FILSAFAT,
PRINSIP DAN
ETIKA
PENYULUHAN
PERTANIAN
1
Tujuan kompetensi
dan rangkuman isi Filsafat Prinsi Etika
p
2
Agenda 90 menit saja !
3
Pengenalan dan pengantar
Filsafat adalah sekumpulan prinsip yang bekerja
dan mengarahkan kegiatan manusia. Intinya, adalah
pemahaman tentang gagasan dimana penyuluh
memegangnya sebagai petunjuk yang mendasar
ketika mereka bekerja.
Prinsip Penyuluhan berbeda sesuai dengan kondisi
masyarakat dimana penyuluhan berjalan.
Nilai nilai moral (Etika) menentukan dalam
penunaian tugas dan kewajiban penyuluh (Alrøe
dan Kristensen 2000).
4
1. Filsafat
Penyuluhan menggunakan pendekatan demokratis dan dialogis
berbasis pada pem-belajar-an petani peternak.
Dalam Penyuluhan tiap orang penting dan unik. Tiap kita berbeda
dari sisi tujuan dan nilai nilai yang kita anut.
Tujuan dan target penyuluhan tidak statis. Ia bisa menyesuaikan
menurut perkembangan, waktu dan lokasi.
Dia berangkat dari premis ‘membantu masyarakat petani buat
membantu dirinya sendiri – helping people to help themselves.
Kemudian, “Beri pancing, jangan ikan”. Sebab pancing bisa mengail
ikan guna melanjutkan kehidupan. Sedang ikan hanya buat sekali
makan.
5
1. Filsafat
Penyuluhan pertanian bertolak dari filsafat dan cara pandang
bahwa petani peternak dan masyarakat pedesaan ‘cerdas, cakap
dan bertekad memperoleh informasi baru. Ketika penyuluh
meremehkan petani, dia cenderung bersikap tak acuh dan cuek.
6
1. Filsafat
Mardikanto, (2009) menyatakan Ditengah budaya demokrasi, egaliter
dan upaya pembebasan dari kungkungan struktur yang mengikat,
penyuluhan hendaknya berorientasi kepada:
Bekerjasama ‘dengan’ petani peternak dan bukan bekerja
‘buat’ mereka semua. Kehadiran penyuluh tidaklah memaksa dan
menentukan segala sesuatu, tetapi berupaya menumbuhkan dan
membina suasana yang cair dan fasilitatif. Sehinga partisipasi
petani peternak tumbuh, hidup dan bergerak serta terpelihara
sebagai modal sosial ditengah masyarakat.
Mendorong munculnya kreatifitas petani peternak, bukan
justru meninabobokan dalam posisi ketergantungan dan
apatis. Mereka diupayakan merajut kemandirian, swadaya, percaya
diri dan merdeka, sebagai wujud daripada harapan masyarakat.
Mendorong terbinanya upaya perbaikan kesejahteraan petani
peternak yang pada gilirannya juga meningkatkan keberdayaan
dan martabat mereka.
7
2. Prinsip prinsip
Pendekatan penyuluhan terhadap pembangunan usaha ekonomi
dan kesejahteraan bertumpu pada; pengembangan potensi
petani peternak, maka mereka akan mengembangbiakan
lahan, tanaman, ternak, lembaga pendidikan dan wisata,
pelayanan umum dan segala sesuatu sesuai kebutuhan.
9
2. Prinsip prinsip
Bekerjasama mesti berada dalam ranah yang masuk akal.
Sebab kegiatan terbaik – ukurannya bisa diterapkan - ialah buah
hasil kerja bareng petani peternak dengan penyuluh. Rencana
kegiatan, hasil kerja ’bersama’ petani adalah bagian penting
proses pembelajaran penyuluhan.
Penyuluh pertanian hendaknya bekerjasama dengan seluruh
anggota keluarga. Karena keluarga dipandang sebagai satu
kesatuan, baik dirumah, ladang atau kandang. Karena itu pakai
kombinasi atau aneka cara dalam belajar penyuluhan.
Partisipasi dalam penyuluhan mesti tidak dengan sebuah
keterpaksaan. Sehingga kegiatan penyuluhan harus bisa
memenuhi kebutuhan pribadi yang berbeda.
Penyuluh perlu meracik dan merangkai kesempatan terbaik buat
petani peternak bekerja dalam program penyuluhan.
10
2. Prinsip prinsip
Penyuluh pertanian seharusnya memetik keuntungan dari tiap tiap
kelompok tani ternak melalui keterlibatan dalam program
penyuluhan. Masyarakat pedesaan cenderung lebih ’mendengar’
pimpinannya ketimbang mempedulikan para penyuluh.
Materi penyuluhan mesti khas dan jelas tujuan yang hendak
dicapainya. Ukuran kinerja penyuluhan disepakati dan harus logis,
sistematis serta bisa diukur. Karena itu materi penyuluhan harus
berdasarkan fakta dan ilmu pengetahuan.
Konsistensi adanya monitor dan evaluasi terus menerus perlu
ditindaklanjuti, karena ia akan menentukan pencapaian tujuan.
Penyuluh mesti bekerja tuntas dan profesional agar kegiatan
diterima petani peternak.
Belajar dalam penyuluhan adalah proses keseharian yang
berlangsung seumur hayat. Akibatnya, bisa saja hasil belajar tidak
cepat keluar menampakan hasil. 11
3. Etika penyuluhan
Nilai nilai moral menentukan dalam penunaian tugas
dan kewajiban penyuluh, berupa upaya untuk mengajuk rasa
tanggungjawab agar terbina kehidupan masyarakat bermartabat.
13
3. Etika penyuluhan
Perilaku; Peserta dilarang menunjukan kritik langsung atau bercengkrama dengan juri,
panitia, atau perwakilan perbibitan sepanjang waktu.
Kesehatan. Pengelolaan yang adil mesti menyediakan hak untuk meminta sertifikat
3. kesehatan hewan. Untuk mencegah penyebaran penyakit, keadaan tidak baik buat hewan
Etika dan peserta, inspeksi kesehatan dan uji diagnosa mesti dilakukan sebelum dan sesudah
penyu hewan berada pada lokasi kontes. Ini dilakukan oleh petugas khusus.
luhan
Tindakan tidak beretika. Memberi makan dan menyapukan zat cair yang tidak biasa
buat ternak tidaklah berperikemanuasiaan. Obat penenang yang mempengaruhi fisik dan
psikologis hewan tidak dibenarkan, kecuali setelah melalui resep dokter hewan yang
terdaftar/akreditasi. Semua obat hewan mesti mendapat persetujuan petugas bagian obat
dan makanan.
Administrasi. Seorang dokter hewan teruji mesti mengatur semua pengobatan ternak
selama kontes. Menyuntikan bahan luar kebawah kulit ternak agar merubah struktur
alami hewan atau penampilannya tidak etis. Praktek berikut tidak beretika, memotong
ekor dan menggunakan alat listrik.
Sumber : 16
Ethical livestock management skills and behavior. Kerjasama the Calaveras County Fair, the UC
Davis Cooperative Extension Office and the Angels Camp Veterinary Hospital.
Kesimpulan & Ringkasan
17
Pertanyaan
18
Daftar Bacaan
-------------, 2000. Extension Manual. University of Kentucky Cooperative
Extension Service. A reference on policies and procedures for Extension
agents Cooperative Extension Service. University of Kentucky. College of
Agriculture
Alrøe, Hugo Fjelsted and Erik Steen Kristensen, 2000. Research, values and
ethics in organic agriculture. Examples from sustainability, precaution, nature
quality and animal welfare. Danish Research Centre for Organic farming, P.O.
Box 50, DK-8830 Tjele. Email: hugo.alroe AT agrsci.dk
Farrington, .J 1994. Public Sector Agricultural Extension: Is there Life After
Structural Adjustment ?. Number 2, November 1994. Natural Resources
Perspective. Overseas Development Institute. Brighton.
Kirsten. J. 2003. A Theoretical Perspective on Agribusiness and Ethics in a
South African Context. Agrekon, Vol 42, No 4 (December 2003) Presidential
Address.
Mardikanto, Totok, 2009. System Penyuluhan Pertanian. UNS Press.
Surakarta.
Swanson, Burton. 2008. Global Review of Good Agricultural Extension and
Advisory Service Practices. University of Illinois at Urbana-Champaign.
Research and Extension Division and Technical Cooperation Department of
FAO. Rome.Other training sessions
19