Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PERCOBAAN KE-5

REFRAKTOMETRI

OLEH :

Kelompok : 3

Moch. Soleh Mudzakir (150332601999)*


Nurmalia Dinita Sari (150332604271)
Siti Hartinah. Q (150332600471)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Oktober 2017
A. Judul Percobaan
Refraktomerti

B. Tujuan Percobaan
 Dapat memahami prinsip kerja refraktometri.
 Dapat menentukan konsentrasi larutan gula melalui kurva kalibrasi.

C. Dasar Teori
Jika cahaya masuk dari suatu medium ke medium lain frekuensi cahaya tidak
berubah tetapi cepat rambatnya akan berubah.

Kecepatan cahaya Kecepatan cahaya


dalam ruang hampa dalam medium

Perbandingan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat
cahaya dalam medium (v) disebut indeks bias mutlak dari medium (n).

Dirumuskan dengan :

𝑛 = 𝑐/𝑣

Cepat rambat dalam medium (v) lebih kecil di bandingkan cepat rambat dalam
ruang hampa (c ). Hal ini di sebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalam
medium. Dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) di tentukan oleh atom-atom
dalam medium dah hal ini berakibat pada harga indeks bias (n). secara atomic harga
indeks bias di rumuskan :

e2 0
n = 1 + N. . ∈ x ∑ fi /𝑤𝑖
me
N =jumlah atom perstuan volume

e= elektron

𝑚𝑒 = massa electron

∈0 = permivitas ruang hampa

Wi = frekuensi karakteristik

fi = frekuensi osilasi

Dari persamaan diatas dapat dipahami bahwa indeks bias berbanding lurus dengan
jumlah atom per satuan volume. Dengan kata lain semakin besar konsentrasi larutan,
maka semakin besar pula indeks biasnya. Pada percobaan penentuan kadar gula pada
percobaan ini di dasarkan indeks bias larutan gula dengan menggunkan alat
refractometer.

D. Alat dan Bahan


Alat :
 Refractometer
 Pipet ukur 10 mL
 Pipet volume 25 mL
 Beaker glass 50 mL
 Pengaduk
 Tabung reaksi

Bahan :

 Gula
 Aquades
E. Rangkaian Alat

F. Langkah Kerja
1. Dipelajari setiap bagian di refraktometer.
2. Dipelajari cara menggunakan refractometer.
3. Di buat larutan gula dengan konsentrai 50 % dengan cara mencampurkan gula 25
gram dan 25 mL air.
4. Gula dengan konsentrasi 50 % diencerkan menjadi konsentrasi 40 %.
5. Gula dengan konsentrasi 40 % diencerkan menjadi konsentrasi 30 %.
6. Gula dengan konsentrasi 30% di encerkan menjadi konsentrasi 20 %.
7. Gula dengan konsentrasi 20 % diencerkan menjadi konentrasi 10 %.
8. Disiapkan air murni.
9. Di teteskan ke enam larutan tersebut secara bergantian(di mulai dari air murni, lalu
gula dengan konsentari terendah) diatas prisma refraktometer, kemudian tutup,
diamati dan di catat indeks biasnya.
10. Setiap penggantian larutan yang di uji, prisma refraktometer di bersihkan dengan
menggunakan tisu yang di tetesi etanol.
11. Dibuat kurva kalibrasi antara indeks bias (n) versus konsentrasi (%).
12. Ukur indeks bias larutan sampel yang di uji.
13. Dengan mengalurkan data indeks bias larutan gula sampel pada kurva kalibrasi,
tentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.

G. Analisis prosedur
No. Prosedur Analisa Prosedur
1. Dipelajari bagian dari refractometer Untuk mengetahui bagian- bagian
dari refraktometri dan cara
penggunaannya
2. Dibuat larutan gula dengan konsentrasi Untuk mengetahui perbedaan indeks
50%, 40%, 30%, 20%, 10% dan air murni bias dari larutan gula dengan
( 0 %) berbagai konsentrasi.
3. Dibuat kurva kalibrasi antara indeks bias Untuk menentukan konsentrasi
Vs konsentrasi larutan gula sampel.
4. Indeks bias larutan sampel diukur. Untuk mengetahui indeks bias
larutan gula sampel.
5. Dihitung konsentrasi larutan gula pada Untuk mengetahui konsentrasi
sampel. sampel melalui kurva kalibrasi.

H. Data Hasil Pengamatan


Indeks bias (n)
Larutan gula 1 2 3 Rata-rata
50 % 1,418 1,419 1,418 1,4183
40 % 1,399 1,398 1,399 1,3986
30 % 1,380 1,381 1,380 1,3803
20 % 1,362 1,363 1,363 1,3626
10 % 1,346 1,347 1,347 1,3466
0% 1,340 1,340 1,340 1,340
Sampel X 1,406 1,406 1,406 1,406
Perhitungan untuk membuat larutan gula dengan berbagai konsentrasi
a. Larutan gula dengan konsentrasi 50 %
Sebanyak 25 gram gula dilarutkan ke dalam 25 gram aquades
b. Larutan gula dengan konsentrasi 40 %
Di peroleh dari pengenceran lauran gula 50 %
50 % x m = 40 % x 50 gram
2000 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 50

m = 40 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 10 gram aquades
c. Larutan gula dengan konsentrasi 30 %
Di peroleh dari pengenceran larutan gula 40 %
40 % x m = 30 % x 50 gram
1500 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 40

m = 37,5 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 12, 5 gram aquades
d. Larutan gula dengan konsentrasi 20 %
Di peroleh dari pengenceran lauran gula 30 %
30 % x m = 20 % x 50 gram
1000 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 30

m = 33,33 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 16,67 gram aquades
e. Larutan gula dengan konsentrasi 10 %
Di peroleh dari pengenceran lauran gula 20 %
20 % x m = 10 % x 50 gram
500 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 20

m = 25 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 25 gram aquades
I. Analisis Data dan Pembahasan

Pada percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip kerja refraktometer dan
menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi. Refraktometer adalah
alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias suatu cairan. Perbandingan cepat
rambat cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam medium (v)
disebut indeks bias mutlak dari medium (n).

Cepat rambat dalam medium (v) lebih kecil di bandingkan cepat rambat dalam
ruang hampa (c ). Hal ini disebabkan oleh rendaman osilasi dari atom-atom dalam
medium. Dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) ditentukan oleh atom-atom
dalam medium. hal ini berakibat pada harga indeks bias (n), semakin banyak jumlah
atom-atom dalam suatu medium maka indeks biasnya juga semakin besar.

Dari data hasil pengamatan yang di peroleh di buat kurva kalibrasi indeks bias vs
konsentrasi, sehingga di peroleh kurva sebagai berikut :

Kurva kalibrasi Indeks Bias Vs Konsentrasi


1.43
1.42
y = 0.1615x + 1.334
1.41
1.40
1.39
Indeks Bias (n)

1.38
1.37
1.36
1.35
1.34
1.33
1.32
-5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60%
Konsentrasi (%)
Data tersebut dapat membuktikan bahwa indeks bias berbanding lurus dengan
konsentrasi. Sehingga, semakin besar konsentrasi, maka semakin besar indeks bias (n)
yang di uji pada masing-masing sampel. Dari persamaan garis dari kurva kalibrasi
tersebut bisa di gunakan untuk mengitung konsenrasi larutan gula sampel yang
sebelumnya sudah di ukur indeks biasnya yaitu 1,406 .

Y = mx + C

y = 0,161x + 1,334

1,406 = 0,161x + 1,334

1,406 – 1,334 = 0,161x

0,072 = 0,161x

0,072
X= = 0,4472 x 100 %
0.161

X = 44,72 %

J. Kesimpulan
1. Konsentrasi larutan berbanding lurus dengan indeks bias, sehingga semakin besar
konsentrasi larutan maka semakin besar pula indeks biasnya.
2. Konsentrasi larutan gula sampel dapat ditentukan dengan kurva kaliblasi indeks bias
Vs konsentari yaitu 44,72 %

K. Jawaban pertanyaan
1. Yang di maksud dengan larutan gula dapat dinyatakan dalam bentuk apa saja adalah
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah zat larutan ( dalam larutan) dapat
dinyatakan dalam bentuk persen berat, persen mol, persen volume.
2. Air yang di perlukan untuk mencampurkan 50 gram gula untuk membuat larutan gula
50 % yaitu 25 mL.
3. Larutan gula dengan konsentrasi 40 %
Di peroleh dari pengenceran lauran gula 50 %
50 % x m = 40 % x 50 gram
2000 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 50

m = 40 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 10 gram aquades

Larutan gula dengan konsentrasi 30 %


Di peroleh dari pengenceran larutan gula 40 %
40 % x m = 30 % x 50 gram
1500 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 40

m = 37,5 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 12, 5 gram aquades

Larutan gula dengan konsentrasi 20 %


Di peroleh dari pengenceran lauran gula 30 %
30 % x m = 20 % x 50 gram
1000 𝑔𝑟𝑎𝑚
m=
30

m = 33,33 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 16,67 gram aquades

Larutan gula dengan konsentrasi 10 %


Di peroleh dari pengenceran lauran gula 20 %
20 % x m = 10 % x 50 gram
500 𝑔𝑟𝑎𝑚
m= 20

m = 25 gram larutan gula (yang di timbang)


ditambah 25 gram aquades

4. Untuk menyatakan soal 2 dalam molar digunakan rumus


Gula 50 %
𝑚𝑡 1000 50 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
M = 𝑀𝑟x 𝑚𝑝 =342 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 𝑥 = 5,84 mol
25 𝑚𝐿
Daftar Pustaka

Sumari, dkk. 2017. “Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II”. Universitas Negeri Malang
Atkins, P. W. 1986. Physical Chemistry.3rd. edition. Oxford : Oxford Universit Press

Anda mungkin juga menyukai