PENDAHULUAN
para mahasiswa. Etil alkohol (C2H5OH) sudah diketahui dan digunakan sejak
zaman dahulu; karena senyawa ini merupakan hasil fermentasi anaerob dari
karbohidrat yang terdapat dalam tumbuhan. Zat ini digunakan secara luas dalam
Resol merupakan produk reaksi antara fenol dan formaldehida terlebih dalam
hadirnya basa. Dibawah kondisi demikian fenol hadir sebagai anion yang
prapolimer dengan berat molekul rendah. Mereka dapat larut dalam basa dan
merupakan campuran yang rumit dari berbagai senyawa, tetapi suatu struktur
cinci-cincin benzena terjadi dari kondensasi antara metilolfenol dan posisi orto
atau para yang tersedia baik oleh reaksi pergantian SN2 langsung gugus hidroksil
maupum oleh reaksi adisi michael ke struktur kuinon metid orto atau para yang
beberapa sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol beserta membedakan antara
1. Untuk mempelajari beberapa sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol.
3. Untuk mengetahui beberapa reaksi alkohol dan fenol dengan Na2CO3, dan
dengan air dan n-Heksana, mereaksikan alkohol primer, sekunder, dan tersier,
serta fenol dengan pereaksi Lucas. Mereaksikan alkohol dan fenol dengan
TINJAUAN PUSTAKA
karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak
gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai alkohol primer dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon primer, alkohol sekunder dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom sekunder, alkohol tertier dimana gugus hidroksida
terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan fenol mempunyai rumus struktur yang
seripa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin
aromatik, maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH (Stevens, 2001).
Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan
dengan minuman keras. Bahan aktif dalam minuman keras atau minuman
beralkohol adalah etanol atau etil alkohol. Berbeda dengan alkohol adalah etanol
Berbeda dengan alkohol yang sudah tidak asing lagi bagi orang awam,
fenol justru sangat jarang disebut di kalangan masyarakat. Padahal, fenol juga
(Pudjaatmaja, 1986).
Titik didih alkohol relatif sangat tinggi dibanding dengan eter atau
hidrokarbon dengan bobot molekul yang sama. Alasan tingginya titik didih
alkohol ialah karena molekul ini membentuk ikatan hidrogen satu sama lain.
Ikatan O-H sangat polar karena tingginya keelektronegatifan atom oksigen.
Karena tingginya muatan positif parsial dan kecilnya atom hidrogen. Dua molekul
alkohol atau lebih dapat berasosiasi satu sama lain melalui ikatan hidrogen
yang berbahaya karena bersifat toksik. Senyawa fenol dalam perairan memiliki
sifat racun terhadap organisme hidup seperti ikan. Fenol dikenal sangat reaktif
terhadap jaringan tubuh manusia, dapat menyebabkan intansi pada mata, hidung
dan tenggorokan. Fenol juga beracun terhadap sistem pernafasan dan dapat
terus-menerus. Efek racun ini akan bertambah besar dengan banyaknya substituen
hijau dan biru. Tergantung pada berbagai faktor misalnya senyawa fenol yang
digunakan, pelarut dan konsentrasi. Karena beberapa faktor itu kadang beberapa
fenol tidak memberi warna atau tesnya negativ sehingga harus disertai dengan
METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu: alkohol primer,
tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, gelas ukur 10 mL dan gelas piala 50 mL.
Prosedur kerja dalam percobaan kelarutan dalam air dan n-heksana, yaitu:
Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi 0,5 mL H2O dan
0,5 mL n-heksana. Diisi 10 tetes metanol pada tabung reaksi, 10 tetes etanol pada
tabung reaksi, 10 tetes 1-propanol pada tabung reaksi, 10 tetes 2-propanol pada
tabung reaksi, 10 tetes amyl alcohol pada tabung ke lima, 10 tetes 1-butanol pada
fenol.
reagen Lucas dengan pipet tetes lalu dimasukkanke dalam tabung reaksi dan
Lucas dengan pipet tetes lalu dimasukkanke dalam tabung reaksi dan diamati.
mLreagen` Lucas dengan pipet tetes lalu dimasukkanke dalam tabung reaksi
dandiamati.
tabung reaksi dan diamati. Diambil 1 mL etanol lalu ditambahkan beberapa tetes
FeCl3 tetes lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diamati. Diambil 1 mL
2-butanol lalu ditambahkan beberapa tetes FeCl3 tetes lalu dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan diamati. Diambil 1 mL fenol lalu ditambahkan beberapa tetes
BAB IV
Kelarutan dalam
pereaksi Lucas
4.2 Reaksi
c. CH3 CH3
OH Cl
OH Cl
d. + HClpekat ZnCl2
+ H2O
4.2.2 Reaksi alkohol dan fenol dengan natrium karbonat dan natrium
bikarbonat
1. Natrium karbonat
H2O + CO2
OH CH3
OH ONa
O O
2. Natrium Karbonat
H2O + CO2
OH CH3
OH ONa
O O
OH Cl
OH Cl
d. + FeCl3 3 + Fe(OH)3
4.3 Pembahasan
senyawa aromatik yang memiliki gugus aril yaitu, benzena yang kehilangan
bertambahnya gugus karbonil dan dapat bersifat semi polar bahkan bersifat
nonpolar. Hal ini dijelaskan dalam prinsip like dissolves like, bahwa pelarut akan
pelarut. Ini disebabkan karena adanya interaksi antar molekul pelarut dengan zat
terlarut, dan ditandai dengan terbentuknya ikatan tertentu diantara keduanya.
Artinya senyawa polar akan melarut dalam pelarut polar, dan sebaliknya senyawa
nonpolar juga akan melarut dalam pelarut nonpolar. Molekul air, dibentuk oleh
atom H dan O, dan alkohol juga dibentuk oleh atom H dan O oleh ikatan sigma.
Adanya gugus OH ini membuat alkohol memiliki polaritas yang hampir sama
turunan alkohol tidak akan sebanding dengan polaritas air, hal ini dipengaruhi
oleh kehadiran gugus allkil pada molekulnya. Gugus alkil merupakan gugus
nonpolar, semakin panjang alkil yang dimiliki oleh suatu senyawa maka Akan
Metanol, bersifat larut dalam air dan tidak larut pada n-Heksana yang
merupakan senyawa non polar, serta membentuk 1 fasa. Hal ini dikarenakan
metanol hanya memiliki satu gugus alkil, sehingga tidak merubah tingkat
dapat larut pada air maupun n-Heksana, dan membentuk 1 fasa, hal ini
menunjukkan bahwa keempatnya bersifat semi polar, yaitu dapat larut pada
senyawa polar maupun non polar. Gugus alkil yang dimiliki keempatnya memiliki
pengaruh yang sama besar dengan gugus hidroksil, sehingga bersifat semi polar.
Pada 2-Butanol, saat direaksikan dengan air, terbentuk endapan atau tidak
larut sehingga terbentuk 2 fasa, namun 2-Butanol dapat larut dalam n-Heksana, ini
yang bersifat polar. Dominasi gugus alkil tersebut mengganggu terjadinya ikatan
hidrogen antara gugus hidroksil dengan air. Oleh karena itu 2-Butanol membentuk
endapan saat direaksikan dengan air. begitu pula dengan 1-Butanol, dan
dengan air, sehingga tidak dapat larut dalam senyawa polar (air), dan dapat larut
keduanya tidak dapat larut pada n-Heksana dan membentuk 2 fasa, perbedaan
teori dan hasil praktikum ini dapat dipengaruhi oleh kesalahan dalam mencampur
bahan.
Adapun fenol yang larut dalam air dan n-Heksana. Fenol memiliki
kelarutan tak terbatas dalam air, hal ini disebabkan fenol memiliki sifat yang
elektron dari ikatan rangkap ke ikatan sebelahnya, resonansi terjadi pada gugus
beresonansi adalah elektron bebas dari atom O (yang berasal dari –OH).
yang telah terlepas tidak mampu terikat kembali pada gugus aromatik,
dan terbentuklah anion fenoksida C6H5O- yang dapat dilarutkan dalam air.
Lucas
atas campuran larutan ZnCl2 ditambah dengan HCl pekat. Reaksi antara alkohol
dengan hidrogen klorida akan menghasilkan suatu alkil halida. Kecepatan dan
mekanisme reaksi alkohol dengan hidrogen klorida bergantung pada struktur
SN1 berlangsung lebih cepat jika memiliki gugus alkil yang mengandung lebih
banyak atom dan elektron. Sehingga semakin banyak gugus alkil yang terikat
pada atom karbon bermuatan positif ( C+ terbentuk adanya pelepasan gugus pergi
pada tahap pertama SN1), berarti makin banyak atom yang dapat membantu
reaksi. Sehingga alkohol tersier yang memiliki banyak gugus alkil lebih cepat
alkohol sekunder (2-Butanol) tidak cepat dan tidak lambat bereaksi saat ditetesi
cepat bereaksi saat ditetesi dengan pereaksi Lucas. Adapun Fenol saat ditetesi
dengan pereaksi Lucas, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bereaksi, hal ini
Na2CO3 dan NaHCO3. Butil alkohol direaksikan dengan Na2CO3 dan NaHCO3
menghasilkan natrium alkoksida, air, dan gelembung gas CO2, hal ini
membuktikan bahwa butil alkohol bersifat asam. Hal ini dikarenakan saat alkohol
bereaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3, alkohol melepaskan proton (H+) atau
asam adalah suatu spesies kimia yang melepaskan suatu proton kepada spesies
Reaksi terjadi, ditandai dengan adanya pelepasan gas CO2 yang membuktikan
Na2CO3, hal ini dikarenakan alkohol merupakan asam yang sangat lemah, begitu
juga dengan Na2CO3 yang merupakan basa lemah, namun isopropil alkohol
bereaksi dengan NaHCO3 dan terdapat banyak gelembung gas CO2, yang
natrium fenoksida, air, dan gelembung gas CO2. Terbentuknya ion fenoksida
menyebabkan fenol lebih bersifat asam dibandingkan dengan alkohol, karena ion
dengan Na2CO3 dan NaHCO3 terdapat gelembung gas CO2 yang menandakan
bahwa fenol dan asam asetat merupakan asam lemah. Alkohol memiliki tingkat
keasamaan yang tinggi dibandingkan dengan air, namun fenol bersifat lebih lemah
dapat dituliskan sebagai berikut: asam asetat > fenol > air > alkohol.
FeCl3. Reaksi ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang merupakan alkoksik
kuat atau lemah, dengan melihat perubahan warna saat reaksi terjadi. Metanol,
etanol, dan 2-Butanol saat direaksikan dengan FeCl3 berubah warna menjadi
FeCl3. Warna kekuning-kuningan adalah warna dari larutan FeCl3, selain itu hal
perubahan warna menjadi ungu kehitaman, dan bereaksi tapi tidak semua
basa kuat, sama halnya dengan natrium hidroksida dalam air adalah basa kuat
lemah dari pada air). Sebaliknya fenol lebih asam dari pada air, fenol jika
yang sifat basanya lebih lemah. hal ini menandakan bahwa fenol merupakan
5.1 Kesimpulan
1. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam sifat kimia maupun sifat fisika,
hal ini didasarkan pada kelarutannya dalam air yang bersifat polar, dan
reaksi dapat dituliskan sebagai: alkohol tersier > alkohol sekunder > alkohol
primer.
3. Terjadi reaksi alkohol dan fenol dengan N2CO3 dan NaHCO3, yaitu pelepasan
gas CO2 yang menandakan bahwa alkohol dan fenol bersifat asam lemah.
5.2 Saran
dapat membahas dan membandingkan antara teori dengan praktek yang kita
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Garside, E, J., Phillips, F, R., 1962, A Textbook Of Pure And Applied Chemistry,
Sir Isaac Pitman dan Sons, London.
a
Makassar, 02 April 2014
Asisten Praktikan
Metanol
Hasil
Alkohol Primer,
Sekunder Dan Tersier
Tersier -
Hasil
Butil Alkohol,
Isoprofilalkohol, Fenol,
Asam asetat,
- Disiapkan 4 buah tabung reaksi
- Dimasukkan masing-masing kedalam tabung reaksi yang
berbeda sebanyak 1 ml
- Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambah dengan
Na2CO3 0,5 ml
- Dikocok dan dibiarkan selama 3-5 menit , diperhatikan
perubahan dan dicatat
- Dikerjakan seperti 1 s/d 4 (ganti Na2CO3 dan NaHCO3)
Hasil
Nb: Diganti Butil alkohol, isoprofilalkohol, fenol, asam asetat, dengan fenol.