Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum KI-2241

Energetika Kimia
Percobaan C2
KESETIMBANGAN KIMIA

Nama : Shaina Irlizcha Felicia


NIM : 10518044
Kelompok :4
Tanggal Percobaan : 30 Januari 2020
Tanggal Pengumpulan: 6 Februari 2020
Asisten : Ira

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
I. Judul Percobaan
Kesetimbangan Kimia
II. Tujuan Percobaan
1. Menentukan tetapan kesetimbangan 𝐼2 + 𝐼 − → 𝐼33−

III. Dasar Teori

Jumlah Zat dari iodin dapat diperkirakan secara titrimetri dengan mereaksikannya
dengan Natrium tiosulfat, sehingga terjadi reaksi iodin-tiosulfat. Iodin dilarutkan dalam KI,
dan direduksi menjadi ion Iodida atau I- dan Natrium tiosulfat teroksidasi menjadi Natrium
tetrationat, Na2S4O6 (Rattenbury, 1966).

Reaksi yang terjadi adalah:

𝐼2 + 𝐼 − ⇌ 𝐼3−
𝐼3− + 2𝑆2 𝑂32− ⇌ 3𝐼 − + 𝑆4 𝑂62−

𝐼2 + 2𝑆2 𝑂32− ⇌ 2𝐼 − + 𝑆4 𝑂42−

Reaksi diatas terjadi secara reversibel. Reaksi reversibel adalah reaksi kimia di mana
reaktan pertama kali membentuk produk, lalu kemudian bereaksi bersama untuk
mengembalikan reaktan (Gaffney dan Marley, 2018). Karena konsentrasi reaktan dan
produk pada reaksi reversibel konstan, Tetapan kesetimbangan (Keq) dapat ditulis sebagai:

[𝐼3− ]
𝐾𝐶 =
[𝐼2 ][𝐼 − ]
Iodin jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform atau karbontetraklorida
dari pada dalam air (Svehla,1990:139). Selain itu menurut Underwood,2002, iodin hanya
larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25ºC). Untuk dua pelarut yang tidak saling
melarutkan, seperti air dan karbontetraklorida, ketika dicampurkan akan terbentuk dua fasa
yang terpisah. Jika ke dalamnya ditambahkan zat terlarut yang dapat larut di kedua fasa
tersebut, seperti iodium yang dapat larut dalam air dan CCl4, maka zat terlarut akan
terdistribusi di kedua pelarut (yang berbeda fasa) tersebut, sampai tercapai kesetimbangan
(Mulyani,2007:23). Pada saat tersebut potensial kimia zat terlarut di fasa 1 sama dengan
potensial kimianya di fasa 2 (Khoerunnisa, 2014). Karena keduanya tidak
bergantung pada komposisi, maka pada T tetap,
[𝐼2 ]𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘
𝐾𝐷 =
[𝐼2 ]𝑎𝑖𝑟

IV. Metode Percobaan


IV.1 Alat dan Bahan
a. Alat b. Bahan
 Erlenmeyer bersumbat 250  Larutan jenuh iodin dalam
mL kloroform
 Gelas ukur 10, 25, 250 mL  Larutan KI 0,1M
 Pipet seukuran 5 & 25 mL  Larutan Natrium tiosulfat
 Buret 50 mL 0,002M
 Botol Semprot  Larutan amilum 1%
 Padatan kristal Ki
 Aquadm

IV.2 Cara Kerja


Disiapkan dua labu erlenmeyer 500 mL lalu ditandai dengan label A dan B. Dimasukkan
20 mL larutan jenuh I2 dalam CHCl3. Kedalam labu A dimasukkan 200 mL air dan ke dalam
labu B dimasukkan 200 mL larutan satandar KI 0,1 M. Kedua labu lalu ditutup dengan rapat
dan diguncangkan dengan kuat. Kedua labu diletakkan kedalam termostat bersuhu 30ºC
selama 60 menit, sambil sesekali dikeluarkan untuk diguncangkan, sehingga tercapai
kesetimbangan. Pada labu A kedua lapisan dipisahkan, lalu diambil 2 mL larutan dari lapisan
CHCl3 dan 50 mL dari lapisan air. Pada labu B kedua lapisan juga dipisahkan, lalu diambil 5
mL dari lapisan CHCl3 dan 50 mL dari lapisan air. Keempat larutan dimasukkan ke 4
erlenmeyer yang baru dan ditambahkan 2 gram padatan kristal KI dan 20 mL air lalu dititrasi
dengan larutan standar Natrium tiosulfat dan digunakan larutan amilum 1% sebagai
indikator. Amilum 1% ditambahkan ketika warna analit sudah berwarna kuning pucat.
Kemudian dititrasi lagi hingga warna analit menjadi tidak berwarna.

V. Data Pengamatan

[𝑁𝑎2 𝑆2 𝑂3 ] = 0,0207 M
[𝐾𝐼] = 0,1012 M
Massa KI = 2 gram
Suhu = 30ºC
Labu A Labu B Warna
Lapisan/
Volume Volume
Fasa awal +indikator akhir
(mL) (mL)
Air(A)/
5,9 27,3 kuning biru tidak berwarna
KI(B)
CHCl3 26 11,5 kuning biru tidak berwarna

VI. Perhitungan dan Pengolahan Data


Reaksi yang terjadi
𝐼2 + 𝐼 − ⇌ 𝐼3−
𝐼3− + 2𝑆2 𝑂32− ⇌ 3𝐼 − + 𝑆4 𝑂62−

𝐼2 + 2𝑆2 𝑂32− ⇌ 2𝐼 − + 𝑆4 𝑂42−

 Labu A
1. I2 dalam CHCl3
n Na2SO3 = 2n I2
[Na2SO3]. V Na2SO3 = 2[I2]. V I2
[Na2SO3].V Na2SO3 0,0207.26
[I2]CHCl3 = = = 0,13455𝑀
2.V I2 2.2

2. I2 dalam air
[Na2SO3].V Na2SO3 0,0207.5,9
[I2]air = = = 1, 2213×10-3 M
2.V I2 2.50

3. Nilai Kd
[𝐼2]𝐶𝐻𝐶𝑙3 0,13455
KD = [𝐼2]𝑎𝑖𝑟
= 0,0012213 = 110,1694

 Labu B
1. I2 dalam KI
n Na2SO3 = 2n I2
[Na2SO3].V Na2SO3 0,0207.27,3
[I2]KI = = = 0,0113022𝑀
2.V I2 2.25
2. I2 dalam CHCl3
[Na2SO3].V Na2SO3 0,0207.11,5
[I2]CHCl3 = = = 0,023805𝑀
2.V I2 2.5

3. I2 dalam air
[𝐼2]𝐶𝐻𝐶𝑙3
KD = [𝐼2]𝑎𝑖𝑟
[𝐼2]𝐶𝐻𝐶𝑙3 0,023805
[I2]air = = = 2,1607 x 10--4M
𝐾𝐷 110,1694

4. I3- dalam air


[I3-] = [I2]KI – [I2]air = 0,0113022 – 2,1607 x 10-3 = 9,14143 x 10-3M

5. [I-] = 0,1 - [I3-] = 0,1 - 9,14143 x 10-3 =0,09085 M

6. Penentuan Nilai Kc
[I3−]
Kc= [I2]air.[I−] = 465,687

VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Nilai tetapan kesetimbangan dari reaksi 𝐼2 + 𝐼 − → 𝐼33− adalah 465,687.

Daftar Pustaka
Ackermann, M. N., 1987. Determination of the Equilibrium Constant for Triiodide
Formation: Use of a Less Toxic Solvent, Vol 55, Number 12
Palmer, D. A., Ramette, R. W., & Mesmer, R. E. 1984. Triiodide ion formation equilibrium
and activity coefficients in aqueous solution. Journal of Solution Chemistry,
13(9), 673–683. doi:10.1007/bf00650374
Gaffney, J. S., & Marley, N. A. 2018. Chemical Equilibrium. General Chemistry for
Engineers, 213–239. doi:10.1016/b978-0-12-810425-5.00007-2
Khoerunnisa, D. (2014). Penentuan Koefisien Distribusi. UIN, Jakarta
Mulyani, Sri dan Hendrawan. 2010. Common Textbook Kimia Fisika II. Bandung:
JICAIMSTEP
Rattenbury, E. M. (1966). Iodometric Titrations. Introductory Titrimetric and Gravimetric
Analysis, 108–129. doi:10.1016/b978-0-08-011950-2.50009-9
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks AnalisisAnorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
Underwood, A.L dan R.A Day, JR. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai