Anda di halaman 1dari 22

KIMIA DASAR

Dr. St. Fauziah, S.Si,M.Si


GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK

Alkil Halida
• Alkil halida adalah turunan hidrokarbon dalam mana suatu atau lebih
hidrogennya diganti dengan halogen. Hampir semua hidrogen dalam
hidrokarbon dapat diganti dengan halogen.
• Notasi umum R-X sering digunakan untuk senyawa halida, dimana R
adalah suatu gugus alkil dan X suatu halogen.
• Kekuatan ikatan C menurun dari metil fluorida ke metil iodida, karena
ikatan lebih efisien antara orbital-orbital dengan bilangan kuantum utama
yang sama dan ikatan melemah dengan meningkatnya jari-jari atom.
• Halida sederhana umumnya dinamai sebagai turunan hidrogen halida,
sedangkan menurut sistem IUPAC halida diberi nama sesuai dengan
turunan hidrokarbon. Contoh :
• Sifat fisik beberapa alkil halida antara lain : umumnya cair, larut dalam air,
tetapi dapat saling melarutkan dengan hidrokarbon cair.

Kerapatan
Nama Senyawa Rumus Tl (oC) Td (oC)
(Cair)
Metil fluorida CH3F -142 -79,0 0,877
Metil klorida CH3Cl - 97 -23,7 0,920
Metil bromida CH3Br - 93 4,6 1,732
Metil iodida CH3I - 64 42,3 2,279
Etil klorida CH3CH2Cl -139 13,1 0,910
Etil bromida CH3CH2Br -119 38,4 1,430
n-Propil klorida CH3CH2CH2Cl -123 46,4 0,890
isopropyl klorida (CH3)2CHCl -117 36,5 0,860
n-Butil bromida CH3(CH2)3Br -112 101,6 1,275
Isobutil bromida (CH3)2CHCH2Br -120 91,3 1,250
Sek-butil bromida CH3CH2CHBrCH3 -112 68,0 1,259
t-Butil bromida (CH3)3CBr - 20 73,3 1,222
n-oktadekil bromida CH3(CH2)17Br 34 170/0,5
• Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis, yang
dengan mudah diubah ke dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat
diperoleh melalui banyak cara.
• Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkil halida antaralain :
a. substitusi nukleofilik
Suatu nukleofil (Z:) dapat menyerang alkil halida pada atom karbon
sp3 yang mengikat halogen (X), menyebabkan pengusiran halogen
(halogen disebut gugus pergi) dan digantikan oleh nukleofil.
Persamaan umum untuk rekasi subtitusi nukleofilik dapat ditulis sbb:

1.

2.

Contoh reaksi :
• Mekanisme substitusi nukleofilik, terdiri dari substitusi nukleofilik mono
molekular disingkat SN1 dan substitusi nukelofilik bimolekuler SN2.
(i). Reaksi SN1
• Mekanisme reaksi SN1, melalui dua tahapan, yaitu pembentukan ion
karbonium dan penyerangan nukleofil terhadap ion karbonium.
• Kecepatan reaksi hanya dipengaruhi oleh substrat, kekuatan nukleofil
tidak berpengaruh terhadap kecepatn reaksi, karenanya disebut
subtitusi monomolekular.

• Pada reaksi ini, jika gugus pergi bersifat kiral, reaksi menyebabkan
hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik.
• Karena reaksi berlangsung melalui ion karbonium, maka kereaktifannya
sesuai dengan urutan kesetabilan ion karbonium, 3o > 2o > 1o.
(ii). Reaksi SN2
• Mekanisme reaksi SN2, berjalan dengan satu tahapan.
• Kecepatan reaksi dipengaruhi baik substrat maupun nukleofil, sehingga
disebut subtitusi bimolekular.

• Pada reaksi SN2 terjadi pembalikan (inversi) konfigurasi, karena


serangan nukleofil berasal dari arah yang berlawanan dengan gugus
pergi.
• Halangan ruang (sterik efek) sanggat berpengaruh terhadap reaktivitas
senyawa, dimana reaktifitas semakin meningkat dari 1o > 2o > 3o.
b. Reaksi eliminasi
• Reaksi eliminasi adalah reaksi pembentukan ikatan rangkap dengan
pelepasan halogen sebagai hidrogen halida.
• Mekanismenya ada dua cara, yaitu reaksi eliminasi monomolekuler (E1)
dan eliminasi bimolekuler (E2)
• Reaksi E1 berjalan dua tahap; pertama pembentukan karbon ion dengan
pelepasan klor, kedua pembentukan etena dengan pelepasan proton,
dimana ionisasi dari substrat sanggat berpengaruh terhadap laju reaksi.
- +
-Cl -H
C H 3 - C H 2C l CH3 - CH2 C H 2= C H 2

• Reaksi E2, berlangsung hanya satu tahap, pelepasan hidrogen dan


halogen yang berkedudukan trans terjadi serentak, sehingga kekuatan
nukleofil sanggat mempengaruhi laju reaksi.
H
CH2 CH2 CH2 = CH2 HCl
Cl
• Urutan kecendrungan terjadinya reaksi E1 adalah 1o > 2o > 3o,sedangkan
reaksi E2 adalah sebaliknya.
Alkohol
• Alkohol ditulis sebagai R-OH, dimana hidroksilat ini disebut sebagai gugus
fungsi hidroksil (-OH).
• Jika gugus -OH terikat pada karbon alifatik disebut alkohol alifatik
sedangkan jika terikat pada cincin aromatik disebut alkohol aromatik.
alkohol alifatik dikelompokkan berdasarkan posisi karbon yang mengikat
gugus -OH, yaitu :
CH
3
CH
3-CH
2-CH
2-OH H3CCH OH CH 3 C OH
CH 3 CH 3
n-propanol sek, isopropanol tert, neopentanol
(alkohol primer; 1o) (alkohol sekunder; 2o) (alkohol tersier; 3o)

• Penamaan alkohol secara sistematik sama dengan alkana, tetapi akhiran


ana diganti dengan ol. Contoh :
CH2-OH
CH3-OH H3C CH CH3 CH3 CH CH2 CH3
OH OH
metanol 2-propanol 2-butanol
fenil metanol
• Reaksi-reaksi yang terjadi pada alkohol antara lain adalah :
a. reaksi antara alkohol dengan asam sulfat.
C
2H 5OH +
H
O
S
O
O
H
2 C 2H 5O SO2H + H
O
2
etanol etil hidrogensulfat
b. reaksi alkohol dengan asam karboksilat
OO
C
H
2 5-OH C
+H3 C OH C
H
3 C O -
C H
2
5H
+
2O
etanol asam asetat etiletanoat
c. reaksi dengan PCl3, PCl5 dan SOCl2
3CH3OH + PCl3 → 3CH3Cl + H3PO3
4CH3OH + PCl5 → 4CH3Cl + H3PO4 + HCl
CH3OH + SOCl2 → CH3Cl + HCl + SO2

d. dengan pereaksi Lucas

RCH2-OH + HCl → RCH2-Cl + H2O

Reaksi ini digunakan untuk membedakan jenis alkohol, dimana urutan


kecepatan reaksinya adalah 1o > 2o > 3o
e. Reaksi Oksidasi
(i) oksidasi alkohol primer
O O
K 2C r2O 7
C H 3C H 2C H 3O H C H 3C H 2 C H C H 3C H 2 C O H
a ta u K M n O 4
propanal asam propanoat
(ii) oksidasi alkohol sekunder
C
H3 O
K
2Cr2O
7
C
H3-C
-OH C
H3 CC
H3
a
tauK
M n
O 4
H
aseton/metanon
(ii) oksidasi alkohol tersier

C
H
3
K
C
2r
2O7
C
H
3-
C-O
H Tidak
Tidak bereaksi
bereaksi
a
t
auK
Mn
O4
C
H
3

Reaksi-reaksi diatas juga dapat membedakan alkohol 1o, 2o, 3o


f. Dehidrasi Alkohol
Dehidrsi alkohol adalah reaksi pelepasan air dari alkohol menghasilkan
ikatan rangkap dua atau alkena (reaksi eliminasi) dengan urutan
rekatifitas yaitu : 3o > 2o > 1o

g. Reaksi fenol dengan asil halida


OH
O O CH3
CH3 C C HCl
O
Cl
feniletanoat
h. Reaksi fenol dengan NaOH
OH ONa

NaOH H2O

Natrium fenolat
• Ada dua perbedaan mendasar antara alkohol dan fenol yaitu :
1. fenol bersifat asan sedangkan alkohol tidak asam,
2. gugus -OH pada alkohol alifatik dapat disubtitusi sedangkan gugus -OH
pada fenol tidak dapat disubtitusi, akibat terbentuknya ion fenolat yang
distabilkan oleh resonansi.
O

O H O O

O O

Alkohol alifatik tidak dapat beresonansi sehingga sangat sulit


melepaskan proton dan ion etoksida yang terbentuk tidak setabil.
-
C
H
-
C
H
-
O
3
2HC
H
-
C
H
-
O
3
2
etanol ion etoksida
Eter
• Eter dengan rumus umum R-O-R termasuk golongan oksida organik yang
banyak digunakan dilaboratorium dan industri sebagai pelarut organik.
• Eter berbeda dengan alkohol. Dengan berat molekul yang sama eter
memiliki titik didih yang lebih rendah karena tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen
• Penamaan eter secara trivial menggunakan nama alkil + eter, sedangkan
secara sistematik menggunakan alkoksi + alkana. Contoh :
CH3
H3C O CH2-CH3 H3C O C-CH3
metil etil eter metil isopropyl eter
(metoksietana) (2-metoksipropana)

• Beberapa ester siklik yang banyak dikenal antaralain, etilen oksida,


tetrahidrofuran dan dioksan.
H2C CH2 H2C CH2 O
H2C CH2
O H2C CH2
H2C CH2
O O
Etilen oksida tetrahidrofuran dioksan
• Eter bereaksi sebagai basa lewis kareana adanya pasangan elektron
bebas pada oksigen yang dapat bereakasi dengan proton dari asam.
Contoh :
R O R + H R O R
H

R O R + B F 3 R O R
B F 3

H
C
2 C
H
2 +
H
+HO
2 H
O
CH2C H2O H
O
etilen glikol

H
C
2 C
H
2 +
H
+H
OC
H
C
H
2O
HH
2 OC
H
2 CH 2OC H C
2 H
O
H
2
O
dietilen glikol

H
C
2 C
H
2 +
H
+C
HM
g
B
r C
H
C
HC
HO
Mg
Br C
HCH C H O
H
O 3 322 3 2 2
propanal
Aldehid dan Keton

• Aldehida dan keton adalah senyawa yang mengandung gugus karbonil


C=O dan semua senyawa yang mengandung gugus ifungsi ini disebut
senyawa karbonil.
O O
R C H R C R'
aldehid keton

• Perbedaan aldehid dan keton yang paling menonjol adalah; (i) aldehid
cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit dan (ii) aldehid lebih
reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofilik.
• Hibridisasi atom karbon karbonil adalah sp2, sehingga ke tiga atom yang
terikat padanya terletak pada satu bidang datar dengan sudut 120o.
• Aldehid yang mengandung atom karbon rantai pendek biasanya
dinamakan sesuai dengan nama karboksilat dengan menganti akhiran at
dengan aldehida, sedangkan secara sistematik sesuai dengan nama
alkana dengan menganti akhiran a menjadi al. Contoh :

6-etil-3-metiloktanal 2-butena
• Keton diberinama sesuai dengan nama alkana rantai induknya dengan
menganti akhiran a menjadi on. Contoh :
• Aldehid dan keton bersifat polar karena dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air, namun aldehida dan keton tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen antara molekul-molekulnya sendiri sehingga titik didihnya lebih
rendah dari pada alkohol yang berat molekulnya setara.

Rumus Nama Tl.(oC) Td (oC) Kelarutan dalam air


CH2O formaldehida - 92 - 21 Sangat larut
CH3CHO asetaldehida - 125 21 
C6H5CHO benzaldehida - 57 178 sedikit larut
CH3COCH3 aseton - 95 56,1 
CH3COCH2CH3 butanon - 86 79,6 sangat larut
C6H5COCH3 asetofenon 21 202 tidak larut
• Gugus karbonil dapat bertindak sebagai asam Lewis dan bereaksi dengan
nukleofil. Hal ini dapat terjadi karena gugus karbonil bersifat polar.

• Hidrogen yang terikat pada karbon tetangga gugus karbonil suatu keton
bersifat asam (asam Brounsted), namun sifat asamnya sanggat lemah.

• Keton selalu berada dalam kesetimbangan dengan bentuk enolnya pada


kondisi yang sesuai.
H+ O
HO
C C CH2
R CH2
R
H
keto enol
• Reaksi-reaksi yang terjadi pada aldehid dan keton antaralain; adisi, enol
atau enolat dan oksidasi reduksi.
a. Adisi nukleofilik
Reaksi ini melibatkan serangan suatu nukleofil pada karbon karbonil
menghasilkan intermediate tetrahedral.

Adisi alkohol : Alkohol dapat mengadisi gugus karbonil aldehida dan


keton manghasilkan hemiasetal untuk aldehida dan hemiketal untuk keton

R R OH
+H2O
C O + R'-OH C hemiasetal
-H2O
H H OR'
R R OH
+H2O
C O + R"-OH C hemiketal
-H2O
R' R' OR"
Adisi air (hidrasi) : Aldehid dan keton dapat bereaksi dengan air
menghasilkan 1,1-diol atau geminal diol (gemdiol).
R RO
H
+
H
O
2
O
C C
-
H
2O
R
' R
' O
H
Kondensasi preaksi Grignard : Pereaksi Grignard dapat mengadisi ke
dalam gugus karbonil aldehida dan keton menghasilkan alkohol.
R R O M gX OH
+
H
C O + R "-M g X C R C R"
R' R' OR" R'
k e to n p e re a k s i G r ig n a r d k o m p le k s a lk o h o l
X = halogen

Reduksi aldehid dan keton : Untuk mereduksi aldehida dan keton menjadi
alkohol biasanya digunakan kompleks hidrida logam, misalnya LiAlH4 dan
NaBH4.
R O H
C O + L iA lH 4 R C R '
H
R '
Reduksi dengan hidrogen berkatalis : Reduksi ini dapat dijalankan dalam
pelarut lamban atau dalam cairan murni, dan menggunakan katalis Ni, Pd
atau Pt.
O HO
H

H
,
2Pt
k
a
lo
r,
tek
a
na
n

Oksidasi aldehid : Aldehida paling mudah teroksidasi menjadi asam


karboksilat oleh berbagai agen pengoksidasi termasuk pengoksidasi lemah,
tetapi keton tidak dapat dioksidasi.
uji Tollens

uji Fehling dan Benedict


b. Reaksi Enol/enolat aldehid dan keton
Hologenasi : reaksi halogenasi aldehid dan keton tergantung dari
konsentrasi aldehid/keton dan konsentrasi asam yang ditambahkan,
tetapi tidak tergantung dengan jenis halogen.

H O C l O
a s a m /b a s a
C C + X 2 C C

Kondensasi aldol : Kondensasi aldol terjadi karena aldehid/keton dapat


berdindak sebagai nukleofil (karbon α) maupun elektrofil (karbon karbonil).

HO OO OH O
- H
2O
O
H+HCC HCCHCH
2 H
2CC+ CCH
3 3 2C

Reaksi aldol juga dapat terjadi dengan yang berbeda. Sebagai contoh
adalah kondensasi asetaldehida dengan propionaldehida yang
menghasilkan empat macam produk aldol.

Anda mungkin juga menyukai