Anda di halaman 1dari 31

PTERIDOPHYTA

LAPORAN PRAKTIKUM

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Tumbuhan yang
diampu oleh:
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M. Pd.
Dr. Topik Hidayat, M. Si.
Dr. Siti Sriyati, M. Si.

disusun oleh :
Pendidkan Biologi B 2018
Kelompok 1

Aditia Pratama (1801690)


Anna Nurzahra (1804064)
Awalin Fauziah (1807423)
Esa Difny N. Nusantari (1804342)
Shinta Aisyah (1801032)
Sholaita Sabila Rosa (1807041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1

LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA ...................................................... 2

A. Judul Praktikum ........................................................................................... 2

B. Waktu Pelaksanaan ...................................................................................... 2

C. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 2

D. Landasan Teori ............................................................................................. 2

E. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4

F. Langkah Kerja .............................................................................................. 5

G. Tugas ............................................................................................................ 5

H. Hasil Pengamatan ......................................................................................... 6

I. Pembahasan ................................................................................................ 22

J. Kesimpulan ................................................................................................ 27

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ 28

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | DAFTAR ISI 1


LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA

A. Judul Praktikum
Pengamatan pada Pteridophyta

B. Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019
Pukul : 09.30 s.d. 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan, FPMIPA UPI

C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum Pteridophyta ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengenal keanekaragaman Pteridophyta.
2. Menentukan ciri umum Pteridophyta.
3. Menemukan ciri khusus setiap kelompok Pteridophyta melalui
serangkaian kegiatan klasifikasi biner dan klasifikasi bertingkat (bagan
Dikotomi Konsep).
4. Menyusun kunci dikotom berdasarkan hasil kegiatan klasifikasi
bertingkat.
5. Menganalisis urutan perkembangan filogeni dari kelompok Pteridophyta
primitif sampai kelompok Pteridophyta maju melalui kegiatan seriasi
menggunakan skala filogeni.
6. Mengidentifikasi manfaat dari setiap kelompok Pteridophyta.

D. Landasan Teori
Pteridophyta berasal dari bahasa Greek, yaitu pteron=sayap, bulu.
Pteridophyta adalah tumbuhan kormus yang menghasilkan spora, dan
memiliki susunan daun ynag umumnya membentuk bangun sayap (menyirip)
dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu-bulu. Daun mudanya
membentuk melingkar.

Tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan yang jelas seperti


halnya Bryophyta, hanya fase gametofitnya masih berbentuk thallus yang

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 2


disebut prothalium dan sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat.
Adapun fase sporofitnya jelas terlihat, yang dikenal sebagai tumbuhan paku.

Bentuk dan susunan tumbuhan paku:

1) Batangnya bercabang-cabang dan ada yang berkayu.


2) Daunnya sudah memiliki urat-urat daun, tetapi ada yang tidak berdaun
(Contoh: Psilotum/paku telanjang) dan berdaun serupa sisik (contoh:
Equisetum/paku ekor kuda).
3) Rhizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar.
4) Sudah memiliki berkas pembuluh angkut (xylem dan phloem) tipe
radiair/menjari atau tipe konsentris.

Daun tumbuhan paku ada dua macam, yaitu tropofil yang sporofil. Bentuk
sporofil ini ada yang mirip dengan tropofil, dan ada yamg berbeda sekali
dengannya dengan membentuk strobilus. Dengan demikian ada paku
homofilum dan paku heterofilum. Spora tumbuhan paku berbeda-beda, baik
bentuk, ukuran maupun sifatnya. Atas dasar ini, kita membedakannya ada
tumbuhan paku homospora, heterospora, dan tumbuhan paku peralihan yang
memiliki sifat antara keduanya. Pada paku heterospora akan dihasilkan jenis
spora yang disebut makrospora (megaspora) dan mikrospora yang berbeda
sifatnya. Tetapi pada tumbuhan paku homospora hanya dihasilkan satu jenis
spora dalam sporangiumnya.

Susunan letak sporangium paku ada beberapa macam; ada yang tersusun
dalam sorus, strobilus, dan sporokarpium. Badan-badan penghasil
sporangium tersebut ada yang di ketiak daun/cabang, di ujung cabang, atau di
helaian daunnya. Hal ini menentukan dalam pembagian klasifikasinya.

Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam


kehidupan manusia, antar lain:

1) Tanaman hias: Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk rusa),


Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis, Alsophila (paku tiang) dan
lainnya.

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 3


2) Bahan obat: Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni),
Cylophorus untuk obat pusing dan obat luar, Dyopteris untuk obat cacing
pita, Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium
untuk antidiuretik dan pencahar lemah dari sporanya.
3) Bahan sayuran: Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda),
dan lain-lain.
4) Kesuburan tanah: Azolla pinnata, larena bersimbiosis dengan Anabaena
(alga biru) yang dapat mengikat unsur nitrogen dari udara.
5) Gulma pertanian: Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi

E. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
Table E.1. Alat yang dibutuhkan saat praktikum
No Alat Jumlah
1 Kamera 2 unit
2 Alat tulis 1 set

Table E.2. Bahan yang dibutuhkan saat praktikum


No Bahan Jumlah
1 Herbarium Pteridophyta 17 unit
2 Bioplastik Pteridophyta 1 unit

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 4


F. Langkah Kerja

Alat dan bahan Herbarium dan bioplastik


disiapkan Pteridophyta diamati

label pada karekter morfologi diamati dan 10 karakter


specimen secara minimum sehingga membentuk klasifikasi biner
acak diberikan ditentukan

klasifikasi bertingkat kunci dikotom berdasarkan hasil


(bagan dikotomi) dibuat klasifikasi bertingkat disusun

seriasi menggunakan skala Pengklasifikasian


filogeni Pteridophyta menggunakan fenetika
dilakukan dan kladistika dilakukan

Bagan F.1. Langkah Kerja Pengamatan Pteridophyta

G. Tugas
Adapun tugas yang sudah kami lakukan yaitu sebagai berikut.
1. Menggambar specimen hasil pengamatan beserta keterangan.
2. Mencari manfaat Pteridophyta dengan cara studi literature.
3. Membuat tabel karakterisasi.
4. Membuat tabel klasifikasi biner
5. Membuat bagan klasifikasi bertingkat dan menyusun kunci dikotominya.
6. Membuat tabel seriasi
7. Membuat klasifikasi kladistik dan fenetik
8. Membuat laporan praktikum.

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 5


H. Hasil Pengamatan
Berikut adalah hasil pengamatan dari praktikum mengenai Pteridophyta yang telah dilakukan.
Tabel G.1 Klasifikasi Pteridophyta
No. Taksonomi Gambar Observasi Gambar Manual Gambar Referensi
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Equisetinae
Ordo : Equisetales
Familia : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Species : Equisetum sp.
1
(Linnaeus, 1732)

Gambar 1.a Gambar 1.b Gambar 1.c


Equisetum sp. Equisetum sp. Equisetum sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Line, 2007)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Lycopodinae
Ordo : Lycopodiales
Familia : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
2 Species : Lycopodium sp.

(Michx, 1803)

Gambar 2.a Gambar 2.b Gambar 2.c


Lycopodium sp. Lycopodium sp. Lycopodium sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Kirisame, 2009)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 6


Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Lycopodinae
Ordo : Selaginellales
Familia : Selaginellaceae
3 Genus : Selaginella
Species : Selaginella sp.

(P. Beauv) Gambar 3.a Gambar 3.b Gambar 3.c


Selaginella sp. Selaginella sp. Selaginella sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Parande, 2007)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
4 Genus : Nephrolepis
Species : Nephrolepis sp.

(Schott, 1834)
Gambar 4.a Gambar 4.b Gambar 4.c
Nephrolepis sp. Nephrolepis sp. Nephrolepis sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Botbin, 2005)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Cyatheales
Familia : Cyatheaceae
5 Genus : Cyathea
Species : Cyathea arborea

(Sm)
Gambar 5.a Gambar 5.b Gambar 5.c
Cyathea arborea Cyathea arborea Cyathea arborea
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Xemenendura, 2012)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 7


Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
6 Genus : Platycerium
Species : Platycerium
bifurcatum

(Cav.) Gambar 6.a Gambar 6.b Gambar 6.c


Platycerium bifurcatum Platycerium bifurcatum Platycerium bifurcatum
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Robertson, D. Gordon E., 2005))
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
7 Genus : Drymoglossum
Species : Drymoglossum
heterophillum

(L, Pres.) Gambar 7.a Gambar 7.b Gambar 7.c


Drymoglossum heterophillum. Drymoglossum heterophillum Drymoglossum heterophillum
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Falahi, S., Tanpa Tahun)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Aspleniaceae
8 Genus : Asplenium
Species : Asplenium
australasicum
Gambar 8.a Gambar 8.b Gambar 8.c
(J.Sm. Hook.) Asplenium australasicum Asplenium australasicum Asplenium australasicum
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Casliber, 2013)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 8


Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Pteridaceae
9 Genus : Adiantum
Species : Adiantum
raddianum
Gambar 9.a Gambar 9.b Gambar 10.c
(C.Presl) Adiantum raddianum Adiantum raddianum Adiantum raddianum
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Forest & Kim Starr, 2003)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Pteridaceae
10 Genus : Pteris
Species : Pteris vittata

(Linnaeus, 1758) Gambar 10.a Gambar 10.b Gambar 10.c


Pteris vittata Pteris vittata Pteris vittata
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Sholaita, 2019) (Saumfarn, G., 1993)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
11 Genus : Polypodium
Species : Polypodium sp.

(Linnaeus, 1758) Gambar 11.a Gambar 11.b Gambar 11.c


Polypodium sp. Polypodium sp. Polypodium sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Anna, 2019) (Stan Shebs, 2005)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 9


Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Blechnaceae
12 Genus : Blechnum
Species : Blechnum sp
.
(Linnaeus, 1758) Gambar 12.a Gambar 12.b Gambar 12.c
Blechnum sp. Blechnum sp. Blechnum sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Anna, 2019) (Peter, 2015)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Polypodiales
Familia : Davalliaceae
13 Genus : Davallia Tidak ada
Species : Davallia sp.

(Linnaeus, 1758) Gambar 13.b Gambar 13.c


Davallia sp. Davallia sp.
(Dok. Anna, 2019) (Anonim, 2006)
Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Hymenophyllales
Familia : Hymenophyllaceae
14 Genus : Trichomanes
Species : Trichomanes sp.

(Linnaeus, 1758) Gambar 14.a Gambar 14.b Gambar 14.c


Trichomanes sp. Trichomanes sp. Trichomanes sp.
(Dok. Kelompok 1B, 2019) (Dok. Anna, 2019) (Melling, 2013)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 10


Regnum : Plantae
Phylum : Pteridophyta
Classis : Filicinae
Ordo : Marattiales
Familia : Marattiaceae
Genus : Angiopteris
15 Species : Angiopteris sp. Tidak ada

(Hoffm.)

Gambar 15.b Gambar 15.c


Angiopteris sp. Angiopteris sp.
(Dok. Anna, 2019) (Peter, 2010)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 11


Tabel G.2a Seriasi Pteridophyta
No Karakter Equisetum Lycopodium Selaginella Nephrolepis
karakteristik skor Karakteristik skor Karakteristik skor Karakteristik skor
1 Jaringan ada, xylem dan 5 ada, xylem dan 5 ada, xylem dan 5 ada, xylem dan 5
pengangkut floem floem floem floem
2 Habitus kormus 5 kormus 5 kormus 5 kormus 5
3 Habitat darat (lembab) 3 darat (kering) 5 darat (kering) 5 darat (kering) 5
4 Metagenesis sporofit dominan 5 sporofit 5 sporofit 5 sporofit 5
dominan dominan dominan
5 Embrio multisel 5 multisel 5 multisel 5 multisel 5
6 Kutikula ada 5 ada 5 ada 5 ada 5
7 Organ Kelamin multisel 5 multisel 5 multisel 5 multisel 5
8 Daun sejati seperti sisik atau 3 seperti sisik atau 3 lebar 5 Lebar 5
rambut rambut
9 Badan pembawa strobilus 3 strobilus 3 sorus 5 sorus 5
sporangium
Jumlah 39 41 45 45

Keterangan :
= Equisatine = Paling maju
=Lycopodinae = Paling primitif
= Filicinae

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 12


Tabel G.2b Seriasi Pteridophyta

Cyathea Platycerum Drymoglossum Asplenium


No Karakter sko
Karakteristik skor Karakteristik Skor Karakteristik Karakteristik Skor
r
Jaringan ada, xylem dan ada, xylem dan ada; xylem, ada; xylem,
1 5 5 5 5
pengangkut floem floem floem floem
2 Habitus kormus 5 kormus 5 kormus 5 kormus 5
3 Habitat darat (kering) 5 darat (kering) 5 darat (kering) 5 darat (kering) 5
sporofit sporofit
4 Metagenesis sporofit dominan 5 5 sporofit dominan 5 5
dominan dominan
5 Embrio multisel 5 multisel 5 multisel 5 multisel 5
6 Kutikula ada 5 ada 5 ada 5 ada 5
7 Organ Kelamin multisel 5 multisel 5 multisel 5 multisel 5
8 Daun sejati lebar 5 lebar 5 lebar 5 lebar 5
Badan pembawa
9 sorus 5 sorus 5 sorus 5 sorus 5
sporangium
Jumlah 45 45 45 45

Keterangan :
= Equisatine = Paling maju
=Lycopodinae = Paling primitif
= Filicinae

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 13


Tabel G.3b Seriasi Pteridophyta

Adiantum Pteris Polypodium Blechnum


No Karakter
Karakter Skor Karakter Skor Karakter Skor Karakter Skor
Jaringan Ada; xylem, Ada; xylem, Ada; xylem, Ada; xylem,
1 5 5 5 5
pengangkut floem floem floem floem
2 Habitus kormus 5 kormus 5 kormus 5 kormus 5
3 Habitat Darat (kering) 3 Darat (kering) 5 Darat (kering) 3 Darat (kering) 5
sporofit sporofit sporofit
4 Metagenesis 5 5 sporofit dominan 5 5
dominan dominan dominan
5 Embrio multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5
6 Kutikula Ada 5 Ada 5 Ada 5 Ada 5
7 Organ Kelamin multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5
8 Daun sejati lebar 5 lebar 5 lebar 5 lebar 5
Badan pembawa
9 sorus 5 sorus 5 sorus 5 sorus 5
sporangium
Jumlah 45 45 43 45

Keterangan :
= Equisatine = Paling maju
=Lycopodinae = Paling primitif
= Filicinae

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 14


Tabel G.4b Seriasi Pteridophyta
Davallia Trichomanes Angiopteris Berdasarkan seriasi yang telah
No Karakter
Karakter Skor Karakter Skor Karakter Skor
dilakukan, maka didapat data sebagai
Jaringan Ada; xylem, Ada; xylem, Ada; xylem,
1 5 5 5 berikut :
pengangkut floem floem floem
2 Habitus kormus 5 kormus 5 kormus 5 Rata-rata Equisatinae = 39
3 Habitat Darat (kering) 5 Darat (kering) 5 Darat (kering) 5
sporofit sporofit Rata-rata Lycopodinae = 41
4 Metagenesis 5 5 sporofit dominan 5
dominan dominan
5 Embrio multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5
Rata-rata Filicine = 45
6 Kutikula Ada 5 Ada 5 Ada 5
7 Organ Kelamin multiseluler 5 multiseluler 5 multiseluler 5
8 Daun sejati lebar 5 lebar 5 lebar 5
Badan pembawa
9 sorus 5 sorus 5 sorus 5
sporangium
Jumlah 45 45 45

Spesies paling primitif = Equisetum (1)


Keterangan :
Spesies paling maju =
= Equisatine = Paling maju
= Lycopodinae = Paling primitif Nephrolepis (4), Cyathea (5), Platycerum
= Filicinae (6),Drymoglossum (7), Asplenium (8), Adiantum (9),
Pteris (10), Polypodium (11), Blechnum (12),
Davallia (13), Trichomanes (14), Angiopteris (15).

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 15


Bagan G.1 Klasifikasi Bertingkat Pteridophyta (Bagan Dikotomi Konsep)

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 16


Table G.3 Klasifikasi Biner Pteridophyta
No Karakteristik Ya Tidak
1 Memiliki jaringan pengangkut 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, -
xylem dan floem 11,12,13,14
2 Sporangium di dalam strobilus 1,2,3 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,
14
3 Hidup di darat lembab 1 2,3
4 Daun seperti sisik 3 2
5 Hidup di tanah relatif lembab 6,7,8,9,11,12,15 4,5,10,13,14
6 Habitus semak 12,15 6,7,8,9,11
7 Daun muda berwarna 12 15
8 Bentuk daun seperti dasi 7 6,8,9,11
9 Ujung daun seperti tanduk 6 8,9,11
10 Duduk daun tidak berkarang 9,11 8
11 Ujung daun seperti persegi 9 11
12 Bentuk daun seperti ginjal 4 5,10,13,14
13 Tumbuhan paku berbentuk seperti 5 10,13,14
pohon
14 Daun majemuk impiripinatus 10 13,14
15 Sorus berwarna kemerahan 14 13

Kunci Dikotomi

1a. Sporangium berada di dalam strobilus ............................................................ (2)

b. Sporangium berada di dalam sorus ............................................................... (3)

2a. Hidup di darat lembab ......................................................................... Equisetum

b. Hidup di darat kering ..................................................................................... (4)

3a. Hidup di tanah relatif lembab ......................................................................... (5)

b. Hidup di tanah relatif kering .......................................................................... (6)

4a. Daunnya seperti sisik..........................................................................Selaginella

b. Daunnya seperti rambut ................................................................... Lycopodium

5a. Habitus semak ................................................................................................ (7)

b. Habitus herba .................................................................................................. (8)

6a. Bentuk daun seperti ginjal ................................................................ Nephrolepis

b. Bentuk daun tidak seperti ginjal ..................................................................... (9)

7a.Ciri khas daun mudah berwarna merah .................................................Blechnum

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 17


b. Ciri khas daun berwarna hijau tua ..................................................... Angiopteris

8a. Bentuk daun tidak seperti dasi...................................................................... (10)

b. Bentuk daun seperti dasi ............................................................... Drymoglosum

9a. Tumbuhan paku tidak berbentuk pohon ....................................................... (11)

b. Tumbuhan paku berbentuk pohon .......................................................... Cyathea

10a. Ujung daun seperti tanduk .............................................................. Platycerium

b. Ujun daun tidak seperti tanduk .................................................................. (12)

11a. Daun majemuk imparipinatus .................................................................. Pteris

b. Daun tidak majemuk imparipinatus ........................................................... (13)

12a. Duduk daun tidak berkarang ...................................................................... (14)

b. Duduk daun berkarang ...................................................................... Asplenium

13a. Sorus berwarna kemerahan ........................................................... Trichomanes

b. Sorus berwarna kekuningan .................................................................Davallia

14a. Ujung daun seperti persegi ................................................................. Adiantum

b. Ciri khas daun tunggal besar .......................................................... Polypodium

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 18


Fenetika & Kladistika
1. Fenetika
Contoh Spesies yang digunakan
1. Equisetum : Kode E
2. Selaginella : Kode S
3. Pteris : Kode P
4. Adiantum : Kode A
5. Lycopodium : Kode L
Karakteristik:
1. Memiliki daun lebar
2. Sporangium dalam sorus
3. Batang berongga
4. daun membentuk sayap
5. Paku heterofil

A. Tabel Perbandingan Karakteristik

E S L A P
1 0 0 0 1 1
2 0 0 0 1 1
3 1 0 0 0 0
4 0 0 0 1 1
5 0 0 0 1 1

B. Matriks Persamaan
E S L A P
E
S 80%
L 80% 100%
A 0% 20% 20%
P 0% 20% 20% 80%

Diambil 2 cluster terbesar

X: SL = 80%

Z: AP = 100%

CLUSTER 1 (Cluster X)

E X A P
E
X 80%
A 0% 80% CLUSTER 2 (Cluster Z)
P 0% 20% 80%
E X Z

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 19


E
X 80%
Z 0% 50%

Didapat Cluster Y=EX

CLUSTER 3 (Cluster Y)

Y Z
Y
Z 40%

80+0
ZY = 2
= 40

Diagram Persamaan antar Spesies dan Matriks

2. Kladistika

Tabel 1. Karakterisasi Kladistika


1 2 3 4 5 Evolusi
Outgroup 0 0 0 0 0
E 0 0 1 0 0 1

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 20


L 0 0 0 0 0 0
S 0 0 0 0 0 0
A 1 1 0 1 1 4
P 1 1 0 1 1 4

Bagan Evolusi

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 21


I. Pembahasan
1. Karakteristik Masing-Masing Spesies
a. Equisetum sp.
Equisetum sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Equisetinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (lembab). pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati seperti sisik atau rambut, dan
mempunyai badan pembawa sporangium berupa strobilus.
b. Lycopodium sp.
Lycopodium sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Lycopodinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati seperti sisik atau rambut, dan
mempunyai badan pembawa sporangium berupa strobilus.
c. Selaginella sp.
Selaginella sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Lycopodinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati seperti sisik atau rambut, dan
mempunyai badan pembawa sporangium berupa strobilus.
d. Nephrolepis sp.
Nephrolepis sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 22


pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan mempunyai badan
pembawa sporangium berupa sorus.
e. Cyathea sp.
Cyathea sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan mempunyai badan
pembawa sporangium berupa sorus.
f. Platycerum sp.
Platycerum sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan mempunyai badan
pembawa sporangium berupa sorus.
g. Drymoglossum sp.
Drymoglossum sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang
termasuk ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki
jaringan pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 23


kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
h. Asplenium sp.
Asplenium sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
i. Adiantum sp.
Adiantum sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
j. Pteris sp.
Pteris sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
k. Polypodium sp.
Polypodium sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 24


pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
l. Blechnum sp.
Blechnum sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
m. Davallia sp.
Davallia sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk ke
dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
n. Trichomanes sp.
Trichomanes sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 25


kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
o. Angiopteris sp.
Angiopteris sp. adalah salah satu spesies pteridophyta yang termasuk
ke dalam classis Filicinae. Spesies ini sudah memiliki jaringan
pengangkut yaitu berupa xylem dan floem, berhabitus kormus,
habitatnya di tempat darat (kering). Pada saat metagenesis memiliki
fase sporofit yang lebih dominan dari pada fase gametofitnya.
Memiliki embrio dan organ kelamin yang sudah multisel. Memiliki
kutikula, memiliki daun sejati yang lebar, dan memiliki badan
pembawa sporangium berupa sorus.
2. Pembahasan Evolusi Pteridophyta
Berdasarkan tabel seriasi yang telah dibuat, hasil skor rata-rata tertinggi
dimiliki oleh kelompok Filicinae yaitu 45, diikuti oleh kelompok
Lycopodinae dengan skor 41, dan yang terakhir kalompok Equisatinae
dengan skor 39. Hal ini menunjukkan bahwa Equisatinae merupakan
kelompok yang paling primitif karena habitatnya berada di darat (lembab),
daun sejati masih menyerupai sisik atau rambut, dan badan pembawa
sporangium berupa strobilus. Kemudian yang lebih maju dari kelompok
Equisatinae ada Lycopodium walaupun daun sejati masih menyerupai sisik
atau rambut, juga badan pembawa sporangiumnya masih berupa strobilus,
tetapi habitatnya sudah di darat (kering). Sedangkan yang paling maju
adalah kelompok Filicinae, karena habitatnya sudah di darat (kering), daun
sejati sudah lebar, dan badan pembawa sporangiumnya sudah berupa
sorus. Fakta lain dari hasil pengamatan, yaitu spesies yang paling primitif
dari keseluruhan species adalah Equisetum sp. dengan skor 39, dan spesies
yang paling maju adalah Nephrolepis sp., Cyathea sp., Platycerum sp.,
Drymoglossum sp., Asplenium sp., Adiantum sp., Pteris sp., Polypodium
sp., Blechnum sp., Davallia sp., Trichomanes sp., Angiopteris sp. dengan
skor 45. Urutan evolusi ini sesuai dengan teori dan literatur yang kami
baca.

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 26


J. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Tumbuhan paku merupakan organisme autotrof yang memiliki beragam
bentuk dan peran dalam kehidupan manusia. Ada yang memiliki nilai
ekonomissebagai sumber nutrisi dan dekorasi, ada pula yang menjadi
unsur penting dalam ekosistem. Selain hidup menempel pada pohon, ada
juga yang tumbuh di tanah. Beberapa paku ada yang tumbuh rendah ada
yang menjulang tinggi. Ada yang memiliki bentuk daun berupa serupa
sisik atau rambut, dan ada yang lebar. Ada pula yang hidup di air, daratan
lembab, dan daratan kering. Ada yang memiliki strobilus sebagai badan
pembawa spora, ada juga yang memiliki sorus.
2. Ciri umum tumbuhan paku yaitu, eukariotik, memiliki kloroplas,
memiliki kutikula, berhabitus kormus, memiliki metagenesis dengan fase
sporofit yang dominan dalam hidupnya. Organ kelaminnya berupa
multiseluler.
3. Ciri khusus setiap kelompok Pteridophyta
Equisetinae merupakan kelompok yang memiliki badan pembawa spora
berupa strobilus dan umumnya hidup di daratan lembab. Sedangkan
Lycopodinae meupakan kelompok yang anggotanya memiliki badan
pembawa spora berupa strobilus dan umumnya hidup di daratan kering.
Sedangkan Filicinae, kelompok berisi anggota paling modern, memiliki
badan spora berupa sorus dan umumnya hidup di daratan kering.
4. Urutan perkembangan filogeni berdasarkan tabel seriasi dan kladistika-
fenetika menunjukkan bahwa Equisetinae merupakan kelompok yang
paling primitif karena hidup di daratan lembab dan masih berstrobilus.
Sedangkan Filicinae merupakan kelompok yang palingmodern karena
hidup di daratan lembab dan sudah memiliki sorus.
5. Manfaat dari setiap kelompok Pteridophyta, baik dari Equisetinae,
Lycopodinae, dan Filicinae sangat banyak dan beragam, beberapa
diantaranya dijadikan sebagai tanaman hias, sumber nutrisi manusia dan
ternak, dijadikan bahan obat, dan sebagai penyeimbang ekosistem.

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | LAPORAN PRAKTIKUM PTERIDOPHYTA 27


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.c Equisetum sp.


Line. (2007). Equisetum sp. [Online]. Tersedia di :
https://commons.wikimedia.org/wiki/Equisetum_hyemale#/media/File:Equi
setum_hyemale_03_by_Line1.JPG [Diakses pada 28 Oktober 2019].
Gambar 2.c Lycopodium sp.
Kirisame. (2009). Lycopodium sp. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Lycopodium_dendroideum#/media/File:Lycop
odium_dendroideum.JPG [Diakses pada 28 Oktober 2019].
Gambar 3.c Selaginella sp.
Parande. (2007). Selaginella sp. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Selaginella#/media/File:Selaginella-
wallacei.JPG [Diakses pada 29 Oktober 2019].
Gambar 4.c Nephrolepis sp.
Botbin. (2005). Nephrolepis sp.. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Nephrolepis#/media/File:Nephrolepis_exaltata
_indoor0705c.jpg [Diakses pada 29 Oktober 2019].
Gambar 5.c Cyathea arborea
Xemenendura. (2012). Cyathea arborea [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Cyathea_arborea#/media/File:Cyathea_arborea
_1.JPG [Diakses pada 26 Oktober 2019].
Gambar 6.c Platycerium bifurcatum
Robertson, D. Gordon E. (2005). Platycerium bifurcatum. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Platycerium_bifurcatum#/media/File:Elkhorn_
fern.jpg [Diakses pada 26 Oktober 2019].
Gambar 7.c Drymoglossum heterophillum
Falahi, S. (Tanpa Tahun). Drymoglossum heterophillum. [Online]. Tersedia di :
https://i.pinimg.com/originals/36/05/a1/3605a11bfb246a36c12798679350e4
4c.jpg [Diakses pada 26 Oktober 2019].
Gambar 8.c Asplenium australasicum
Casliber. (2013). Asplenium australasicum. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Asplenium_australasicum#/media/File:Aspleni
umaustralasicumLCBP.JPG [Diakses pada 29 Oktober 2019].

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | DAFTAR GAMBAR 28


Gambar 9.c Adiantum raddianum
Forest & Kim Starr. (2003). Adiantum raddianum. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Adiantum_raddianum#/media/File:Starr_0308
07-0143_Adiantum_raddianum.jpg [Diakses pada 29 Oktober 2019].
Gambar 10.c Pteris vittata
Saumfarn, G. (1993). Pteris vittata. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Pteris#/media/File:Pteris_vittata.jpg [Diakses
pada 26 Oktober 2019].
Gambar 11.c Polypodium sp.
Stan, Shebs (2005). Polypodium sp. [Online]. Tersedia di :
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Polypodium_formosanum_Cristat
um_1.jpg [Diakses pada 29 Oktober 2019].
Gambar 12.c Blechnum sp.
Peter . (2015). Blechnum sp. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Blechnum_gregsonii#/media/File:Blechnum_f
ern.JPG [Diakses pada 29 Oktober 2019].
Gambar 13.c Davallia sp.
Anonim. ( 2006). Davallia sp. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Davallia#/media/File:Davallia_canariensis_cul
t0.jpg [Diakses pada 30 Oktober 2019].
Gambar 14.c Trichomanes sp.
Melling. (2013). Trichomanes sp. [Online]. Tersedia di :
https://www.flickr.com/photos/timmelling/11080102825 [Diakses pada 30
Oktober 2019].
Gambar 15.c Angiopteris sp.
Peter. (2010). Angiopteris sp. [Online]. Tersedia di :
https://en.wikipedia.org/wiki/Angiopteris#/media/File:Angiopteris_evecta_
Coffs_Harbour.jpg [Diakses pada 30 Oktober 2019].

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | DAFTAR GAMBAR 29


DAFTAR PUSTAKA

Yudianto, S.A. (1992). Pengantar Cryptogamae. Bandung: Tarsito.

Kelompok 1 Pendidikan Biologi B 2018 | DAFTAR PUSTAKA 30

Anda mungkin juga menyukai