Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI

TENTANG

“TEKNIK PENILAIAN TES”

OLEH KELOMPOK 4
1. RINI PUTRI NINGSIH : 1830106048
2. SHOLLA IHSANI IRVA : 1830106053
3. VALEN VANISA AINUN NAJIB :18301060

KELAS TBIO 4C

DOSEN PENGAMPUH:
NAJMIATUL FAJAR, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

BATUSANGKAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Evaluasi Pembelajaran Biologi
tentang teknik penilaian tes.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan semua pihak yang membacanya terutama dalam hal pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam kata pengantar ini. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin

Batusangkar, 25 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Dalam pembelajaran objek ini bisa
berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan sebagainya. Bentuk tes yang
digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi sistem penskorannya dapat
dikategorikan menjadi 2 yaitu tes objektif dan tes sukjektif. Tes objektif dalam hal ini
adalah bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus
dipilih oleh peserta tes. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh
penyusun butir soal. Peserta hanya memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.
Dengan demikian pemeriksaan atau penskoran jawaban atau respon peserta tes
sepenuhnya dapat dilakukan secara objektif oleh pemeriksa. Karena sifatnya yang
objektif, maka tidak perlu harus dilakukan oleh manusia, tetapi dapat dilakukan sengan
mesin, misalnya mesin scanner. Dengan demikian skor hasil tes dapat dilakukan secara
objektif.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis penilaian tes
2. Untuk mengetahui tes objektif ( pilihan ganda, B-S, isian singkat, menjodohkan,
sebab akibat )
3. Untuk mengetahui tes uraian / essay
4. Untuk mengetahui tes tindakan
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEKNIK PENILAIAN TES


Tes adalah cara (yang dapat di pergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh)
dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaan- pertanyaan (yang harus dijawab),
atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee sehingga (atas dasar data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
di capai oleh testee lainnya, atau di bandingkan dengan nilai standar tertentu. Tes pada
umumnya di gunakan untuk meningkatkan pembelajaran. Tes pada umumnya di
maksudkan untuk mengukur aspek-aspek prilaku manusia, seperti aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), maupun aspek keterampilan (psikomotor) (Sudijono,1996:67).
Teknik penilaian adalah cara penilaian yang dapat digunakan pendidik untuk
mendapatkan informasi tentang kompetensi peserta didik. Ada beberapa teknik dan alat
penilaian yang digunakan pendidik untuk memperoleh informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik. Penggunaan berbagai teknik dan alat itu harus disesuaikan dengan
tujuan penilaian, waktu yang tersedia sifat tugas yang dilakukan peserta didik, dan
banyaknya materi pembelajaran yang telah disampaikan (Sudijono,1996:67)

B. PEMBAGIAN TEKNIK PENILAIAN TES


Tes merupakan salah satu cara untuk mengetahui potensi atau kemampuan
seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui jawaban dan tanggapan seseorang
terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan. Oleh karena itu agar diperoleh informasi
yang akurat dibutuhkan tes yang handal. Terdapat berbagai macam tes yang dapat
dilakukan untuk melakukan penilaian hasil belajar peserta didik, yaitu :
1. Tes tertulis (written test )
Tes tertulis adalah suatu tes yang menuntut peserta didik memberikan jawaban secara
tertulis. Tes tertulis dapat dibedakan menjadi tes subjektif atau uraian dan tes objektif
a. Tes uraian ( Subjective Test )
Tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut testee menjawab dengan cara
menjelaskan, menguraikan, mendiskripsikan, membandikan, memberikan
argumentasi, dan bentuk lain sesuai dengan pertanyaan dengan menggunakan kata
kata dan bahasanya sendiri. oleh karena itu, testee dituntut berpikir
matengemukakan pendapat gagasannya melalui bahasa tulisan. Tes uraian
layaknya tes yang lain, memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri.
1) Kelebihan pemakaian tes uraian
a) Dapat mengukur proses mental atau berpikir tingkat tinggi
b) Dapat mengembangkan kemampuan bahasa tulis dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah kaidah bahasa
c) Dapat melatih kemampuan berpikir atau penalaran yang runtut, logis,
analitis, dan sistematis.
d) Melatih keterampilan memcahkan masalah (problem solving)
e) Membuat soal uraian lebih mudah dibandingkan dnegan bentuk lainnya
2) Kekurangan pemakain tes uraian
a) Sampel tes sangat terbatas, karena tidak dapat menguji semua materi yang
telah diberikan seperti pada tes objektif yang soalnya dapat dibuat dalam
jumlah banyak
b) Adanya subyektifitas yang tinggi baik dalam membuat pertanyaan maupun
dalam memeriksanya
c) Bentuk tes ini pada umumnya kurang reliabel dan hanya mampu
mengungkapkan aspek yang terbatas
d) Pengoreksinya memerlukan waktu yang lama sehingga tidak praktis
apabila diberikan testee yang jumlahnya banyak.
3) Pembagian tes uraian
a) Tes uraian bebas
Dalam uraian bebas, jawaban peserta didik tidak dibatasi, bergantung pada
pandangan peserta didik itu sendiri.
Ex : Bagaimana pendapat tentang hukuman mati bagi para koruptor.
Berdasarkan karakteristiknya, soal bentuk uraian bebas ini tepat digunakan
apabila bertujuan untuk :
1. Mengungkapkan perspektif (pandangan) testee terhadap suatu
persoalan sehingga dapat diketahui ketajaman analisis dan keluasan
wawasan atas masalah tersebut
2. Membahas suatu persoalan yang memungkinkan alternatif jawabnnya
beragam sehingga tidak ada satupun jawaban yang seratus persen
benar.
3. Melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
( analisis, sintesis, dan evaluasi) testee dalam melihat suatu persoalan
dari berbagai segi atau dimensi.

Kelemahan tes uraian bebas adalah sukar menilainya karena


jawaban peserta didik sangat bervariasi, sulit menentukan kriteria
penilaian, dan sangat subjektif karena bergantung pada keinginan dan
pandangan penilai.

b) Tes uraian terbatas


Pada bentuk soal uraian terbatas, pertanyaan telah diarahkan pada
hal hal tertentu atas adanya pembatasan tertentu. Arahan atau pembatasan
tersebut bisa dari segi ruang lingkup, sudut pandang menjawabnya, dan
indikator-indikatornya.
Ex : “ jelaskan tiga faktor yang menyebabkan pertumbuhan penduduk ?”
Dilihat dari keterbatasan pertanyaannya, maka tes ini jauh lebih mudah
dan tepat dalam menilai jawaban peserta didik, karena kriteria jawaban
yang benar telah diketahui oleh pendidik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis tes uraian adalah
sebagai berikut :
1. Ditulis berdasarkan indikator pencapaian kompetensi
2. Digunakan untuk mengukur tingkat berpikir tinggi
3. Soal dibuat berdasarkan suatu kasus
4. Agar lebih obyektif gunakan tes uraian terbatas
5. Gunakan kata tanya seperti : jelaskan, hubungkan, bandingkan,
indetifikasikan, analisislah, diskripsikan, simpulkan,dsb.
6. Rumuskan pertanyaan dengan jelas, tegas, dan singkat sehingga tidak
menimbulkan ambigu (penafsiran ganda)
7. Mempertimbangkan waktu yang tersedia dengan jumlah soal dan
kemampuan testee (Purnomo : 2016, 42-45)
b. Test Objektif
1) Pengertian Test Objektif
Adalah bentuk test yang jawabnya telah tersedia, peserta test hanya
memilih salah satu jawaban yang diyakini benar diantara pilihan jawaban
yang disediakan atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata
atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan
untuk masing-masing butir item yang bersangkutan(Sudijono,1996:119)
Dalam penggunaan test objektif ini jumlah soal yang digunakan jauh
lebih banyak dibanding tes essay. Kadang kadang untuk tes yang berlangsung
selama 60 menit dapat diberikan 30-40 soal (Arikunto, 2015:179)
2) Kelebihan Dan Kelemahan Test Objektif
a) Kelebihan
1. Tes objektif sifatnya lebih representative dalam hal mencakup dan
mewakili materi yang telah di ajarkan kepada pesdik atau telah di
perintahkan kepada siswa untuk mempelajarinya, dalam artian soal-
soal yang dikeluarkan pada tes objektif ini jumlahnya cukup banyak.
2. Tes objektif lebih memungkin kan taster untuk bertindak objektif baik
dalam mengoreksi lembar jawaban, menentukan bobot skor maupun
dlam menentukan hasil tesnya.
3. Mengoreksi hasil tes objektif jauh lebih mudah dan lebih cepat
dibanding mengoreksi hasil tes uraian
4. Berbeda deng tes uraian maka tes objektif lebih memungkinkan
kepada orang lain untuk dimintai bantuan guna memeriksa hasil tes
tersebut.
5. Butir soal objektif lebih mudah dianalisis, baik analisi dari segi derajat
kesukaranya, daya pembeda, validitas nya (sudijono,1996:133-134)
b) Kekurangan
1. Menyusun butir-butir soal tes objektif adalh lebih susah dibanding tes
uraian.
2. Tes objektif pada umunya kurang dpat mengukur proses berfikir tinggi
atau mendalam siswa.
3. Dengan tes objektif terbuka kemungkinan bagi taste untuk
berspekulasi atau tebak terka, adu untung dalam menjawab soal.
3) Penggolongan Test Objektif
a) Benar salah (true false)
Test ini sering dikenal dengan istilah test objektif benar salah atau
test objektif bentuk ya atau tidak. Test benar salah ini adalah salah satu
bentuk tes objektif diman butir-butir soal yang diajukan dalam hasil
belajar itu berupa pernyataan, pernyataan mana ada yang benar dan ada
yang salah. Jadi test objektif tipe ini bentuknya adalah kalimat atau
pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawab yaitu benar atau
salah dan tastee diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan-
pernyataan tersebut dengan cara seperti yang ditentukan dalam petunjuk
cara mengerjakan soal (Sudijono,1996:107)
Contoh:
Dibawah ini ada sejumlah pernyataan yang mengandung dua
kemungkinan jawaban: benar dan salah. Anda diminta untuk menentukan
pendapat mengenai pernyataan-pernyataan tersebut benar atau salah. Jika
benar lingkari huruf B pada lembar jawaban. Jika salah lingkari huruf S
pada lembar jawaban sesuai dengan masing-masing pernyataan tersebut
B-S : ajaran islam yang masuk Indonesia adalah “islam yang
kalah” yakn hanya aspek sufistiknya saja sementara aspek rasionalistiknya
diambil oleh orang barat. (Sudijono,1996:108)
b) Pilihan ganda ( multiple choice item)
Yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan
pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya
harus dipilih slah satu dari beberapa kemungkinan jawab yang telah
disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan.
1. Bentuk pertanyaan
Pada saat yang manakah bacaan talbiyah dibaca oleh jamaah haji…
A. Sa’i
B. Wukuf
C. Thawaf
D. Berangkat ke arofah
E. Ihram
2. Bentuk pernyataan
Orang yang menggantikan puasa ramadhan dengan member makan
kepada fakir miskin, disebut membayar…
A. Jariyah
B. Fidiyah
C. Shadaqah
D. Hibbah
E. wakaf

Dalam perkembanganya test objektif bentuk multiple choice item dapat


dibedakan menjadi 8 model yaitu:
1. model melengkapi lima pilihan
2. model asosiasi dengan lima atau empat pilihan
3. model melengkapi berganda
4. model analisis hubungan antarhal
5. model analisis kasus
6. model hal kecuali
7. model hubungan dinamik
8. Model pemakaian gambar diagram, grafik, peta atau gambar
(Sudijono,1996:119)
c) Isian singkat (completion test)
Completion test biasanya kita sebut dengan istilah test isian, test
menyempurnakan, atau test melengkapi. Completion test terdiri dari
kalimat-kalimat yang ada bagianya-bagianya dihilangkan. Bagian yang
dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan
pengertian yang kita minta dari murid (Arikunto, 2015: 190)
Contoh:
1. Jantung merupakan alat…..
2. Air akan mendidih pada suhu….. derajat fahnreheit
d) Menjodohkan ( matching test)
Test objektif bentuk matching sering dikenal denagn istilah test
menjodohkn,tes mencari pasangan, tes menyesuaikan,tes mencocokan,dan
tes mepertandingkan. Test objektif bentuk matching iini merupakan salah
satu bentuk tes objektif dengan cirri-ciri sebagai berikut:
1. Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu jawaban.
2. Tugas taste adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang
tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan jodoh dari
pertanyaanya.
Jadi dalam tes objektif bentuk matching ini disediakan dua
kelompok bahan dan taste harus mencari pasanagn yang sesuai antar yang
terdapat pada kelompok kedua, sesuai denagn petunjuk yang diberikan
dalam test tersebut (sudijono,1996:111)

Daftar 1 Daftar 2
Salat sunah yang dilakukan a.istikharah
sewaktu memasuki mesjid
Salat yang dilakukan pada b. tarawih
malam bulan ramadhan
Salat sunat yang dilakukan c. tahiyatul masjid
untuk memperoleh petunjuk
terhadap perbuatan yang akan
dilaksanakan
e) Sebab akibat
1)) Pengertian
Pada bentuk soal hubungan antarhal, siswa dituntut untuk
mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara pernyataan pertama
(yang merupakan akibat) dan pernyataan kedua (yang merupakan
sebab). Kedua pernyataan (pertama dan kedua) dihubungkan dengan
kata “sebab”. Kedua pernyataan itu dapat benar, salah, atau dapat juga
pernyataan yang satu benar, yang lain salah. Apabila kedua pernyataan
itu benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu
mempunyai hubungan sebab-akibat Tes sebab akibat ini merupakan
salah satu bagian dari tes pilihan ganda, sehingga petunjuk penyusunan
maupun kelebihan dan kelemahannya tidak jauh berbeda.
Contoh soal sebab-akibat
Petunjuk: Untuk soal berikut pilihlah:
A. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan
hubungan sebab akibat.
B. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak
menunjukkan hubungan sebab akibat.
C. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
D. Jika pernyataan salah dan alasan benar.
E. Jika pernyataan maupun alasan keduanya salah
Soal :
Diketahui himpunan A = { 1,2,3,4 }, banyak himpunan bagian dari
A adalah 4
SEBAB Banyak himpunan bagian dari suatu himpunan adalan 2n
Jawaban : A
Pembahasan : A = { 1,2,3,4 } n(A) = 4
2)) Kelebihan dan kekuranganTes Pilihan Ganda Tes Sebab-Akibat
Kelebihan
1. Tes sebab akibat sangat baik digunakan untuk mengukur banyak
dimensi belajar, antara lain: kemampuan bernalar, pemahaman
konsep, hubungan antar konsep, kemampuan berfikir sistematis dll.
2. Efektif digunakan untuk menguji pengetahuan saat pendaftaran ke
perguruan tinggi atau dalam mencari pekerjaan sebab
membutuhkan nalar dan pengetahuan yang tinggi.
3. Dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah disiapkan secara
terpisah, jawaban dapat dikoreksi dengan lebih mudah.
4. Dapat dipakai berulang-ulang.

Kekurangan:
1. Konstruksi tes sebab-akibat lebih sulit serta membutuhkan waktu
yang lebih lama dibanding dengan penyusunan tes bentuk objektif
lainnya.
2. Item tes pilihan ganda sebab-akibatmemberi peluang kepada siswa
untuk menerka jawaban.
2. Tes Lisan (Oral test )
a. Pengertian tes lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menunutut jawaban peserta tes (
testee) dalam bentuk bahasa lisan. Dalam bentuk tes ini, peserta tes akan
menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan
kata-katanya sendiri. Tes lisan yang dilakukan dapat berbentuk sebagai berikut :
1. Seorang penguji menilai seorang peserta didik
2. Seorang penguji menilai sekelompok peserta didik
3. Sekelompok penguji menilai seorang peserta didik
4. Sekelompok penguji menilai sekelompok peserta didik

Karakteristik dari alat penilaian ini adalah dalam pengujiannya tes


dilakukan secara lisan dimana pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada
peserta didik, selanjutnya peserta didik menjawab dengan kata-katanya sendiri
sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.

b. Kelebihan dan Kekurangan


1) Kelebihan Tes Lisan
a) Dapat mengetahui secara langsung kemampuan testee dalam memberikan
jawaban atau mengemukan pendapatnya secara lisan,.
b) Tidak perlu menyusun sejumlah soal secara rinci, tetapi cukup mencatat
pokok-pokok permasalahannya saja.
c) Kemungkinan testee akan menerka atau menebak jawaban dan
berspekulasi dapat dihindari.
2) Kekurangan Tes Lisan
a) Memakan waktu cukup lama, apalagi jika jumlah testee dalam jumlah
banyak.
b) Faktor subjektivitas akan muncul bilamana ujian lisan itu dilakukan face
to face, yaitu hanya ada seorang penguji dan seorang yang diuji.
c. Prinsip – Prinsip Pembuatan Tes Lisan
1) Hendaknya dalam pembuatan tes lisan ini, sebaliknya pendidik menyiapkan
daftar pertanyaan atau perintah yang akan diajukan kepadan peserta didik
2) Hendaknya membuat lembar jawaban dari setiap pertanyaan tersebut
3) Hendaknya membuat kriteria penilaian dan format penilaian dari jawaban
yang akan disampaikan oleh peserta didik.
d. Petunjuk Dalam Pelaksanaan Tes Lisan
1) Hindari adanya pengaruh faktor subyektvitas, misalnya karena penampilan
testee yang menarik, latar belakang orang tua yang kaya atau tidak, ada
hubungan keluarga/kerabat atau bukan, dan sebagainya.
2) Berikanlah skor segera pada setiap jawaban yang dikemukakan oleh testee,
jangan ditunda saat setelah selesai tes lisan, karena berakibat terpengaruhi
oleh jawaban yang terakhir.
3) Catatlah materi atau masalah yang akan ditanyakan dan ruang lingkup
jawaban yang diminta untuk setiap pertanyaan.
4) Ciptakan suasana ujian yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa
ketakutan dalam menjalani ujian
5) Jangan mengubah suasana ujian lisan menjadi suasana diskusi atau suasana
pengajaran (Purnomo : 2016,40-41)
3. Tes tindakan
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji yang akan
mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar
yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa
yang diperintahkan dan ditanyakan (Khaerudin, 2017:104)
Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang
telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan ketepatan
menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu
pekerjaan. Tindakan atau unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium,
dan mengoperasikan suatu alat.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Cara penilaian ini dianggap lebih
otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan
peserta didik yang sebenarnya (Asrul,dkk.2014:51)
Contoh tes tindakan:
Coba tunjukkan di depan kelas bagaimana cara mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran aktif tipe jigsaw.
Tes jenis ini sangat bermanfaat untuk memperbaiki kemampuan perilaku peserta
didik, karena secara objektif kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta didik
dapat diamati dan diukur, sehingga menjadi dasar pertimbangan untuk praktik
selanjutnya. Sebagaimana jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
Kelebihan tes tindakan adalah:
a. satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar
dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan membaca al-Qur’an berdasarkan
ilmu tajwid.
b. sangat baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan teori
dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian menjadi lengkap.
c. dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling
menyontek.
d. guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik sebagai
dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial.
Adapun kelemahan/kekurangan tes tindakan adalah:
a. memakan waktu yang lama
b. dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
c. cepat membosankan
d. jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai arti
apa-apa lagi
memerlukan syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, enaga
maupun biaya. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka hasil penilaian tidak
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik (Asrul,dkk.2014:52)
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengertian tes
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur
penting. Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi menjadi
jenis, yaitu: Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay), Tes bentuk uraian adalah tes yang
pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian
secara terbatas. Tes Objektif, Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi
(dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya
antara 1 atau 0. Tes Tindakan (Performance Test), Tes tindakan adalah tes yang
menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di
bawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat
keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta
didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan
DAFTAR PUSTAKA

Sudijono, anas. 1996. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada
Asrul, dkk.2014.evaluasi pembelajaran.medan. perdana mulya sarana
Khaerudin.2017. administrasi, analisi butir, dan kaidah penulisan tes.jurnal
madaniyah. Vol.1 edisi XII.ISSN 2548-6993

Anda mungkin juga menyukai