Anda di halaman 1dari 35

Stoikiometri

Bab I

BAB I

STOIKIOMETRI
STOIKIOMETRI  mempelajari hubungan kuantitatif antara reaktan dan
produk dalam reaksi

HUKUM-HUKUM DASAR ILMU KIMIA


1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen
(4g)
(32g)

hidrogen oksida
(36g)

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST


"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa
adalah tetap"

Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3
Keuntungan dari hukum Proust:
bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang
membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.
Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON


"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa
untuk massa salah satu unsur yang sama banyaknya maka
perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana".
Contoh:
Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,
NO dimana massa N : O = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : O = 14 : 32 = 7 : 16
Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan
massa Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2
4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisikondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:
a. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2
Contoh:
Berapa tekanan dari 0.5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter dan
tekanan 2 atmosfir ?
Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2 atm . 5 liter = P2 . 10 liter  P2 = 1 atmosfir
b. HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat den sederhana".
Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi
tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14
Jawab:
V1/V2 = n1/n2  10/1 = (x/28) / (0.1/2)  x = 14 gram
Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.
c. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC
Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan
dengan keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
d. HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan
bahwa pada keadaan STP (0 oC dan 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya
22.4 liter; volume ini disebut sebagai volume molar gas.
Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27 oC dan
tekanan 1 atm ? (Ar: H = 1 ; N = 14)

Jawab:
8.5 g amoniak dengan Mr= 17 g/mol  n = 0.5 mol
Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter
Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:
P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27)  V2 = 12.31 liter

B. MASSA ATOM DAN MASSA RUMUS


1. Massa Atom Relatif (Ar)
merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa
1 atom karbon 12
2. Massa Molekul Relatif (Mr)
merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan
1/12 massa 1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan
dari massa atom unsur-unsur penyusunnya.
Contoh:
Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?
Jawab:
Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220

C. KONSEP MOL
1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekulmolekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.
Jika bilangan Avogadro = L maka :
L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.
Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat
Contoh:
Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?
Jawab:
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol
Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L
= 0.5 x 6.023 x 1023
= 3.01 x 1023 molekul.

D. PERSAMAAN REAKSI
Persamaan reaksi mempunyai sifat:
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol
(khusus yang berwujud gas perbandingan koefisien juga
menyatakan perbandingan volume asalkan suhu den
tekanannya sama)
Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari
HNO3 (aq) + H2S (g)  NO (g) + S (s) + H2O (l)
Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah
dengan memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e
sehingga:
a HNO3 + b H2S  c NO + d S + e H2O
Berdasarkan reaksi di atas maka
atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
atom O : 3a = c + e
3a = a + e
e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a ; 2b = 3a ; b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a
Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2
berarti: b = d = 3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :
2 HNO3 + 3 H2S  2 NO + 3 S + 4 H2O

HITUNGAN KIMIA
Hitungan kimia adalah cara-cara perhitungan yang berorientasi pada
hukum-hukum dasar ilmu kimia.
Dalam hal ini akan diberikan bermacam-macam contoh soal hitungan
kimia beserta pembahasanya.
Contoh-contoh soal :
1. Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium karbonat ? (Ar: C = 12 ;
O= 16 ; Ca=40)
Jawab :
1 mol CaCO3, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O
Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x 100% = 40%
2. Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27) direaksikan dengan
asam klorida encer berlebih sesuai reaksi :
2 Al (s) + 6 HCl (aq)  2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)
Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas hidrogen yang
dihasilkan pada kondisi standar ?

Jawab:
Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan
2 mol Al x 2 mol AlCl3  3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol
Jadi:
AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram
Mol gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 mol =0,3 mol
Volume H2 = 0,3 mol x 22,4 = 6,72 liter
3. Suatu bijih besi mengandung 80% Fe2O3 (Ar: Fe=56; O=16). Oksida
ini direduksi dengan gas CO sehingga dihasilkan besi.
Berapa ton bijih besi diperlukan untuk membuat 224 ton besi ?
Jawab:
1 mol Fe2O3 mengandung 2 mol Fe
maka : massa Fe2O3 = ( Mr Fe2O3/2 Ar Fe ) x massa Fe
= (160/112) x 224 = 320 ton
Jadi bijih besi yang diperlukan = (100 / 80) x 320 ton = 400 ton
4. Untuk menentukan air kristal tembaga sulfat 24.95 gram garam
tersebut dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Setelah
pemanasan massa garam tersebut menjadi 15.95 gram. Berapa
banyak air kristal yang terkandung dalam garam tersebut ?

Jawab :
misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O
CuSO4 . xH2O  CuSO4 + xH2O
24.95 gram CuSO4 . xH2O = 15.95 + x mol
15.95 gram CuSO4 = 15.95 mol = 1 mol
menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan bahwa:
banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4; sehingga persamaannya
24.95/ (15.95 + x) = 1  x = 9
Jadi rumus garamnya adalah CuS04 . 9H2O
Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu senyawa.
Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat
dalam molekul.
Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu:
- massa dan Ar masing-masing unsurnya
- % massa dan Ar masing-masing unsurnya
- perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya
Rumus molekul: bila rumus empirisnya sudah diketahui dan Mr juga diketahui
maka rumus molekulnya dapat ditentukan

Contoh 1:
Suatu senyawa C dan H mengandung 6 gram C dan 1 gram H.
Tentukanlah rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut bila diketahui
Mr nya = 28 !
Jawab:
mol C : mol H = 6/12 : 1/1 = 1/2 : 1 = 1 : 2
Jadi rumus empirisnya: (CH2)n
Bila Mr senyawa tersebut = 28 maka: 12n + 2n = 28  14n = 28  n = 2
Jadi rumus molekulnya : (CH2)2 = C2H4
Contoh 2:
Untuk mengoksidasi 20 ml suatu hidrokarbon (CxHy) dalam keadaan gas
diperlukan oksigen sebanyak 100 ml dan dihasilkan CO2 sebanyak 60 ml.
Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut !
Jawab:
Persamaan reaksi pembakaran hidrokarbon secara umum
CxHy (g) + (x + 1/4 y) O2 (g)  x CO2 (g) + 1/2 y H2O (l)
Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan mol zat-zat yang terlibat dalam
reaksi.
Menurut Gay Lussac gas-gas pada P, T yang sama, jumlah mol berbanding lurus
dengan volumenya

Maka:
mol CxHy

mol O2

: mol CO2

=1

(x + 1/4y)

:x

20

100

60

=1

(x + 1/4y)

:x

=1

(x + 1/4y)

:x

atau:
1:3=1:xx=3
1 : 5 = 1 : (x + 1/4y)  y = 8
Jadi rumus hidrokarbon tersebut adalah : C3H8

Larutan
Zat terlarut (solute) >>
Pelarut (solvent) <<
Pengecualian:
Larutan yang mengandung air, selalu dinyatakan air
sebagai pelarut walaupun bagiannya dalam larutan
lebih sedikit

Contoh:
Campuran 96% massa H2SO4 dan 4% massa H2O
disebut asam sulfat pekat
 H2O sebagai pelarut dan H2SO4 sebagai zat terlarut

Konsentrasi Larutan
Zat terlarut (solute)
Zat pelarut (solven)

Konsentrasi dapat dinyatakan secara:


Kualitatif
Pekat (concantrated)
Encer (dilute)
Kuantitatif
molar, molal, persen, fraksi mol,
bagian per sejuta (ppm), dll

Molaritas (M)
Jumlah mol zat terlarut di dalam satu liter
larutan
Molaritas
= jumlah (mol) zat terlarut
volum (liter) larutan
= jumlah (milimol) zat terlarut
volum (mililiter) larutan

Latihan
Jika 0,4 gram NaOH dilarutkan dalam 100 ml
air. Berapa konsentrasi larutan (M) yang
dihasilkan ?

Normalitas (N)
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat
terlarut per liter larutan. Terdapat hubungan
antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :

Mol ekivalen adalah jumlah mol zat untuk


mendapat satu muatan.

Sebagai contoh: 1 mol H2SO4 dalam 1 liter larutan, H = 1, S = 32 dan


O = 16, kita dapat tentukan gram ekivalennya. Dalam hal ini kita
telah mengenal konsep ionisasi. 1 mol H2SO4 = 98 gram. (Ingat
konsep mol).

Untuk mendapatkan larutan 1 N, maka zat yang dibutuhkan


hanya 49 gram H2SO4 dilarutkan kedalam 1 Liter air, karena
dengan 49 gram atau 0.5 molar sudah dihasilkan satu muatan
dari zat-zat yang terionisasi.

Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam
1000 gram pelarut.
Rumus Molalitas adalah :

Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40)
dalam 500 gram air?

Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH
(Mr=40 g/mol) dalam 500 gram air?
Jawab :
molalitas NaOH
= (4/40)/500 g air
= (0.1 x 2 mol)/1000 g air
= 0,2 m

Fraksi Mol (X)


perbandingan antara jumlah mol suatu komponen
dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu
larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi
dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena
merupakan perbandingan.
Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5
mol zat C. Hitung fraksi mol (x) masing-masing zat !

Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5
mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat !
Jawab :
XA = 2 / (2+3+5) = 0.2
XB = 3 / (2+3+5) = 0.3
XC = 5 / (2+3+5) = 0.5
XA + XB + XC = 1

Persen Berat (% w/w)


Persen berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut
dalam 100 gram larutan.
Contoh :
Larutan gula 5%, berarti dalam 100 gram larutan gula
terdapat :
(5/100) x 100 gram gula = 5 gram gula
(100 5) gram air= 95 gram air
Persen dapat dinyatakan dalam berat atau dapat juga
dinyatakan dalam volum
Persen berat (b/b) = (berat zat/berat total) x 100%
Persen volum (v/v) = (volum zat/volum total) x 100%

Latihan
Berapa persen (%) Na terdapat dalam 80 gram
NaOH?
8,2 gram NH4Cl dilarutkan dalam air sampai
volum akhir 100 mL. Densitas larutan ternyata
1,023 g/mL. Berapakah persen masa larutan
tersebut?

Bagian per juta (part per million, ppm)


ppm = massa komponen larutan (g) per 1 juta g
larutan. Untuk pelarut air : 1 ppm setara dengan 1
mg/liter.
Jumlah zat dalam larutan sangat sedikit,
sebagian besar sampel terdiri atas pelarut dan
dengan demikian densitas sampel diasumsikan
sama dengan densitas pelarut

Contoh:
Hitung molaritas (M) 5 ppm larutan
Ca(NO3)2!

Pembuatan Larutan dengan Kemolaran Tertentu


1. Molaritas zat terlarut dari kristalnya
 prinsip pembuatannya adalah penimbangan
dan pelarutan
Contoh:
Akan dibuat 500 mL larutan NaCl 0,3 M dari
kristal NaCl. Berapa gram NaCl yang
dibutuhkan?

2. Molaritas Zat Terlarut dari Larutan yang Lebih


besar Molaritasnya
 Pengenceran sejumlah tertentu volume larutan
induk
 Pengenceran  jumlah mol zat sebelum diencerkan
dengan setelah pengenceran (penambahan akuades)
selalu sama
 Rumus pengenceran: M1.V1 = M2.V2
Contoh:
Akan dibuat larutan asam sulfat 0,1 M sebanyak 1 liter
dari larutan asam sulfat 6 M. Berapa volume asam sulfat
yang harus diambil untuk diencerkan? Berapa volume
akuadest yang dibutuhkan?

3. Molaritas Larutan dari Larutan Pekat


Membuat larutan dari larutan pekat yang
diketahui kadarnya (%) dan densitasnya.
Contoh:
Akan dibuat 100 mL larutan asam perklorat 0,1 M
dari asam perklorat pekat dengan kadar 70% dan
densitas 1,664 mL-1. Berapa mL HCLO4 pekat yang
diambil dan berapa akuades yang ditambahkan?
Rumus mencari molaritas zat dengan kadar (%)
tertentu dan densitas tertentu:

Stokiometri Larutan
Pada stoikiometri larutan, di antara zat-zat yang terlibat reaksi, sebagian atau
seluruhnya berada dalam bentuk larutan.
1. Stoikiometri dengan Hitungan Kimia Sederhana
Soal-soal yang menyangkut bagian ini dapat diselesaikan dengan cara
hitungan kimia sederhana yang menyangkut hubungan kuantitas antara
suatu komponen dengan komponen lain dalam suatu reaksi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
a. menulis persamann reaksi
b. menyetarakan koefisien reaksi
c. memahami bahwa perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol
Karena zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam bentuk larutan, maka
mol larutan dapat dinyatakan sebagai:

n=V.M
dimana:
n = jumlah mol
V = volume (liter)
M = molaritas larutan
Contoh:
Hitunglah volume larutan 0.05 M HCl yang diperlukan untuk melarutkan 2.4
gram logam magnesium (Ar = 24).
Jawab:
Mg(s) + 2HCl(aq)  MgCl2(aq) + H2(g)
24 gram Mg = 2.4/24 = 0.1 mol
mol HCl = 2 x mol Mg = 0.2 mol
volume HCl = n/M = 0.2/0.25 = 0.8 liter

2. Titrasi
Titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan
larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Motode ini banyak
dilakukan di laboratorium. Beberapa jenis titrasi, yaitu:
a. titrasi asam-basa
b. titrasi redoks
c. titrasi pengendapan
Contoh:
1. Untuk menetralkan 50 mL larutan NaOH diperlukan 20 mL larutan 0.25 M
HCl. Tentukan kemolaran larutan NaOH !
Jawab:
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(l)
mol HCl = 20 x 0.25 = 5 m mol
Berdasarkan koefisien reaksi di atas.
mol NaOH = mol HCl = 5 m mol
M = n/V = 5 m mol/50mL = 0.1 M

2. Sebanyak 0.56 gram kalsium oksida tak murni dilarutkan ke dalam air.
Larutan ini tepat dapat dinetralkan dengan 20 mL larutan 0.30 M HCl.
Tentukan kemurnian kalsium oksida (Ar: O=16; Ca=56)!
Jawab:
CaO(s) + H2O(l)
Ca(OH)2(aq)
Ca(OH)2(aq) + 2 HCl(aq)
CaCl2(aq) + 2 H2O(l)
mol HCl = 20 x 0.30 = 6 m mol
mol Ca(OH)2 = mol CaO = 1/2 x mol HCl = 1/2 x 6 = 3 m mol
massa CaO = 3 x 56 = 168 mg = 0.168 gram
Kadar kemurnian CaO = 0.168/0.56 x 100% = 30%

Stoikiometri reaksi kimia


Soal Latihan
1. Logam Kromium dapat diperoleh dari oksidanya dengan
mereaksikannya dengan aluminium.
Cr2O3 (s) + Al (s)  Cr (s) + Al2O3 (s)
Jika direaksikan 100 g Cr2O3 dan 100 g Al,
a) Zat apakah yang merupakan pereaksi pembatas?
b) Zat apakah yang ada setelah reaksi dan berapakah banyaknya?

Anda mungkin juga menyukai