Anda di halaman 1dari 30

A.

Hukum-Hukum Dasar Ilmu Kimia


1. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier)

Massa zat-zat sebelum reaksi = massa zat-zat sesudah reaksi

Massa Produk + Sisa Massa reaktan

Contoh:
Sepuluh gram zat A dengan 5 gram zat B menghasilkan zat AB. Jika
setelah reaksi selesai terdapat sisa 3 gram A dan 1 gram B, berapa gram massa
zat AB yang dihasilkan ?

2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)


Hukum Proust ini membahas mengenai perbandingan massa antara atom-
atom suatu unsur di dalam sebuah molekul suatu persenyawaan. Sebagai contoh:
* Berapa Massa H : Massa O dalam molekul air
* Berapa perbandingan massa Fe dan Massa S dalam FeS
* Berapa perbandingan massa Ca dan O dalam CaO
Setiap persenyawaan mempunyai komposisi yang tetap

Perbandingan massa unsur-unsur penyusun


Dalam senyawa ApBq
MA : MB = (p x Ar A) : q x Ar
B)
Atau
p : q = (MA/Ar A) : MB/Ar B)
Contoh :
Tentukan perbandingan massa unsur penyusun senyawa:
(a) aluminium oksida
(b) natrium oksida
(c) karbon dioksida
(d) asam karbonat
jika Ar Al = 27 ; O = 16 ; Na = 23 ; C = 12
Kadar Unsur Dalam Persenyawaan
Dalam Senyawa ApBq:
p Ar A
Kadar unsur A  x100%
Mr A p Bq

p Ar B
Kadar unsur B  x100%
Mr A p Bq

p Ar A
Massa unsur A  xMassa Ap Bq
Mr A p Bq

p Ar B
Massa unsur B  xMassa Ap Bq
Mr A p Bq
Contoh:
1. Tentukan kadar masing-masing unsur penyusun:
(a) CaCO3
(b) NaOH
2. Tentukan massa masing-masing unsur penyusun:
(a) 200 gram CaCO3
(b) 400 gram NaOH

b. Rumus Empirik suatu Persenyawaan


Hukum Proust juga dapat digunakan untuk menentukan rumus empirik atau
rumus perbandingan yang paling sederhana dari suatu persenyawaan jika massa
unsur-unsur penyusunnya diketahui. Dalam hal ini, yang akan kita cari adalah berapa
harga p : q yang paling sederhana dalam persenyawaan ApBq. Telah kita ketahui
bahwa:
Dalam persenyawaan ApBq: MA MB
MA : MB = p x Ar A : q Ar B jadi p : q = :
Ar A Ar B
Contoh:
1. Suatu persenyawaan dibentuk oleh unsur C dan H. Massa C dalam
persenyawaan tersebut adalah 24 gram sedang massa H nya adalah 6 gram.
Bagaimana rumus empiriknya jika Ar C = 12 ; H = 1 ?

2. Kadar Fe dalam senyawa yang dibentuk oleh Fe dengan O adalah 70 % .


Bagaimana rumus empirik oksida yang terbentuk jika Ar Fe = 56 , O = 16

3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)


Hukum Dalton ini berlaku untuk dua macam unsur yang membentuk
beberapa persenyawaan, misalnya unsur N dan O, yang dapat membentuk N2O ,
NO, N2O3, NO2 dan N2O5. Contoh yang lain lagi, misal Na dengan O yang dapat
menghasilkan Na2O dan oksida super Na2O2. Hukum Dalton menyatakan:

Jika 2 macam unsur membentuk beberapa persenyawaan, massa salah satu unsur
pada senyawa-senyawa itu sama, maka massa unsur yang lain memiliki
perbandingan yang sederhana.
Penjelasan
Misal, kita mempunyai dua macam unsur yaitu unsur A dan B, membentuk
dua macam persenyawaan, yaitu senyawa I = AxBy dan senyawa II = ApBq, massa
A pada senyawa I disebut mA(I) massa A pada senyawa II disebut mA(II), massa B
pada senyawa I disebut mB(I) dan massa B pada senyawa II disebut mB(II). Maka
menurut hukum kelipatan perbandingan, jika:
mA(I) = mA(II) maka mB(I) : mB(II) = sederhana
atau jika:
mB(I) = mB(II) maka mA(I) : mB(II) = sederhana
Contoh:
1. Dua macam unsur A dan B, menghasilkan dua macam persenyawaan. Kadar A
pada senyawa pertama 75 % sedang pada senyawa kedua 80 %.
(a) jika massa A pada kedua persenyawaan itu sama, berapa perbandingan massa
B pada kedua senyawa itu ?
(b) jika massa B pada kedua persenyawaan itu sama, berapa perbandingan massa
A pada kedua senyawa itu ?
2. Dua macam unsur A dan B, menghasilkan dua macam persenyawaan yaitu AB
dan A2B3.
(a) jika massa A pada kedua persenyawaan itu sama, berapa perbandingan massa
B pada kedua senyawa itu ?
(b) jika massa B pada kedua persenyawaan itu sama, berapa perbandingan massa
A pada kedua senyawa itu ?
B. Perhitungan Kimia
Penekanan perhitungan kimia di sini adalah perhitungan kimia yang berhubungan
dengan pemanfaatan koefisien pada reaksi kimia, tetapi untuk dapat melakukan
perhitungan tersebut kita harus menguasai beberapa prasyarat, antara lain
konsep mol dan hukum-hukum yang berhubungan dengan sifat-sifat gas.
1. Konsep mol
Sesunggunya mol adalah konsep bilangan yang menyatakan jumlah individu
dalam satu kelompok, misal kita mengenal :
1 dosin = 12 individu
1 kodi = 20 individu
……………………………………………………..dst;
Untuk kelompok yang individunya atom atau moleku kita mengenal istilah:
1 mol = 6,o2 x 1023 atom atau molekul

Hubungan atara mol dengan banyaknya atom atau molekul adalah :

N Banyaknya atom/molekul
n
NA Bil. Avogadro = 6,02 x 1023l

Jumlah mol
Contoh:
1. Berapa banyaknya atom Ca yang terdapat dalam 0,5 mol unsur Ca ?
2. Berapa mol unsur Na yang terdiri atas 3,01 x 1020 atom Na ?
3. Diketahui 0,25 mol senyawa asam sulfat.
(a) berapa banyaknya molekul asam sulfat yang ada di dalamnya ?
(b) berapa banyaknya atom H, S dan O dalam asam sulfat tersebut ?
4. Diketahui senyawa natrium karbonat terdiri atas 6,02 x 1022 molekul.
(a) berapa mol senyawa tersebut ?
(b) berapa mol masing-masing unsur penyusunnya ?
5. Senyawa natrium phospat mengandung 6,02 x 1022 atom O..
(a) berapa mol senyawa tersebut ?
(b) berapa mol masing-masing unsur penyusun yang lain ?

Hubungan antara mol (n) dan massa (m)


1 mol Ca = 6,02 x 1023 atom massa 1 atom Ca = 40 sma
Jadi:
1 mol Ca = 6,02 x 1023 x 40 sma
1 sma = 1,661 x 1024 gram
Jadi:
1 mol Ca = 6,02 x 1023 x 40 x 1,661 x 10-24 gram
1 mol Ca = 40 gram
Atau
n mol Ca = 40 x m gram atau:
m
n Ca 
40 Massa Molar Ca

Secara umum hubungan antara mol (n) dan massa (m):


m (gram)
n
Massa Molar (gram/mol)

Contoh:
1. Tentukan banyaknya berapa gram massa asam sulfat
yang di dalamnya terdapat 3,01x1021 atom oksigen ?
2. Tentukan banyaknya atom Al yang terdapat pada 58,4
gram senyawa aluminium karbonat ?
(Ar H = 1 ; S = 32; O = 16 ; Al = 27 ; C = 12 )
2. Hukum-Hukum Gas

a. Hukum Avogadro
Jika diukur pada temperatur dan tekanan yang sama,
maka gas-gas yang volume sama mengandung molekul
yang sama banyaknya

Ini berarti bahwa


V
volume dan jumlah mol berbanding lurus,
C
sedemikian rupa
n sehingga harga V/n selalu konstan. Jadi,
hukum Avogadro dapat ditulis:
V
C
n
atau
V1 V1

n1 n1
Volume Molar V
Harga V/n disebut volume molar yaitu volume dari 1
mol gas pada temperatur dan tekanan tertentu. Sebagai
contoh jika pada keadaan tertentu 2 mol gas bervolume 60
liter, maka volume molar gas itu adalah 60 liter/2mol = 30
liter/mol .
Secara umum hubungan antara volume molar(), volume (V)
dan jumlah mol (n) adalah:

V
V 
n
atau
V  n xV
Volume Molar Standart V o
Volume Molar Standart adalah volume 1 mol gas
pada temperatur 273 K dan tekanan 1 atm.
Fakta empiric menunjukkan bahwa Volume molar standart =
22,4 liter/mol

V o  22,4 Liter/mol
atau
V o  n xV o
Bagaimana volume gas-gas berbeda yang
massa sama, diukur pada P dan T yang sama ?
Gas yang berbeda, Mr nya tentu berbeda, jadi meskipun
massanya sama, tetapi jumlah molnya berbeda. Makin besar
Mr-nya naik kecil jumlah mol. Karena menurut Avogadro,
volume gas sebanding dengan jumlah mol,
maka:
Gas-gas yang massanya sama, volume berbanding terbalik
dengan massa rumusnya, makin besar massa rumusnya,
akan makin kecil volumenya.
Contoh:
1. Berapakah volume dari 11 gram gas karbon dioksida pada keadaan
standar ?
2. Berapakah volume dari 2 gram gas hidrogen pada STP ?
3. Berapa volume molar gas jika pada keadaan tertentu 2 mol CO2 = 50
liter ?
4. Berapa volume molar gas jika pada keadaan tertentu 1 gram CO2 = 0,8
liter ?
5. Jika diketahui 4 macam gas yaitu hidrogen, oksigen, karbon dioksida
dan amoniak (NH3), manakah di antara gas-gas tersebut yang
volumenya terbesar ?
6. Jika pada temperatur dan tekanan tertentu 1 gram gas amoniak
bervolume 2 liter, berapakah volume dari 1 gram gas metana (CH­4) ?
7. Berapa gram massa dari 5,6 liter CO2 (STP) ?
8. Berapa gram massa 3 liter gas amoniak, jika pada P,T yang sama 1
gram gas NO = 1 liter ?
(C = 12, H = 1, N = 14, O = 16)
d. Kerapatan Gas (Program Pengayaan)
Yang maksud dengan rapat suatu gas terhadap gas
lain adalah perbandingan massa suatu gas terhadap massa
gas lain, jika keduanya mempunyai volume yang sama dan
diukur pada temperatur dan tekanan yang sama.
Jika yang dibandingkan adalah gas A terhadap gas B
maka Rapat gas A terhadap gas B, ditulis RBA, adalah
perbandingan massa gas A dengan massa Gas B jika VA =
VB, TA = TB dan PA = PB. Hal ini dapat ditulis:
Massa A
RB A  (pada V, p danT sama)
Massa B
Kita tahu bahwa massa A = nA x Mr A sedang
massa B = nB x Mr B, jadi:
n A xMrA
RB A  (pada V, p danT sama)
nB xMrB
Padahal menurut hukum Avogadro, jika Volume A dan B
sama, diukur pada temperatur dan tekanan yang sama,
jumlah mol A pasti sama dengan jumlah mol B atau nA = nB
jadi nA/nB = 1, sehingga:

Mr A
RB A 
Mr B
Contoh :
1. Berapa rapat gas CO2 ?
2. Berapa rapat gas CO2 terhadap gas oksigen ?
3. Berapa Mr suatu gas jika rapat gas itu = 8,5 ?
4. Berapa rapat gas C2H6 terhadap oksigen ?
5. Pada temperatur dan tekanan tertentu massa 1 liter
suatu
gas A 1 gram. Pada temperatur dan tekanan yang sama
massa 8 liter gas B = 4 gram.
Berapakah Mr gas A, jika Mr B = 30 ?
Bagaimana Rumus Rapat campuran gas ?

Mr Campuran
RB Campuran 
Mr B
V1Mr1  V2 M 2  ........
Mr Campuran 
V1  V2  ........
Contoh:
1. Jika dalam ruangan terdapat campuran 10 liter CH4 dan
15 C2H6 tentukan:
(a) Mr campuran
(b) RH campuran
(c) RO campuran
2. Rapat udara terhadap hidrogen adalah 14,4. Jika udara
dianggap hanya terdiri atas nitrogen dan oksigen:
(a) berapakah Mr udara ?
(b) berapa % volume oksigen di udara ?
Tekanan Parsial gas (Hk Dalton)
Jika di dalam ruang terdapat n mol campuran gas yang
terdiri atas nA mol gas A dan nB mol gas B, maka
nA nB
PA  xP dan PB  xP
n n

nA/n disebut fraksi mol gas A atau XA sedang nB/n disebut


fraksi mol gas B atau XB jadi :

PA  X A .P dan PB  X B .P
Contoh:
1. Sebuah ruangan yang volume V liter berada pada P,T tertentu.
Tekanan ruangan itu adalah 2 atm. Jika yang di dalam ruangan
4 gram CH4 dan 22 gram CO2 , Mr CH4 = 16 dan Mr CO2 = 44,
maka:
(a) tentukan fraksi mol CH4
(b) tentukan fraksi mol CO2
(c) tentukan tekanan parsial CH4
(d) tentukan tekanan parsial CO2
(e) tentukan volume ruangan V, jika pada kondisi tersebut 1
gram gas NO = 1 liter ( Mr NO = 30)
2. Sebuah ruangan yang bervolume 11,2 liter berada pada 273 K.
Jika dalam ruangan 3,4 gram NH3 dan 6 gram NO , Mr NH3 = 17
dan Mr NO = 44, maka:
(a) tentukan fraksi mol NH3
(b) tentukan fraksi mol NO
(c) tentukan tekanan ruangan
(d) tentukan tekanan parsial NH3
3. Perhitungan Kimia dengan Menggunakan koefisien
Reaksi
Untuk dapat menyelesaikan perhitungan-perhitungan
kimia dengan menggunakan reaksi kimia, kita harus
menguasai beberapa konsep pendukung yang
dibutuhkan pada perhitungan tersebut. konsep-konsep
pendukung itu beberapa di antaranya telah kita kuasai,
antara lain adalah penyetaraan koefisien reaksi, konsep
mol dan hukum-hukum dasar serta hukum gas.

Apakah itu saja sudah CUKUP???????

BELUM……
Kita masih butuh beberapa konsep lagi:
molaritas larutan
arti koefisien reaksi dalam perhitungan kimia dan
pereaksi pembatas.
a. Arti Koefisien Reaksi dalam Perhitungan kimia
Koefisien reaksi dalam sebuah reaksi adalah perbandingan
jumlah mol masing-masing peserta reaksi. Ketentuan ini
berlaku baik reaksi antar gas maupun bukan antar gas.
Sebagai contoh, pada reaksi:

N2 + 3 H2 → 2 NH3
n N2 yang bereaksi : n H2 yang bereaksi : n NH3 yang
terbentuk = 1 : 3 : 2.

Jika pada reaksi tersebut N2 yang bereaksi 5 mol,

maka H2 yang bereaksi adalah 15 mol dan

NH3 yang terbentuk adalah 10 mol.


Contoh:
1. Pada reaksi pembentukan Al2O3 dari unsur-unsur
penyusunnya,
a) Bagaimana perbandingan mol peserta reaksi tersebut ?
Jika pada reaksi itu, digunakan Al sebanyak 3 mol:
b) berapa mol O2 yang dibutuhkan ?
c) berapa mol Al2O3 yang terbentuk ?
2. Pada reaksi pembentukan kalsium nitrida dari unsur-
unsur penyusunnya,
a) Bagaimana perbandingan mol antara Ca dengan N2 dan

Ca3N2 ?
Jika pada reaksi itu, digunakan Ca sebanyak 10 mol:
b) berapa mol N2 yang dibutuhkan ?
c) berapa mol Ca3N2 yang terbentuk ?
b. Molaritas Larutan
Jika kita mempunyai 10 mol suatu zat kemudian kita tambah
air sampai volumenya 4 liter, maka dikatakan bahwa
larutan itu mempunyai molaritas 2,5 molar.
Dari mana asal 2,5 molar itu????????
Bilangan 2,5 itu berasal dari jumlah mol zat yang dilarutkan
yaitu 10 mol dibagi dengan volume larutan yaitu 4 liter.

Bagaimana dengan satuan molaritas ?

satuan molaritas adalah molar, disingkat M.

Mengingat satuan molar berasal dari satuan mol dibagi


satuan liter, maka molar = mol/liter.
secara umum,
jika kita mempunyai n mol suatu zat dan kepadanya kita
tambahkan pelarut sampai volumenya V liter, maka
molaritasnya adalah:
n
M
V
Contoh:
1. Berapakah molaritasnya jika 0,5 mol HCl murni dilarutkan
dalam air sampai volumenya 10 liter.
2. Jika 5,6 liter gas amoniak (STP) dilarutkan dalam air
sampai volumenya 5 liter,
(a) berapakah molaritasnya
(b) berapa mol amoniak yang terambil, jika kita mengambil

250 ml larutan tersebut.


3. Jika 9 gram glukosa (C6H­12O6) dilarutkan dalam air
sampai volumenya 250 ml.
(a) berapakah molaritasnya. (Mr glukosa = 180)
(b) jika kita ambil 100 ml larutan tersebut, berapa mol
glukosa yang terdapat di dalamnya ?
4. Berapa gram H2SO4 murni (Mr = 98) yang terdapat dalam
c. Pereaksi Pembatas
Untuk memahami masalah pereaksi pembatas, marilah
langsung saja kita melihat kasus berikut:
2A+B→3C+2D
Jika hanya zat A atau zat B saja yang diketahui banyaknya,
maka dengan mudah kita melakukan perhitungan, tetapi
masalah akan timbul jika baik A maupun B diketahui
banyaknya.
Yang manakah yang akan digunakan sebagai acuan untuk
menghitung ?
Untuk itu kita harus menentukan zat apa di antara A atau B
itu yang habis bereaksi.
Zat pereaksi yang habis setelah reaksi berlangsung, disebut
pereaksi pembatas. Jumlah mol pereaksi pembatas itulah
yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung. :

Bagaimana cara menentukan pereaksi pembatas????


d. Perhitungan Kimia dengan menggunakan Reaksi Kimia
Langkah-langkah itu adalah:
1) Tulis reaksi dengan benar, dan segera setarakanlah
koefisiennya.
2) Ubahlah semua zat yang sudah diketahui banyaknya ke
dalam mol. Beberapa cara menghitung mol sudah kita
ketahui yaitu:

massa
n untuk zat murni, padat cair maupun gas
Mr
volume
n untuk gas yang volume molarnya diketahui
V
pV
n untuk gas yang P dan T diketahui
RT

n  V.M untuk larutan


3) Tentukan pereaksi pembatas, jika ada lebih dari satu
macam pereaksi yang diketahui banyaknya.

4) Dengan menggunakan perbandingan koefisien, hitunglah


jumlah mol zat yang ditanyakan.

5) Ubahlah satuan dari zat-zat ditanyakan, dari satuan mol ke


dalam satuan yang diminta oleh soal.
Contoh 1.
Diketahui 10,2 gram aluminium oksida dicampur dengan
larutan H2SO4. Hasil reaksinya diuapkan untuk
memisahkan kristal garam yang dihasilkan..
(Al = 27 ; H = 1 ; S = 32 ; O = 16 )
(a) berapa gram H2SO4 yang bereaksi
(b) jika larutan H2SO4 yang digunakan adalah 0,5 M, berapa
ml larutan H2SO4 yang dibutuhkan.
(c) berapa gram endapan yang terbentuk
Contoh 2:
Dicampurkan 5,6 gram serbuk besi dengan 100 ml 6 M larutan
asam khlorida sehingga terjadi reaksi Fe + HCl → FeCl2 +
H2. (Fe = 56 ; H = 1 ; Cl = 35,5)
(a) tentukan pereaksi pembatasnya
(b) pereaksi apa yang tersisa, dan berapa gram
(c) berapa liter gas hidrogen yang terbentuk pada STP
(d) berapa liter gas hidrogen yang terbentuk jika pada kondisi
itu 1 liter gas NO = 1 gram
(e) berapa liter gas hidrogen yang terbentuk jika T = 300 K
dan P = 3 atm
Contoh 3:
Pada reaksi Na2CO3 + HCl → NaCl + H2O + CO2↑, ternyata
dihasilkan 8,5 liter gas CO2 diukur pada (P,T) tertentu. Jika
pada (P,T) tersebut 1 gram gas NH3 = 2 liter, berapa:
(a) gram massa gas CO2 tersebut ?
(b) gram Na2CO3 yang dibutuhkan pada reaksi tersebut ?
(c) berapa ml larutan HCl yang dipergunakan, jika molaritas
HCl tersebut 0,2 M ?

Anda mungkin juga menyukai