hingga endapan yang telah terbentuk melarut kembali. Hal ini disebabkan karena
pada saat penambahan sedikit NH4OH terbentuk endapan AgOH yang berwarna
beberapa menit dan menghasilkan endapan cermin perak yang menempel pada
dinding tabung. Hal ini dikarenakan oleh glukosa yang tergolong jenis aldosa
(memiliki gugus aldehid) yang lebih mudah mengalami oksidasi. Gugus hemiasetal
dari glukosa inilah yang menyebabkan reduksi pada Ag+ menjadi Ag. Untuk sukrosa,
diberlakukan perlakuan yang sama. Seperti halnya glukosa, sukrosa juga memiliki
gugus hemiasetal yang bisa dioksidasi karena sukrosa terdiri dari glukosa dan
Tabel 4.1 Hasil pengamatan pada reaksi karbohidrat dengan larutan perak
bermoniak
10
AgNO3 + NH4OH + glukosa Hitam dan terdapat endapan cermin
(setelah pemanasan) perak
CH2OH
H C O H OHCH2 CH2OH
C
H
C C C OH H C
OH H
+ 2 Ag( NH 3)2 OH
O C C
OH C C
H OH
H
C OH
CH2OH
H C O H OHCH2 CH2OH
C
H
C + 2Ag + 4NH 3
C C OH H C
OH H
O C C
OH C C
H OH
H OH
11
4.2 Uji Karbohidrat dengan Pereaksi Fehling
Pada uji ini, glukosa direaksikan dengan larutan fehling A dan Fehling B dan
menghasilkan larutan berwarna biru tua dan terdapat endapan biru. Namun setelah
dipanaskan terbentuk endapan merah bata. Hal ini menunjukkan bahwa dalam larutan
terjadi reaksi redoks antara glukosa dengan larutan Fehling dimana CuO mengalami
reduksi membentuk Cu2O yang berwarna khas merah bata. Endapan yang terbentuk
bisa juga yang berwarna hijau, kuning orange atau merah, tergantung dari jenis gula
reduksinya.
Tabel 4.2 Hasil pengamatan pada uji karbohidrat dengan pereaksi Fehling
setelah dipanaskan tetapi ketika didinginkan berubah warna menjadi orange. Hal ini
12
disebabkan karena Benedict dengan gula reduksi akan terjadi reaksi oksidasi dan
berubah warna yang dihasilkan dari kupro oksida. Sama halnya seperti glukosa,
pada reaksi sukrosa dengan pereaksi ini menunjukkan perubahan warna sebab pada
dasarnya sukrosa jika dihidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hanya saja,
pada reaksi sukrosa dengan larutan Benedict menghasilkan perubahan warna larutan
dari biru menjadi biru kehijauan berbeda dengan glukosa. Hal ini disebabkan karena
perubahan warna larutan. Tetapi yang berperan penting dalam reaksi kimianya
Tabel 4.3 Hasil pengamatan pada uji karbohidrat dengan pereaksi Benedict
13
Reaksi Sukrosa dengan pereaksi Benedict
CH2OH
H C O H OHCH2 CH2OH
C
H
C C C OH H C
OH H + 2Cu(sitrat )2 –2
O C C
OH C C
H OH
H OH
CH2OH
H C O H OHCH2 CH2OH
C
H
C C C OH H C
+ 2H2O OH H
O C C
OH C C
H OH
H OH
+ Cu2O + 4 sitrat –2 + 4H +
merah bata
positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru, kemudian setelah
dipanaskan warna biru akan menghilang, dan setelah didinginkan, warna biru akan
timbul kembali. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan
kompleks antara amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin
kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif
akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di
14
dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut
dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin. Ketika amilum
dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk micelles yaitu molekul-molekul yang
bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada tingkat molekuler. Micelles ini
dapat mengikat I2 yang terkandung dalam reagen iodium dan memberikan warna
biru khas pada larutan yang diuji. Pada saat pemanasan, molekul-molekul akan
saling menjauh sehingga micelles pun tidak lagi terbentuk sehingga tidak bisa lagi
CH2OH CH2OH
H C O H H C O H
H H
C C C C
OH H OH H
O OH C C O C C O
H OH H OH
+ I2
15