40 gr/mol
7
Hubungan mol dengan volume gas
Volume suatu mol zat yang berwujud gas.
Volume molar menunjukkan volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan
tertentu.
Pada kondisi standar (suhu 0⁰C atau 273⁰K, tekanan 1 atm)
Lambang : Vm
Rumus = V = n x Vm
V = volume gas (liter)
n = jumlah mol (mol)
Vm = volume molar (liter/mol)
Contoh : volume 2 mol gas CO2 pada keadaan
STP = 2 x 22,4 = 44,8 L.
Bergantung pada suhu dan tekanan, sehingga untuk menentukan volume gas,
kita harus
mengetahui suhu (T) dan tekanan (P) gas tersebut.
8
Saat berada pada kondisi T⁰C dan tekanan P atm
Contoh Soal
Tentukan volume 1,7 gram gas amonia yang diukur pada suhu
27⁰C dan tekanan 76 cmHg!
9
Saat berada di suhu ruang (room temperature),
gunakan persamaan berikut.
Contoh Soal
Hitung volume 4 gram SO₃. Jika diketahui Ar S = 32, O = 16!
V = n x 22,4 L Jawab:
Mr SO₃ = 80
Massa molar SO₃ = 80 gram/mol
Jadi, 4 gram SO₃ = 4gram / 80 gram/mol
Volume = 0,05 mol x 22,4 liter/mol
= 1,12 liter
10
Saat diminta perbandingan antara volume gas satu
dan lainnya pada suhu dan tekanan
RUMUS
11
SOAL
Contoh
Pada suhu 0⁰ dan tekanan 1 atm, volume gas hidrogen (H₂) adalah 10 liter dengan jumlah
mol (H₂) sebanyak 5 mol. Pada suhu dan tekanan yang sama, jumlah mol Gas nitrogen (n₁)
adalah 2 mol. Tentukan volume gas nitrogen tersebut.
Penyelesaian:
Dik: Volume H₂ (V₁) = 10 liter Mol H₂ (n₁) = 5 mol
Mol N₂ (n₂) = 2 mol
Dit: Volume N₂ (V₂)?
JAWAB
V₂ = V₁ x n₂
n₁
= 10 x 2
5
= 4 liter
Jadi, volume gas nitrogen adalah 4 liter.
12
Penentuan Rumus Empiris & Rumus Molekul
14
JAWAB
Diketahui:
Persentase unsur C = 41,82% - Persentase unsur
H = 6,51% - Persentase unsur O = 51,67%
Ditanya: Rumus empiris?
Jawab:
Massa senyawa sebesar 100 gram, maka:
Massa C = 41,82 gram
Massa H = 6,51 gram
Massa O = 51,67 gram
Kemudian cari jumlah mol masing-masing unsur
mol C : mol H : mol O = atom C : atom H : atom O = 3,485 : 6,510 : 3,229
1,07 : 2,01 : 1,00
Perbedaan angka di belakang koma pada desimal kedua dapat diabaikan,
dengan demikian perbandingan atom C, H dan O adalah:
1:2:1
Dengan demikian, rumus empiris senyawa adalah CH 2O.
15
Penyetaraan Reaksi
17
3. Jumlah atom pada tiap persamaan reaksi disetarakan. Atom O disetarakan dengan menambah H2O bila reaksi
berlangsung dalam suasana asam dan atom H yang timbul disetarakan menambahkan ion H+ pada sisi lain dari
tanda persamaan reaksi. Bila reaksi berlangsung dalam suasana basa, atom O disetarakan dengan menambahkan
ion OH– sebanyak 2 kali yang seharusnya diperlukan dan atom H yang timbul disetarakan dengan
menambahkan H2O.
MnO4–(aq) + 8H+(aq) → Mn2+(aq) + 4H2O(l)
Fe2+(aq) → Fe3+(aq)
4. Jumlah muatan listrik pada tiap setengah persamaan reaksi disetarakan dengan menambahkan elektron.
MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e– → Mn2+(aq) + 4H2O(l)
Fe2+(aq) → Fe3+(aq) + e–
5. Jumlah elektron yang dilepas dan diterima pada kedua persamaan setengah reaksi disamakan dengan
mengalikan setiap persamaan setengah reaksi dengan suatu faktor, dan faktor itu sesuai dengan koefisien
persamaan setengah reaksi. Kemudian kedua persamaan setengah reaksi dijumlahkan.
MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5e– → Mn2+(aq) + 4H2O(l) x1
Fe2+(aq) → Fe3+(aq) + e– x5
MnO4–(aq) + 8H+(aq) + 5Fe2+(aq) → Mn2+(aq) + 5Fe3+(aq) + 4H2O(l)
6. Ion-ion yang tidak berperan dalam reaksi redoks dimasukkan kembali ke dalam kedua sisi persamaan reaksi,
maka reaksi redoks itu telah menjadi setara.
2KMnO4(aq) + 10FeSO4(aq) + 8H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 8H2O(l)
18
2. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi
(change in oxidation number method).
Misalnya persamaan reaksi yang akan disetarakan adalah sama dengan persamaan reaksi dengan
cara setengah reaksi ion elektron.
KMnO4(aq) + FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
Langkah-langkah penyetaraan dengan cara perubahan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut :
1. Tandai atom-atom dalam setiap senyawa yang ada pada persamaan reaksi yang bilangan oksidasinya
mengalami perubahan, dengan cara menghitung BO atom-atom pada setiap senyawa secara sepintas.
Atom yang bilangan oksidasinya berubah adalah Mn dan Fe.
KMnO4(aq) + FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
2. Setarakan jumlah atom yang mengalami perubahan BO dengan memberikan koefisien persamaan
reaksi, kemudian hitung BO atom yang mengalami perubahan BO.
KMnO4(aq) + FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
+7 +4 +2 +6
19
3. Jumlah perubahan BO atom pada setiap rumus zat ditentukan. Pada atom Mn mengalami pengurangan 5 satuan
BO dari +7 menjadi +2, sedangkan pada atom Fe mengalami penambahan 2 satuan BO dari +4 menjadi +6.
4. Penambahan dan pengurangan BO disamakan dengan mengalikan dengan suatu faktor. Faktor perkalian ini
dikalikan dengan koefisien persamaan reaksi yang telah ada.
2KMnO4(aq) + (2×5)FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
2KMnO4(aq) + 10FeSO4(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
5. Jumlah atom lain yang tidak mengalami perubahan BO disetarakan dengan cara inspeksi. Koefisien senyawa
yang BO-nya berubah tidak boleh diubah lagi.
2KMnO4(aq) + 10FeSO4(aq) + 8H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 8H2O(l)
20
Molaritas
Molaritas (M) adalah salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan)
suatu larutan. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan,
atau jumlah mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan.
menyatakan jumlah mol (n) zat terlarut dalam satu liter (v) larutan.
larutan 1 mol berarti dalam 1 liter, terlarut 1 mol zat.
n
M Keterangan:
V M = Kemolaran (Molaritas)
n = mol zat terlarut
M = n x 1000 V = volume dalam liter
mL g = massa zat terlarut dalam gram
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
M = gram x 1000
Mr
21
www.themegallery.com
CONTOH
2. Dit : Berapa jumlah mol HCI yang terdapat dalam 100 mL larutan HCI 0,2 M?
jawab = n = M . V = 0,2 M x 0,1 L = 0,02 mol
23
THANK
S!
24