Anda di halaman 1dari 7

BAB III TERMOKIMIA

Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Siswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian sistem dan
lingkungan.
2. Menjelaskan perbedaan reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan pengertian entalpi dan
perubahan entalpi.
4. Menghitung perubahan entalpi suatu reaksi.

5. Menjelaskan pengertian ΔH pembentukan,


penguraian,dan pembakaran standar.
Reaksi kimia ada yang 6. Menuliskan persamaan termokimia dengan
membebaskan energi dan
benar.
membutuhkan energi. Kamu pasti
pernah melihat kembang api. 7. Membuat diagram tingkat energi
Bagaimana reaksi pada kembang
berdasarkan harga perubahan entalpi suatu
api? Apakah reaksi tersebut
membebaskan atau membutuhkan reaksi.
energi? Sejauh mana keterlibatan
8. Menentukan ΔH reaksi berdasarkan
energi dalam reaksi tersebut?
Jawabannya dapat kalian temukan eksperimen dengan menggunakan
dalam bab ini.
kalorimeter, hukum Hess, data perubahan
Kata Kunci entalpi standar, dan data energi ikatan.

Azas Kekelan Energi, Sistem,


Lingkungan, Kalor, Eksoterm,
Endoterm, Entalpi, Siklus Hess

Pengantar

Ketika reaksi kimia terjadi, ikatan-ikatan kimia pada zat-zat yang


bereaksi akan putus dan ikatan-ikatan kimia yang baru terbentuk, membentuk zat-
zat produk. Energi dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan dan energi
dibebaskan pada ikatan-ikatan yang terbentuk, sehingga hampir semua reaksi
kimia melibatkan perubahan energi. Energi bisa ditangkap atau dilepaskan. Energi
dapat meliputi bermacam-macam bentuk, misalnya cahaya, listrik, atau panas.
Kita tak lepas dari pemanfaatan energi untuk keperluan sehari-hari,
misalnya pembakaran bahan bakar bensin untuk menjalankan kendaraan,
memasak dengan kompor gas (membakar gas alam), dan pembangkit listrik
tenaga air. Manusia memerlukan energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
Energi diperoleh dari makanan, yaitu karbohidrat dan lemak yang dimetabolisme
di dalam tubuh menghasilkan energi.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi disebut
termokimia. Termokimia berasal dari bahasa Yunani thermos yang berarti ‘panas’
atau ‘kalor’ dan kimia. Termokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari
banyaknya panas yang dilepas atau diserap (disorpsi) akibat reaksi kimia. Ilmu ini
digunakan untuk memperkirakan perubahan energi yang terjadi dalam proses
reaksi kimia, pembentukan larutan, maupun pada perubahan fase zat.
Para pengguna proses yang terkait dengan termokimia adalah ahli
ilmu pengetahuan (scientist) dan ahli teknik (engineer). Misalnya, ahli kimia yang
menerapkan termokimia untuk menghitung kalor pembakaran senyawa tertentu,
atau ahli teknik kimia yang menggunakannya untuk merancang pabrik.

Termokimia merupakan cabang dari ilmu


termodinamika, yang mempelajari tentang kalor yang
menyertai proses perubahan kimia dan perubahan fisika.
Termokimia dipelopori oleh Germain Henri Hess, atau
biasa disebut Hess. Salah seorang gurunya adalah Jons
Jacob Ber- zelius (1779-1848) yang menemukan rumus
simbol atom. Salah satu hasil penemuan Hess adalah
senyawa gula yang dioksidasi dengan oksigen
menghasilkan asam sakarida. Selanjutnya, bila gula ini
direaksikan dengan NaOH, akan terbentuk sakarin yang
berguna sebagai bahan pemanis.
Hess memperoleh gelar profesor pada tahun 1830 dari institut teknolo- gi
di St. Petersburg. Tesisnya yang sangat terkenal berjudul “Banyaknya Kalor
dalam Reaksi Kimia Tidak Tergantung Jalannya Reaksi tetapi Tergantung dari
Keadaan Awal dan Akhir Reaksi”, telah dipublikasikan pada tahun 1840 dan
dikenal sebagai Hukum Hess atau Hess Law. Buku-bukunya tentang ilmu kimia
banyak digunakan sebagai standar kerja di Rusia selama beberapa puluh tahun.
Hess meninggal pada tanggal 30 November 1850.
Sebelum kita melangkah lebih jauh tentang apa yang diajarkan Hess, kita
perlu memahami dahulu tahap-tahap yang perlu kita kaji, yaitu sebagai berikut.
1. Hukum Kekekalan Energi
Hukum Kekekalan Energi disebut juga sebagai Hukum Termodinamika I.
Hukum ini ditemukan berkat beberapa percobaan yang dilakukan James Prescott
Joule (1818–1889), seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris.

Hukum Termodinamika I
menyatakan:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.

Sebagai penghargaan atas jasanya, nama James


Prescott Joule diaba- dikan sebagai nama satuan energi,
yaitu joule. Joule merupakan satuan menurut Sistem
Internasional (SI), dengan rincian :

Satuan joule dapat dikonversi (diubah) ke dalam


satuan energi yang lain, seperti berikut.
1 kJ = 1000 J
1 kalori = 4,184 J
1 kkal = 1000 kal
1liter atm = 101,2 joule

1.1.Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan suatu
materi untuk melaku- kan kerja. Energi yang akan kita
pelajari dalam termokimia adalah “energi dalam” dari suatu
sistem/reaksi-reaksi kimia.
Suatu benda dapat memiliki energi dalam bentuk energi kinetik dan energi
potensial. Jumlah energi yang dipunyai benda tersebut merupakan jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya. Suatu benda memiliki en- ergi kinetik apabila ia
bergerak. Energi kinetik bisa berupa energi translasi, rotasi, vibrasi, bunyi, panas,
dan listrik. Adapun energi potensial dimiliki benda bila ia ditarik atau didorong
oleh benda lain, sehingga apabila benda tidak memiliki gaya tarik menarik atau
tolak menolak, maka benda tersebut tidak memiliki energi potensial.

1.2.Energi Dalam
Energi dalam disebut juga internal energy (E) yang merupakan “jum- lah
energi“ dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh sistem molekul atau benda.
Energi dalam terdiri dari energi kinetik dan energi potensial. Energi dalam suatu
sistem dapat berubah bila sistem menyerap atau me- lepas panas. Energi dalam
akan bertambah apabila:
a. sistem menyerap/menerima panas
b. sistem menerima kerja
Energi dalam berkurang apabila:
a. sistem melepaskan panas
b. sistem melakukan kerja
Energi dalam dari suatu sistem tidak dapat diukur, namun perubahan- nya dapat
diukur dan dinyatakan sebagai ΔE dengan perumusan sebagai berikut.

1.3.Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya, dikarenakan adanya perbedaan suhu di antara keduanya. Kalor dapat
berpindah dengan tiga macam cara:
a. Konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor
melalui media
b. Konversi, yaitu aliran kalor melalui partikel-
partikel yang bergerak
c. Radiasi, yaitu kalor memancar ke segala arah
tanpa media

Adapun jumlah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan tergantung


dari massa benda (m), kalor jenis (c), kapasitas kalor (C), dan perubahan suhu (
T), sehingga untuk menghitung kalor dirumuskan se- bagai berikut.

Keterangan:
q = kalor yang diserap atau dilepas
Bila sistem menyerap kalor, q bertanda positif.
Bila sistem melepas kalor, q bertanda negatif.
m = massa zat
c = kalor jenis zat
T = perubahan suhu dari sistem
C = kapasitas kalor

1.4.Kerja
Kerja (work = w) adalah bentuk energi yang dipertukarkan dan dapat
dinyatakan sebagai gaya yang bekerja melalui suatu jarak tertentu. Dengan kata
lain, dapat dinyatakan bahwa kerja adalah hasil kali antara gaya dan jarak yang
dirumuskan sebagai berikut.
Satuan gaya menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Jika P dalam
atm dan V dalam liter, maka w = P (atm) ∆V (L). Untuk gas ideal, besarnya kerja
adalah hasil kali antara perbandingan mol gas hasil reaksi dan pereaksi dengan
perubahan suhu atau w = ∆nRT. Akibatnya, berpengaruh terhadap perubahan E
dalam dan perubahan entalpi. Adapun hubungan perubahan energi dan jumlah
mol gas dalam suhu adalah:
∆H = ∆E + ∆nRT
dengan:
∆H = perubahan energi
∆E = perubahan energi dalam
n = mol
∆n = ∑ mol gas hasil reaksi – mol gas pereaksi
T = Suhu reaksi
Lalu bagaimana cara mengubah L.atm menjadi joule? Kalian dapat menemukan
jawaban yang tepat dengan menengok penjelasan sebelumnya.

Bila sistem melakukan kerja, w bertanda negatif.


Bila sistem menerima kerja, w bertanda positif.

Hubungan antara energi dalam kalor reaksi dinyatakan dalam Hukum


Termodinamika I.

Hukum Termodinamika I
menyatakan:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.

Secara matematis, Hukum Termodinamika I dapat dinyatakan dalam rumus


berikut.

Untuk memperjelas perumusan di atas, perhatikan baik-baik contoh soal berikut.


Contoh

Hitunglah perubahan “energi dalam atau E”, bila:


a. sistem menyerap kalor 100 J dan melakukan kerja 50 J
b. sistem melepas kalor 100 J dan dilakukan kerja terhadap sistem dengan energi
sebesar 200 J
c. sistem melepas kalor 150 J dan melakukan kerja dengan energi 100 J
Penyelesaian:
Diketahui :
a. q = 100 J, w = -50 J
b. q = -100 J, w = 200 J
c. q = -150 J, w = -100 J
Ditanyakan : E
Jawab :
a. E = q – w = (100 – 50 ) J = 50 J
b E =-q+w = (-100 + 200) J = 100 J
c. E = - q – w = ( - 150 – 100) J = - 250 J

1.5.Entalpi
Entalpi disebut juga sebagai heat content (H), yakni besarnya kalor reaksi
yang diukur pada tekanan tetap. Hubungan entalpi dengan energi dalam dapat
dilihat dari perumusan berikut.
∆H = ∆E + w
dengan w = P x ∆V, sehingga:
∆H = ∆E + (P x ∆V)
Entalpi dari suatu reaksi tidak dapat diukur, namun demikian pe- rubahan
entalpinya dapat diketahui. Entalpi secara keseluruhan dihitung dengan rumus
berikut.

2. Sistem dan Lingkungan


Pengertian sistem adalah bagian dari keseluruhan
yang kita pelajari, sedangkan lingkungan adalah sesuatu yang
berada di luar sistem. Sebagai contoh, bila kita ingin
mempelajari pertumbuhan dari sebatang pohon, maka pohon
tersebut dikatakan sebagai sistem, sedangkan sesuatu di luar
pohon disebut lingkungan. Contoh yang lain bila kita
mempelajari budaya bangsa Indonesia, maka budaya bangsa
Indonesia disebut sistem, sedang di luar budaya bangsa
Indonesia disebut lingkungan.
Dalam termokimia, zat-zat yang disebut sistem adalah
zat-zat yang kita reaksikan dalam tabung reaksi, sedangkan di
luar zat-zat pereaksi disebut lingkungan. Untuk mempelajari
sistem, kita dapat melangsungkan suatu reaksi dalam dua
kondisi, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem terbuka artinya
hal-hal yang kita pelajari berada di bawah tekanan udara luar
yang relatif konstan dan nilainya berkisar 1 atm. Contoh
sistem terbuka adalah penguapan air laut, pengaratan
berbagai macam logam, usia terbentuknya buah pada
tanaman tertentu, dan lain-lain. Sistem tertutup disebut juga
sistem terisolasi, artinya sistem yang dilaku- kan dalam ruang tertutup. Dalam
sistem tertutup, volume sistem relatif konstan, sedangkan tekanannya akan
berubah. Adakah hubungan antara sistem dengan lingkungan? Keduanya sa- ling
memengaruhi, karena sistem dapat menyerap panas dari lingkungan atau
melepaskan panas ke lingkungan. Amatilah gambar berikut.

Dari Gambar ini, kita dapat menangkap hubungan yang jelas antara sistem
dan lingkungan. Sistem menyerap panas dari lingkungan, seperti di- tunjukkan
pada Gambar (a), sehingga H atau entalpinya berharga positif. Sebaliknya, bila
sistem melepas kalor ke lingkungan, seperti pada Gambar (b), maka entalpinya
berkurang dan H-nya berharga negatif.

Anda mungkin juga menyukai