Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PENGARUH SUHU TERHADAP KELARUTAN ASAM OKSALAT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF TEMPERATURE ON SOLUBILITY OF OXALIC


ACID

Putri Noprianti.K.Z
Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Jambi
noviantiputri163@gmail.com

ABSTRAK
Kelarutan merupakan suatu kemampuan zat yang mempengaruhi tingkat larutnya berbagai
zat. Kelarutan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu suhu. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suhu terhadap kelarutan asam oksalat untuk
menentukan kecepatan larutnya suatu zat terlarut. Metode yang digunakan pada penelitian ini
yaitu dengan melakukan eksperimen terhadap kelarutan asam oksalat yang dititrasi dengan
0,5 N NaOH dan dilakukan secara kuantitatif. Hasil dari penelitian dapat kita ketahui bahwa
kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya suhu. Hal ini disebabkan
semakin tinggi tumbukan antar partikel-partikel dalam semakin cepat pula terjadinya reaksi.
Kata Kunci: Asam Oksalat, Kelarutan, Suhu

ABSTRACT
Solubility is an ability of a substance that affects the degree of solubility of various
substances. This solubility can be influenced by various factors, one of which is temperature.
This study aims to analyze the effect of temperature on the solubility of oxalic acid to
determine the rate of dissolution of a solute. The method used in this research was to conduct
experiments on the solubility of oxalic acid which was titrated with 0,5 N NaOH and carried
out quantitatively. The result is to test the solubility of oxalic acid which is titrated with 0,5 N
NaOH and carried out qualitatively. The results of this study can bee seen that the solubility
of a substance will increase with increasing temperature. This is because the higher the
collision between the particles, the faster the reaction occurs
Keywords: Oxalic acid, Solubility, Temperature

PENDAHULUAN
Menurut (Tim Kimia Fisik 1, 2021) larutan secara bersama (Pirhayati et al.,
Pada larutan jenuh terjadi kesetimbangan 2017)
antara zat dalam larutan dan zat yang tidak Kelarutan adalah keadaan suatu
terlarut. Dalam kesetimbangan kecepatan senyawa terlarut baik dalam zat padat,
melarut sama dengan kecepatan cair, atau gas larut dalam suatu padatan,
mengendap. Artinya konsentrasi zat dalam cairan atau gas yang membentuk larutan
larutan akan selalu tetap. Jika yang homogen. Kelarutan bergantung pada
kesetimbangan diganggu, misalnya dengan pelarut yang digunakan serta suhu dan
mengubah suhu, maka konsentrasi larutan tekanan. Dalam bidang farmasi, kelarutan
akan berubah. memiliki peran penting dalam menentukan
Kelarutan bisa didefinisikan sebagai bentuk sediaan dan dalam menentukan
kemampuan suatu zat untuk membentuk konsentrasi yang dicapai dalam sirkulasi
larutan dengan zat lain. Zat yang akan sistemik untuk menghasilkan respon
dilarutkan disebut sebagai zat terlarut dan farmakologi obat dengan kelarutan air
cairan yang melarutkan zat terlarut disebut yang rendah seringkali memerlukan dosis
sebagai pelarut, untuk membentuk suatu tinggi untuk pengobatan setelah pemberian
oral. Pada umumnya obat merupakan asam sehingga mengurangi hasil kristal asam
atau basa lemah dengan kelarutan air yang oksalat (Pitaloka et al., 2020).
rendah. (PRAMUDHITA, 2016). Kelarutan suatu zat sangat
Konsentrasi larutan adalah suatu dipengaruhi oleh kepolaran pelarutnya.
komposisi yang secara jelas menunjukkan Pelarut polar akan lebih baik dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dalam melarutkan zat polar dan ionik, begitu juga
jumlah pelarut. Kelarutan bisa rendah atau sebaliknya. Kelarutan juga bergantung
sangat tinggi dan ketika jumlah zat terlarut pada struktur zat seperti perbandingan
melebihi titik jenuh, zat tersebut akan gugus polar dan non polar. Misalnya,
keluar (mengendap di bawah larutan). lemak mudah larut di dalam minyak.
Dalam kondisi tertentu, larutan mungkin Senyawa non polar pada umumnya tidak
mengandung lebih banyak zat terlarut larut di dalam senyawa polar. Misalnya,
daripada dalam kondisi jenuh. Suhu dan NaCl tidak larut dalam minyak tanah (Rozi
energi panas adalah dua hal yang tidak et al., 2018).
dapat dipisahkan. Suhu adalah besaran Penentuan uji kelarutan suatu
yang menyatakan skala derajat panas atau senyawa organik bisa dilakukan dengan
dingin suatu benda. Energi panas mengalir menggunakan beberapa bahan atau
dari benda panas ke benda dingin, dan hal material yang akan digunakan untuk
tersebut dapat menaikkan suhu benda atau menguji kelarutan suatu sampel organik,
mengubah bentuknya sambil menjaga suhu seperti penambahan sebanyak 2-3 tetes
benda tetap konstan. Semakin banyak zat larutan (zat cair) atau kurang lebih 10 mg
terlarut yang dicampurkan, semakin tinggi sampel zat padat (Widiarti et al., 2018).
konsentrasi larutan sehingga semakin Dengan adanya penelitian ini maka
banyak energi yang digunakan dan dapat meningkatkan pengetahuan
semakin lama waktu yang dibutuhkan mengenai pengaruh suhu terhadap
(Putri et al., 2017). kelarutan suatu zat. Jadi penelitian ini
Secara umum, peningkatan suhu dilakukan dengan tujuan untuk menggali
larutan dapat meningkatkan kelarutan zat pemahaman terkait konsep pengaruh suhu
terlarut padat. Suhu meningkatkan laju terhadap kelarutan asam oksalat.
kelarutan zat terlarut karena pada suhu
yang lebih tinggi partikel bergerak lebih METODE PENELITIAN
cepat, sehingga memungkinkan
pencampuran lebih cepat. Ketika zat Alat dan Bahan
terlarut berupa padatan dan pelarut berupa Pada penelitian ini dilakukan
cairan, meningkatkan suhu tidak hanya percobaan pembuatan larutan jenuh asam
meningkatkan jumlah zat terlarut tetapi oksalat dan dilanjutkan dengan melakukan
juga meningkatkan laju jumlah zat uji kelarutan asam oksalat yang dititrasi
terlarut. (Wardani, 2020). dengan 0,5 N NaOH yang dilakukan
Penurunan kandungan asam oksalat secara kuantitatif. Adapun alat yang
dapat terjadi karena proses pengolahan digunakan oleh peneliti dalam uji
seperti pemanasan, penjemuran, kelarutan asam oksalat yaitu thermometer,
pengeringan dan pemanggangan yang statis, buret 50 cc, erlenmeyer 250 ml,
dapat meningkatkan kelarutan asam gelas ukur 250 ml, batang pengaduk, pipet
oksalat. (Nursanty et al. , 2020). Semakin volume 10 ml, dan tabung reaksi.
tinggi suhu yang digunakan maka Bahan yang digunakan oleh peneliti
konstanta kecepatan reaksi semakin besar dalam uji kelarutan asam oksalat yaitu
sehingga reaksi dapat semakin cepat. aquades, asam oksalat, larutan NaOH 0,5
Tetapi dengan suhu yang terlalu tinggi N, indikator PP, garam dapur dan es batu.
maka akan mengurai asam oksalat
Preparasi Asam Oksalat jenuh mudah larut, dapat larut sedikit larut dan
tidak dapat larut. Beberapa variabel
Masukkan aquades sebanyak 100 ml misalnya ukuran ion-ion. Interaksi antara
kedalam gelas kimia. Tambahkan asam ion, interaksi antara zat terlarut dan
oksalat dikit demi sedikit sehingga larutan pelarut, dan temperatur dapat
menjadi jenuh. Ukur suhu larutan jika mempengaruhi larutan. Kelarutan dan
larutan asam oksalat telah jenuh. solute relative mudah diatur melalui
Titrasi dengan Larutan NaOH percobaan. Beberapa faktor yang
kelarutannya antara lain: sifat alami dari
Ukur larutan asam oksalat jenuh solute dan solvent merupakan substansi
yang telah di buat. Selanjutnya masukkan lainnya. Substansi non polar cenderung
larutan tersebut yang telah diukur kedalam untuk bercampur dengan non polar lainnya
erlenmeyer dan tambahkan larutan dan tidak bercampur polar lainnya. Jika
indikator Fenolftalein (PP) sebanyak 3 kelarutan zat padat bertambah seiring
tetes dan titrasi dengan menggunakan kenaikan suhu, maka kelarutan gas
larutan NaOH. Titrasi dilakukan dengan berkurang bila suhu dinaikkan, karena gas
membuka kran pada buret. Lalu berkurang apabila menguap dan
goyangkan erlenmeyer sembari larutan meninggalkan pelarut. Percobaan ini
asam oksalat jenuh di titrasi. Hentikan dilakukan dengan menggunakan asam
titrasi jika telah berubah warna menjadi oksalat. Digunakan asam oksalat karena
ungu. Selanjutnya, mengukur volume kelarutannya sangat sensitif terhadap suhu
NaOH yang terpakai dalam titrasi tersebut. sehingga dengan berubahnya suhu,
Ulangi langkah titrasi dengan menurunkan kelarutan asam oksalat juga akan berubah,
suhu sebanyak 6 kali yakni 24 ᴼC, 20 ᴼC, selain itu asam oksalat akan mempunyai
15 ᴼC, 10 ᴼC, 5 ᴼC, dan 0 ᴼC nilai kelarutan yang lebih kecil apabila
HASIL DAN PEMBAHASAN dilarutkan dalam air.

Pada percobaan ini adalah Larutan Jenuh Oksalat


mengenai kelarutan sebagai fungsi suhu.
Suatu zat dapat dilarutkan kedalam suatu Saat menyiapkan larutan asam
pelarut tertentu, jumlahnya selalu oksalat jenuh, harus diperhatikan agar
terbatas. Batas ini disebut dengan larutan tidak terlalu jenuh sehingga
kelarutan. Kelarutan adalah suatu zat endapan tidak menjadi terlalu berlebihan.
terlarut yang dapat dilarutkan pada jumlah Untuk larutan jenuh, setelah terjadi
pelarut dan suhu tertentu sehingga kesetimbangan antara zat terlarut dan
membentuk larutan jenuh. Tingkat bahan yang tidak larut dalam larutan,
kelarutan suatu zat dapat ditetapkan dalam kesetimbangan ini laju disolusi
dengan mengukur berat zat yang akan sama dengan laju pengendapan. Artinya
ditentukan kelarutannya. Kemudian konsentrasi zat dalam larutan akan
dilarutkan suatu larutan jika merupakan konstan. Namun jika kesetimbangan
keseimbangan dinamis. Kestimbangan ini terganggu misalnya karena perubahan
akan dapat bergeser apabila suhu suhu, maka konsentrasi larutan akan
dinaikkan. Pada umumnya proses berubah.
pelarutan ini bersifat endotermik, sehingga
kelarutan suatu padatan dalam larutan Titrasi Asam Oksalat
meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu. Pengaruh kenaikan suhu kelarutan Pada proses ini digunakan indikator
pada kelarutan zat padat dalam larutan zat fenolftalein (PP). Penggunaan indikator PP
berbeda antara satu dengan yang lainnya. ini karena larutan asam oksalat akan
Suatu zat dapat dibagi menjadi sangat dititrasi dengan NaOH, dengan
penambahan indikator PP berfungsi untuk joule. Pada suhu 10℃ diperoleh panas
mengetahui terjadinya suatu titik ekuivalen pelarutan 1,4 mol/1000 gr dengan ∆𝐻
dalam proses penitrasi dengan terjadinya 791,815 joule. Pada suhu 5℃ didapatkan
perubahan warna pada larutan. Proses panas pelarutan 1,175 mol/1000 gr dan ∆𝐻
titrasi ini yakni berlangsung antara asam 421,474 joule serta pada suhu 0℃
H C O ¿
lemah ( 2 2 4 dan basa kuat (NaOH). diperoleh panas kelarutan sebesar 0 dan
Proses titrasi dengan menggunakan larutan ∆𝐻 0 joule yang menandakan tidak terjadi
NaOH 0,5 N dilakukan untuk mengetahui reaksi maupun panas pelarutan dalam suhu
jumlah asam oksalat yang terlarut dalam 0℃.
air. Perubahan warna (dari bening menjadi
ungu) menunjukkan jumlah bahan terlarut Tabel 1. Hasil titrasi asam oksalat jenuh
dan jumlah NaOH 0,5 N yang diperlukan Suhu Asam Volume Warna Hasil
untuk mencapai titik ekuivalen. Reaksi Oksalat( ᴼ NaOH Titrasi
yang terjadi jika larutan asam oksalat C)
setelah
direaksikan dengan larutan NaOH 0,5 N
Titrasi (mL)
adalah sebagai berikut:
H 2 C 2 O4 ( aq ) +2 NaOH ( aq ) → Na 2 C 2 O 4 ( aq ) +2 H 2 O(l) 24 37 Ungu
Berdasarkan hasil percobaan pada oleh 20 33,7 Ungu
peneliti diperoleh bahwa baik pada proses 15 32,2 Ungu
kenaikan suhu maupun proses penurunan
10 28 Ungu
suhu menunjukkan bahwa semakin tinggi
suhu maka semakin tinggi pula volume 5 23,5 Ungu
larutan NaOH yang digunakan dalam 0 20 Ungu
percobaan. Hal ini karena tumbukan antara
partikel dalam suatu zat mempercepat
Dari percobaan serta dapat dilihat pada
reaksi, dan semakin tinggi suhunya maka
grafik, kelarutan asam oksalat terbukti
semakin cepat reaksi. Berdasarkan nilai
menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
volume NaOH, dapat ditentukan nilai
yang digunakan, maka kelarutannya akan
kelarutannya (s) dan dapat pula ditentukan
semakin tinggi jika dibandingkan dengan
nilai panas pelarutannya (∆ H ¿.
kondisi saat penggunaan pada suhu
Didapatkan nilai ∆ H yaitu semakin
rendah. Dengan demikian, terbukti
menurun dan diakhir sedikit meningkat.
pengaruh suhu terhadap kelarutan adalah
Dari titrasi yang telah dilakukan,
berbanding lurus.
diperoleh hasil pada saat suhu 24℃
derajat volume NaOH yang dibutuhkan
sebanyak 37 ml, pada suhu 20℃ diperoleh
33,7 ml, pada suhu 15℃ diperoleh 32,2
ml, pada suhu 10℃ diperoleh 28 ml, pada
suhu 5℃ diperoleh 23,5 ml dan pada suhu
0 ℃ diperoleh 20 ml. Dari hasil percobaan
ini dapat dihitung panas pelarutan dengan
menggunakan rumus: 𝑆 =∙ 𝑎 ×𝑁 𝑉 ×𝐵𝑗 ×
𝑔𝑟𝑙 1000 log 𝑆 =∙ ∆𝐻 2,303×𝑅𝑇 Sehingga
Gambar 1. Penentuan panas pelarutan asam
pada suhu 24℃ diperoleh panas pelarutan oksalat
sebesar 1,855 mol/1000 gr dan ∆𝐻 sebesar
1585,188 joule. Pada suhu 20 ℃ diperoleh KESIMPULAN
panas pelarutan sebesar 1,688 mol/1000 gr
dan ∆𝐻 sebesar 1292,844 joule. Pada suhu Pada penelitian ini dapat disimpulkan
15℃ diperoleh panas pelarutan 1,626 bahwa kelarutan suatu zat akan bertambah
mol/1000 gr dan ∆𝐻 sebesar 1125,595 seiring dengan meningkatnya suhu. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan semakin tinggi Hendriani, R. (2016). Teknik
tumbukan antara partikel-partikel dalam Peningkatan Kelarutan Obat.
suatu zat semakin cepat pula terjadinya Farmaka, 14(2), 288–297.
reaksi.
Putri, L. M. A., Prihandono, T., &
DAFTAR RUJUKAN Supriadi, B. (2017). Pengaruh
Konsentrasi Larutan Terhadap Laju
Nursanty, D. Saputra, B. Santoso, & Y. Kenaikan Suhu Larutan. Jurnal
Sugiarti. (2020). Pengaruh Pembelajaran Fisika, 6(2), 151–157.
penambahan STPP ( Sodium Rozi, F., Abram, P. H., & Diah, A. W. M.
tripolyphospate ) terhadap penurunan (2018). Pengaruh Kombinasi dan
kadar asam oksalat pada pati talas. Rasio Pelarut Terhadap Hasil
Prosiding Seminar Nasional Lahan Ekstraksi Minyak dari Serabut Kelapa
Suboptimal, 978–979. Sawit. Jurnal Akademika Kimia, 7(3),
Pirhayati, F. H., Shayanfar, A., 146.
Rahimpour, E., Barzegar-Jalali, M., Tim Kimia Fisik 1. (2021). Penuntun
Martinez, F., & Jouyban, A. (2017). Praktikum Kimia Fisik 1. jambi :
Solubility of sildenafil citrate in Universitas Jambi.
polyethylene glycol 400+ water
mixtures at various temperatures. Wardani, R. K., & Arifiyana, D. (2020).
Journal of Molecular Liquids, 240, Suhu, waktu dan kelarutan kalsium
268–272. Elsevier. oksalat pada umbi porang. Penerbit
Graniti.
Pitaloka, P. D. A., Ridho, R., & Safitri, R.
E. (2020). EKSTRAKSI ASAM Widiarti, L., Wirjosentono, B., &
OKSALAT DARI SEKAM PADI Eddyanto, E. (2018). ANALISIS
UNTUK AGEN PEREDUKSI ION SIFAT TERMAL DAN UJI
CR (VI). Jurnal Crystal: Publikasi KELARUTAN DARI KARET
Penelitian Kimia dan Terapannya, ALAM SIKLIS DAN KARET
2(2), 54–66. ALAM CAIR SIKLIS. JURNAL
KIMIA MULAWARMAN, 16(1), 32–
PRAMUDHITA, W. Y. P. A., & 35.

Anda mungkin juga menyukai