Disusun oleh:
Sinta nur fauziyah
48401210006
- Diamati
- Dicatat
Volume NaOH
- Diulang 3 kali
Konsentrasi NaOH
-
NaOH HCl + Indikator PP
- Diamati
- Dicatat
Volume NaOH
- Diulang 3 kali
Konsentrasi HCl
3.3 Hasil Pengamatan
Tabel penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Perc Warna larutan Warna larutan
. ke C2H2O4 C2H2O4 Volume
sebelum dititrasi sesudah dititrasi NaOH
dengan NaOH dengan NaOH
1 Tidak berwarna Merah muda 13
Tabel penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH
Perc Warna larutan Warna larutan
. ke HCl HCl Volume
sebelum dititrasi sesudah dititrasi NaOH
dengan NaOH dengan NaOH
1 Tidak berwarna Merah muda 14
3.4 Analisis Data
1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Pada percobaan pertama kami menentukan konsentrasi NaOH dengan cara
mentitrasikannya dengan larutan baku asam oksalat hingga berubah warna menjadi
merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 13 ml.
Dengan menggunakan rumus:
V 1 +V 2 +V 3
V rata−rata=
3
Sehingga dapat dihitung Konsentrasi NaOH dengan menggunakan rumus :
V1 M1 n = V2 M2 n
13ml . M1=10 ml . 0,1
Ml=1m/ml
13ml
M1= 0,076M
Dan diperoleh Molaritas NaOH sebesar 0,076M
2. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
Pada percobaan kedua kami menentukan konsentrasi HCl dengan cara dititrasi
dengan larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya hingga berubah warna menjadi
merah muda. Pada pengulangan satu kami mendapatkan volume NaOH sebesar 14 ml.
Dengan menggunakan rumus:
V 1 +V 2 +V 3
V rata−rata=
3
Diperoleh volume rata-rata NaOH sebesar 3,9 ml. Sehingga dapat dihitung
Konsentrasi HCl dengan menggunakan rumus :
V1 M1 n = V2 M2 n
1. Pembuatan larutan hcl 32%
Data yang diketahui
Densitas Hcl (p) =1,18 gr/mL
% Hcl = 32%
BM = 36,5 gr/mol
Sehingga konsentrasi awal (pekat) Hcl induk adalah
M1= p x % x 1000mL
BM
= 1,18 gr/ml x1000
36,5 gr/ml
M1= 10,34 M
V1 M1 n = V2 M2 n
V1=14 ml x 1M
10,35 M
V1= 1,35 mL
Hcl
V1 M1 n = V2 M2 n
14ml x M1 =10 mL x 1M
M1 = 1M/ml
14 ml
M1= 0,0714M
Dan diperoleh Molaritas HCl sebesar 0,0714 M
3.5 Pembahasan
Kami melakukan percobaan titrasi asam basa meliputi dua percobaan yaitu
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan asam baku oksalat (ditambah
indikator phenophtalein)
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan NaOH (ditambah indikator
phenophtalein)
Pada percobaan pertama, larutan standar yang kami gunakan adalah NaOH dan
phenophtalein sebagai indikatornya serta volume NaOH yang dihasilkan yaitu 13 ml.
Perubahan warna yang terjadi adalah dari tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini
sesuai dengan teoritis yang ada.
Pada percobaan kedua, kami menggunakan NaOH sebagai larutan standarnya
dan juga phenophtalein sebagai indikator. Titrasi juga dilakukan sampai terjadi
perubahan warna dari yang tidak berwarna menjadi merah muda, hal ini sesuai dengan
teoritis yang ada. Volume yang dihasilkan yaitu 14 ml.
3.6 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
· Dari percobaan I titrasi antara NaOH dan asam oksalat dengan menggunakan
indikator PP kami peroleh hasil sebagai berikut:
Volume NaOH sebesar 13 ml, sehingga didapatkan konsentrasi NaOH sebesar
0,076 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP
awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.
· Dari percobaan II titrasi antara NaOH dan HCl dengan indikator PP kami
peroleh hasil sebagai berikut:
Volume NaOH sebesar 14 ml, sehingga didapatkan konsentrasi HCl sebesar
0,0714 M. Perubahan warna yang terjadi pada larutan asam oksalat setelah ditetesi PP
awalnya bening dan setelah bercampur dengan NaOH berubah warna menjadi pink.
· Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa titrasi telah mencapai titik ekuivalen
yaitu konsentrasi HCl sama dengan NaOH sehingga larutan yang ditambahkan PP
menjadi warna pink
3.7 Jawaban Pertanyaan
1. Pada titrasi larutan NaOH dengan asam oksalat menggunakan indikator
phenophtalein karena indikator phenophtalein akan mengalami perubahan warna apabila
telah melewati titik akhir titrasi dan mempunyai jangkauan pH antara 8,0-9,6.
Phenophtalein akan berubah warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH
sekitar 8,2 atau lebih. Perubahan warna indikator phenophtalein akan tidak berwarna
jika berada dalam larutan asam dan akan berubah warna menjadi merah muda dalam
larutan basa. Sehingga indikator phenophtalein adalah indikator yang paling tepat
digunakan untuk memperkecil kesalahan pada titrasi larutan NaOH dengan asam
oksalat.
2. Perbedaan titik ekuivalen dengan titik akhir titrasi yaitu titik ekuivalen adalah
titik dimana asam dan basa tepat habis bereaksi, keadaan ini sulit untuk diamati karena
belum terjadi perubahan warna pada larutan. Sedangkan titik akhir adalah keadaan
dimana titrasi dihentikan, keadaan ini mudah diamati yaitu pada saat terjadinya
perubahan warna pada larutan.
3. Pada percobaan titrasi asam basa, larutan C2 H 2 O 4 (asam oksalat) berfungsi
sebagai larutan baku primer, NaOH sebagai larutan baku sekunder, dan HCl sebagai
larutan baku tersier.
Daftar Pustaka
Tim Kimia Dasar. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. I. Jurusan Kimia
FMIPA UNESA. Surabaya.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sultan-ageng-tirtayasa/
teknologi-pangan/laporan-praktikum-titrasi-asam-basa/19224534
LAMPIRAN FOTO
1. penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat