Anda di halaman 1dari 23

STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif

dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

1. HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER


"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".

Contoh:
hidrogen + oksigen hidrogen oksida
(4g) (32g) (36g)

2. HUKUM PERBANDINGAN TETAP = HUKUM PROUST


"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap"

Contoh:
a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H
= 1 Ar . N : 3 Ar . H
= 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3
b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0
= 1 Ar . S : 3 Ar . O
= 1 (32) : 3 (16) = 32 : 48 = 2 : 3

Keuntungan dari hukum Proust:


bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang
membentuk senyawa tersebut make massa unsur lainnya dapat diketahui.

Contoh:
Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar: C = 12; 0 = 16; Ca=40)
Massa C = (Ar C / Mr CaCO3) x massa CaCO3
= 12/100 x 50 gram = 6 gram
massa C
Kadar C = massa C / massa CaCO3 x 100%
= 6/50 x 100 % = 12%

3. HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON


"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa
salah satu unsur yang sama banyaknya maka perbandingan massa unsur
kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana".

Contoh:

Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,


NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8
NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16

Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa


Oksigen pada senyawa NO : NO2 = 8 :16 = 1 : 2

4. HUKUM-HUKUM GAS
Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT
dimana:
P = tekanan gas (atmosfir)
V = volume gas (liter)
n = mol gas
R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin
T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan


kondisi-kondisi tertentu dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:

A. HUKUM BOYLE
Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan
n1 = n2 dan T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

Contoh:
Berapa tekanan dari 0 5 mol O2 dengan volume 10 liter jika pada
temperatur tersebut 0.5 mol NH3 mempunyai volume 5 liter den tekanan
2 atmosfir ?

Jawab:
P1 V1 = P2 V2
2.5 = P2 . 10 P2 = 1 atmosfir

B. HUKUM GAY-LUSSAC
"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bile
diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding sebagai
bilangan bulat den sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

Contoh:
Hitunglah massa dari 10 liter gas nitrogen (N2) jika pada kondisi
tersebut 1 liter gas hidrogen (H2) massanya 0.1 g.
Diketahui: Ar untuk H = 1 dan N = 14

Jawab:

V1/V2 = n1/n2 10/1 = (x/28) / (0.1/2) x = 14 gram

Jadi massa gas nitrogen = 14 gram.

C. HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC


Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan
keadaan harga n = n2 sehingga diperoleh persamaan:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

D. HUKUM AVOGADRO
"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Dari pernyataan ini ditentukan
bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4
liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.

Contoh:
Berapa volume 8.5 gram amoniak (NH3) pada suhu 27o C dan tekanan 1
atm ?
(Ar: H = 1 ; N = 14)

Jawab:
85 g amoniak = 17 mol = 0.5 mol

Volume amoniak (STP) = 0.5 x 22.4 = 11.2 liter

Berdasarkan persamaan Boyle-Gay Lussac:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2
1 x 112.1 / 273 = 1 x V2 / (273 + 27) V2 = 12.31 liter

1. Massa Atom Relatif (Ar)


merupakan perbandingan antara massa 1 atom dengan 1/12 massa 1 atom
karbon 12

2. Massa Molekul Relatif (Mr)


merupakan perbandingan antara massa 1 molekul senyawa dengan 1/12
massa 1 atom karbon 12.
Massa molekul relatif (Mr) suatu senyawa merupakan penjumlahan dari massa
atom unsur-unsur penyusunnya.

Contoh:

Jika Ar untuk X = 10 dan Y = 50 berapakah Mr senyawa X2Y4 ?

Jawab:

Mr X2Y4 = 2 x Ar . X + 4 x Ar . Y = (2 x 10) + (4 x 50) = 220

1 mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-
molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka :

L = 6.023 x 1023
1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.
1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersehut.

Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat

Contoh:

Berapa molekul yang terdapat dalam 20 gram NaOH ?

Jawab:

Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40

mol NaOH = massa / Mr = 20 / 40 = 0.5 mol

Banyaknya molekul NaOH = 0.5 L = 0.5 x 6.023 x 1023 = 3.01 x 1023 molekul.

PERSAMAAN REAKSI MEMPUNYAI SIFAT

1.
Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
2.
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang
berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan perbandingan volume
asalkan suhu den tekanannya sama)

Contoh: Tentukanlah koefisien reaksi dari

HNO3 (aq) + H2S (g) NO (g) + S (s) + H2O (l)

Cara yang termudah untuk menentukan koefisien reaksinya adalah dengan


memisalkan koefisiennya masing-masing a, b, c, d dan e sehingga:

a HNO3 + b H2S c NO + d S + e H2O

Berdasarkan reaksi di atas maka

atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)


atom O : 3a = c + e 3a = a + e e = 2a
atom H : a + 2b = 2e = 2(2a) = 4a 2b = 3a b = 3/2 a
atom S : b = d = 3/2 a

Maka agar terselesaikan kita ambil sembarang harga misalnya a = 2 berarti: b = d =


3, dan e = 4 sehingga persamaan reaksinya :
2 HNO3 + 3 H2S 2 NO + 3 S + 4 H2O

Hitungan kimia adalah cara-cara perhitungan yang berorientasi pada hukum-hukum


dasar ilmu kimia.

Dalam hal ini akan diberikan bermacam-macam contoh soal hitungan kimia beserta
pembahasanya.

Contoh-contoh soal :

1. Berapa persen kadar kalsium (Ca) dalam kalsium karbonat ? (Ar: C = 12 ; O=


16 ; Ca=40)

Jawab :

1 mol CaCO, mengandung 1 mol Ca + 1 mol C + 3 mol O


Mr CaCO3 = 40 + 12 + 48 = 100
Jadi kadar kalsium dalam CaCO3 = 40/100 x 100% = 40%

2. Sebanyak 5.4 gram logam alumunium (Ar = 27) direaksikan dengan asam klorida
encer berlebih sesuai reaksi :

2 Al (s) + 6 HCl (aq) 2 AlCl3 (aq) + 3 H2 (g)

Berapa gram aluminium klorida dan berapa liter gas hidrogen yang dihasilkan
pada kondisi standar ?

Jawab:

Dari persamaan reaksi dapat dinyatakan


2 mol Al x 2 mol AlCl3 3 mol H2
5.4 gram Al = 5.4/27 = 0.2 mol

Jadi:

AlCl3 yang terbentuk = 0.2 x Mr AlCl3 = 0.2 x 133.5 = 26.7 gram


Volume gas H2 yang dihasilkan (0o C, 1 atm) = 3/2 x 0.2 x 22.4 = 6.72 liter

3. Suatu bijih besi mengandung 80% Fe2O3 (Ar: Fe=56; O=16). Oksida ini direduksi
dengan gas CO sehingga dihasilkan besi.
Berapa ton bijih besi diperlukan untuk membuat 224 ton besi ?
Jawab:

1 mol Fe2O3 mengandung 2 mol Fe


maka : massa Fe2O3 = ( Mr Fe2O3/2 Ar Fe ) x massa Fe = (160/112) x 224 = 320
ton
Jadi bijih besi yang diperlukan = (100 / 80) x 320 ton = 400 ton

4. Untuk menentukan air kristal tembaga sulfat 24.95 gram garam tersebut
dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Setelah pemanasan massa
garam tersebut menjadi 15.95 gram. Berapa banyak air kristal yang terkandung
dalam garam tersebut ?

Jawab :

misalkan rumus garamnya adalah CuSO4 . xH2O

CuSO4 . xH2O CuSO4 + xH2O

24.95 gram CuSO4 . xH2O = 159.5 + 18x mol

15.95 gram CuSO4 = 159.5 mol = 0.1 mol

menurut persamaan reaksi di atas dapat dinyatakan bahwa:


banyaknya mol CuS04 . xH2O = mol CuSO4; sehingga persamaannya

24.95/ (159.5 + 18x) = 0.1 x = 5

Jadi rumus garamnya adalah CuS04 . 5H2O

Rumus Empiris dan Rumus Molekul

Rumus empiris adalah rumus yang paling sederhana dari suatu senyawa.
Rumus ini hanya menyatakan perbandingan jumlah atom-atom yang terdapat dalam
molekul.
Rumus empiris suatu senyawa dapat ditentukan apabila diketahui salah satu:
- massa dan Ar masing-masing unsurnya
- % massa dan Ar masing-masing unsurnya
- perbandingan massa dan Ar masing-masing unsurnya

Rumus molekul: bila rumus empirisnya sudah diketahui dan Mr juga diketahui maka
rumus molekulnya dapat ditentukan.

Contoh: Suatu senyawa C den H mengandung 6 gram C dan 1 gram H.


Tentukanlah rumus empiris dan rumus molekul senyawa tersebut bila
diketahui Mr nya = 28 !
Jawab: mol C : mol H = 6/12 : 1/1 = 1/2 : 1 = 1 : 2
Jadi rumus empirisnya: (CH2)n

Bila Mr senyawa tersebut = 28 maka: 12n + 2n = 28 14n = 28


n=2

Jadi rumus molekulnya : (CH2)2 = C2H4

Contoh: Untuk mengoksidasi 20 ml suatu hidrokarbon (CxHy) dalam keadaan


gas diperlukan oksigen sebanyak 100 ml dan dihasilkan CO2 sebanyak
60 ml. Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut !
Jawab: Persamaan reaksi pembakaran hidrokarbon secara umum

CxHy (g) + (x + 1/4 y) O2 (g) x CO2 (g) + 1/2 y H2O (l)


Koefisien reaksi menunjukkan perbandingan mol zat-zat yang terlibat
dalam reaksi.
Menurut Gay Lussac gas-gas pada p, t yang sama, jumlah mol
berbanding lurus dengan volumenya

Maka:

mol CxHy : mol O2 : mol CO2 =1 : (x + 1/4y) :x


20 : 100 : 60 =1 : (x + 1/4y) :x
1 :5 :3 =1 : (x + 1/4y) :x

atau:

1 : 3 = 1 : x x = 3
1 : 5 = 1 : (x + 1/4y) y = 8
Jadi rumus hidrokarbon tersebut adalah : C3H8

PEREAKSI PEMBATAS

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan
tidak selalu sama dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa
ada zat pereaksi yang akan habis bereaksi lebih dahulu. Pereaksi demikian disebut
pereaksi pembatas. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Anda perhatikan gambar di bawah ini!

X + 2Y...... ......XY2
Gambar : Pereaksi Pembatas

Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat X


membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa 3 molekul zat X
direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul
zat X yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang tersisa, sedangkan 4
molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.

Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir
reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan


cara membagi semua mol reaktan dengan koefisiennya, lalu
pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan
pereaksi pembatas.

Untuk lebih jelasnya, Anda simak contoh berikut ini!

Contoh :

1. Diketahui reaksi sebagai berikut


..... .....S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?

Penyelesaian :
..... .....S + 3 F2 ...... ... ... SF6
Dari koefisien reaksi menunjukkan bahwa:
.....1 mol S membutuhkan 3 mol F2

Kemungkinan yang terjadi:


* JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan

.....mol F2 = x 2 mol S

..... ..... .....= x 2 mol


..... ..... .....= 6 mol
Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
* Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan

.....mol S = x 10 mol F2
..............= x 10 mol
..............= 3,33 mol
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol.

Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S!


Banyaknya mol SF6 yang terbentuk = x mol S
a. mol SF6 =1 x 2 mol = 2 mol
b. zat yang tersisa adalah F2, sebanyak = 10 mol 6 mol
= 4 mol F2

Soal di atas dapat juga diselesaikan dengan:


- setarakan reaksinya
- semua pereaksi diubah menjadi mol
- bagikan masing-masing mol zat dengan masing-masing koefisiennya.
- Nilai hasil bagi terkecil disebut pereaksi pembatas (diberi tanda atau
lingkari)
- cari mol zat yang ditanya.
- Ubah mol tersebut menjadi gram/liter/partikel sesuai pertanyaan.

Penyelesaian:
.....S .....+ .....3 F2 SF6
..... ...............
.....2 mol ........10 mol
..... ...............

..... = 2.......... = 3,33 (Nilai 2 < 3,33)

Berarti zat pereaksi pembatas : S

Sehingga ditulis:

.....S .....+ .....3 F2... .. SF6


..... ...............
.....2 mol ........10 mol

a. mol SF6 = x 2 mol S


...............=1 x 2 mol = 2 mol

b. mol F2 yang bereaksi = x 2 mol S

.................................= x 2 mol = 6 mol


....mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi
....................= 10 mol - 6 mol = 4 mol

Bagaimana? Mudah bukan? Coba perhatikan lagi contoh berikut ini!


!
2. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida,
menurut persamaan:
.....Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)
a. tentukan pereaksi pembatas
b. gram FeS yang terbentuk
c. massa zat yang tersisa
....( Ar Fe = 56 ; S = 32 )

Penyelesaian:

.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)


..... ....................
.....10 gram.......... 3,2 gram

.....= mol ..........= mol

.....= 0,178 mol .....= 0,1 mol


........ .....................
.....= 0,178 ..........= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)

Sehingga:
.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)
..... ....................
.....0,178 ..............0,1 mol

a. Pereaksi pembatas S

b. FeS yang terjadi = x 0,1 mol


...........................= 0,1 mol

.....g FeS = 0,1 x Mr FeS


.............= 0,1 x 88
.............= 8,8 gram

c. Fe yang bereaksi = x 0,1


...........................= 0,1 x 56
...........................= 5,6 gram
....Fe sisa = 10 - 5,6 gram = 4,4 gram

Agar Anda lebih paham, coba kerjakan latihan berikut!

LATIHAN

1. 0,5 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2 menurut reaksi:


....N2 ....+ .... H2 .. .. NH3
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Berapa liter NH3 (STP) dihasilkan?
c. Berapa mol zat sisa?
2. 22,4 L gas SO2 direaksikan deangan 33,6 L gas O2 (STP) membentuk
gas SO3. Berapa gram SO3 yang terjadi? ( Ar S = 32 ; O = 16 )

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut!


KUNCI LATIHAN

1. Reaksi:
....N2 (g) ....+ .. 3 H2 (g) . ...2 NH3 (g)
.... .................
....0,5 mol .... ....3 mol
..... ................
....= 0,5 ............= 1 (Nilai 0, 5 < 1)
Maka pereaksi pembatas adalah N2, sehingga:

....N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g)


.... ............
....0,5 mol

a. Pereaksi pembatas zat : N2


b. NH3 = x 0,5 mol = 1 mol
....L NH3 = 1 x 22,4 L = 22,4 L
c. H2 yang bereaksi = x 0,5 mol = 1,5 mol
....H2 sisa = yang tersedia - yang bereaksi
...............= ( 3 1,5 ) mol
...............= 1,5 mol

2. Reaksi:
....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)
.... ........................
....22,4 L ................33,6 L

....= mol = mol


....= 1 mol ........= 1,5 mol
.... ....................

.... = 0,5 ........ = 1,5 (Nilai 0,5 < 1,5)

Maka pereaksi pembatas adalah SO2, sehingga:

....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)


.... ........................
....1 mol

....SO3 ..= x 1 mol = 1 mol


....g SO3 = 1 x Mr = 1 x 80 = 80 gram

Sekarang Anda telah selesai mempelajari semua kegiatan 2. Dan untuk


memudahkan Anda mempelajarinya. Anda perhatikan rangkuman materi berikut.

1. Hitungan kimia menggambarkan hubungan kuantitatif antar atom-atom


dari unsur dalam zat-zat dan hubungan kuantitatif antar zat dalam
suatu reaksi kimia.
2. Massa molekul relatif atau massa rumus relatif (Mr)
.......Mr = ? ( angka indeks unsur x Ar unsur )
3. Hipotesis Avogadro:
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang
sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.
4. Konsep mol menggambarkan keterkaitan antara mol (jumlah partikel
dalam zat) dengan massa molar atau volume molar.

........
5. Koefisiens reaksi dapat juga menyatakan perbandingan mol zat-zat
pereaksi dan hasil reaksi.
6. Hidrat : senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O)
7. Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis bereaksi lebih dahulu
dalam reaksi kimia

Untuk mengetahui apakah Anda benar-benar telah paham akan materi kegiatan
belajar 2, Anda kerjakan tugas mandiri II dan jika telah selesai Anda jawab,
cocokkan dengan kuncinya yang ada pada akhir modul ini.

Senyawa hidrokarbon terdiri atas karbon dan hidrogen. Bagian dari ilmu kimia yang
membahas senyawa hidrokarbon disebut kimia karbon. Dulu ilmu kimia karbon
disebut kimia organik, karena senyawa-senyawanya dianggap hanya dapat diperoleh
dari tubuh makhluk hidup dan tidak dapat disintesis dalam pabrik. Akan tetapi sejaka
Friedrich Wohler pada tahun 1928 berhasil mensintesis urea (suatu senyawa yang
terdapat dalam air seni) dari senyawa anorganik, amonium sianat dengan jalan
memanaskan amonium sianat tersebut.
O
||
NH4+CNO- H2N - C - NH2

Begitu keberhasilan Wohler diketahui, banyaklah sarjana lain yang mencoba


membuat senyawa karbon dari senyawa anorganik. Lambat laun teori tentang daya
hidup hilang dan orang hanya menggunakan kimia organik sebagai nama saja tanpa
disesuaikan dengan arti yang sesungguhnya. Sejaka saat itu banyak senyawa karbon
berhasil disintesis dan hingga sekarang lebih dari 2 juta senyawa karbon dikenal
orang dan terus bertambah setiap harinya. Apa sebabnya jumlah senyawa karbon
sedemikian banyak bila dibandingkan dengan jumlah senyawa anorganik yang hanya
sekitar seratus ribuan ?

Selain perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang menyebabkan kimia karbon
dibicarakan secara tersendiri , karena memang terdapat perbedaan yang sangat
besar antara senyawa karbon dan senyawa anorganik seperti yang dituliskan berikut
ini.

Senyawa karbon Senyawa anorganik


membentuk ikatan ion
membentuk ikatan kovalen
tidak dapat membentuk rantai
dapat membentuk rantai karbon
karbon
non elektrolit
elektrolit
reaksi berlangsung lambat
reaksi berlangsung cepat
titik didih dan titik lebur rendah
titik didih dan titik lebur tinggi

larut dalam pelarut organik


larut dalam pelarut pengion

Hidrokarbon merupakan segolongan senyawa yang banyak terdapat di alam sebagai


minyak bumi. Indonesia banyak menghasilkan minyak bumi yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi, diolah menjadi bahan bakar motor, minyak pelumas, dan aspal.

Atom karbon dengan nomor atom 6 mempunyai susunan elektron K = 2, L = 4, jadi


mempunyai 4 elektron valensi dan dapat mernbentuk empat ikatan kovalen, serta
dapat digambarkan dengan rumus Lewis sebagai berikut, umpamanya untuk CH4.

ikatan dalam molekul metana


[gambar]
atom karbon

[gambar]
4 atom hidrogen

[gambar]
molekul metana ( CH4 )

[gambar]
diagram sederhana dari molekul metana
H H
\ /
C
/ \
H H
empat ikatan kovalen dari molekul metana

Selain itu atom karbon mempunyai kemampuan untuk membentuk ikatan dengan
atom karbon lain membentuk rantai karbon yang terbuka atau tertutup/berlingkar.
Contoh-contoh rantai karbon dapat digambarkan dengan rumus struktur :

| | | | |
-C-C- -C-C-C-
| | | | |
C
rantai terbuka rantai terbuka dan bercabang

| |
-C-C-
| |
-C-C-
| |
rantai tertutup

Sekarang terjawablah mengapa jumlah senyawa karbon demikian banyaknya


walaupun jumlah jenis unsur pembentuknya sedikit.

Kita mulai dengan klasifikasi hidrokarbon yang merupakan senyawa yang hanya
tersusun oleh karbon dan hidrogen. Sedangkan senyawa karbon lainnya dapat
dipandang sebagai turunan dari hidrokarbon. Hidrokarbon masih dapat dibagi
menjadi dua kelompok utama: hidrokarbon alifatik, termasuk di dalamnya adalah
yang berantai lurus, yang berantai cabang, dan rantai melingkar, dan kelompok
kedua, hidrokarbon aromatik yang mengandung cincin atom karbon yang sangat
stabil.

Hidrokarbon alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan
ikatan karbon-karbon; hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-
karbon; dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan
rangkap dua karbon-karbon atau ikatan rangkap tiga.
Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang
memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana atau parafin. Suku perfama
sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan
harga n dan tertulis dalam tabel berikut.

Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana

Suku titik didih massa 1 mol


n rumus molekul nama
ke (C/1 atm) dalam g
1 1 CH4 metana -161 16
2 2 C2H6 etana -89 30
3 3 C3H8 propana -44 44
4 4 C4H10 butana -0.5 58
5 5 C5H12 pentana 36 72
6 6 C6H14 heksana 68 86
7 7 C7H16 heptana 98 100
8 8 C8H18 oktana 125 114
9 9 C9H20 nonana 151 128
10 10 C10H22 dekana 174 142

Selisih antara suku satu dan suku berikutnya selalu sama, yaitu -CH2 atau 14 satuan
massa atom, sehingga seperti suatu deret dan disebut deret homolog (deret
sepancaran). Ternyata banyak senyawa-senyawa karbon yang merupakan deret
seperti alkana seperti yang akan kita pelajari nanti. Bagaimana kita dapat memberi
nama pada suku-suku alkana, untuk itu perhatikan nama setiap suku itu dan nama
umum. Umpamanya, metana dan alkana apanya y yang sama? Akhiran -ana, jadi
alk- diganti dengan met- untuk suku pertama, suku kedua dengan et-, suku ketiga
dengan prop-, suku keempat dengan but-, mulai suku kelima dan seterusnya diberi
awalan angka-angka Latin; pent- untuk 5, heks- untuk 6, hept- untuk 7, okt- untuk
8, non- untuk 9, dan dek- untuk 10. Hasil penamaan sudah dapat anda lihat pada
tabel di atas. Anda harus betul-betul menguasai nama-nama dari kesepuluh alkana
yang sederhana ini karena akan merupakan dasar bagi penamaan senyawa-senyawa
karbon lainnya.

Alkana-alkana penting sebagai bahan bakar dan sebagai bahan mentah untuk
mensintesis senyawa-senyawa karbon lainnya. Alkana banyak terdapat dalam minyak
bumi, dan dapat dipisahkan menjadi bagian-bagiannya dengan distilasi bertingkat.
Suku pertama sampai dengan keempat senyawa alkana berwujud gas pada
temperatur kamar. Metana biasa disebut juga gas alam yang banyak digunakan
sebagai bahan bakar rumah tangga/industri. Gas propana, dapat dicairkan pada
tekanan tinggi dan digunakan pula sebagai bahan bakar yang disebut LPG (liquified
petroleum gas). LPG dijual dalam tangki-tangki baja dan diedarkan ke rumah-rumah.
Gas butana lebih mudah mencair daripada propana dan digunakan sebagai "geretan"
rokok. Oktana mempunyai titik didih yang tempatnya berada dalam lingkungan
bahan bakar motor. Alkana-alkana yang bersuhu tinggi terdapat dalam kerosin
(minyak tanah), bahan bakar diesel, bahan pelumas, dan parafin yang banyak
digunakan untuk membuat lilin.

Bagaimana sifat-sifat senyawa karbon yang termasuk dalam satu deret homolog?
Perhatikan tabel di atas di mana terdapat salah satu sifat, yaitu titik didih. Titik didih
semakin tinggi jika massa molekul relatifnya makin besar. Hal ini berarti wujudnya
akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair kemudian padat. Kecenderungan
sifat apa lagi yang dapat anda ramalkan?

Dalam kimia karbon adalah panting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus molekul
dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan banyaknya atom setiap unsur yang
ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana
atom-atom itu terikat satu sama lain. Karena atom karbon merupakan tulang
punggung dari semua senyawa karbon, maka kita harus mampu menggambarkan
rangka karbon dalam suatu molekul senyawa karbon. Setiap atom karbon dikelilingi
secara tetrahedral oleh atom-atom terikat dalam gambaran tiga dimensi, tetapi
biasanya molekul-molekul senyawa karbon cukup digambarkan dengan gambaran
dua dimensi saja.

H
|
H-C-H
|
H
rumus struktur metana (gambar 2 dimensi)

Formula
Nama Formula struktural
(rumus)
H
|
metana CH4 H-C-H
|
H
H H
| |
etana C2H6 H-C- C-H
| |
H H
H H H
| | |
propana C3H8 H-C- C-C-H
| | |
H H H
H H H H
| | | |
butana C4H10 H-C-C- C-C-H
| | | |
H H H H
Sifat alkana sebenarnya berhubungan dengan rantai struktural molekulnya. Bila
rantai karbon panjang atau bercabang, maka setelah anda buat rangka atom
karbonnya tinggal membubuhkan atom-atom hidrogen pada ikatan atom karbon
yang masih kosong.

contoh : molekul butana

| | | |
-C-C-C-C-
| | | |

sekarang anda tinggal membubuhkan atom-atom hidrogennya

H H H H
| | | |
H-C-C- C-C-H
| | | |
H H H H

Kalau anda membuat molekul butana dengan molymod, terlihat bahwa rantai
karbonnya tidak benar-benar lurus seperti rumus strukturnya, karena atom karbon
tetrahedral mencegah gambaran rantai karbon lurus. Kebanyakan yang kita tuliskan
adalah rumus struktur yang lebih sederhana lagi yaitu:

CH3 - CH2 - CH2 - CH3 atau CH3CH2CH2CH3

Jadi asal terbaca rantai karbonnya, itulah yang akan kita gunakan selanjutnya asal
selalu ingat bahwa sesungguhnya adalah gambaran ruang.

Sekarang bagaimana memberi nama isomer butana itu ? Untuk itu marilah kita
gunakan aturan tata nama yang diterbitkan IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry).

1. Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan


sebagai rantai induk. Carilah namanya pada tabel suku pertama sampai
dengan 10 senyawa alkana dan letakkan di bagian belakang Kadang-kadang
rumus struktur itu tidak digambarkan dengan rantai karbon terpanjang dalam
garis lurus.
2. Isomer bercabang diberi nama sebagai turunan rantai lurus di mana satu atau
beberapa atom hidrogen diganti dengan pecahan alkana. Pecahan alkana ini
disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai
rumus umum -CnH2n+1
Dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh suku-sukunya seperti
terlihat pada tabel berikut

Beberapa gugus alkil

Rumus struktur
n -CnH2n+1 Rumus struktur terinci Nama
sederhana
H
|
1 -CH3 -C-H -CH3 metil
|
H
H H
| |
2 -C2H5 -C-C-H -CH2-CH3 etil
| |
H H
H H H
| | |
3 -C3H7 - C - C - C- H -CH2-CH2-CH3 propil
| | |
H H H
H H H H
| | | |
4 -C4H9 -C-C-C-C-H -CH2-CH2-CH2-CH3 butil
| | | |
H H H H

Tentunya anda dapat meneruskan untuk alkil-alkil lain, tetapi sebagai gugus
cabang tentunya jarang yang berantai panjang. Letakkan nama gugus cabang ini
di depan nama rantai induk

3. Untuk menentukan cabang pada rantai induk, rantai induk itu diberi diberi
nomor dari kiri atau dari kanan sehingga cabang pertama mempunyai nomor
terkecil.

contoh :

H H H H H
| | | | |
H - C5 - C4 - C3 - C2 - C1 - H
| | | | |
H H H H-C-H H
|
H
a. Menurut aturan nomor satu, rantai C terpanjang 5, jadi menurut tabel
ini , namanya pentana dan kita letakkan di bagian belakang.
b. cabangnya adalah metil
c. Letakkan cabang itu pada atom C nomor dua dari kanan (karena kalau
dari kiri menjadi nomor 4).

4. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu


sama, namanya tidak perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3
cabang sama awalannya tri- , tetra untuk 4 cabang yang sama dan
seterusnya. Ingat setiap cabang diberi satu nomor, tidak peduli cabangnya
sama atau beda.

contoh :
H H H H
| | | |
H- 1C - 2C - 3C - 4C - H 2,3-dimetilbutana
| | | |
H H-C-H H-C-H H
| |
H H

a. Rantai terpanjangnya 4, jadi dinamakan butana


b. Cabangnya adalah metil dan ada dua
c. Letak cabangnya pada atom C nomor 2 dan nomor 3.

Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut


urutan abjad huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang metil.

Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap
dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai 2 atom H
lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.
Kekurangan jumlah atom H pada alkena dibandingkan dengan jumlah atom H pada
alkana dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan untuk n = 2, pada alkana adalah
C2H6 sedang pada alkena adalah C2H4, bagaimana dapat digambarkan rumus
strukturnya? Perhatikan contoh berikut!

H H H H
| | | |
H-C- C - H berubah menjadi H - C = C - H
| |
H H

Kedua atom H di bawah harus dibebaskan supaya elektron-elektron atom C yang


tadinya dipakai untuk membentuk ikatan kovalen dengan atom H dapat dialihkan
untuk membentuk ikatan kovalen dengan sesama atom karbon. Alkena mengandung
satu ikatan rangkap dua antara dua atom C, maka suku pertama alkena harus
mengandung dua atom C. Jadi n = 2, dan beberapa suku lain dapat Anda lihat pada
tabel berikut ini.
Lima suku pertama alkena

Suku
n rumus struktur nama
ke
1 2 CH2 = CH2 etena
2 3 CH2 = CH - CH3 propena
3 4 CH2 = CH - CH2 - CH3 1-butena
4 5 CH2 = CH - CH2 - CH2 - CH3 1-pentena
5 6 CH2 = CH - CH2 - CH2 -CH2 - CH3 1-heksena

Nama alkena berbeda dengan alkana hanya pada bagian belakang, jadi bagian yang
menunjuk pada jumlah tidak berubah. Bagaimana memberi nama alkena yang
bercabang? Secara garis, besar tidak berbeda dengan cara memberi nama alkana
yang bercabang, tetapi pada penentuan rantai induk yang terpanjang harus rantai
yang mengandung ikatan rangkap. Jadi ikatan rangkapnya diutamakan dengan
nomor terkecil. Sebagai contoh lihatlah rumus struktur berikut ini.

H H H H
| | | |
1
C = C2 - C3 - C4 - H 3-metil-1-butena (bukan 2-metil-3-butena)
| | |
H CH3 H

Pada alkana tidak ada bagian dari rumus strukturnya yang mempunyai ciri khas,
sebaliknya pada alkena ada bagian dari rumus strukturnya yang mengandung satu
ikatan rangkap dua. Bagian ini (-C=C-) disebut gugus fungsional.
Suku alkena yang banya dikenal adalah etena (etilena) dan propena (propilena) yang
merupakan bahan dasar untuk membuat plastik polietena (politena) dan polipropilen.

Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap
molekulnya mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan.
Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron,
sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H.
Jumlah atom H, yang dapat diikat berkurang dua, maka rumus umumnya menjadi
CnH2n+2 - 4H = CnH2n-2

Seperti halnya alkena, alkuna juga mempunyai suku pertama dengan harga n = 2,
sehingga rumus molekulnya C2H2, sedang rumus strukturnya H - C C - H. Senyawa
alkuna tersebut mempunyai nama etuna atau dengan nama lazim asetilena.
Asetilena merupakan suatu gas yang dihasilkan dari reaksi karbon dengan air dan
banyak digunakan oleh tukang las untuk menyambung besi.

CaC2 (s) + 2 H20 (l) C2H2 (g) + Ca(OH)2 (aq)


karbida asetilena

Tata nama alkuna sama dengan alkana atau alkena, bagian pertama menunjuk pada
jumlah sedang bagian kedua adalah akhiran -una, tetapi suku pertamanya juga
mempunyai n = 2 seperti alkena. Etuna merupakan suku alkuna satu-satunya yang
dapat dibuat. Suku-suku alkuna lain sering diberi nama atau dianggap sebagai
turunan etuna. Jadi propuna disebut metil asetilena.

Seperti pada alkana, suku-suku rendah pada alkena dan alkuna pun hanya
mempunyai satu rumus struktur, tetapi pada suku ketiga (jangan lupa harga n-nya
4) dapat kita tuliskan lebih dari satu rumus struktur yaitu ,

pada alkena

1-butena
CH2=CH-CH2-CH3
2-butena
CH3-CH=CH-CH3
CH2=C-CH3
2-metil-1-propena |
CH3

pada alkuna

CH3C-CH2-CH3
1-butuna
CH3-CC-CH3 2-butuna

Jadi peristiwa isomeri terjadi pula pada alkena dan alkuna, bahkan penyebabnya
dua. Kalau pada alkana hanya pada rantainya berbeda (disebut isomeri rantai), pada
alkena dan alkuna dapat pula disebabkan ikatan rangkapnya berpindah tempat
(disebut isomeri posisi) karena itu letak ikatan rangkap pada suku-suku alkena dan
alkuna yang lebih tinggi selalu diberi nomor seperti terlihat di atas.

Seperti dikatakan dalam klasifikasi hidrokarbon, masih banyak hidrokarbon lainnya, tetapi rumus umumnya kadang-kadang sama dengan rumus

umum yang ada antara lain rumus umum alkena. Rumus umum alkena juga menunjukkan hidrokarbon siklis yang jenuh yang dikenal sebagai

siklana (siklo-alkana) dan siklo-propana sebagai suku pertamanya mempunyai harga n = 3. Alkandiena dan siklo-alkena mempunyai rumus umum

yang sama dengan alkuna. Rumus molekul C5H8 dapat merupakan pentuna, isoprena (monomer dari karet alam atau siklopentana).

H3C - CH2 - CH2 - C CH pentuna

H2C = C - CH = CH2
| isoprena
CH3

Adalagi hidrokarbon berlingkar yang mengandung cincin segi enam, dikenal sebagai
hidrokarbon aromatik karena umumnya hidrokarbon ini harum baunya walaupun
banyak juga yang beracun. Struktur utama senyawa aromatik yang menjadi dasar
sifat-sifat kimianya adalah cincin benzena. Cincin benzena biasa digambarkan
sebagai segi-enam beraturan dengan tiap sudut ditempati oleh atom C yang
mengikat satu atom H dan ikatan rangkap yang berselang-seling antara dua atom C
yang berurutan (lihat gambar di bawah ini). Gambaran ini sempat menguasai
senyawa aromatik untuk beberapa puluh tahun sebelum akhirnya diubah karena
sifat-sifat utama ikatan rangkap tidak tampak pada gambaran struktur benzena
sebelumnya. Hidrokarbon aromatik banyak pula terdapat dalam minyak bumi.

rumus lama struktur benzena

H
|
H C H
\ // \ /
C C
| ||
C C
/ \\ / \
H C H
|
H

rumus baru struktur benzena

[gambar]

1. KOMPOSISI

- Iso oktan (= 2, 2, 4 - trimetil pentana)


- n heptan (menimbulkan knocking)

2. BILANGAN OKTAN

Kadar iso oktan dalam bensin

3. KOMERSIAL

- Premium bilangan oktan + 80


- Premix bilangan oktan + 94

4. SENYAWA ANTI KNOCKING


Tetra etil lead (C2H5)4Pb

5. BENSIN CRACKING

Diperoleh melalui proses pemutusan Hidrokarbon

C12H26 > C6H14 + C6H12


425 C 25 atm

Anda mungkin juga menyukai