Anda di halaman 1dari 4

LANDASAN TEORI

Pisces disebut hewan poikiloterm karena suhu tubuh tidak tetap (berdarah dingin), yaitu
terpengaruh suhu disekelilingnya. Ikan bernafas dengan insang (operculum) dan dibantu oleh
kulit, tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi
berenang. Pada ikan jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik, dan tubuh terdiri atas kepala
dan badan. Ikan berenang dengan bantuan sirip. Jumlah sirip pada berbagi jenis ikan berbeda-
beda (Campbell, 2004).
Berdasarkan tulang penyusunnya, kelas pisces dibedakan atas Agnatha, Chonrichtyes, dan
Osteichtyes.
Kelas Agnatha
Ciri- ciri kelas Agnatha adalah tidak bertulang belakang, mulut tanpa rahang
( bentuk bulat) ,tubuh gilig/ silindris tubuh halus tanpa sisik, rangka tubuh dari tulang
rawan, tidak memiliki sirip berpasangan, cekung hidung hanya satu, terdapat pada bagian
medial, dan insang terletak dalam kantong insang dengan celah insang di sisi lateral
tubuh ( Jasin, 1984).
Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)
Ciri- ciri kelas Chondrichthyes kerangkanya terdiri atas tulang rawan dan bukan
tulang keras, memiliki endoskeleton yang relative lentur yang terbuat dari tulang rawan,
memiliki rahang dan sirip berpasangan yang berkembang dengan baik, respirsi melalui
insang,pembuahan internal, bisa bertelur atau melahirkan anak, memiliki indera yang
tajam, termasuk system gurat sisi, suatu barisan organ mikroskopis yang sensitive
terhadap perubahan tekanan air di sekitarnya ( Jasin, 1984).
Ikan bertulang rawan sebagian besar hidup di laut. Hewan yang bertulang rawan
di antaranya termasuk hiu, ikan pari, dan chimaera. Hiu bertubuh langsing. Bagian atas
sirip ekornya lebih panjang daripada bagian bawah. Hiu tidak memiliki kantung udara.
Ikan pari berbadan pipih atas bawah.Tubuh pipihnya berperan untuk menyembunyikan
diri di dasar perairan dan untuk menggali pasir guna mencari makanan berupa hewan
lunak dan udang-udangan. Beberapa jenis ikan pari memiliki duri pada ekornya yang
seperti pecut dan berfungsi untuk melindungi dari serangan musuh.Jenis lainnya juga ada
yang memiliki sengatan listrik ( Jasin, 1984).
Ikan bertulang rawan pada umumnya, tidak ditemukan struktur yang mirip paru-
paru. Sistem ekskresi ikan seperti juga vertebrata lain yang mempunyai banyak fungsi
antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan
mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolism protein. Untuk itu berkembang tiga
tipe ginjal yaitu pronefros, mesonefros dan metanefros. Pada ikan hiu fungsi duktus
gonad dan ginjal telah berkembang dilengkapi dengan duktus urinaria. Ginjal ikan harus
berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh (Campbell,2004).
Osteichthyes ( ikan bertulang sejati)
Terdiri atas kurang lebih 25000 spesies baik dalam hal jumlah individu maupun
dalam jumlah spesies. Tubuh berukuran antara 1 cm dan lebih dari 6m, ikan bertulang
keras sangat melimpah di laut dan hampir setiap habitat air tawar dan merupakan
vertebrata yang paling sukses, dan yang berkembang menjadi vertebrata darat atau
tetrapoda(Kimball,1985).
Ciri-ciri Kelas Osteichthyes (Ikan Bertulang Sejati) yaitu kulit ditutupi dengan
sisik dermal yang pipih atau plat tulang, tapi kadang-kadang tidak bersisik. Rahang
merupakan struktur yang kompleks dibangun oleh sejumlah tulang sejati terutama tulang
dermal (unsur tulang rawan yang direduksi). Pada umumnya rangka terdiri atas tulang
sejati, tapi tulang rawan terdapat pada beberapa golongan (Coelacanthiformes dan
Acipenseridae). Ruang insang ditutupi dengan tiga tulang dermal yang besar disebut
operculum. Tiap lengkung insang berfilamen (septum direduksi dan tidak melebihi
panjang filamen). Paru-paru atau gelembung renang berkembang sebagai penonjolan
keluar dari saluran pencernaan makanan (Djuhanda,T.1981).
Ikan bertulang sejati berbeda dengan ikan bertulang rawan dalam berbagai hal.
Salah satu perbedaannya ialah pada perkembangan paru-paru dan gelembung renang
sebagai suatu divertikulum dari usus bagian depan. Gelembung renang merupakan alat
hidrostatik, sedangkan paru-paru merupakan ciri khas dari tiga subclass ikan bertulang
sejati yaitu Crossoptreygii dan Brachyopterygii. Crossoptreygii di dalamnya termasuk
Rhipidistia yang sekarang telah musnah yang diduga merupakan leluhur dari tetrapoda,
dan ikan paru-paru sekarang. Pada subkelas ketiga yaitu Actinopterygii divertikulum dari
usus depan berkembang menjadi gelembung renang yang mempunyai fungsi sebagai alat
hidrostatik (Kimball,1985).
Hampir semua ikan bertulang sejati memiliki endoskeleton dengan matriks
kalsium fosfat yang keras. Kulitnya seringkali tertutupi dengan sisik pipih bertulang yang
berbeda strukturnya dari sisik berbebtuk gigi pada hiu. Kelenjar pada kulit ikan bertulang
keras, menekresikan mukus yang memberikn hewan itu kulit licin yang khas, suatu
adaptasi yang mengurangi gesekan selama berenang sama dengan hiu, ikan bertulang
memiliki sistem gurat sisi yang tampak jelas sekali sebagai barisan saluran kecil pada
kulit disetiap sisi tubuh (Djuhanda,T.1981).

Ikan bertulang sejati bernafas melewatkan air melalui empat atau lima pasang
insang Air disedot ke dalam mulut, melalui faring, dan keluar diantara celah insang
karena pergerakan operkulum dan kontraksi otot yang mengelilingi ruang insang tersebut.
yang terletak di dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung yang
disebut operkulum. Proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernafas saat
diam atau tidur. Adaptasi lain dari sebagian besar ikan bertulang keras yang tidak
ditemukan pada hiu adalah gelembung renang suatu kantung udara yang membantu
mengontrol pengambangan ikan tersebut. Perpindahan gas-gas antara kantung renang
dan darah mengubah volume kantong itu dan menyesuaikan kerapatan ikan. Akibatnya,
banyak ikan bertulang keras, berlawanan dengan sebagian besar hiu, dapat menghemat
energi dengan cara tidak bergerak (Brotowidjoyo,1995).
Ikan bertulang sejati umumnya adalah perenang yang dapat mengontrol arah,
siripnya yang lentur lebih sesuai untuk pengendalian dan pendorongan dibandingkan
dengan sirip hiu yang lebih kaku. Ikan bertulang keras yang paling cepat, yang dapat
berenang dalam jarak pendek dengan kecepatan mencapai 80 km/jam, memiliki bentuk
badan dasar yang sama dengan hiu. Ternyata, bentuk tubuh ini yang disebut fusiform
(yang meruncing pada kedua ujung), sangat umum ditemukan pada semua ikan perenang
cepat dan mamailia air seperti anjing laut dan paus. Air kurang lebih ribuan kali lebih
rapat dibandingkan dengan udara dan dengan demikian tonjolan sedikit saja yang
menyebabkan gesekan akan lebih mengganggu pada ikan dibandingkan pada burung.
Terlepas dari asal usul mereka yang berbeda, kita seharusnya memperkirakan bahwa ikan
perenang cepat da mamalia laut memiliki bentuk yang langsing karena hukum
hidrodinamika bersifat universal. Inilah contoh lain evolusi kovergen (Brotowidjoyo,
1995).
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo. 1995. Zoologi. Surabaya: penebar Swadaya.
Campbell,N.A. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Djuhanda,T. 1981. Dunia Ikan. Bandung: Penerbit Armiko.
Kimball, john. 1985. Biologi jilid 3. Jakarta : Erlangga.
Jasin,Maskoeri.1984.Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya.

Anda mungkin juga menyukai