Pembahasan:
Rumus empiris diperoleh dengan menyederhanakan rumus
molekul, seperti berikut ini.
C6H12O6 = (CH2O)6
Dengan demikian, rumus empiris dari C6H12O6 adalah
CH2O.
Menentukan Rumus Molekul
Rumus molekul merupakan rumus yang jumlah atomnya
kelipatan dari rumus empiris. Namun demikian, ada beberapa
senyawa yang memiliki rumus molekul dan empiris sama. Untuk
menentukan rumus molekul, gunakan persamaan berikut.
Keterangan:
n merupakan kelipatan rumus empiris terhadap rumus
molekul.
Contoh Soal 2
Suatu senyawa memiliki rumus empiris CH2O. Jika Mr senyawa
tersebut 150, tentukan rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1,
C = 12, dan O = 16)
Pembahasan:
Sebelum mencari rumus molekul senyawa tersebut, tentukan
dahulu massa molekul relatifnya (Mr)!
Menentukan nilai n menggunakan persamaan berikut
Mr rumus empiris = Mr rumus molekul
30 x n = 150
n=5
Contoh :
Massa kayu yang belum dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil
pembakarannya.
Hukum Perbandingan Tetap
Hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 ini menyatakan
perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap.
Contoh :
Perbandingan massa Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 1:8, tidak
bergantung pada jumlah air yang dianalisis.
Hukum Perbandingan Berganda
Hukum perbandingan berganda yang dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803
yaitu apabila ada dua unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa,
perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu
massanya adalah bilangan bulat dan sederhana
Contoh :
Jika Hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram, H2O (air) yang terbentuk akan
mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram pada H2O2 (Hidrogen Peroksida).
Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan Volume
dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan
Contoh :
pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas
Hidrogen, hingga menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro ini melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan untuk
stoikiometri.
Seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur
tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul
unsur.
Contoh :
H2, O2, N2, dan P4.
Konsep Kimia yang Harus Dipahami dalam Stoikiometri
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan.
Konsep molaritas ini sering dikaitkan dengan stoikiometri larutan.
Umumnya, molaritas dirumuskan dengan M = n/V (volume).
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia
Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.
Stoikiometri Reaksi:
Membahas tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam suatu reaksi
kimia. Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi.
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia
Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.
Stoikiometri Komposisi:
Membahas tentang hubungan kuantitatif massa atau jumlah zat antar unsur dalam
suatu senyawa. Dalam penerapannya, stoikiometri ini sering digunakan untuk
menggambarkan jumlah zat Nitrogen dan Hidrogen yang bergabung menjadi
amonia kompleks (NH3).
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia
Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.
Stoikiometri Gas:
Jenis stoikiometri ini berkaitan dengan reaksi kimia yang melibatkan gas, di mana gas
pada suhu, tekanan, dan volume tertentu dianggap sebagai gas ideal. Persamaan gas
ideal sering dirumuskan dengan PV = nRT (P = tekanan dalam satuan atm, V =
volume gas dalam satuan liter, n = jumlah mol, R = tetapan gas 0,082 L atm/mol K,
dan T = suhu 273 K).
Melengkapi Persamaan Reaksi Kimia
• Kristal adalah zat padat homogen yang dibatasi oleh bidang-bidang datar dan
memiliki bentuk tertentu.
• Ada beberapa senyawa yang bisa ditemukan dalam bentuk kristal, contohnya
garam Inggris (MgSO4.7H2O).
• Kristal dalam senyawa tersebut merupakan hasil perubahan wujud air menjadi
padatan.
Contoh soal 3
Jika gas SO2 yang direaksikan sebanyak 12,8 gram, tentukan volume gas O 2 diukur
Pembahasan
Pembahasan:
Untuk menentukan volume gas O2, maka harus mencari massa molekul relatif gas
Jadi, volume gas O2 diukur pada keadaan standar (STP) dan massa
Tentukan zat yang merupakan pereaksi pembatas dan massa zat yang
tersisa!
Pembahasan:
Untuk menentukan zat pereaksi pembatasnya, maka harus mencari massa molekul
relatif dan mol C3H8 dan O2.
Setelah massa molekul relatif dan mol dari C3H8 dan O2 sudah
diketahui, maka harus menyetarakan persamaan reaksinya seperti
berikut ini
2. Pada reaksi di atas, zat yang tersisa adalah C3H8, sehingga harus mencari
Sebelum mencari massa C3H8 yang tersisa maka harus tahu berapa jumlah mol
Jadi, zat yang merupakan pereaksi pembatas dan massa zat yang tersisa berturut-
turut adalah O2 dan 8,8 gram C3H8.
Latihan
Massa zat terlarut yang harus di tambahkan untuk memperoleh larutan dengan
kemolaran M, dapat ditentukan dengan rumus berikut:
Keterangan:
M = kemolaran (mol/L)
n = mol yang di hasilkan (mol)
V = volum labu ukur (L)
2. Mengencerkan larutan pekat
Pada proses pengenceran, jumlah zat terlarut dalam larutan tidak berubah.
Volum larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan dengan kemolaran M
dapat dihitung sebagai berikut:
Mol zat sebelum pengenceran = mol zat sesudah massa pengenceran
n=MxV
Keterangan:
M = kemolaran larutan sebelum dan sesudah pengenceran
V = volum larutan sebelum dan sesudah pengenceran
Reaksi Kimia Dalam Larutan Elektrolit
Reaksi pendesakan logam adalah reaksi dimana logam lain atau hidrogen dalam suatu
senyawa.
A + BC --> AC + B
A di kiri B Deret Volta
Reaksi terjadi jika logam di kiri/H yang di desak pada deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Jenis reaksi:
- LOGAM 1 + GARAM 1 --> GARAM 2 + LOGAM 2
- LOGAM + ASAM --> GARAM + GAS HIDROGEN
- LOGAM + ASAM --> GARAM + AIR + GAS
3. Reaksi Metatesis (pertukaran pasangan)
Reaksi metatesis (pertukaran pasangan) adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari
dua elektrolit.
Melibatkan pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit.
AB + CD --> AD + CB
Jenis reaksi:
- GARAM 1 + ASAM 1 --> GARAM 2 + ASAM 2
- GARAM 1 + BASA 1 --> GARAM 2 + BASA 2
- GARAM 1 + GARAM 2 --> GARAM 3 + GARAM 4
Aturan Penulisan Reaksi Ion Bersih
Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk menentukan
konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa.
Hal ini dilakukan dengan meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah
diketahui kedalam larutan asam/basa yang kemolarannya akan ditentukan, menggunakan buret.
Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekovalen, yakni titik di mana
asam dan basa habis bereaksi.
Titik ekivalen dapat ditentukan menggunakan indikator yang harus berubah warna di sekitar
titik tersebut.
Titik di mana perubahan warnaindikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Indiktor yang
digunakan dalam titrasi adalah metil merah, bromotimol biru, dan fenolftalein.
Titrasi Asam Basa
Perhitungan Konsentrasi:
- Tulis persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B
aA + Bb --> cC + dD + ...
- Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi
- Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis bereaksi =
a : b. Jadi diperoleh:
Keterangan:
M = kemolaran asam A dan basa B
V = volum asam A dan basa B
a , b = koefisien reaksi asam A dan basa B
Rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam.