Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

“ASIDI ALKALIMETRI”

Disusun oleh :

Nama : Riska Wulandari


Nim : 201910401113
Hari / Tanggal Praktikum : Rabu, 02 Juni 2021
Asisten : Siska Nuri Fadilah

PROGRAM S1 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

JUNI, 2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam suatu sampel dengan titrasi
langsung (metode Warder) dan titrasi tidak langsung (metode Winkler).

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
a. Asam Klorida (HCI)
Asam klorida (HCl) merupakan bahan berbentuk cairan dan tidak memilki
warna. Kelarutan dalam air yaitu termasuk bahan yang mudah larut dalam air dan
juga memiliki titik didih -85℃. Sifat kimia dari asam klorida ini yaitu mudah larut
dalam pelarut air dan mengelurakan panas. Selain itu juga dapat membentuk reaksi
hidroklorinasi Etil Alkohol dan memiliki berat molekul 36,458 g/mol. Bahaya
yang dapat ditimbulkan yaitu dapat menyebabkan iritasi dan tebakar pada kulit.
Penanganan yang dapat dilakukan yaitu segera melepaskan pakaian yang
terkontaminasi dan segera bilas kulit dengan air mengalir minimal 15 menit dan
segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang intensif jika kondisi parah
(Smartlab, 2017).
b. Aquadest (H2O)
Aquadest merupakan bahan yang berbentuk cair, todak berwarna, dan tidak
memiliki bau. Pada suhu 20℃ akan memiliki ph yang netral (ph= 7). Memiliki
titik lebur 0℃ dan titik didih 100℃ (pada 1.013 hPa). Selain itu memiliki
kerapatan 1,00 g/cm3 dan memilki berat molekul 18,01528 g/mol. Bahan ini
merupakan bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak. Selain itu
bahan ini tidak menimbulkan bahaya apapun, jadi tidak diperlukan penanganan
khusus jika aquadest ini mengenai kulit ataupun mata (Smartlab, 2017).
c. Indikator Mehyl Orange (C14H14N3NaO3S)
Merupakan bahan cair yang memiliki bau khas yang lemah dan juga memiliki
warna yaitu jingga. Pada 5 g/l 20℃ memiliki ph sekitar 6,5. Titik leburnya sendiri
yaitu lebih dari ¿ 300 ℃ dan kelarutannya dalam air sekitar 5 g/l pada suhu 20℃.
Trayek dari indikator Methil orange ini adalah 3,1 sampai 4,4 pH yang akan
berubah warna dari orange menjadi kuning. Bahaya yang ditimbulkan yaitu dapat
menjadi toksik jika tertelan. Penanganan yang dapat dilakukan jika bahan ini
tertelan yaitu untuk meminumkan air maksimal 2 gelas dan jika korban tidak
sadarkan diri, maka harus dirangsang untuk muntah. Untuk penanganan yang lebih
lanjut harus segera di bawa ke dokter (Smartlab, 2019).
d. Indikator Phenolphthalein (C2OH14O4)
Merupakan bahan berbentuk padat, berwarna putig, dan tidak memiliki bau.
Indikator PP meiliki titik lebur 263,7 ℃ dan titik didih ¿450 ℃. Pada suhu 50 ℃
memiliki tekanan uap ¿ 0,00001 Pa. Pada suhu 20 ℃ memiliki densitas 1,296
g/cm3 dan kelarutan dalam air pada suhu tersebut yaitu 3,36 mg/l. Trayek
indikator PP ini yaitu dimulai dari 8,3 sampai dengan 10,0 pH, dengan perubahan
warna dari yang tak berwarna menjadi merah muda. Bahaya yang dapat
ditimbulkan yaitu dapat menyebabkan kanker. Penanganan yang dapat dilakukan
jika terhirup yaitu untuk segera menghirup udara segar. Selain itu, penanganan
yang dapat dilakukan jika terkena kulit yaitu segera melepas pakaian yang
terkontaminasi dan segera bilas kulit dengan air mengalir. Jika tertelan, minumkan
air maksimal 2 gelas dan segera bawa ke dokter (Smartlab, 2017).
e. Larutan Barium Klrodida (BaCl2)
Merupakan bahan yaang berbentuk padat, berwarna putih, dan tidak memiliki
bau. Memiliki berat molekul 208,23 g/mol. Pada 50 g/l 25 ℃ memiliki ph 5,2-8,0
dan memiliki densitas 3,86 g/cm3 pada suhu 20 ℃. Jika dihirup bahan ini akan
menimbulkan bahaya dan jika tertelan akan menjadi toksik. Penanganan yaang
dapat dilakukan apabila bahan ini terhirup yaitu korban segera menghirup udara
yang segar. Apabila napas terhentik harus dibutkan nafas buatan secara mekanik
dan jika perlu masker oksigen (Smartlab, 2017).
f. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M
Natrium Hidroksida dengan rumus molekul NaOH merupakan bahan yang
berbentuk padat yang memiliki berat molekul 40 g/mol. Memiliki berat molekul
39,997 g/mol NaOH ini tidak mudah meledak, tidak berwarna, dan tidak berbau.
Bahaya yang dapat ditimbulkan yaitu dapat menyebabkan iritasi, kolaps, batuk,
napas tersenggal, risiko kebutaan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Penanganan yang dapat dilakukan jika terkena kulit yaitu segera melepas pakaian
yang terkontaminasi dan segera bilas kulit dengan air mengalir. Jika tertelan,
minumkan air maksimal 2 gelas dan segera bawa ke dokter (Smartlab, 2019)
g. Soda kue (NaHCO3)
Merupakan bahan yang berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak memiliki
bau. Memiliki berat molekul 84,007 g/mol. Pada 50 g/l 20 ℃ memiliki ph 8,0 dan
meiliki titik lebur 270 ℃. Pada suhu 20 ℃ meliki densitas 2,22 g/cm3 dan
memiliki kelarutan dalam air 96 g/l. Bahaya yang ditimbulkan yaitu dapat
menyebabkan sedikit iritasi. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu, apabila
bahan ini terhirup, maka segera menghirup udara segar. Jika mengenai mata maka
segera bilas dengan air mengalir. Selain itu, penanganan yang dapat dilakukan jika
terkena kulit yaitu segera melepas pakaian yang terkontaminasi dan segera bilas
kulit dengan air mengalir. Apabila bahan ini tertelan, minumkan air maksimal 2
gelas dan segera bawa ke dokter (Smartlab, 2016)
h. Soda pencuci (Na2CO3)
Merupakan bahan yang berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau.
Memiliki berat molekul 39,997 g/mol. Pada suhu 25 ℃ ,memiliki ph 11,16. Selain
itu juga memiliki titik lebur 854 ℃ dan titik didih 300 ℃ pada 1.013 hPa. Pada
suhu 20 ℃ memiliki densitas 2,53 gram/cm3 dan kelarutannya dalam air pada
suhu tersebut yaitu 212,5 g/I. Bahaya yang ditimbulkan yaitu dapat menyebabkan
iritasi mata. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu apabila mengenai mata untuk
segera membilas mata dengan air yang banyak. Segera melepaskan lensa kontak
apabila memakainya. Untuk penanganan intensif maka segera dibawa ke dokter
(Smartlab, 2019).
1.2.2 Tinjauan Pustaka
Titrasi merupakan suatu proses ditambhkannya larutan standart hingga reaksi
berlangsung secara sempurna yang biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna
dari zat yang di titrasi. Salah satu tujuan titrasi yaitu untuk mendapatkan konsentrasi
dari larutan. Salaah satu jenis yairu, titrasi asam basa. Titrasi asam basa merupakan
suatu proses netralisasi dalam penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam
yang diketahui kadarnya ataupun sebaliknya.
Titrasi asidi alkalimetri merupakan dua titrasi yang berbeda yaitu terdiri dari
asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri merupakn titrasi larutan basa yang mana larutan
asam bertindak sebagai larutan standartnya. Sedangkan alkalimetri merupakan titrasi
larutan asam yang mana larutan basa bertindak sebagai larutan standartnya (Jurnal
Chemurgy, 2015).
Larutan standart merupakan suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya
yang dijadikan sebagai titran dalam proses titrasi. Larutan standart ini terbagi mejadi 2
jenis, yaitu larutan standart primer dan larutan standart sekunder. Larutan standart
primer merupakan suatu larutan yang mengandung zat padat murni dan konsentrasi
dari lkarutan standart primer sudah diketahu melalui perhitungan massa. Sedangkan,
larutan standart sekunder merupakan suatu larutan yang konsentrasinya belum
diketahui secara pasti karena berasal dari zat padat tidak murni (Watson, 2005).
Titrasi dapat dibagi menjadi 2 janis yaitu yaitu titrasi langsung dan tidak
langsung. Titrasi langsung (Direct Titration) merupakan larutan sampel dalam proses
titrasi dapat digunkan secara langsung atau secara singkatnya larutan sampel dari suatu
zat langsung dpat digunakan yaitu dengan dititrasi dengan larutan standar. .
Sedangkan, Titrasi tidak langsung (Indirect Titration) merupakan larutan sampel yang
harus direaksikan terlebih dahulu dengan pereaksi yang jumlahnya kepekatannya
tertentu. Kemudian, hasil reaksi, dititrasi dengan larutan standart atau baku (Eprint
Alkali Metri, 2012)
Indikator asam basa adalah senyawa organik yang dapat berubah warna dengan
berubahnya pH. Indikator ini digunakan sebagai pembeda suatu larutan asam dengan
basa, caranya dengan memberikan perubahan warna terhadap larutan asam ataupun
basa. Indikator ini juga digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi dan penanda
bahwa titrasi harus dihentikan (Fessenden, 1999). Dalam peoses asidi alkalimetri ini
menggunakan Indikator Methyl Orange atau sering disebut dengan Indikaor MO dan
Indikator Phenolphthalein atau sering disebut dengan Indiaktor PP. Gambar dibwah
ini merupakan trayek ph dan perubahan warna dari kedua inidaktor tersebut.
Penambahan titran perlu dilakukan sebagai penentu titik sempurna atau
equivalen dari suatu proses titrasi. Hal ini disebut dengan titik equivalen, yakni titik
dimana konsentrasi asam dan basa telah mencapai jumlah yang sama atau netral.
Penambahan titran dapat dilakukan dengan cara menambahkan indikator asam basa
kedalam larutan yang akan dititrasi. Sedangkan Titik Akhir Titrasi merupakan titik
dimana saat indikator asam-basa mengalami perubahan warna dan penanda bahwa saat
iru proses titrasi harus dihentikan (Jurnal Chemurgy, 2017).
BAB 2. METDOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
- Corong Kaca
- Gelas Beker 100 ml
- Gelas Beker 250 ml
- 3 buah Erlenmeyer 100 ml
- Labu Takar 50 ml
- Gelas Ukur 10 ml
- Gelas Ukur 50 ml
- Kaca Arloji
- Pipet Volume 25 ml
- Pipet Volume 5 ml
- Pipet Ukur 5 ml
- Batang Pengaduk
- 2 buah Pipet Tetes
- Spatula
- Bol Pipet
- Botol Semprot
- Statif, Klem, dan Buret
- Neraca Analitik

2.2.2 Bahan
- Asam Klorida (HCI) 0,1 M
- Aquadest (H2O)
- Indikator MO
- Indikator PP
- Larutan Barium Klrodida (BaCl2)
- Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1 M
- Soda kue (NaHCO3)
- Soda pencuci (Na2CO3)

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dengan Titrasi Langsung

Masing-masing 0,25 gram soda pencuci dan


soda kue

Ditimbang dan diencerkan hingga volumenya masing-masing 50 ml

Di pipet 5 ml larutan soda pencuci dan 1 ml larutan soda kue


2.2.2 Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dengan Titrasi Tidak Langsung

Titrasi lagi dengan larutan standart HCl diatas sampai warna


kuning berubah menjadi warna merah muda
Larutan soda pencuci dan soda kue

Catat volume HCl yang diperlukan


Di pipet 5 ml dan masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml
(tambah aquadest sehingga volume kira-kira 50 ml)
Di tambahkan larutan BaCl2 sebanyak 25 ml

Di tambahkan 2 tetes Indikator PP

Di titrasi dengan larutan standart HCl


dengan indikator PP

Catat volume HCl yang diperlukan


Hasil Perhitungan

BAB 3. HASIL

3.1 Data Pengamatan

3.1.1 Tabel Pengamatan Titrasi Langsung


Larutan Indikator Volume HCI (ml) Perubahan Warna
5 ml Na2CO3 PP 1,7 ml Merah Muda-
Bening
1 ml NaHCO3
MO 9,3 ml Kuning-Merah
Muda
44 ml Aquades

Larutan Indikator V HCI (ml) Perubahan warna


5 ml Na2CO3 MO 10,6 ml Kuning- Merah Muda

1 ml NaHCO3

44 ml Aquades
3.1.2 Tabel Pengamatan Titrasi Tidak Langsung

Larutan Indikator V HCI (ml) Perubahan warna


5 ml Na2CO3 PP 12,1 ml Merah Muda Keruh-
Putih Keruh
1 ml NaHCO3

44 ml Aquades

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Tabel Hasil Titrasi Langsung

Massa Na2CO3 180,1796 mg


Massa NaHCO3 3192,266 mg

3.2.2 Tabel Hasil Titrasi Langsung

Massa Na2CO3 143,0838 mg


Massa NaHCO3 3318,2765 mg

BAB 4. PEMBAHASAN

Titrasi asidi alaklimetri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan pengukuran


volume suatu larutan titran yang konsentrasinya sudah diketahui. Tujuan percobaan Pratikum
Asidi Alkalimetri yaitu untuk menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam suatu sampel
menggunakan titrasi langsung dan tidak langsung. Titrasi asidi alkalimetri merupakan 2 jenis
titrasi yang berbeda yaitu terdiri dari asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri merupakan titrasi
suatu larutan basa dengan larutan asam sebagai larutan standartnya. Sedangkan alkalimetri
merupakan titrasi suatu larutan asam dimana larutan basa sebagai larutan standartnya. Titrasi
akan dihentikan ketika titrasi telah tercapai sempurna atau sudah mencapai titik ekuivalen.

Ada beberapa prosedur dalam titrasi asidi alkalimetri. Secara garis besar titrasi dibagi
menjadi 2 bagian yaitu titrasi langsung dan titrasi tidak langsung. Prosedur pertama yang
harus dilakukan dari titrasi langsung dan tidak langsung yaitu perisapan alat dan bahan.
Dalam praktikum ini tiak melakukan proses standarisasi HCI karena HCI yang digunakan
pada praktikum ini sudah diketahui konsentrasinya, jadi tidak perlu dilakukan standarisasi
karena tujun standarisasi sendiri yaitu mengetahi nilai konsentrasi HCI. Jadi, karena HCL
yang digunakan sudah diketahui nilai konsentrasinya, maka tidak perlu melakukan proses
standarisasi HCI.

Ada beberapa prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan proses titrasi


langsung. Pertama, yaitu mengambil soda pencuci atau (Na2CO3) dan soda Kue atau
(NaHCO3) sebanyak 0,25 gram lalu kita lakukan penimbangan dari kedua senyawa tersebut
kedalam neraca analitik. Penimbangan dengan neraca analitik dilakukan karena bahan yang
digunakan berupa serbuk dengan ukuran yang sangat kecil oleh sebab itu kita membutuhkan
timbangan dengan satuan kecil dan sangat teliti seperti neraca analitik tersebut. Kemudian
encerkan soda kue dan soda pencuci tersebut didalam dua labu takar sampai volume dari
larutannya menjadi 50 ml. Kemudian ambil 5 ml larutan soda pencuci dan 1 ml soda kue
mengunakan pipet lalu masukan kedalam erlenmeyer 250 ml, setelah itu tambahkan aquadest
sampai tanda batas sehingga volumenya dari laurtan tersebut menjadi 50 ml.

Selanjutnya, yaitu mimpipet Na2CO3 sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet


volume ukuran 5 ml. Setelah itu, mimpipet NaHCO 3 sebanyak 1 ml dengan menggunakan
pipet ukur. Kemudian 5 ml Na2CO3 dan 1 ml NaHCO 3 dijadikan satu dalam gelas beker,
kemudoian ditambahkan 44 ml aquades, sehingga volume keseluruhan menjadi 50 ml.
Kemudian ditetesi sebanyak 2 tetes indikator PP. Alasan penambahan indikator PP yaitu titik
akhir dalam titrasi ditunjukan dengan tidak ada warna pada larutan menunjukkan bahwa
larutan memiliki ph netral sedangkan warna merah muda berarti keadaan basa dengan pH 8 –
10 5 karena warna menjadi bening memiliki makna bahwa ph dari larutan tersebut menjadi
netral. Selanjutnya yaitu ditritasi dengan HCI 0,1 M yang betindak sebagai titran. Titik akhir
titrasi, terjadi ketika larutan yang ditrasi berubah warna yang semula berwarna merah muda
menjadi bening. Jika sudah bening, maka titrasi harus dihentikan. Perolehan nilai dari volume
HCI yang digunakan untuk proses titrasi langsung dengan penambahan indikator PP yaitu 1,7
ml.
Sebelum Titrasi Setelah titrasi

Setelah hasil titrasi dengan hasil larutan berwarna bening, maka akan ditambahkan
sebanyak 2 tetes Indikator MO, sehingga warna berubah menjadi kuning. Setelah itu ditirasi
kembali dengan HCI 0,1 M hingga berwarna merah muda. Jika sudah mencapai titik akhir
titrasi maka titrasi harus dihentikan. Alasan digunakan indikator metil orange dikarenakan
Indikator metil orange ini memiliki range pH dari 3,1 sampai 4,4. Warna larutan akan berubah
menjadi warna merah pada pH dibawah 3.1 dan menjadi warna kuning pada pH diatas 4.4 jadi
warna transisinya adalah orange. Indikator ini biasa digunakan dalam analisis larutan yang
bersifat basa, sehingga larutannya berubah menjadi warna kuning. Perolehan nilai dari volume
HCI yang digunakan untuk proses titrasi langsung dengan penambahan indikator MO yaitu
9,3 ml.

Sebelum Titrasi Setelah Titrasi

Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi langsung :


- NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)
- Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)

Prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan titrasi tidak langsung, terbagi


menjadi prosedur pertama dan prosedur kedua, yang mana kedua prosedut tersebut terdiri dari
beberapa cara atau tahapan. Prosedur pertama, yaitu mengambil 5 ml Na 2CO3 dengan
menggunakan pipet volume 5 ml dan 1 ml NaHCO 3 dengan menggunakan piprt ukur 1 ml.
Kemudian ditambahkan aquades 44 ml dan di tetesi sebanyak 2 tetes Indikator MO, sehingga
volumenya menjadi 50 ml. Selanjutnya yaitu dititrasi dengan HCI. Titik akhir titasi ketika
larutan yang dititrasi berwarna kuning berubah warna menjadi merah muda. Dengan demikian
titrasi harus segera dihentikkan. Perolehan nilai dari volume HCI yang digunakan untuk
proses titrasi tidak langsung dengan penambahan indikator MO yaitu 10,6 ml.
Sebelum Titrasi Setelah Titrasi

Peosedur kedua pada proses titrasi tidak langsung, yaitu mimpipet sebanyak 5 ml
Na2CO3 dengan menggunakan pipet volume 5 ml, mimpipet 1 ml NaHCO3 dengan
menggunakan pipet ukur 1 ml, 20 ml NaOH 0,1 M dengan menggunakan pipet volume 25 ml,
25 ml BaCI2 dengan menggunakan pipet volume 25 ml, dan ditambahkan 2 tetes Indikator PP.
Hasil dari pimpetan diletakkan dalam gelas beker menjadi satu, kemudia dikocok supaya
larutan menjadi homogen. Tujuan penambahan NaOH pada praktikum ini dilakukan bertujuan
agar larutan menjadi bersifat basa sehingga dapat bereaksi dengan HCl yang bersifat asam
pada saat titrasi dilaksanakan.Srdangkan tujuan penambahan BaCl2 pada praktikum ini
dilakukan bertujuan agar BaCl2 bereaksi dengan Na2CO3, sehingga ion Ba2+ berikatan dengan
CO32- dan menghasilkan endapan BaCO3. Selanjutnya yaitu dititrasi dengan HCI. Titik akhir
titrasi terjadi ketika larutan berwarna merah muda berubah menjadi putih keruh. Setelah
mencapai titik akhir titrasi, maka titrasi harus dihentikan. Perolehan nilai dari volume HCI
yang digunakan untuk proses titrasi langsung dengan penambahan indikator PP yaitu 12,1 ml.

Sebelum Titrasi Setelah Titrasi

Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi tidak langsung :


- NaHCO3(aq) + NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + H2O(l)
- Na2CO3(aq) + BaCl2 → Ba(CO3)2(aq) + 2NaCl(aq)

Sesuai dengan tujuan praktikum ini yaitu untuk menentukan kadar karbonat dan
bikarbonat dari titrasi langsung dan titrasi tidak langsung, di peroleh suatu hasil perhitungan.
Hasil perhitungan dari titrasi langsung yaitu, yang pertama yaitu menghitung kadar ataupun
massa dari soda kue (NaHCO3) dan soda pencuci (Na2CO3) dengan cara mencari faktor
pengenceran (fp) terlebih dahulu yang didapatkan dari jumlah volume dalam labu takar dibagi
dengan volume sampel yang diambil.oleh sebab itu kita mencari faktor pengenceran dari
(Na2CO3) dengan cara membagikan 50 ml volume dalam labu takar dibagi dengan 5 ml
volume dalam sampel sehingga didapatkan 10 nilai faktor pengenceranya. Selanjutnya yaitu
mencari faktor pengenceran dari (NaHCO3) dengan cara membagikan 50 ml mol larutan
tersebut didalam labu takar dengan 1 ml larutan sampel yang digunakan sehingga didapatkan
faktor pengencerannya sebesar 50. Selanjutnya perhitungan massa Na2CO3. Untuk
mendapatkan kadar ataupun massa dari soda pencuci (Na2CO3) didapatkan dengan
mengalikan molaritas dari HCl sebanyak 0,1 M dengan berat molekul dari (Na 2CO3) sebesar
105,988 g/mol dikalikan lagi dengan faktor pengenceran Na2CO3 sebesar 10 maka
didapatkanlah massa dari soda pencuci (Na2CO3) sebesar 180,1796 mg. Selanjutnya untuk
mendapatkan massa dari soda kue (NaHCO3) dengan cara mengalikan molartias HCl sebesar
0,1 M dengan mengalikan hasil dari pengurangan volem metil orange sebesar 9,3 ml dan
volume PP sebesar 1,7 ml lalu kembali mengalikannya dengan berat molekul dari soda kue
(NaHCO3) sebesar 84,007 g/mol lalu kembali lagi mengalikannya dengan faktor pengencer
dari(NaHCO3) sebesar 50 maka didapatkalah kadar ataupun massa dari soda pencuci
(Na2CO3) sebesar 3192,266 mg.

Selanjutnya kita menghitung kadar karbonat dan bikarbonat dari titrasi tersebut
dengan mencari faktor pengenceran (fp) terlebih dahulu yang didapatkan dari jumlah volume
dalam labu takar dibagi dengan volume sampel yang diambil.oleh sebab itu kita mencari
faktor pengenceran dari Na2CO3 dengan cara membagikan 50 ml volume dalam labu takar
dibagi dengan 5 ml volume dalam sampel sehingga didapatkan 10 faktor pengenceranya.
Selanjutnya mencari faktor pengenceran dari NaHCO 3 dengan cara membagikan 50 ml
volume larutan tersebut didalam labu takar dengan 1 ml larutan sampel yang digunakan
sehingga didapatkan faktor pengencerannya sebesar 50. Untuk mengetahui kadar soda kue
atau NaHCO3 terlebih dahulu kita mencaro mol dari soda kue atau NaHCO3 dengan cara
mengalikan molaritas NaOH sebesar 0,1 M dengan volume dari NaOH sebesar 20 ml
dikurangin dengan Molaritas HCl sebesar 0,1 M dikali volume PP sebesar 12,1 ml
didapatkanlah 0,79 mmol. Selanjutnya untuk mengetahui massa atau kadar dari soda kue atau
NaHCO3 didapatkan dari mengalikan mol dari soda kue atau NaHCO 3 sebesar 0,79 mmol
dengan berat molekul soda kue atau NaHCO3 sebesar 84,007 g/mol dikali lagi dengan faktor
pengenceran dari soda kue atau NaHCO3 sebesar 50 maka didapatkan massa atau kadar dari
soda kue atau NaHCO3 sebesar 3318,2765 mg.

Selanjutnya mencari mol dari Na2C03 atau soda pencuci dengan cara mengalikan
Molaritas HCl sebesar 0,1 M dikali dengan Volume dari Metil Orange sebesar 10,6 ml
dikurangin dengan mol dari soda kue atau NaHCO 3 sebesar 0,79 mmol dibagi dengan dua
didapatkan mol dari Na2C03 atau soda pencuci sebesar 0,135 mmol. Selanjutnya untuk
mendapatkan kadar ataupun massa Na2C03 atau soda pencuci didapatkan dengan mengalikan
mol dari Na2C03 atau soda pencuci sebesar 0,135 mmol dikali dengan berat molekul dari
Na2C03 atau soda pencuci sebesar 105,988 g/mol dikalikan lagi dengan faktor pengenceran
dari Na2C03 atau soda pencuci sebesar 10 maka didapatkan kadar ataupun massa dari Na 2C03
atau soda pencuci sebesar 143,0838 mg.

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Titrasi asidi alaklimetri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan pengukuran


volume suatu larutan titran yang konsentrasinya sudah diketahui. Tujuan percobaan Pratikum
Asidi Alkalimetri yaitu untuk menentukan kadar karbonat dan bikarbonat dalam suatu sampel
menggunakan titrasi langsung dan tidak langsung. Titrasi asidi alkalimetri merupakan 2 jenis
titrasi yang berbeda yaitu terdiri dari asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri merupakan titrasi
suatu larutan basa dengan larutan asam sebagai larutan standartnya. Sedangkan alkalimetri
merupakan titrasi suatu larutan asam dimana larutan basa sebagai larutan standartnya. Titrasi
akan dihentikan ketika titrasi telah tercapai sempurna atau sudah mencapai titik ekuivalen.

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan 2 titrasi yaitu titrasi langsung dan
titrasi langsung.

Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi langsung :


- NaHCO3(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)
- Na2CO3(aq) + 2 HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(l)
Untuk reaksi yang terjadi pada titrasi tidak langsung :
- NaHCO3(aq) + NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + H2O(l)
- Na2CO3(aq) + BaCl2 → Ba(CO3)2(aq) + 2NaCl(aq)

Hasil dari kedua titrasi ini yaitu perhitungan kadar atau massa dari kabonat (Na2CO3)
dan bikarbonat (NaHCO3). Kadar dari Na2CO3 melalui proses titrasi langsung yaitu diperoleh
180,1796 mg Na2CO3 dan juga di peroleh kadar NaHCO3 3192,266 mg. Sedangkan, pada hasil
titrasi tidak langsung diperoleh kadar Na2CO3 yaitu sebesar 143,0838 mg Na2CO3 dan
diperoleh kadar NaHCO3 3318,2765 mg NaHCO3.
5.2 Saran

Sebelum melakukan praktium asidi alkalimetri, praktikum terlebih dahulu


mempelajari dan memahami prosedur asidi alkalimetri terlebih dahulu dari mulai bahan, alat,
dan juga setiap prosedurnya. Selain itu juga harus di perhatikan secara teliti dan menjalankan
praktikum dengan prosedur yang sesuai, supaya dapat menghasilkan nilai yang tepat atau
efektif dan tidak error dalam melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS HCL . [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_HYDROCHLORIC_ACID_37.pdf. (Diakses
28, Mei, 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS AQUADEST . [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST.pdf. (Diakses 28, Mei, 2021)
PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS INDIKATOR MO . [Serial Online].
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_METHYL_ORANGE_(INDO).pdf. (Diakses
29, Mei, 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS INDIKATOR PP. [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_PHENOLPHTHALEIN_INDICATOR.pdf.
(Diakses 29, Mei, 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS BaCI2. [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_BARIUM_CHLORIDE_DIHYDRATE_(IND
O).pdf. (Diakses 29, Mei 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS NaOH. [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_HYDROXIDE.pdf. (Diakses 29,
Mei, 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS Na2CO3. [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_CARBONATE_(INDO).pdf.
(Diakses 29, Mei 2021)

PT.Smart-Lab Indonesia. 2017 . MSDS NaHCO3. [Serial Online].


http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SODIUM_BICARBONATE_(INDO).pdf.
(Diakses 29, Mei, 2021)

Bassett, J. et al. 1994. Buku Ajar Vogel : Kimia Analitik Kuantitatif Anorganik. Kedokteran
Day, R.A. dan S. Keman. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung. ITB.
Keenan, Charles W. et al. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Sukmariah. 1990. Kimia Kedokteran edisi dua. Binarupa Aksara. Jakarta.

LAMPIRAN

Gambar 1 : Tabel Pengamatan


Gambar 1

Gambar 2 : Hasil Perhitungan Titrasi Langsung

Gambar 2

Gambar 3 : Hasil Perhitungan Titrasi Tidak Langsung


Gambar 3

TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud titrasi langsung dan titrasi tidak langsung? Jelaskan
perbedaannya!
Jawab : Titrasi langsung (Direct Titration) merupakan larutan sampel yang dapat
langsung dititrasi menggunakan larutan standart/baku. Sedangkan, Titrasi tidak
langsung (Indirect Titration) merupakan larutan sampel yang harus dicampurkan
terlebih dahulu dengan pereaksi yang jumlahnya kepekatannya tertentu. Lalu, hasil
reaksi yang telah dititrasi dengan larutan standart atau baku.

2. Apa maksud dari penambahan larutan NaOH?


Jawab : Tujuan penambahan NaOH pada praktikum ini dilakukan bertujuan agar
larutan menjadi bersifat basa sehingga dapat bereaksi dengan HCl yang bersifat asam
pada saat titrasi dilaksanakan.

3. Apa maksud dari penambahan larutan BaCl2?


Jawab : Tujuan penambahan BaCl2 pada praktikum ini dilakukan bertujuan agar BaCl2
bereaksi dengan Na2CO3, sehingga ion Ba2+ berikatan dengan CO32- dan
menghasilkan endapan BaCO3.

Anda mungkin juga menyukai