T, PROTEIN
DAN LEMAK
ILMU DAN TEKNOLOGI
PANGAN
C H 2O C H 2O
O O
H H H H
O H H + A g 2O O H H + 2 Ag P e ra k
O H O H O H O H
H O H H O H
2. Reaksi glukosa dengan larutan Fehling
C H 2O C H 2O
O O
H H H H
O H H + 2C uO O H H + C u 2O M e ra h b a t a
O H O H O H O H
H O H H O H
C H 2O C H 2O
O O
H H H H
O H H + 2C uO O H H + C u 2O M e ra h b a t a
O H O H O H O H
H O H H O H
Disakarida
1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak
C H 2O C H 2O C H 2O C H 2O
O O O O
H H H H H H H H
2 Ag C e rm in P e ra k
H O H O H O H + A g 2O H O H O H O H +
O H O H O H O H
O H H O H H O H H O H H
2. Uji Benedict
C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O
H H H H H H H H H
+ 2 C u SO 4 + 2 H 2O + H 2SO 4 + C uO m e ra h b a ta
O
O H H O H H O H O H O H H H O H
O H H O H H O H H
Polisakarida
1. Reaksi Amilum dengan iodium sebelum dipanaskan
C H 2O H C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O O
H H H H H H H H H I H H H
+ I2
O O
O H H O H H O H O H O H H O H H O H O H
I
O H H O H H O H H O H H
3. Hidrolisis Amilum
C H 2O H C H 2O H C H 2O H
O O O
H H H H H H H H H
+ C u SO 4 NaO H + 2 N a 2SO 4 + C u 2O
O
O H O H H O H H O H O H O H H O H
H O H H O H H O H
PROTEIN
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai
lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau polipeptid.
Polipeptida mengalami pelipatan karena reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul
penyusunnya, sehingga terbentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan protein.
Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun
oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusun tidak hanya oleh asam amino namun
juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid
(lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoproten) (Handito, dkk, 2014).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan menyimpan molekul lain
seperti oksigen, mendukung secara mekanis sistem kekbalan (imunitas) tubuh, menghasilkan
pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak saraf dan mengendalikan unsur-unsur C, H, N
dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain
terutama P, Fe, Zi dan Cu.
Identifikasi protein terbagi menjadi dua, yaitu uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui
keberadaan atau jenis protein dalam suatu bahan, sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk
mengetahui jumlah kandungan protein dalam suatu bahan (Sumardjo, 2008).
Pada identifikasi protein ini untuk mengetahui klasifikasi dari protein, dan uji protein
dilakukan untuk mengetahui adanya gugus aplha asam amino bebas pada suatu bahan, untuk
mengidentifikasi adanya ikatan peptida suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R asam
amino yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik kasein (Sari, 2011).
Uji identifikasi protein dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau jenis protein
dalam suatu bahan. Sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah
kandungan protein dalam suatu bahan (Bintang, 2010).
a. Uji Biuret
Tujuan dilakukannya uji biuret ini yaitu untuk membuktikan adanya molekul-molekul
peeptida dari protein. Prinsipnya yaitu ion2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein membetuk
senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan
peptide atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptide. Reaksi pun positif
terhadaap senyawa- senyawa yang mengandung dua gugus: -CH2NH2, -CSNH2,-C(NH)NH2,
dan –CONH2.
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea.
Interpretasi hasil :
Positif (+) : terjadi perubahan warna menjadi ungu.
Negatif (-) : tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu
b. Uji Susun Elementer Protein
Tujuan dilakukannya uji biuret ini yaitu untuk mengindentifikasi adanya unsur-unsur
penyusun protein.Prinsipnya yaitu semua jenis protein tersusun atas unsur –unsur karbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O) dan Nitrogen (N). ada pula protein yang mengandung sedikit
belerang (S) dan Fosfor (P).
Dengan metode pembakaran atau pengabuan ada di peroleh unsur-unsur penyusu protein,
yaitu C, H, O dan N.
Intepretasi Hasil:
Positif (+) : Terjadi pengembunan pada gelas objek.
Negatif (-) : Tidak terjadi pengembunan pada gelas objek.
Interpretasi hasil:
Postif (+) : mengeluarkan bau rambut terbakar
Negatif (-) : tidak mengeluarkan bau rambut terbakar
c. Uji Kelarutan Protein
Tujuan dilakukannya uji kelarutan protein ini yaitu untuk mengetahui daya kelarutan
protein terhadap kelarutan tersebut. Prinsipnya yaitu protein bersifat amfoter, yaitu dapat
bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam,
dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut. Namun, semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Apabila protein di
panaskan atau ditambahkan etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi).
Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Interpretasi hasil :
Postif (+) : sampel akan larut
Negatif (-) : sampel tidak larut
dalam gram yang diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.
( titrasi blanko−titrasi contoh ) ×N Na 2 S 2 O3 ×12,691
Angka Titrasi =
W Sampel (gram )
4. penentuan angka Reichert-Meissel
Angka Reichert-Meissel menunjukkan jumlah asam-asam lemak yang dapat larut
dalam air dan mudah menguap. Angka ini dinyatakan sebagai jumlah NaOH 0,1 N dalam
ml yang digunakan unutk menetralkan asam lemak yang menguap dan larut dalam air
yang diperoleh dari penyulingan 5 gram lemak atau minyak pada kondisi tertentu. asam
lemak yang mudah menguap dan mudah larut dalam air adalah yang berantai karbon 4-6.
Angka Reichert-Meissel = 1,1 x (ts – tb)
Dimana ts = jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi sampel
tb = jumlah ml NaOH 0,1 N untuk titrasi blanko
Penentuan Kualitas Lemak
Faktor penentu kualitas lemak atau minyak,antara lain:
1. penentu angka asam
angka asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu
lemak atau minyak . angka asam dinyatakan sebagai jumlah miligram NaOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram lemak
atau minyak.
ml NaOH×N NaOH×BM NaOH
Angka asam=
W Sampel (gram )
2. Penentuan angka peroksida
Angka peroksida menunjukkan tingkat kerusakan dari lemak atau minyak.
ml Na 2 S 2 O 3×N Na2 S 2 O3×1000
Angka peroksida=
W Sampel (gram )
3. Penentuan asam thiobarbiturat(TBA)
Lemak yang tengik mengandung aldehid dan kebanyakan sebagai monoaldehid.
Banyaknya monoaldehid dapat ditentukan dengan jalan destilasi lebih dahulu.
Monoaldehid kemudian direaksikan dengan thiobarbiturat sehingga terbentuk senyawa
kompleks berwarna merah. Intensitas warna merah sesuai dengan jumlah monoaldehid
dapat ditentukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 528 nm.
Angka TBA = mg monoaldehida/kg minyak
4. Penetuan kadar minyak
penentuan kadar air dalam minyak dapat dilakukan dengan cara thermogravimetrri
atau cara thermovolumetri.
A-F
Kadar air= ×100%
A
DAFTAR PUSTAKA