Stoikiometri behubungan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam satu senyawa dan
antar zat dalam suatu reaksi. Istilah itu berasal dari Yunani, yaitu dari kata stoicheion, yang
berarti unsur dan mentron yang artinya mengukur.
Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa
molekul. Oleh karena itu, stoikiometri akan dimulai dengan membahas upaya para ahli dalam
penentuan massa atom dan massa molekul.
1. Pengertian Stoikiometri
Stoikiometri berasal dari kata Stoicheion yang berarti unsur dan metrain yang berarti
pengukuran. Jadi stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai
komponen dalam reaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, dimulai dari pengamatan, kemudian
diperoleh data yang selanjutnya didapatkan keteraturan. Keteraturan yang diperoleh secara
eksperimen disebut hokum. Didalam ilmu kimia telah ditemukan beberapa hukum dasar atau
hukum-hukum pokok ilmu kimia.
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu stoicheon yang berarti unsur dan metrain yang
berarti mengukur. Dengan kata lain, stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut
hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
Perhitungan Kimia
Pada awal abad ke-19, banyak penelitian dilakukan terhadap sifat gas. Salah seorang peneliti
sifat gas yaitu ahli kimia berkebangsaan Prancis yang bernama Joseph Louis Gay Lussac
(1778 – 1850). Pada tahun 1808, ia melakukan serangkaian percobaan untuk mengukur
volume gas-gas yang bereaksi.
Disimpulkannya bahwa pada temperatur dan tekanan sama, perbandingan volume gas-gas
yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Temuan Gay Lussac ini dikenal sebagai hukum perbandingan volume.
Tetapi kemudian timbul pertanyaan. Mengapa pada tekanan dan temperatur yang sama
perbandingan volume gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan perbandingan bilangan
bulat dan sederhana ? Pertanyaan yang timbul setelah Gay Lussac mengemukakan hukum
perbandingan volume dapat dipecahkan oleh seorang ahli fisika Italia yang bernama Amadeo
Avogadro pada tahun 1811.
Menurut Avogadro
”Gas-gas yang volumenya sama, jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama,
akan memiliki jumlah molekul yang sama pula”.
Oleh karena perbandingan volume gas hidrogen, gas oksigen, dan uap air pada reaksi
pembentukan uap air = 2 : 1 : 2 maka perbandingan jumlah molekul hidrogen, oksigen, dan
uap air juga 2 : 1 : 2. Jumlah atom tiap unsur tidak berkurang atau bertambah dalam reaksi
kimia. Oleh karena itu, molekul gas hidrogen dan molekul gas oksigen harus merupakan
molekul dwiatom, sedangkan molekul uap air harus merupakan molekul triatom.
Perbandingan volume gas dalam suatu reaksi sesuai dengan koefisien reaksi gas-gas tersebut.
Hal ini berarti bahwa, jika volume salah satu gas diketahui, volume gas yang lain dapat
ditentukan dengan cara membandingkan koefisien reaksinya
Contoh
Jika volume gas H2 yang diukur pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm sebanyak 10 L volume
gas O2 dan H2O pada tekanan dan suhu yang sama dapat ditentukan dengan cara sebagai
berikut.
Penyelesaian
3. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif
Setelah ditemukan peralatan yang sangat peka di awal abad XX, para ahli kimia melakukan
percobaan tentang massa satu atom. Sebagai contoh, dilakukan percobaan untuk mengukur.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa massa satu atom sangat kecil. Para ahli sepakat
menggunakan besaran Satuan Massa Atom (sma) atau Atomic Massa Unit (amu) atau biasa
disebut juga satuan Dalton. Pada materi struktur atom, Anda telah mempelajari juga bahwa
atom sangatlah kecil, oleh karena itu tidak mungkin menimbang atom dengan menggunakan
neraca.
Para ahli menggunakan isotop karbon C–12 sebagai standar dengan massa atom relatif
sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan massa rata-rata satu atom suatu
unsur terhadap 1:12 massa atom C–12. Atau dapat dituliskan:
Contoh
Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom karbon –12.
Maka :
Ar O = 1,33 x Ar C–12
= 1,33 x 12
= 15,96
Para ahli membandingkan massa atom yang berbeda-beda, menggunakan skala
massa atom relatif dengan lambang ”Ar ”
Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu. Unsur-
unsur yang sama bergabung membentuk molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda
membentuk molekul senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa
molekul (Mr ).
Massa molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau senyawa terhadap
1:12 x massa atom C–12. Secara matematis dapat dinyatakan:
Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar dari atom-atom pembentuk molekul
tersebut. Mr = ∑ Ar atom penyusun.
Contoh
Ca = 40
O = 16
H =1
Jawab:
Oleh karena jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya maka untuk
menyatakannya, para ahli kimia menggunakan ”mol” sebagai satuan jumlah partikel
(molekul, atom, atau ion).
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 g atom karbon –12.
Jadi, dalam satu mol suatu zat terdapat 6,022 x 10²³ partikel. Nilai 6,022 x 10²³ partikel per
mol disebut sebagai tetapan Avogadro, dengan lambang L atau N.
Contoh Soal
1. Pada satu molekul air (H2O) terdapat 6,022 x 10–²³ molekul H2O. Ada berapa atom dalam
1 mol air tersebut?
Jawab:
Jawab:
Jawab:
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan mengenai hubungan jumlah mol (n) dengan jumlah
partikel, yang secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jumlah partikel = n x N
Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu senyawa. Rumus ini hanya
menyatakan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam molekul. Rumus empiris
suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu :
Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat itu.
Bila rumus empirisnya sudah diketahui dan Mr juga diketahui, maka rumus molekulnya dapat
ditentukan.
Contoh Soal
Suatu senyawa Hidrokarbon terdiri dari 84% karbon dan 16% hydrogen. Jika diketahui Mr
Hidkarbon tersebut adalah 100, tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut.
Penyelesaian :
Dik :
Dit :
Jawab:
6. Kemolaran
Kemolaran adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi (kepekatan)
larutan. Menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan, atau jumlah mmol zat
terlarut dalam tiap mL larutan.
Misalnya :
larutan NaCl 0,2 M artinya, dalam tiap liter larutan terdapat 0,2 mol (= 11,7 gram) NaCl atau
dalam tiap mL larutan terdapat 0,2 mmol (= 11,7 mg) NaCl.
Rumus Pengenceran :
Keterangan
Contoh Soal
Larutan NaOH 0,5 M sebanyak 200 mL hendak diencerkan hingga menjadi larutan NaOH 0.2
M. Tentukan volume air yang harus ditambahkan ke dalam larutan tersebut.
Penyelesaian :
Dik =
M1 NaOH : 0,5 M
V1 NaOH : 200 mL
M2 NaOH : 0,2 M
Jawab :
7. Molalitas
Molalitas menyatakan perbandingan mol zat terlarut dalam kilogram pelarut. Molalitas
dinyatakan antara jumlah mol zat terlarut dengan massa dalam kg pelarut. Bagaimana simbol
dari molalitas zat? Molalitas disimbolkan dengan (m).
Contoh Soal :
Hitunglah molalitas larutan yg terjadi bila 24 gr kristal MgSO4 dilarutkan dalam 400gr air
(Mr MgSO4=120)
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanya :
m = ….?
Jawab :
m = 0,2 x (1000/400)
= 0,5 molal
8. Fraksi Mol
Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang menyatakan perbandingan antara jumlah mol
salah satu komponen larutan (jumlah mol zat pelarut atau jumlah mol zat terlarut) dengan
jumlah mol total larutan. Fraksi mol disimbolkan dengan X.
Misal dalam larutan hanya mengandung 2 komponen, yaitu zat B sebagai zat terlarut dan A
sebagai pelarut, maka fraksi mol A disimbolkan XA dan XB untuk fraksi mol zat terlarut atau
dengan :
Contoh Soal
Jika didalam zat terlarut dan zat pelarut ada 200 gram air dan dilarutkan 30 gram asam cuka
(CH3COOH) fraksi molnya zat terlarut adalah (Ar C = 12, H= 1, O = 16) ….
Penyelesaian
Mr CH3COOH = 60
Mr H2O = 18