Anda di halaman 1dari 57

Stoikiometri

Pengertian Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Rumus molekul inilah yang Rumus empiris adalah rumus


biasa digunakan untuk lambang yang memiliki perbandingan
suatu senyawa. atom-atom paling sederhana
dalam suatu senyawa
Cara menentukan rumus empiris
1. Rumus empiris bisa ditentukan melalui rumus molekul,
yaitu dengan menyederhanakan jumlah atom penyusun
rumus molekul agar diperoleh bilangan bulat paling kecil.

2. Rumus empiris juga bisa ditentukan melalui


perbandingan mol unsur-unsur penyusun senyawa,
dengan syarat massanya diketahui.
Contoh Soal 1
Tentukan rumus empiris senyawa C6H12O6!

Pembahasan:
Rumus empiris diperoleh dengan menyederhanakan rumus
molekul, seperti berikut ini.
C6H12O6 = (CH2O)6
Dengan demikian, rumus empiris dari C6H12O6 adalah
CH2O.
Menentukan Rumus Molekul
Rumus molekul merupakan rumus yang jumlah atomnya
kelipatan dari rumus empiris. Namun demikian, ada beberapa
senyawa yang memiliki rumus molekul dan empiris sama. Untuk
menentukan rumus molekul, gunakan persamaan berikut.

Keterangan:
n merupakan kelipatan rumus empiris terhadap rumus
molekul.
Contoh Soal 2
Suatu senyawa memiliki rumus empiris CH2O. Jika Mr senyawa
tersebut 150, tentukan rumus molekul senyawa tersebut! (Ar H = 1,
C = 12, dan O = 16)

Pembahasan:
Sebelum mencari rumus molekul senyawa tersebut, tentukan
dahulu massa molekul relatifnya (Mr)!
Menentukan nilai n menggunakan persamaan berikut
Mr rumus empiris = Mr rumus molekul
30 x n = 150
n=5

Jika nilai n sudah diketahui, maka bisa mencari rumus molekulnya


seperti cara berikut.

Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah C5H10O5.


Stoikiometri
• Stoikiometri adalah berasal dari kata “stoicheion” dalam bahasa Yunani yang berarti
mengukur.
• Dalam ilmu kimia, stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas suatu zat dalam
reaksi kimia.
• Zat-zat tersebut meliputi massa, jumlah mol, volume, dan jumlah partikel.
• Sebagai perhitungan kimia yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam
reaksi.
• Suatu reaksi kimia dapat dikatakan sebagai reaksi stoikiometri apabila reaktan dalam
reaksi habis seluruhnya.
Adapun rumus-rumus yang biasa digunakan dalam
menyelesaikan materi kimia stoikiometri adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Angka 22,4 L merupakan volume gas ideal dalam keadaan STP (Standard
Temperature and Pressure),
dengan tekanan gas (P) = 1 atm, dan suhu (T) = 273 K.
Sementara angka 6,02 x 10^23 merupakan besaran tetapan Avogadro.
Jadi, 1 mol zat apa pun memiliki jumlah partikel yang sama yaitu
sebanyak 6,02 x 10^23 partikel.
Hukum Kekekalan Massa
Hukum ini menyatakan massa total suatu bahan sesudah reaksi kimia sama
dengan massa total bahan sebelum reaksi.

Contoh :
Massa kayu yang belum dibakar memiliki massa yang sama dengan hasil
pembakarannya.
Hukum Perbandingan Tetap
Hukum yang dicetuskan oleh Joseph Proust pada tahun 1799 ini menyatakan
perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap.

Contoh :
Perbandingan massa Hidrogen dan Oksigen dalam air adalah 1:8, tidak
bergantung pada jumlah air yang dianalisis.
Hukum Perbandingan Berganda
Hukum perbandingan berganda yang dikemukakan oleh John Dalton pada tahun 1803
yaitu apabila ada dua unsur yang dapat membentuk lebih dari satu senyawa,
perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu
massanya adalah bilangan bulat dan sederhana

Contoh :
Jika Hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram, H2O (air) yang terbentuk akan
mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram pada H2O2 (Hidrogen Peroksida).
Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac atau yang dikenal juga dengan Hukum Perbandingan Volume
dicetuskan oleh ilmuwan asal Prancis, yaitu Joseph Gay Lussac.
Berdasarkan penelitiannya, Lussac mengambil kesimpulan bahwa perubahan volume gas
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan

Contoh :
pada suhu dan tekanan tertentu, 1 liter gas Nitrogen bisa bereaksi dengan 3 liter gas
Hidrogen, hingga menghasilkan 2 liter gas amonia (2NH3).
Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro ini melengkapi hukum dasar kimia yang digunakan untuk
stoikiometri.
Seorang ilmuwan asal Italia, Amadeo Avogadro menyatakan bahwa partikel unsur
tidak selalu berupa atom yang berdiri sendiri, melainkan bisa berbentuk molekul
unsur.

Contoh :
H2, O2, N2, dan P4.
Konsep Kimia yang Harus Dipahami dalam Stoikiometri

Massa Atom Relatif (Ar)


Massa atom relatif merupakan perbandingan massa suatu atom dengan 1/12
kali massa suatu atom isotop karbon-12 atau C-12. Isotop C-12 ini digunakan
sebagai standar karena mempunyai kestabilan inti yang inert dibandingkan
dengan atom lainnya.
Konsep Kimia yang Harus Dipahami dalam Stoikiometri

Massa Molekul Relatif (Mr)


Berbeda dengan atom relatif, massa molekul relatif digunakan untuk mencari
perbandingan massa satu molekul senyawa dengan 1/12 kali massa satu atom
isotop karbon-12 atau C-12. Dalam hal ini, molekul merupakan gabungan
dari atom-atom suatu unsur. Jadi, Mr merupakan jumlah Ar atom-atom
penyusunnya, atau dapat dirumuskan dengan Mr = ΣAr.
Tabel Unsur
Konsep Mol
• Dalam konsep mol, satu mol suatu zat dinyatakan sebagai banyaknya zat
tersebut yang mengandung 6,02 x 1023 buah partikel.
• Hubungan mol dan jumlah partikel tersebut ditetapkan sesuai hipotesis
Avogadro.
• massa satu mol suatu zat tersebut sama dengan Ar atau Mr yang dinyatakan
dalam gram. Contohnya, Ar C = 12, maka massa molar karbon = 12 gram/mol.
Molaritas

Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan.
Konsep molaritas ini sering dikaitkan dengan stoikiometri larutan.
Umumnya, molaritas dirumuskan dengan M = n/V (volume).
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia

Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.

Stoikiometri Reaksi:
Membahas tentang hubungan kuantitatif antara zat yang terlibat dalam suatu reaksi
kimia. Stoikiometri reaksi sering digunakan untuk menyetarakan persamaan reaksi.
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia
Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.

Stoikiometri Komposisi:
Membahas tentang hubungan kuantitatif massa atau jumlah zat antar unsur dalam
suatu senyawa. Dalam penerapannya, stoikiometri ini sering digunakan untuk
menggambarkan jumlah zat Nitrogen dan Hidrogen yang bergabung menjadi
amonia kompleks (NH3).
Jenis-Jenis Stoikiometri Kimia
Ada tiga macam stoikiometri dalam ilmu Kimia, antara lain stoikiometri reaksi,
komposisi (senyawa), dan stoikiometri gas.

Stoikiometri Gas:
Jenis stoikiometri ini berkaitan dengan reaksi kimia yang melibatkan gas, di mana gas
pada suhu, tekanan, dan volume tertentu dianggap sebagai gas ideal. Persamaan gas
ideal sering dirumuskan dengan PV = nRT (P = tekanan dalam satuan atm, V =
volume gas dalam satuan liter, n = jumlah mol, R = tetapan gas 0,082 L atm/mol K,
dan T = suhu 273 K).
Melengkapi Persamaan Reaksi Kimia

Reaksi kimia merupakan reaksi yang berlangsung secara spontan.


Jika suatu senyawa yang mengandung ion negatif direaksikan dengan senyawa lain
yang mengandung ion positif, maka ion-ion tersebut bisa saling berikatan
Reaksi Kimia

Artinya membahas zat pereaksi dan produk hasil reaksi.


Zat pereaksi biasanya ditulis di ruas kiri, sedangkan produk ditulis di ruas
kanan.
Zat pereaksi tersebut akan berubah menjadi produk jika memenuhi
perbandingan koefisien tertentu.
Perbandingan koefisien biasanya mengacu pada jumlah mol yang terlibat
selama reaksi berlangsung.
Koefisien.
Apa itu koefisien?
Koefisien merupakan bentuk perbandingan mol, volume, atau jumlah partikel.
• Penentuan mol produk didasarkan pada perbandingan koefisien mol zat
pereaksi.
• jika mol pereaksinya berasal dari dua zat yang bereaksi, maka perlu dicari
acuan yang tepat.
• Acuan itu disebut sebagai pereaksi pembatas.
• Mol zat yang digunakan sebagai pereaksi pembatas ini akan habis bereaksi.
Penentuan Pereaksi
Pembatas

menggunakan persamaan berikut :


Senyawa Hidrat (Air Kristal)

• Kristal adalah zat padat homogen yang dibatasi oleh bidang-bidang datar dan
memiliki bentuk tertentu.
• Ada beberapa senyawa yang bisa ditemukan dalam bentuk kristal, contohnya
garam Inggris (MgSO4.7H2O).
• Kristal dalam senyawa tersebut merupakan hasil perubahan wujud air menjadi
padatan.
Contoh soal 3

Jika gas SO2 yang direaksikan sebanyak 12,8 gram, tentukan volume gas O 2 diukur

pada keadaan standar (STP) dan massa SO3 yang terbentuk!

Pembahasan
Pembahasan:

Untuk menentukan volume gas O2, maka harus mencari massa molekul relatif gas

O2 dan SO2 tersebut.

Kemudian, tentukan mol gas SO2 dan O2.


Kemudian, tentukan mol gas SO2 dan O2.
Untuk mencari massa SO3 yang terbentuk, maka harus mencari massa
molekul relatif dan mol gas SO3.
Massa gas SO3 yang terbentuk dirumuskan sebagai berikut.

Jadi, volume gas O2 diukur pada keadaan standar (STP) dan massa

SO3 yang terbentuk berturut-turut adalah 2,24 L dan 16 gram


Contoh soal 4
Sebanyak 22 gram C3H8 direaksikan dengan 48 gram O2 berdasarkan persamaan
reaksi berikut.

Tentukan zat yang merupakan pereaksi pembatas dan massa zat yang
tersisa!
Pembahasan:
Untuk menentukan zat pereaksi pembatasnya, maka harus mencari massa molekul
relatif dan mol C3H8 dan O2.
Setelah massa molekul relatif dan mol dari C3H8 dan O2 sudah
diketahui, maka harus menyetarakan persamaan reaksinya seperti
berikut ini

Pereaksi pembatasnya bisa ditentukan dengan persamaan berikut.


1. Zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas adalah zat yang hasil baginya
palingg kecil. Oleh karena hasil bagi O2 lebih kecil daripada C3H8, maka zat

yang berperan sebagai pereaksi pembatas adalah O 2.

2. Pada reaksi di atas, zat yang tersisa adalah C3H8, sehingga harus mencari

massa C3H8 yang tersisa.

Sebelum mencari massa C3H8 yang tersisa maka harus tahu berapa jumlah mol

C3H8 yang tersisa.


Jumlah Mol C3H8 yang tersisa

Jadi, zat yang merupakan pereaksi pembatas dan massa zat yang tersisa berturut-
turut adalah O2 dan 8,8 gram C3H8.
Latihan

Suatu senyawa dengan mengandung 40% massa unsur dan sisanya


unsur .

Rumus molekul senyawa tersebut adalah…


Pembahasan

Hukum perbandingan berganda yang dikeluarkan oleh Dalton


berbunyi jika dua unsur dapat membentuk dua senyawa atau lebih,
maka perbandingan massa unsur satu yang bersenyawa dengan
kedua massa sama akan berbanding sebagai bilangan sederhana.
Jadi, rumus molekul senyawanya adalah XY3
Stoikiometri larutan
Stoikiometri larutan adalah perhitungan kimia untuk reaksi yang
berlangsung dalam larutan
Konsep Kemolaran Dalam Larutan

Kemolaran zat dalam larutan menyatakan jumlah zat (mol) dalam


larutan yang ditempatinya (1L).
Satuan kemolaran adalah mol/L atau M.
Membuat Larutan Kemolaran dengan Kemolaran Tertentu ada dua
macam, yaitu:
1. Melarutkan zat padat

Massa zat terlarut yang harus di tambahkan untuk memperoleh larutan dengan
kemolaran M, dapat ditentukan dengan rumus berikut:

Keterangan:
M = kemolaran (mol/L)
n = mol yang di hasilkan (mol)
V = volum labu ukur (L)
2. Mengencerkan larutan pekat

Pada proses pengenceran, jumlah zat terlarut dalam larutan tidak berubah.
Volum larutan pekat yang dibutuhkan untuk membuat larutan dengan kemolaran M
dapat dihitung sebagai berikut:
Mol zat sebelum pengenceran = mol zat sesudah massa pengenceran
n=MxV
Keterangan:
M = kemolaran larutan sebelum dan sesudah pengenceran
V = volum larutan sebelum dan sesudah pengenceran
Reaksi Kimia Dalam Larutan Elektrolit

Reaksi Kimia Dalam Larutan Elektrolit melibatkan zat elektrolit,yakni asam,


basa,dan garam.
Reaksi dapat berlangsung apabila setidaknya salah satu produknya berupa air,
endapan, gas atau elektrolit lemah.
Reaksi kimia dalam larutan elektrolit selalu mempunyai reaksi ion bersih.
Ada tiga jenis reaksi kimia dalam larutan elektrolit, yaitu:

1. Reaksi penetralan asam dan basa


Reaksi penetralan dalam larutan adalah reaksi antara asam dan basa membentuk
yang bersifat netral.
Jenis reaksi:
- ASAM + BASA --> GARAM + AIR
- ASAM + OKSIDA --> BASA GARAM + AIR
- ASAM + AMONIA --> GARAM
- OKSIDA ASAM + BASA --> GARAM + AIR
2. Reaksi pendesakan logam

Reaksi pendesakan logam adalah reaksi dimana logam lain atau hidrogen dalam suatu
senyawa.
A + BC --> AC + B
A di kiri B Deret Volta
Reaksi terjadi jika logam di kiri/H yang di desak pada deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Jenis reaksi:
- LOGAM 1 + GARAM 1 --> GARAM 2 + LOGAM 2
- LOGAM + ASAM --> GARAM + GAS HIDROGEN
- LOGAM + ASAM --> GARAM + AIR + GAS
3. Reaksi Metatesis (pertukaran pasangan)

Reaksi metatesis (pertukaran pasangan) adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari
dua elektrolit.
Melibatkan pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit.
AB + CD --> AD + CB
Jenis reaksi:
- GARAM 1 + ASAM 1 --> GARAM 2 + ASAM 2
- GARAM 1 + BASA 1 --> GARAM 2 + BASA 2
- GARAM 1 + GARAM 2 --> GARAM 3 + GARAM 4
Aturan Penulisan Reaksi Ion Bersih

1. Tulis reaksi ionnya


a. Zat berupa elektrolit kuat dinyatakan oleh ion-ionnya
b. Zat berupa elektrolit lemah dinyatakan oleh rumus kimianya.
c. Zat berupa gas dan padatan (logam, endapan) dinyatakan oleh rumus kimianya
2. Reaksi ion bersih diperoleh dengan menghilangkan ion-ion penonton.
Titrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan prosedur penting dalam analisis kimia untuk menentukan
konsentrasi/kemolaran larutan asam/basa.
Hal ini dilakukan dengan meneteskan larutan standar asam/basa yang kemolarannya sudah
diketahui kedalam larutan asam/basa yang kemolarannya akan ditentukan, menggunakan buret.
Penambahan larutan standar dilakukan sampai mencapai titik ekovalen, yakni titik di mana
asam dan basa habis bereaksi.
Titik ekivalen dapat ditentukan menggunakan indikator yang harus berubah warna di sekitar
titik tersebut.
Titik di mana perubahan warnaindikator terjadi disebut titik akhir titrasi. Indiktor yang
digunakan dalam titrasi adalah metil merah, bromotimol biru, dan fenolftalein.
Titrasi Asam Basa
Perhitungan Konsentrasi:
- Tulis persamaan reaksi antara larutan asam A dan larutan basa B
aA + Bb --> cC + dD + ...
- Nyatakan rumus untuk menghitung mol A dan mol B yang bereaksi
- Dari persamaan reaksi A dan B, perbandingan mol A dan mol B agar habis bereaksi =
a : b. Jadi diperoleh:
Keterangan:
M = kemolaran asam A dan basa B
V = volum asam A dan basa B
a , b = koefisien reaksi asam A dan basa B
Rumus ini juga dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu
larutan basa dengan menggunakan suaru larutan standar asam.

Jenis titrasi ada 4 macam, yaitu:


1. Titrasi asam kuat dan basa kuat
2. Titrasi asam lemah dan basa kuat
3. Titrasi basa lemah dan asam kuat
4. Tirasi asam lemah dan basa lemah
Contoh Soal Stoikiometri Larutan
Gas amoniak dapat dihasilkan melalui persamaan reaksi berikut:
(NH4)2SO4 + 2KOH --> 2NH3 + 2H2O + K2SO4

Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm. Volume gas amoniak, NH 3, yang dihasilkan

setelah 33 gram (NH4)2SO4 (Mr = 132) bereaksi adalah ….


A. 2,8 liter
B. 5,6 liter
C. 11,2 liter
D. 12,0 liter
E. 22,4 liter
Pembahasan!
Karena diketahui massa (NH4)2SO4, kita tentukan dulu nilai mol dari amonium sulfat
tersebut.
mol (NH4)2SO4 = gr/Mr
= 33/132 mol
= 0,25 mol
Selanjutnya kita tentukan mol NH3 dengan memanfaatkan kesetaraan antara koefisien dan
mol.
mol NH3 = 2/1 x mol (NH4)2SO4
= 2 x 0,25 mol
= 0,5 mol
Reaksi berlangsung pada 0 C, 1 atm, berarti berlangsung pada keadaan STP (standard
temperature and pressure), volume yang digunakan adalah volume STP, yaitu 22,4 liter.
volume NH3 = mol x volume STP
= 0,5 x 22,4 liter
= 11,2 liter…..Jadi, volume gas amoniak yang dihasilkan adalah 11,2 liter (C).
Selamat Belajar,
Sayang :)

Anda mungkin juga menyukai