Anda di halaman 1dari 24

ALEL LETAL

 Gen yang menyebabkan


kematian pada suatu individu yang
memilikinya.
 Karena tugas gen asli untuk
menumbuhkan suatu karakter/
bagian yg vital terganggu (mutasi) 
Pengaruh gen letal  kematian pd
embrio, pada waktu lahir, setelah
menjelang dewasa (gen subletal) 1
2
Alel Letal Dominan
Alel letal dominan adalah alel yang dalam
keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian. Berbeda dengan
alel letal resesif, pada alel letal dominan,
individu yang dalam keadaan heterozigot
dapat menyebabkan subletal, atau dapat
hidup sehat hingga dewasa. Contoh kasus
alel letal dominan terdapat ayam creeper,
tikus kuning, dan brankhifalangi
4
Penyebab dan Faktor Gen Letal
Kematian dapat disebabkan oleh berbagai hal
seperti luka, penyakit, kekurangan gizi, dan
radiasi yang membahayakan seperti sinar X
dan sinar Gamma. Dapat dikatakan semua
penyebab kematian ini sebagai letal effect.
Satu diantara demikian banyak penyebab
kematian adalah perubahan gen yang tidak
sesuai. Gen-gen ini dikenal sebagai gen-gen
letal. Terdapat gen-gen lain yang disebut
semiletal atau subletal, menyebabkan
kematian muda setelah lahir atau sewaktu-
waktu dalam masa kehidupannya.
5
Tikus Kuning
Pada tikus dikenal gen letal dominan
Y (dari kata Inggris: Yellow) yang
dalam keadaan heterozigotik
menyebabkan kulit tikus berpigmen
Check This Out….!!!!!
kuning. Tikus homozigot YY tidak
dikenal, sebab letal. Tikus homozigot
yy normal dan bегріgmen kelabu.

Perkawinan dua tikus kuning akan


menghasilkan anak dengan
perbandingan 2 tikus kuning: 1
tikus kela­bu (normal). Dari ketiga
contoh di muka dapat dilihat bahwa
gen dominan letal baru akan
nampak pengaruhnya letal apabila
homozigotik. Dalam keadaan
hetero­zigotik gen dominan letal itu
tidak mengakibatkan kemati­an,
namun biasanya menimbulkan
cacat.
7
Ayam Creeper
Pada ayam dikenal gen dominan С yang bila homozigofik akan bersifat
letal dan menyebabkan kematian.
Alelnya resesip с mengatur pertumbuhan tulang normal. Ayam
heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat, yaitu
memiliki kaki pendek. Ayam demikian disebut ayam redep (dalam
bahasa Inggris disebut Creeper). Meskipun ayam ini nampak biasa,
tetapi ia sesungguhnya menderita penyakit keturunan yang disebut
achondroplasia. Ayam homozigot CC tidak pernah dikenal, sebab
sudah mati waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya, sepertj
kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan
rusak. Perkawinan antara dua ayam redep menghasilkan keturunan
dengan perbandingan 2 ayam redep : 1 ayam normal. Bagaimana
terjadinya ayam redep Cc jika ayam homozigot CC tidak pernah ada?
Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot
cc), tetapi salah satu gen resesip с mengalami mutasi gen
(perubahan gen) dan berubah menjadi gen dominan C.
Brakhifalangi
Pada manusia dikenal
Brakhifalangi, ialah keadaan bahwa
orang berjari pendek, disebabkan
karena tulang-tulang jari pendek
dan tumbuh menjadi satu. Cacat ini
disebabkan oleh gen dominan В
dan merupakan cacat keturunan.
Penderita brakhifalangi adalah
heterozigot Bb, sedang orang
berjari normal adalah homozigot
bb. Jika gen dominan homozigotik
(BB) akan memperlihatkan sifat
letal, Jika ada dua orang
brakhifalangi kawin, maka anak-
anaknya kemungkinan
memperlihatkan perbandingan 2
brakhifalangi: 1 nor­mal
10
Alel Letal Resesif

Alel letal resesif adalah alel yang dalam


keadaan homozigot resesif dapat
menyebabkan kematian. Pada alel letal
resesif, individu yang memiliki alel
dalam keadaan heterozigot dapat hidup
normal dan tidak memperlihatkan
kelainan. Contoh alel letal resesif
adalah Ichtyosis Congenita
dan pada sapi bulldog.
Ichtyosis Congenita Sapi Bulldog
Kulit kering dan bertanduk. Pada permukaan tubuh Bayi sapi yang lahir mirip anjing bulldog. Sapi ini
terdapat bendar-bendar berdarah. Biasanya turunan dari sapi ras Dexter yang bertubuh
bayi telah mati dalam kandungan. pendek dan secara genetis terbukti
bergenotip heterozigot. Jika sapi Dexter
Orang homozigot II dan heterozigot Ii adalah normal.
dikawinkan dengan sesamanya, akan
Karena itu perkawinan dua orang heterozigot
menghasilkan perbandingan fenotip sapi
mempunyai kemungkinan memiliki anak hidup normal (Kerry) : sapi Dexter : sapi bulldog =
yang semuanya normal 1 : 2 : 1. Sapi bulldog ini mati pada saat baru
dilahirkan, sehingga perbandingan fenotip
setelah lahir antara Dexter dan Kerry = 2 : 1
Gambar Sapi Dexter
RANGKAI KELAMIN DAN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
 Gen-gen yang terletak pada kromosom
kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-
linked genes) sementara fenomena yang
melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut
peristiwa rangkai kelamin (linkage).
 Gen rangkai kelamin dapat
dikelompokkelompokkan berdasarkan atas
macam kromosom kelamin tempatnya berada.
kromosom kelamin dapat dibedakan menjadi
kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin
dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes)
dan gen rangkai Y (Y-linked genes).
13
PEWARISAN RANGKAI X
Pada Drosophila, dan juga beberapa spesies
organisme lainnya, individu betina membawa dua
buah kromosom X, yang dengan sendirinya
homolog, sehingga gamet-gamet yang
dihasilkannya akan mempunyai susunan gen
yang sama.
 Individu betina bersifat homogametik.
Sebaliknya, individu jantan yang hanya
membawa sebuah kromosom X akan
menghasilkan dua macam gamet yang berbeda,
yaitu gamet yang membawa kromosom X dan
gamet yang membawa kromosom Y. Individu
jantan ini dikatakan bersifat heterogametik.
14
Sex-Linked Traits

•In poultry, the male has the


genotype XX, while the female
has the genotype Xw.
•An example of a sex-linked trait
in poultry is the barring of
Barred Plymouth Rock
chickens.
Sex-Linked Traits
If barred hens are
mated to non-
barred males, all of
the barred chicks
from this cross are
males, and the
non-barred chicks
are females.

Photo courtesy of Wikipedia.


Sex-Linked Inheritance
Ex- Tortoise shell color in cats
- mixture of color that appears in
patches
* orange, white, black, gray, tabby
* much white called calico
- always female (almost)
- Locus for orange color occurs on the
X chromosome
Sex-Linked Inheritance
Females OO Males Oo
OO = Orange O = Orange
Oo = Tortoiseshell o = non-orange
Oo = non- orange
GEN YANG DIPENGARUHI OLEH
JENIS KELAMIN (sex ilfluenced)
 gen yang memperlihatkan perbedaan
ekspresi antara individu jantan dan betina
akibat pengaruh hormon kelamin.
 gen autosomal H yang mengatur
pembentukan tanduk pada domba akan
bersifat dominan pada individu jantan tetapi
resesif pada individu betina.
 Sebaliknya, alelnya h, bersifat dominan pada
domba betina tetapi resesif pada domba
jantan. Oleh karena itu, untuk dapat bertanduk
domba betina harus mempunyai dua gen H
(homozigot) sementara domba jantan cukup
dengan satu gen H (heterozigot) 19
Genotype Males Females
PP SS Polled Polled
PP Ss Polled Polled
PP ss Polled Polled
Pp SS Scurs Scurs
Pp Ss Scurs Polled
Pp ss Polled Polled
pp SS Horned Horned
pp Ss Horned Horned
SEX DIFFERENCE (PERBEDAAN
JENIIS KELAMIN
hormon kelamin dapat membatasi ekspresi
gen pada salah satu jenis kelamin
 gen yang mengatur produksi susu pada sapi
perah, yang dengan sendirinya hanya dapat
diekspresikan pada individu betina. Namun,
individu jantan dengan genotipe tertentu
sebenarnya juga mempunyai potensi untuk
menghasilkan keturunan dengan produksi
susu yang tinggi sehingga keberadaannya
sangat diperlukan dalam upaya pemuliaan
ternak tersebut. 21
RANGKAI KELAMIN DAN
PENENTUAN JENIS KELAMIN
 Gen-gen yang terletak pada kromosom
kelamin dinamakan gen rangkai kelamin (sex-
linked genes) sementara fenomena yang
melibatkan pewarisan gen-gen ini disebut
peristiwa rangkai kelamin (linkage).
 Gen rangkai kelamin dapat
dikelompokkelompokkan berdasarkan atas
macam kromosom kelamin tempatnya berada.
kromosom kelamin dapat dibedakan menjadi
kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin
dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes)
dan gen rangkai Y (Y-linked genes).
22
DETERMINASI KELAMIN

Manusia  XX dan XY Wanita 22AA,


XX , Pria 22AA,XY  Serangga  XX
dan XO Betina 3AA, XX, jantan 3AA,XO
 Burung, kupu-kupu, ikan  ZZ dan
ZW Betina ZW, jantan ZZ

23
SISTEM PENEMTUAN JENIS KELAMIN
Manusia dan mamalia, spt kucing, individu pria/jantan adalah
heterogametik (XY) sementara wanita/betina adalah
homogametik (XX).
 Sebaliknya, pada ayam individu jantan justru homogametik
(ZZ) sementara individu betinanya heterogametik (ZW). 
Penentuan jenis kelamin pada manusia/mamalia dikatakan
mengikuti sistem XY, sedang pada ayam, dan unggas lainnya
serta ikan tertentu, mengikuti sistem ZW
 Sistem XO dijumpai pada beberapa jenis serangga,
misalnya belalang. Di dalam sel somatisnya, individu betina
memiliki dua buah kromosom X sementara individu jantan
hanya mempunyai sebuah kromosom X. Jadi, hal ini mirip
dengan sistem XY. Bedanya, pada sistem XO individu jantan
tidak mempunyai kromosom Y.

24

Anda mungkin juga menyukai