Anda di halaman 1dari 5

KIM 1

Hukum Dasar Kimia dan Konsep MoL


A. PENDAHULUAN itu, unsur O pada ketiga senyawa berbanding 1 :
Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar Contoh:
yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan Unsur C dan O dapat membentuk senyawa CO,
kimia), antara lain: CO2 dan CO3 dengan nilai C tetap. Oleh karena
1) Hukum Lavoisier (kekekalan massa)
2) Hukum Proust (perbandingan tetap)
3) Hukum Dalton (kelipatan berganda)
4) Hukum Gay-Lussac (perbandingan volume)
5) Hipotesis Avogadro
B. H UKUM LAVOISIER ( KEKEKALAN MASSA)
Hukum Lavoisier menyatakan kekekalan massa
pada reaksi.
Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah tetap.

Dalam hal ini, berarti suatu zat yang mengalami


reaksi kimia tidak berubah massa.
Oleh karena itu, reaktan memiliki massa yang
sama dengan produk yang dihasilkannya.
Pada reaksi kimia, terjadi perubahan warna, suhu,
pembentukan gas dan endapan.
C. H UKUM PROUST (PERBANDING AN T ETAP)
Hukum Proust menyatakan perbandingan
massa pada reaksi.
Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk
suatu senyawa selalu tetap.

Suatu zat yang direaksikan akan selalu memiliki


perbandingan yang sama untuk membentuk
suatu senyawa.
Contoh:
Fe2+ dengan S2- dalam membentuk FeS,
perbandingan keduanya berturut-turut selalu 7 : 4.
Jadi, dalam pembentukan FeS, apabila terdapat
Fe sejumlah 7 gram, sudah pasti terdapat S
sejumlah 4 gram.
D. H UKUM DALT ON (KELIPATAN BERGANDA)
Hukum Dalton menjelaskan bahwa dua unsur
atau lebih dapat membentuk lebih dari satu
senyawa yang berbeda.
Bila dua unsur dapat membentuk dua
senyawa atau lebih, unsur pertama massanya
tetap, unsur kedua akan menghasilkan suatu
perbandingan bilangan bulat sederhana.

STOIKIOMETRI 1
KIM 1
2 : 3.
E. H UKUM GAY-L USSAC DAN HIPOT ESIS
AVOGADRO
Hukum Gay-Lussac dan Avogadro merupakan
hukum yang berkaitan dengan volume gas.
Hukum Gay-Lussac menyatakan per-bandingan
volume atom-atom pada gas.
Pada suhu dan tekanan yang sama, volume
gas-gas yang terlibat dalam reaksi
berbandingan sebagai bilangan bulat
sederhana.
Hipotesis Avogadro menjelaskan bahwa
perbandingan tersebut berlaku pula dalam
molekul secara keseluruhan.
Pada suhu dan tekanan yang sama, semua
gas yang bervolume sama memiliki jumlah
molekul yang sama pula.

Perbandingan volume gas pada kedua hukum


inimerupakan koefisien dari reaksi tersebut.
Contoh:
Jika 20 L nitrogen direaksikan dengan
hidrogensesuai reaksi berikut,
N2 + 3H2 → 2NH3
Perbandingan koefisien reaksinya 1 : 3 : 2, dan
volumenya pun memiliki perbandingan sama,
jadi volume H2 60 L, dan volume NH3 40 L.
F. KONSEP MOL
Mol merupakan satuan yang menunjukkan
ukuran jumlah partikel yang ada dalam suatu
zatapapun.
Nilai mol dinotasikan dengan L yang disebut
sebagai tetapan Avogadro.

L = 6,02 x 1023 partikel/atom/molekul


Jumlah partikel benda dapat dicari
menggunakan konsep mol, dapat dirumuskan:
x = jumlah partikel
zatn = jumlah mol x = n.L
L = tetapan Avogadro
Massa molar (mm) adalah massa penyusun
suatu atom/senyawa benda.
Massa molar dapat ditentukan dengan
menjumlahkan Ar penyusun atom atau Mr pada
senyawa benda.
Contoh:
CO2 memiliki Mr 44 gr/mol, karena Ar C = 12
gr/mol, dan Ar O = 16 gr/mol.

STOIKIOMETRI 2
KIM 1
Dengan menggunakan massa molar dan konsep DIAGRAM KONSEP MOL
mol, kita dapat mencari massa nyata suatu
atom/senyawa, dapat dirumuskan: PARTIKEL
m = massa nyata zat
m = n.mm n = jumlah mol
mm = massa molar (Ar atau Mr) ×L :L
Volume molar (Vm) adalah volume yang dimiliki
oleh gas berdasarkan keadaan ruang yang × mm
:V
ditempati gas tersebut. MOLARITAS MOL MASSA
Pada Hukum Gay-Lussac dan Hipotesis ×V : mm
Avogadro, telah disebutkan bahwa volume gas
× 22,4 (STP) : 22,4 (STP)
tidak dilihat dari jenis gas, melainkan keadaan
ruang gas. × 24 (RTP) : 24 (RTP)
Nilai volume molar dalam dua keadaan:
1) STP (Standard Temperature & Pressure) VOLUME
STP (keadaan standar) memiliki keadaan
dengan suhu 0°C, tekanan 1 atm.
G. ST OIKIO METRI REAKSI
Stoikiometri reaksi dapat digunakan untuk
Vm = 22,4 L/mol menentukan:
1) Mol setiap zat yang ada pada reaksi
2) RTP (Room Temperature & Pressure)
2) Massa setiap zat yang ada pada reaksi
RTP (keadaan kamar) memiliki keadaan
ruang dengan suhu 25° C, tekanan 1 atm. 3) Volume setiap zat yang ada pada reaksi
4) Massa zat murni yang direaksikan
Vm = 24 L/mol 5) Pereaksi pembatas
Volume nyata gas dalam dua keadaan tersebut 6) Massa dan kadar senyawa dalam cam-puran
dapat dirumuskan: yang direaksikan
V = volume nyata gas Prinsip stoikiometri reaksi umum untuk
n = jumlah mol menemukan mol, massa dan volume zat yang
V = n.Vm
Vm = volume molar
direaksikan dan dihasilkan:
Apabila gas berada tidak pada keadaan standar 1) Perbandingan koefisien adalah per-
(STP) maupun keadaan kamar (RTP), dapat bandingan jumlah mol zat dalam reaksi.
digunakan persamaan gas ideal yang 2) Segala satuan ukuran zat harus di-
dikemukakan oleh Gay-Lussac. konversikan ke dalam mol.
nRT n1 n Contoh:
V= = 2
P v1 v2 KO2 direaksikan dengan 132 gram CO2, menurut
V= volume gas (L) reaksi:
n = jumlah mol (mol) 4KO2(s) + 2CO2(g) → 2K2CO3(s) + 3O2(g)
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K)
T = suhu mutlak gas (K) (Ar K = 39, O = 16, C = 12)
P = tekanan (atm) Tentukan:
Kemolaran larutan adalah angka yang a. Jumlah mol gas karbondioksida
menunjukkan banyaknya mol tiap 1 liter larutan. b. Massa kalium superoksida yang direaksikan
Contoh: c. Massa kalium karbonat yang dihasilkan
Suatu larutan HCl kemolarannya 1,0 M, berarti d. Jumlah liter gas yang dihasilkan jika reaksi
terdapat 1 mol HCl dalam 1 liternya. terjadi pada suhu 27oC dan tekanan 3 atm
Jumlah mol dalam larutan dapat dihitung Jawab:
132
dengan: a. n CO2 = = 3 mol
44
n = jumlah mol (mol) 4
b. n KO2 = x 3 = 6 mol
n = V.M V = volume (L) 2
M = kemolaran (M)
m KO2 = 6 x (39 + 16.2) = 6 x 71 = 426 gr
c. n K2CO3 = 3 mol
m K2CO3 = 3 x (39.2+12+16.3) = 3 x 138 = 414 gr

STOIKIOMETRI 3
KIM 1
jumlah zat tidak sama dengan perbandingankoefisien,
1,5 2
Zn : HCl =
1
: 2 = 1,5 : 1
Suatu sampel atau cuplikan unsur dapat
maka HCl merupakan pereaksi pembatas.
diketahui mol dan massa zat murninya bila
direaksikan. Zn + 2HCl d ZnCl2 + H2

Contoh: M 1,5 mol 2 mol - -


Suatu 36 gram cuplikan logam magnesium R 1 mol 2 mol 1 mol 1 mol
dengan kemurnian 90% dimasukkan ke dalam S 0,5 mol - 1 mol 1 mol
larutan asam nitrat 2 M menurut reaksi: m Zn sisa = 0,5 x 65 = 32,5 gr
3Mg(s) + 8HNO3(aq) Suatu campuran dua senyawa atau lebih dapat
d 3Mg(NO3)2(aq) + 4H2O(l) + 2NO(g) diketahui massa dan kadarnya bila direaksikan.
(Ar Mg = 24, H = 1, N = 14, O = 16) Contoh:
Tentukan: Campuran logam Al dan Mg seberat 10,2 gr larut
dalam larutan H2SO4 2 M sebanyak 250 mL
a. Mol Mg murni
menurut dua reaksi:
b. Massa Mg murni
R.1: 2Al(s) + 3H2SO4(aq) d Al2(SO4)3(aq) +
c. Volume larutan HNO3 yang dibutuhkan 3H2(g)
d. Volume NO yang dihasilkan pada (p,t) dimana R.2: Mg(s) + H2SO4(aq) d MgSO4(aq) + H2(g)
massa 1,2 L gas N2 adalah 1,4 gr
(Ar Al = 27, S = 32, Mg = 24)
Jawab:
Tentukan:
36
a. n Mg murni = 90% × = 1,35 mol a. Jumlah mol asam sulfat total
24
b. m Mg murni = 1,35 x 24 = 32,4 gr b. Massa Al dan Mg dalam campuran
8 c. Kadar Al dan Mg dalam campuran
c. n HNO3 = × 1,35 = 3,6 mol
3 Jawab:
3,6
V HNO3 = = 1,8 L a. n H2SO4 = 2 x 0,25 = 0,5 mol
2 b. Kita misalkan massa Al dan Mg dengan:
2
d. n NO = × 1,35 = 0,9 mol m Al = a gr
3
1,4 m Mg = 10,2 – a gr
n N2 = = 0,05 mol
28 Dengan itu, didapat mol Al dan Mg:
n NO n N2 0,9 0,05 a 10,2 – a
= = n Al = mol n Mg = mol
V NO V N2 V NO 1,2 27 24
0,9 × 1,2
V NO = = 21,6 L Kemudian mol H2SO4 tiap reaksi dapat
0,05 dihitung menurut perbandingan koefisien:
Suatu pereaksi berlebih dalam reaksi akan 3 a a
n H2SO4 R.1 = × = mol
bersisa karena jumlah zatnya tidak sesuai dengan 2 27 18
10,2 – a
perbandingan koefisien. n H2SO4 R.2 = mol
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis 24
Penjumlahan kedua mol H2SO4 diatas memiliki
lebih dahulu bereaksi.
hasil 0,5 mol, maka:
Cara menentukan pereaksi pembatas adalah a 10,2 – a
dengan membagi masing-masing mol zat + = 0,5
18 24
pereaksi dengan koefisiennya. Nilai yang lebih 4a + 3(10,2 – a) = 36
kecil merupakan pereaksi pembatas.
4a + 30,6 – 3a = 36
Contoh: a = 5,4
Pada reaksi berikut, 97,5 gr zink direaksikan Maka massa Al dan Mg adalah:
dengan 500 mL HCl 4 M.
m Al = a = 5,4 gr
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g) m Mg = 10,2 – a = 4,8 gr
Tentukan pereaksi pembatas dan massa sisa zat! 5,4
c. % Al = × 100% = 52,94%
97,5
n Zn = = 1,5 mol n HCl = 0,5 x 4 = 2 mol 10,2
65
% Mg = 100% - 52,94% = 47,06%

STOIKIOMETRI 3
KIM 1
H. ST OIKIO METRI SENYAWA Massa unsur dalam suatu senyawa dapat
Stoikiometri senyawa dapat digunakan untuk dihitung:
menentukan:
indeks ×Ar X
1) Rumus empiris dan rumus molekul mX= × m total
Mr X
2) Massa dan kadar unsur dalam senyawa
Kadar unsur dalam suatu senyawa dapat
3) Rumus kimia senyawa hidrat dihitung:
Rumus molekul adalah rumus senyawa yang
nyata sesuai dengan jumlah atom-atom unsur indeks ×Ar X
%X= × 100%
penyusun senyawa. Mr X

Rumus empiris adalah rumus perbandingan Senyawa hidrat adalah senyawa berbentuk
paling sederhana dari atom-atom unsur padat yang mengikat beberapa molekul air
penyusun senyawa. sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh: Rumus molekul C6H12O6 mempunyai Contoh: Garam inggris dengan rumus hidrat
rumus empiris CH2O. MgSO4 ·7H2O.
Contoh 1: Contoh:
Tentukan rumus empiris dan rumus molekul Tentukan rumus kimia hidrat 1 gram senyawa
senyawa yang mengandung 29,11% D, 40,51% E, CuSO4 · xH2O yang bila dipanaskan menghasilkan
dan 30,38% F dan memiliki Mr = 316.
0,64 gram padatan!
(Ar D = 23, E = 32, F = 16)
Jawab:
Jawab:
29,11 40,51 30,38 Reaksi yang terjadi adalah:
D : E : F = : :
23 32 16 CuSO4· xH2O d CuSO4(s) + xH2O(g)
= 40,5 : 40,5 : 60,76 1 gr 0,64 gr 0,36 gr
=2:2:3 CuSO4 : H2O = 1 : x
Maka, rumus empiris adalah D2E2F3. 0,64 0,36
: =1:x
(D2E2F3)x = 316 160 18
(23×2+32×2+16×3)x = 316 0,64 : 3,2 = 1 : x
3,2
158x = 316 x = =5
x =2 0,64

Maka, rumus molekul adalah (D2E2F3)2 atau Maka rumus kimia hidrat adalah CuSO4 · 5H2O
D4E4F6.
Contoh 2:
Pada pembakaran sempurna 13,5 gr CxHyOz,
diperoleh 19,8 gr CO2 dan 8,1 gr H2O. Jika Mr
CxHyOz = 180, tentukan rumus molekul CxHyOz!
(Ar C=12, H=1, O=16)
Jawab:
12x + y + 16z = 180
13,5 19,8 8,1
CxHyOz : CO2 : H2O = : :
180 44 18
= 0,075 : 0,45 : 0,45
=1:6:6
Jumlah atom C:
Cx = 6.C x=6
Jumlah atom H:
Hy = 6.H2 y = 12
Jumlah atom oksigen:
(12. 6) + (12) + 16z = 180
16z = 96 z=6
Maka, rumus molekul adalah C6H12O6.

STOIKIOMETRI 4

Anda mungkin juga menyukai