Anda di halaman 1dari 14

Metamorfosis pada serangga

Faktor-faktor yang mengontrol terjadinya pergantian kulit dan metamorfosis pada serangga
Mekanisme aksi hormon-hormon metamorfosis serangga
Kelainan genetika pada tangan dan jari-jari biasanya berkaitan juga dengan gangguan perkembangan
sejumlah organ lainnya. Yakni, organ-organ yang berasal dari jaringan awal yang sama (mesodermis),
di antaranya jantung, ginjal, tulang belakang dan kerongkongan.

Kelainan jari akibat kelainan genetika pada anak diantaranya


Polidaktili
Sindaktili
Brakidaktili
Diantara sekian banyak faktor yang dapat menjadi penyebab terjadinya kelainan jari tangan dan kaki
anak, yang sering terjadi adalah:
Kelainan genetika, mutasi gen, atau penyakit warisan dari pihak ayah, ibu, atau keduanya.
Penyakit infeksi, misalnya infeksi virus, yang diderita ibu selama masa hamil.
Obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu dalam jangka waktu cukup lama, dan termasuk dalam
rentang waktu terjadinya proses tumbuh-kembang tangan dan jari-jari. Misalnya, terapi obat kanker
dan beberapa jenis obat anti-mual (talidomid).
Masalah selama masa kehamilan, misalnya posisi janin tidak normal sehingga tangan dan jari
terhambat pertumbuhannya.
Kalaupun kelainan jari ini terjadi pada anak, setiap kelainan jari pada Polidaktili maupun Sindaktili
atau Brakidaktili masing-masing memiliki cara penanganan yang berbeda.
Penyakit A-Z, Kesehatan A-Z
Polidaktili
Oleh Karinta Ariani Setiaputri
Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Damar Upahita - Dokter Umum
polidaktili adalah
Definisi
Apa itu polidaktili?
Polidaktili adalah cacat atau kelainan bawaan yang membuat bayi lahir dengan tambahan jumlah jari
tangan atau kaki. Polidaktili adalah kondisi yang bisa terjadi pada salah satu maupun kedua tangan
atau kaki.

Ad

Istilah polidaktili berasal dari bahasa Yunani yakni poli yang berarti “banyak” dan dactylos yang
artinya “jari”. Polidaktili adalah kondisi kelainan bawaan yang bisa terbagi menjadi beberapa jenis.

Mengutip dari Kids Health, cacat lahir ini biasanya paling sering terjadi pada sisi jari kelingking atau
jari kelima di tangan dan kaki. Jenis polidaktili ini adalah postaxial.

Sebaliknya, cacat lahir ini paling jarang terjadi di sisi ibu jari (preaxial) maupun tumbuh di bagian
tengah jari tangan dan kaki. Ukuran jari tambahan, entah pada tangan atau kaki, umumnya lebih
kecil dari ukuran jari yang lainnya.

Kelainan bawaan ini bisa menurun dalam keluarga dan dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Jadi,
Anda berisiko melahirkan bayi dengan kondisi kelainan lahir ini bila memiliki anggota keluarga lain
yang juga mengalaminya.

Apa saja jenis polidaktili?


Beberapa jenis polidaktili adalah sebagai berikut:

1. Jari tambahan di samping jari kelingking (polydactyly postaxial)


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jenis ini adalah yang paling umum terjadi. Tambahan jari
yang berada di samping posisi jari kelingking bisa disebut dengan postaxial polidaktili atau ulnar
polidaktili.

Penyebutan ulnar pada jenis ini dikarenakan jari tambahan berada di sisi kelingking tangan yang
disebut sisi ulnaris. Sementara jika tambahan terdapat pada jari kelingking kaki, ini disebut sebagai
fibular polidaktili.

2. Jari tambahan di samping jari jempol (preaxial polydactyly)


Kebalikan dari polidaktili postaxial, polidaktili preaxial termasuk jenis yang jarang terjadi. Kondisi ini
ditandai dengan posisi jari tambahan yang berada di sebelah jari jempol entah tangan atau kaki.

Jika berada di samping ibu jari tangan, ini disebut dengan radial polidaktili. Namun, jika berada di
samping luar ibu jari kaki, ini disebut dengan tibialis polidaktili.

3. Jari tambahan di bagian tengah jari-jari (polidaktili pusat)


Bila tambahan jari pada kedua jenis polidaktili sebelumnya berada di bagian luar dari lima jari
normal, hal ini berbeda dengan polidaktili pusat.

Sesuai dengan namanya, polidaktili pusat adalah jenis kelainan ketika jari tambahan yang dimiliki
bayi berada di bagian tengah kelima jari.

Biasanya, tambahan jari menempel pada jari manis, jari tengah, atau yang paling sering di jari
telunjuk. Kondisi ini memiliki nama yang sama ketika tambahan jari muncul di tangan dan kaki.

Seberapa umumkah kondisi ini?


Berdasarkan Journal of the American Osteopathic Association, kelainan ini bisa terjadi pada sekitar 1
dari 1000 kelahiran bayi.

Polidaktili adalah kelainan bawaan yang cenderung terjadi dua kali lipat lebih banyak pada bayi laki-
laki dibandingkan dengan bayi perempuan.

Tanda-Tanda & Gejala


Apa saja tanda-tanda dan gejala polidaktili?
Gejala polidaktili yang utama adalah adanya tambahan jari pada tangan atau kaki bayi, baik itu di
salah satu maupun keduanya.

Jari tambahan entah pada tangan dan kaki bayi ini bisa memiliki berbagai bentuk berbeda. Ada jari
tambahan yang terbentuk lengkap alias dapat berfungsi penuh seperti jari-jari lainnya, terbentuk
sebagian, maupun hanya terdiri atas sejumlah kecil jaringan lunak.

Melansir dari Boston Children’s Hospital, tambahan jari pada tangan atau kaki bayi biasanya memiliki
ukuran yang lebih kecil dan perkembangannya tidak normal.

Ada beberapa ciri utama pada tambahan jari di tangan dan kaki bayi, yaitu:

Terdiri dari kulit dan jaringan lunak. Kondisi ini paling mudah atau sederhana untuk dihilangkan.
Terdiri dari kulit, jaringan lunak, dan tulang, tetapi tidak ada persendian. Kondisi ini cenderung lebih
sulit dihilangkan.
Terdiri dari kulit, jaringan lunak, tulang, dan persendian. Kondisi ini paling sulit dihilangkan atau
diubah bentuknya apalagi jika posisinya sangat dekat dengan jari di sebelahnya.
Cacat lahir bawaan ini berbanding terbalik dengan sindaktili. Jika polidaktili membuat jumlah jari
bayi bertambah, sindaktili justru membuat jumlah jari bayi berkurang karena saling menyatu.

Kapan harus periksa ke dokter?


Polidaktili adalah kondisi cacat bawaan lahir yang bisa dengan mudah diamati sejak bayi baru lahir.
Jika Anda melihat bayi memiliki gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya segera konsultasikan
dengan dokter.

Kondisi kesehatan tubuh masing-masing orang berbeda, termasuk bayi. Selalu konsultasikan ke
dokter agar mendapatkan penanganan terbaik terkait kondisi kesehatan buah hati Anda.

Penyebab
Apa penyebab polidaktili?
Selama bayi berkembang di dalam kandungan, proses pembentukan tangan dan kaki diawali dengan
bentuk yang menyerupai dayung alias bulat lonjong.
Ketika memasuki usia kehamilan minggu ke-6 dan usia kehamilan minggu ke-7, tangan dan kaki yang
saling menyatu tersebut perlahan-lahan terpisah menjadi lima jari.

Bayi dikatakan mengalami kelainan lahir ini saat jumlah jari-jari tangan dan kaki terbagi menjadi
lebih dari lima.

Kondisi ini dapat dikarenakan ketika ada satu jari pada tangan, kaki, maupun keduanya yang terbelah
menjadi dua bagian.

Kebanyakan kasus cacat lahir ini terjadi tanpa sebab yang jelas. Akan tetapi, penyebab polidaktili
juga bisa karena faktor genetik saat hamil atau keturunan keluarga.

Dengan kata lain, genetik atau riwayat keturunan dari orangtua ke anak dapat menjadi penyebab
bayi lahir dengan jumlah jari tangan atau kaki berlebih.

Faktor-faktor Risiko
Apa yang meningkatkan risiko terkena polidaktili?
Dalam beberapa kasus, risiko bayi mengalami kelainan lahir ini meningkat bila lahir dengan jenis
kelamin laki-laki. Sementara risiko polidaktili pada bayi perempuan biasanya dua kali lipat lebih
rendah ketimbang bayi laki-laki.

Hal lain yang juga menjadi faktor risiko polidaktili adalah memiliki ras atau keturunan Afrika Amerika.
Jika ingin mengurangi faktor risiko yang mungkin dimiliki oleh Anda dan bayi, segera konsultasikan
lebih lanjut dengan dokter.

Diagnosis & Pengobatan


Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter
Anda.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini?
Diagnosis polidaktili saat kehamilan bisa dilakukan dokter melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG),
khususnya di tiga bulan awal atau trimester pertama kehamilan.
Selain itu, dokter biasanya juga menanyakan mengenai adanya riwayat kelainan lahir ini di dalam
keluarga bila kondisi bayi di dalam kandungan mengarah ke cacat bawaan tersebut.

Agar lebih jelas lagi, pengujian genetik bisa menjadi pemeriksaan selanjutnya guna memeriksa
apakah kromosom bayi menunjukkan adanya polidaktili atau kondisi cacat bawaan lainnya.

Polidaktili dapat dengan mudah dideteksi setelah bayi lahir dengan pemeriksaan. Jika ternyata
dicurigai kemungkinan bayi memiliki kondisi kelainan genetik lainnya, dokter biasanya akan
melakukan pemeriksaan lain terkait kromosom bayi.

Bukan hanya itu, tes rontgen atau x-ray juga mungkin dilakukan pada bayi. Rontgen bertujuan untuk
melihat jenis kelainan jari tambahan yang bayi alami.

Ambil contohnya bayi punya jari tambahan di samping kelingking, sebelah jari jempol, atau di bagian
tengah tangan maupun kaki.

Apa saja pilihan pengobatan untuk polidaktili?


Polidaktili adalah kondisi kelainan bawaan yang biasanya ditangani dalam kurun waktu dua tahun
pertama usia bayi. Pengobatan untuk polidaktili dilakukan dengan operasi, tetapi disesuaikan
kembali dengan jenisnya.

Penanganan kelainan lahir ini dengan cepat dan tepat akan membantu si kecil menggunakan fungsi
tangan dan kaki yang bermasalah untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Pertumbuhan dan
perkembangan ini meliputi kemampuan motorik halus dan motorik kasar bayi.

Berbagai pengobatan polidaktili adalah sebagai berikut:

1. Tambahan jari di samping jari kelingking


Jika jari kelingking berukuran kecil hanya terbentuk sebagian dan tidak berisikan tulang, dokter akan
lebih mudah untuk melepasnya.

Sementara untuk jari kelingking kecil yang memiliki struktur lengkap seperti adanya jaringan dan
tulang dapat diobati dengan melakukan operasi atau pembedahan.
2. Tambahan jari di samping jari jempol
Pengobatan untuk kondisi jari tambahan di samping jari jempol cenderung lebih sulit ketimbang jari
kelingking. Ini karena ibu jari tambahan bisa memengaruhi fungsi ibu jari lainnya.

Oleh karena itu, dokter biasanya akan menempuh jalan operasi untuk menghasilkan hanya satu ibu
jari.

3. Tambahan jari di tengah


Operasi untuk jari tambahan yang berada di tengah-tengah jari lainnya terbilang lebih kompleks
daripada dua jenis sebelumnya. Itulah mengapa dokter biasanya akan melakukan perbaikan ulang
kondisi jari-jari, entah di tangan atau kaki, guna memastikan fungsinya berjalan dengan baik.

Agar hasilnya lebih optimal, mungkin diperlukan lebih dari satu kali operasi untuk kasus jari
tambahan yang ada di tengah.

Buah hati Anda juga membutuhkan penggunaan gips di tangan atau kaki selama beberapa minggu
usai operasi.

Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.

Hello Health Group tidak memberikan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Bagikan artikel ini:


Review Date: Juni 26, 2017
Last Modified: April 23, 2020

Sumber
Yang juga perlu Anda baca

CORONAVIRUS, COVID-19
Mungkinkah COVID Toes atau Lesi pada Kaki Jadi Gejala Baru Coronavirus?
encephalocele adalah ensefalokel
PENYAKIT A-Z, KESEHATAN A-Z
Encephalocele
hernia diafragmatika hernia diafragma pada bayi
PENYAKIT A-Z, KESEHATAN A-Z
Hernia Diafragmatika
penyakit thalasemia pada anak
PENYAKIT A-Z, KESEHATAN A-Z
Thalasemia pada Anak
Hidup sehat ♡ Hidup bahagia
Tentang Kami EXECUTIVE BIOS Lowongan Kontak Kami Kebijakan Kebijakan Editorial Informasi
Kesehatan Sitemap
© 2020 Hello Health Group Pte. Ltd. Hak cipta dilindungi.
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan.
Metamorfosis Pada Serangga

Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau
struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.

Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu:


         “meta” (diantara, sekitar, setelah); 
         “morphe” ( bentuk); dan
         “osis” (bagian dari).

Pada serangga terdapat dua macam metamorfosis utama, yaitu hemimetabola dan
holometabola.

*****

Hemimetabola disebut juga sebagai metamorfosis tidak sempurna. Tahapan


perkembangannya sebagai berikut:

 Telur
 Nimfa, ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis). Tiap
tahapan diantara pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya, bisa
terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu sampai
dengan beberapa tahun untuk terus berkembang sampai cukup besar untuk berubah
menjadi dewasa.
 Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh
dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

Biasanya metamorfosis ini terjadi pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan
lainnya. Berikut adalah contoh proses metamorfosis tidak sempurna pada capung :
 
*****

Holometabola disebut juga sebagai metamorfosis sempurna. Tahapan dari metamorfosis


sempurna ini adalah:

 Telur
 Larva, serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.
 Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak
melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan
pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja.
Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari
hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel
lagi disebut histogenesis.
 Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.

Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan kupu-kupu. Berikut adalah proses
metamorfosis sempurna pada kupu-kupu monarki:
 
*****

Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya
tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa
hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17
tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.
Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit larva, dan pembentukan
pupa pada serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola
(Saunders, 1980). Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu,
hormon otak, hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil (Spratt, 1971).

Hormon otak disebut juga ecdysiotropin, disimpan didalam corpora cardiace, sedangkan hormon
molting (Ekdison) dihasilkan oleh kelenjar protoraks, yaitu suatu segmen pada tubuh serangga yang
mempunyai pasangan kaki terdepan dari ketiga pasangan kaki terdepan serangga, oleh karena itu
maka hormon ini juga dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH, hormon
juvenil (JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar endokrin yang terletak di dekat
otak (Spratt, 1971, Saunders, 1980, Balinsky, 1981).

Mekanisme :
Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan suatu hormon otak (Ecdysiotropin),
hormon ini merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan ecdyson. Selanjutnya ecdyson ini
merangsang pertumbuhan dan menyebabkan epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang
menyebabkan dimulainya proses pengelupasan kulit (molting). Jika otak dari larva tersebut dibedah
secara mikro, maka ecdyson tidak akan dihasilkan lagi dan sementara itu pertumbuhan dan proses
pengelupasan kulit terhenti. Selain oleh pengaruh ecdyson, maka proses pengelupasan kulit dan
pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon juvenil, selama terdapat hormon juvenil rangkaian
pengelupasan kulit yang terjadi dibawah pengaruh ecdyson itu hanyalah akan menghasilkan bentuk
stadium tidak dewasa saja. Jika konsentrasi hormon juvenil relatif lebih tinggi daripada ecdyson maka
akan merangsang perkembangan larva, dan mencegah proses pembentukan pupa, namun
mencegah proses pembentukan larva. Jika suatu serangga mengelupas kulitnya tanpa adanya
hormon juvenil maka hewan tersebut akan berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa. Ecdyson
secara kontinu dihasilkan sampai pengelupasan kulit menjadi dewasa, ecdyson berperan
merangsang sintesa RNA dan protein yang diperlukan pada proses pembentukan kepingankepingan
imaginal. Pada serangga dewasa tidak terdapat ecdyson untuk pengelupasan kulit, karena kelenjar-
kelenjar protoraknya sudah mengalami degenerasi setelah metamorfosis, namun corpora allata akan
menggetahkan hormon juvenil kembali setelah pengelupasan kulit pendewasaan. Hormon juvenil ini
akan mempengaruhi metabolisme protein dan lemak,serta membentuk protein-protein vitelogenik
(Saunders,1980).
Daftar Rujukan :

Balinsky, B.I,1981. An introduction to


embryology. 5th ed sunders college
publishing. Philadelphia.

Saunders, J.W.Jr.1980. Developmental biology.


Patterns problems principles. Macmillan
Publishing Co. Inc, New York.

Spratt, N.T.Jr.1971. Developmental biology.


Wadsworth Publishing Company, Inc.
Belmont.

Anda mungkin juga menyukai