Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bab ini, Siswa
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian sistem dan
lingkungan.
2. Menjelaskan perbedaan reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan pengertian entalpi dan
perubahan entalpi.
4. Menghitung perubahan entalpi suatu reaksi.
Pengantar
Hukum Termodinamika I
menyatakan:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.
1.1.Energi
Energi didefinisikan sebagai kemampuan suatu
materi untuk melaku- kan kerja. Energi yang akan kita
pelajari dalam termokimia adalah “energi dalam” dari suatu
sistem/reaksi-reaksi kimia.
Suatu benda dapat memiliki energi dalam bentuk energi kinetik dan energi
potensial. Jumlah energi yang dipunyai benda tersebut merupakan jumlah energi
kinetik dan energi potensialnya. Suatu benda memiliki en- ergi kinetik apabila ia
bergerak. Energi kinetik bisa berupa energi translasi, rotasi, vibrasi, bunyi, panas,
dan listrik. Adapun energi potensial dimiliki benda bila ia ditarik atau didorong
oleh benda lain, sehingga apabila benda tidak memiliki gaya tarik menarik atau
tolak menolak, maka benda tersebut tidak memiliki energi potensial.
1.2.Energi Dalam
Energi dalam disebut juga internal energy (E) yang merupakan “jum- lah
energi“ dari semua bentuk energi yang dimiliki oleh sistem molekul atau benda.
Energi dalam terdiri dari energi kinetik dan energi potensial. Energi dalam suatu
sistem dapat berubah bila sistem menyerap atau me- lepas panas. Energi dalam
akan bertambah apabila:
a. sistem menyerap/menerima panas
b. sistem menerima kerja
Energi dalam berkurang apabila:
a. sistem melepaskan panas
b. sistem melakukan kerja
Energi dalam dari suatu sistem tidak dapat diukur, namun perubahan- nya dapat
diukur dan dinyatakan sebagai ΔE dengan perumusan sebagai berikut.
1.3.Kalor
Kalor adalah energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan atau
sebaliknya, dikarenakan adanya perbedaan suhu di antara keduanya. Kalor dapat
berpindah dengan tiga macam cara:
a. Konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor
melalui media
b. Konversi, yaitu aliran kalor melalui partikel-
partikel yang bergerak
c. Radiasi, yaitu kalor memancar ke segala arah
tanpa media
Keterangan:
q = kalor yang diserap atau dilepas
Bila sistem menyerap kalor, q bertanda positif.
Bila sistem melepas kalor, q bertanda negatif.
m = massa zat
c = kalor jenis zat
T = perubahan suhu dari sistem
C = kapasitas kalor
1.4.Kerja
Kerja (work = w) adalah bentuk energi yang dipertukarkan dan dapat
dinyatakan sebagai gaya yang bekerja melalui suatu jarak tertentu. Dengan kata
lain, dapat dinyatakan bahwa kerja adalah hasil kali antara gaya dan jarak yang
dirumuskan sebagai berikut.
Satuan gaya menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule. Jika P dalam
atm dan V dalam liter, maka w = P (atm) ∆V (L). Untuk gas ideal, besarnya kerja
adalah hasil kali antara perbandingan mol gas hasil reaksi dan pereaksi dengan
perubahan suhu atau w = ∆nRT. Akibatnya, berpengaruh terhadap perubahan E
dalam dan perubahan entalpi. Adapun hubungan perubahan energi dan jumlah
mol gas dalam suhu adalah:
∆H = ∆E + ∆nRT
dengan:
∆H = perubahan energi
∆E = perubahan energi dalam
n = mol
∆n = ∑ mol gas hasil reaksi – mol gas pereaksi
T = Suhu reaksi
Lalu bagaimana cara mengubah L.atm menjadi joule? Kalian dapat menemukan
jawaban yang tepat dengan menengok penjelasan sebelumnya.
Hukum Termodinamika I
menyatakan:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
dapat diubah dari bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain.
1.5.Entalpi
Entalpi disebut juga sebagai heat content (H), yakni besarnya kalor reaksi
yang diukur pada tekanan tetap. Hubungan entalpi dengan energi dalam dapat
dilihat dari perumusan berikut.
∆H = ∆E + w
dengan w = P x ∆V, sehingga:
∆H = ∆E + (P x ∆V)
Entalpi dari suatu reaksi tidak dapat diukur, namun demikian pe- rubahan
entalpinya dapat diketahui. Entalpi secara keseluruhan dihitung dengan rumus
berikut.
Dari Gambar ini, kita dapat menangkap hubungan yang jelas antara sistem
dan lingkungan. Sistem menyerap panas dari lingkungan, seperti di- tunjukkan
pada Gambar (a), sehingga H atau entalpinya berharga positif. Sebaliknya, bila
sistem melepas kalor ke lingkungan, seperti pada Gambar (b), maka entalpinya
berkurang dan H-nya berharga negatif.