Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PENENTUAN MASSA MOLEKUL RELATIF CAIRAN YANG MUDAH


MENGUAP
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Kimia Fisika
yang diampu oleh:
Dr. Ijang Rohman,M.Si.
Triannisa Rahmawati, M.Si.

Disusun Oleh :
Bella Syahputri
Guruh Satria Ashar
Annisa Qurrota Aini (1900035)
Indah Allasad (1900115)
Rini Pitriyani (1900118)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDUNG
2021
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menjelaskan prinsip dasar dan prinsip kerja yang digunakan untuk menentukan
massa molekul relatif dari cairan yang mudah menguap (volatil) berdasarkan
massa jenis gas.
2. Menghitung massa molekul relatif dari cairan yang mudah menguap (volatile)
berdasarkan massa jenis gas.

B. DASAR TEORI
Massa molekul adalah jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalam suatu
molekul. Dari massa molekul kita dapat menentukan massa molar dari suatu molekul
atau senyawa. Massa molar suatu senyawa (dalam gram) sama dengan massa
molekulnya (dalam sma). Misalnya, massa molekul air adalah 18,02 sma, maka
massa molarnya adalah 18,02 g (Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi
Ketiga Jilid 1, 2005).
Massa molar suatu zat adalah massa zat per mol zat (g/mol). Hukum gas ideal
dapat digunakan untuk menentukan mol sampel gas ketika tekanan (P), suhu (T), dan
volume (V) diketahui (Ebbing dan Gammon, 2017).
Cairan yang mudah menguap (volatile) adalah cairan yang memiliki tekanan uap
yang dapat diukur (Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2,
2005).
Gas merupakan salah satu wujud materi dari tiga wujud yang kita ketahui. Pada
keadaan gas, partikel-partikelnya bergerak secara acak dan menyebar mengisi semua
ruangan. Jarak antar partikel-partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel
sehingga gaya tarik-menarik antar partikel sangat kecil dan dapat diabaikan.
Kecepatan suatu partikel selalu berubah-ubah karena terjadinya tumbukan antara
partikel satu dengan partikel lainnya ataupun antara partikel dengan dinding wadah.
Namun, kecepatan rata-rata partikel-partikel gas pada suhu tertentu adalah konstan.
Berbeda dengan cairan ataupun padatan, gas mudah dimampatkan. Gas tidak
mempunyai bentuk dan volume yang tetap, gas akan selalu mengisi setiap ruang di
mana gas tersebut dimampatkan (Suardana, 2017).
Suatu gas tak mempunyai bentuk, gas mengambil bentuk dari wadahnya. Gas tak
mempunyai volume yang tertentu, melainkan dapat dimampatkan maupun dimuaikan
menurut perubahan ukuran wadah. Volume wadahnya adalah volume gas (Keenan,
1986).
Gas ideal adalah gas hipotesis yang memenuhi persamaan gas ideal pada semua
rentang suhu dan tekanan (Rohman dan Mulyani, 2004).
Kriteria-kriteria gas ideal, diantaranya adalah:
(1) Molekul-molekul gas tidak mempunyai volume dan
(2) Tidak ada interaksi antara molekul-molekulnya, baik tarik menarik maupun tolak
menolak (Rohman dan Mulyani, 2004).
Pada kenyataannya, gas-gas yang memenuhi kriteria seperti itu sangat jarang
ditemukan. Meskipun demikian, gas nyata dapat mendekati sifat gas ideal pada
tekanan yang rendah dan suhu yang relatif tinggi (Rohman dan Mulyani, 2004).

Hukum gas ideal merupakan persamaan yang menggabungkan semua hukum gas.
Jadi, hukum gas ideal mencakup semua informasi yang terkandung dalam hukum
Boyle, Charles, dan Avogadro (Ebbing dan Gammon, 2017).

(1) Hukum Boyle

Menurut hukum Boyle, volume sampel gas pada suhu tertentu berbanding terbalik
dengan tekanan yang diberikan. Yaitu, V ∝ 1/P, dimana V adalah volume, P adalah
tekanan, dan ∝ berarti “sebanding dengan”. Hukum Boyle juga dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

PV= konstan (untuk sejumlah gas pada suhu tetap)

(Ebbing dan Gammon, 2017)


(2) Hukum Charles

Menurut hukum Charles, volume yang ditempati oleh sampel gas pada tekanan
konstan berbanding lurus dengan suhu absolut. Hukum Charles dapat ditulis seperti
berikut:

V
=konstan (untuk sejumlah gas pada tekanan tetap)
T

(Ebbing dan Gammon, 2017)

Sedangkan dalam Keenan (1986), jika tekanan tak berubah, volume gas dengan
massa tertentu berbanding lurus dengan temperature mutlak dan secara matematis
dituliskan sebagai berikut:

V∝T

(3) Hukum Avogadro

Menurut hukum Avogadro, volume yang sama dari dua gas pada suhu dan tekanan
yang sama mengandung jumlah molekul yang sama. Hukum Avogadro juga dapat
dinyatakan kembali sebagai volume gas molar pada suhu dan tekanan tertentu adalah
konstanta spesifik yang tidak bergantung pada sifat gas. Hukum Avogadro dapat
ditulis sebagai berikut:

Vm = konstanta spesifik (=22,4 L/mol pada STP)

(bergantung pada T dan P tetapi tidak bergantung pada gas)

(Ebbing dan Gammon, 2017)

Sedangkan dalam Keenan (1986) disebutkan bahwa pada temperatur dan tekanan
konstan, hukum Avogadro dinyatakan sebagai:
V∝n

Dalam Dogra dan Dogra (1984), Hukum Boyle dan hukum Charles atau
hukum Gay-Lussac dapat digabungkan bersama, yaitu untuk sejumlah massa tertentu
dari gas.

PV
=konstan
T
Kondisi sejumlah massa tertentu dapat dihilangkan dengan bantuan hipotesis
Avogadro yang menyatakan bahwa pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama,
gas-gas dengan volume sama akan mengandung jumlah molekul yang sama. Maka
persamaan di atas menjadi:
PV
=R
nT
Di mana n adalah banyaknya mol dan R adalah konstanta gas. Banyaknya mol
didefinisikan sebagai perbandingan massa (w) gas dengan berat molekulnya (M),
yaitu:

w
M
Untuk 1 mol gas, persamaan idealnya adalah:
p⊽ = RT
di mana ⊽ adalah volume 1 mol gas.
Persamaan hukum gas ideal dalam Dogra dan Dogra (1984) adalah
pV = n RT
atau
pV
R=
nT

Satuan dari R adalah atm dm3 K-1 mol-1. Menurut hipotesis Avogadro, 1 mol dari
setiap gas pada 0°C dan tekanan 760 mmHg mempunyai volume 22,4 dm 3. Jadi, R
yaitu:
PoVo
R=
nTo
( 1atm )( 22,414 dm3)
=
( 1 mol ) (273,15 K )
= 0,08205 dm3 atm mol-1 K-1
Persamaan gas ideal untuk n mol gas adalah
pV = n RT
berat w
Jumlah mol (n) = =
berat molekul M
Sehingga:
w
pV = RT
M
atau
RTw
M=
pV

p= ( wV ) . RTM =d RTM atau


d M
=
p RT

Di mana d adalah kerapatan gas dan (d/p) untuk gas ideal tidak tergantung dari
tekanan (Dogra dan Dogra, 1984).

Dalam Beran (2010a) dijelaskan bahwa sejumlah metode analisis dapat digunakan
untuk mengukur massa molar suatu senyawa; pilihan analisis tergantung pada sifat-
sifat senyawa. Untuk cairan yang mudah menguap, zat molekuler dengan titik didih
rendah dan massa molar yang relatif rendah, metode analisis Dumas dapat
memberikan penentuan massa molar yang cukup akurat. Dalam prosedur analitis ini,
cairan diuapkan ke dalam bejana volume tetap pada suhu dan tekanan barometrik
yang diukur. Dari data dan penggunaan persamaan hukum gas ideal, dihitung jumlah

mol cairan yang menguap, nuap, dihitung:


PV
nuap = RT

Massa uap, muap, ditentukan dari perbedaan massa antara bejana kosong dan
bejana yang diuapkan.

muap = mlabu+uap - mlabu

Massa molar senyawa, Mrsenyawa, kemudian dihitung dari data yang diperoleh:

muap
Mrsenyawa = nuap

(Beran, 2010a)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Statif dan klem: 1 set
2. Hot plate: 1 set
3. Labu erlenmeyer: 1 buah
4. Gelas kimia: 1 buah
5. Karet gelang: 1 buah
6. Alumunium foil: 1 buah(10x10cm)
7. Jarum: 1 buah
8. Desikator: 1 set
9. Corong kaca: 1 buah
10. Gelas kimia: 1 buah

Bahan:
1. Kloroform: 15 mL
2. Aquades: 198 mL

D. SET ALAT

E. PROSEDUR DAN DATA PENGAMATAN


N Prosedur Pengamatan
0
1 MENYIAPKAN SAMPEL Tekanan udara= 1 atm

Wujud 
Kloroform: cairan tak berwarna, berbau
manis
Aquades: cairan tak berwarna, tak berbau

Percobaan I
Labu erlenmeyer yang diketahui ● Massa erlenmeyer kosong= 34,278 g
massanya
● Massa erlenmeyer + aluminium foil +
Dimasukkan 5 mL kloroform
Ditutup dengan aluminium foil dan karet karet gelang = 35,471 g
gelang ● Suhu penangas air= 91 C
0

Labu erlenmeyer bertutup ● Massa kloroform setelah diuapkan =


Dilubangkan dengan jarum
Direndam dalam penangas air hingga air ±1 cm massa gas = 0,218 gram
di bawah aluminium
Dipanaskan hingga mencapai suhu air
mendidih
Dilanjutkan pemanasan selama 5 menit setelah Percobaan II
cairan dan uap yang keluar melalui lubang ● Massa erlenmeyer kosong= 34,879 g
tidak lagi terlihat
Dicatat suhu penangas air ● Massa erlenmeyer + aluminium foil +
Diangkat dan dikeringkan dengan lap
karet gelang = 35,646 g
Ditempatkan dalam desikator ● Suhu penangas air= 92 C
0

Dibiarkan hingga semua uap kembali menjadi


Hasil
cair ● Massa kloroform setelah diuapkan =
Ditimbang dan dicatat massanya massa gas = 0,362 gram

Percobaan III
Hasil ● Massa erlenmeyer kosong= 35,851 g
● Massa erlenmeyer + aluminium foil +
karet gelang = 36,541 g
● Suhu penangas air= 93 C
0

● Massa kloroform setelah diuapkan =


massa gas = 0,336 gram
2 MENENTUKAN VOLUME LABU Percobaan I
ERLENMEYER Volume erlenmeyer= 65,615 mL

Percobaan II
Volume erlenmeyer= 65,904 mL

Percobaan III
Volume erlenmeyer= 66,394 mL

(Sumber: Beran, 2010; Dhuha, 2015; Folens, 2014)

F. TABEL PENGAMATAN
Konstanta R = 0,08206 L atm mol-1 K-1
   

Berat molekul standar kloroform = 119,5 g/mol


Tekanan udara = 1 atm

Percobaan Percobaan Percobaan


I II III

Massa erlenmeyer 34,278 g 34,879 g 35,851 g

Massa erlenmeyer + aluminium foil + karet 35,471 g 35,646 g 36,541 g


gelang

Massa kloroform setelah diuapkan = massa 0,218 g 0,362 g 0,336 g


gas

Suhu penangas air 91 C


0
92 C
0
93 C
0

Massa aquades 65,333 g 65,621 g 66,109 g

Volume aquades = volume erlenmeyer 65,615 mL 65,904 mL 66,394 mL


(Sumber: Dhuha, 2015)

G. PERHITUNGAN
1. Menghitung massa molekul relatif
PV
a. nuap =
RT
b. massa uap = mlabu + uap - mlabu
muap
c. Mrsenyawa =
nuap

PERCOBAAN I
Massa Kloroform setelah diuapkan= muap= 0,218 gram
Volume gas = Volume aquades = 65,615 mL= 0,065615 L

Suhu aquades dalam penangas = 910C = 364 K

Tekanan = 760 mmHg = 1 atm

PV
● nuap = RT

= mol

= 0,002196 mol

= 2,196 x 10-3 mol

muap
● Mrsenyawa =
nuap

= 99,2714 gram mol-1

Mr kloroform (CHCl3) secara praktek dan teoritis adalah sebesar 99,2714 g/mol
dan 119,5 g/mol.
PERCOBAAN II
Massa Kloroform setelah diuapkan= muap= 0,362 gram
Volume gas = Volume aquades = 65,904 mL= 0,065904 L
Suhu aquades dalam penangas = 920C = 365 K

Tekanan = 760 mmHg = 1 atm

PV
● nuap = RT

= mol

= 0,0022 mol

muap
● Mrsenyawa =
nuap

= 164,5455 gram mol-1

Mr kloroform (CHCl3) secara praktik dan teoritis adalah sebesar 164,5455 g/mol
dan 119,5 g/mol.

PERCOBAAN III
Massa Kloroform setelah diuapkan= muap= 0,336 gram
Volume gas = Volume aquades = 66,394 mL= 0,066394 L
Suhu aquades dalam penangas = 930C = 366 K

Tekanan = 760 mmHg = 1 atm


PV
● nuap = RT

= mol

= 0,0022 mol

muap
● Mrsenyawa =
nuap

= 152,7273 gram mol-1

Mr kloroform (CHCl3) secara praktik dan teoritis adalah sebesar 152,7273 g/mol
dan 119,5 g/mol.

2. Menghitung persen kesalahan

Persen Kesalahan = | Mr Praktek−Mr


Mr Teoritis
teoritis
|×100 %

PERCOBAAN I

g g
Persen Kesalahan =
| 99,2714
mol
119,5
−119,5
g
mol
mol
|
×100 %=16,9277 %

PERCOBAAN II
g g
Persen Kesalahan =
| 164,5455
mol
119,5
−119,5
g
mol
|
mol
×100 %=37,6949 %

PERCOBAAN III

g g
Persen Kesalahan =
| 152,7273
mol
119,5
−119,5
g
mol
|
mol
×100 %=27,8053 %

PERSEN KESALAHAN RATA-RATA

g g
Persen Kesalahan =
| 138,8481
mol
119,5
−119,5
g
mol
mol
|×100 %=16,1909 %

H. PEMBAHASAN
Praktikum penentuan massa molekul senyawa yang mudah menguap memiliki
tujuan Menjelaskan prinsip dasar dan prinsip kerja yang digunakan untuk menentukan
massa molekul relatif dari cairan yang mudah menguap (volatil) berdasarkan massa
jenis gas dan menghitung massa molekul relatif dari cairan yang mudah menguap
(volatil) berdasarkan massa jenis gas. Penentuan massa molekul ini dilakukan dengan
menggabungkan persamaan gas ideal dan massa jenis gas senyawa volatil. Metode ini
digunakan sebagai bentuk alternatif dari metode penentuan massa jenis gas
menggunakan alat dumas.
Prinsip kerja dari penentuan berat molekul berdasarkan pengukuran massa
jenis adalah suatu cairan volatil yang memiliki titik didih dibawah 100oC dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer yang ditutup dengan aluminium foil dan karet gelang.
Senyawa volatil tersebut diuapkan pada penangas air bersuhu 100 oC sampai
semuanya menjadi uap dengan memberikan lubang pada aluminium foil agar semua
molekul udara dalam erlenmeyer dapat keluar ketika proses pemanasan. Cairan
volatil akan menguap dan mendorong udara yang ada di dalam erlenmeyer sampai
udara tersebut keluar semua dari erlenmeyer melalui lubang yang telah dibuat dan
akan berhenti jika kondisinya telah mencapai kesetimbangan yaitu tekanan uap di
dalam erlenmeyer sama dengan tekanan udara diluar erlenmeyer. Sehingga, yang
tersisa di dalam erlenmeyer hanyalah uap cairan volatil yang memiliki tekanan sama
dengan tekanan udara diluar erlenmeyer (atmosfer), volume yang sama dengan titik
didih air dalam labu erlenmeyer, dan suhu yang hampir sama dengan suhu penangas
air. Setelah itu labu erlenmeyer didinginkan dan dikeringkan supaya uap dari cairan
kloroform mengembun dan menjadi cairan kembali. Setelah uap berubah menjadi
cairan dari pendingin sebelumnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan
penimbangan erlenmeyer yang berisi kloroform yang telah berwujud cair tersebut.
Selanjutnya ditentukan volume dari erlenmeyer dengan cara, erlenmeyer yang
digunakan sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu kemudian diisi dengan aquades
hingga penuh, lalu diukur massa air yang terdapat di dalam erlenmeyer. Karena
senyawa volatil yang diuapkan di dalam erlenmeyer yang tertutup maka uap dari
senyawa volatil tersebut akan mengisi seluruh ruang di dalam erlenmeyer sehingga
volume senyawa volatil sama dengan volume air yang diisi ke dalam erlenmeyer
hingga penuh.
Zat volatil yang digunakan dalam percobaan ini adalah kloroform. Kloroform
memiliki Massa molekul Relatif yang sebenarnya 119,38 g/mol. Hasil percobaan ini,
kloroform memiliki massa molekul relatif 99,2714 g/mol pada percobaan I; 164,5455
g/mol pada percobaan II; dan 152,7273 g/mol pada percobaan III. Hasil percobaan
tersebut membuktikan bahwa berat molekul yang didapatkan kurang dari nilai
sebenarnya pada percobaan I dan juga lebih dari yang sebenarnya pada percobaan II
dan III. Hal ini dapat terjadi karena ketika erlenmeyer kosong ditimbang, wadah
tersebut terisi oleh udara. Namun setelah pemanasan dan pendinginan tidak semua
uap cairan kembali pada wujud cairnya sehingga akan mengurangi jumlah udara yang
masuk kembali ke dalam erlenmeyer. Kesalahan hasil ini terjadi karena praktikan
terlalu lama mengangkat erlenmeyer pada penangas air setelah kloroform menguap
sempurna, sehingga massa dari kloroform yang terkondensasi berkurang karena
massa kloroform menguap sempurna. Sehingga didapatkan perhitungan massa
molekul tidak sesuai dengan nilai sebenarnya.
Terjadi perbedaan antara hasil perhitungan dari data percobaan dengan data
teoritis. Hal ini dimungkinkan karena kesalahan atau ketidaktelitian selama
praktikum berlangsung, seperti penimbangan, pengukuran dengan termometer, pada
waktu memipet zat mudah menguap yang kurang cermat, sehingga cairan tersebut
sempat menguap. Kesalahan waktu menimbang erlenmeyer, erlenmeyer yang
kurang kering, dan alat yang tersedia kurang berfungsi dengan baik, dan mungkin
pada waktu pendinginan.

I. KESIMPULAN
Praktikum penentuan massa molekul relatif cairan yang mudah menguap
dengan prinsip dasar dan prinsip kerja penentuan massa molekul dan massa jenis zat
mudah menguap yaitu kloroform melalui proses penguapan, pengembunan, dan
penentuan selisih bobot senyawa sebelum dan sesudah penguapan dihasilkan Mr
dari kloroform pada percobaan I 99,2714 g/mol pada suhu aquades dalam penangas
91oC, pada percobaan II 164,5455 g/mol pada suhu aquades dalam penangas 92oC,
dan pada percobaan III 152,7273 g/mol pada suhu aquades dalam penangas 93oC.
Terjadi perbedaan antara hasil perhitungan dari data percobaan dengan data teoritis.
Hal ini dimungkinkan karena kesalahan atau ketidaktelitian selama praktikum
berlangsung, seperti penimbangan, pengukuran dengan termometer, pada waktu
memipet zat mudah menguap yang kurang cermat, sehingga cairan tersebut sempat
menguap.
J. DAFTAR PUSTAKA
Beran, J. A. (2010). Experiment 12: Molar Mass of a Volatile Liquid. In Laboratory
Manual for Principles of General Chemistry (9th ed., pp. 167–174). Wiley.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Dhuha, L. P. (2015). Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Pengukuran Massa


Jenis Gas.
https://www.academia.edu/11291870/Penentuan_Berat_Molekul_Berda
sarkan_Pengukuran_Massa_Jenis_Gas

Dogra, S. K. dan Dogra, S. (1984). Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: UI Press.

Ebbing, D. D dan Gammon, S. D. (2017). General Chemistry, Eleventh Edition.


Boston: Cengage Learning.

Folens. (2014). 3: Measure the relative molecular mass of a volatile liquid. Folens
Shop. https://shop.folens.ie/content/3-measure-relative-molecular-mass-vola
tile-liquid

Keenan, C. W. (1986). Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Rohman, I. dan Mulyani, S. (2004). KIMIA FISIKA 1. Bandung: FPMIPA UPI.

Suardana, I. N. (2017). KIMIA FISIKA 1. Depok: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai