KIMIA ORGANIK
UJI MOLEKUL HAYATI : PATI
KELOMPOK 1C
Disusun Oleh :
Elka Ayu Prawesti 19012045
Sri oktapiani 19012048
Nama Anggota :
Elka Ayu Prawesti 19012045
Sri handayani 19012046
Sifa Faujiah 19012047
Sri Oktapiani 19012048
1.1 Tujuan
1. Mempelajari sifis dan kimia dari pati
2. Mempelajari reaksi pati yang dihidrolisis sempurna oleh asam
A. Monosakarida
Yaitu karbohidrat yang paling sederhana, yang tidak dapat
diuraikan atau dihidrolisis menjadi karbohidrat lain. Sifat – sifat
monosakarida :
1. Berupa zat padat yang berwarna putih,
2. Mudah larut dalam air,Larutannya bersifat potis aktif, yaitu atom C
mengikat 4 atom C lain yang berbeda.
3. Larutannya bereaksi positif dengan pereaksi fehling, atau pereaksi
benedick ataupun dengan pereaksi tollens.
B. Disakarida
Terbentuk dari dua molekul monosakarida, dimana ikatan yang
menghubungkan unit-unit monosakarida dalam disakarida disebut
glukosida. Disakarida yang penting adalah sebagai berikut :
1. Sukrosa : terdiri dari suatu molekul glukosa dan suatu molekul
fruktosa, glukosa tidak direduksi pereaksi fehling, benedick maupun
pereaksi tollens.
2. Maltosa : terdiri dari dua molekul glukosa. Maltosa tidak terdapat
dalam keadaan bebas, tetapi dari hidrolisis amilum dengan pengaruh
enzim atau asam.
3. Laktosa : terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
galaktosa. Derajat kemanisan monosakarida dan disakarida adalah
sebagai berikut : Fruktosa > Glukosa > Galaktosa Maltosa > Laktosa
C. Polisakarida
Merupakan polimer dari monosakarida. Polisakarida yang penting adalah
sebagai berikut :
1. Amilum : Amilum disebut juga pati yaitu polisakarida yang terdapat
dalam tumbuhan dan merupakan hasil dari fotosintesis.
2. Glikogen : yaitun polisakarida yang terdapat pada manusia dan hewan.
Glikogen sering disebut juga gula darah.
3. Selulosa : yaitu bagian terbesar dari frutosa.yang merupakan hasil dari
fotosintesis dan digunakan oleh tumbuhan untuk membangun sel-sel
tubuhnya seperti pembentukan kayu dan batang.
Amilum dapat dicerna oleh manusia sedangkan selulosa tidak dapat
dicerna karena manusia tidak memiliki enzim didalamn tubuhnya untuk
mencerna selulosa tersebut, tetapi sebagian hewan dapat mencerna karena
hewan tersebut memiliki enzim untuk mencernanya (Charles, 1999).
2.1 Alat
1. Mortir
2. Pipet
3. Penangas air
4. Tabung reaksi
5. Erlenmeyer
6. Gelas piala
7. Lempeng tetes
2.2 Bahan
1. Serbuk pati
2. Larutan pati
3. Pereaksi benedict
4. Pereaksi iodium
5. Natrium tiosulfat
6. HCl pekat
7. NaOH 10 %
8. Aquades
BAB III METODE
1. reaksi pati
Perlakuan Hasil
Penambahan Iodium +
Berubah warna menjadi bening
pemanasan
Pemanasan :
Campuran berwarna hitam dengan
Menit ke-1 Hitam kehijauan
pinggiran warna hijau
Campuran berwarna hitam dengan
Menit ke-2 Hitam kehijauan
pinggiran warna hijau tua
Campuran berwarna hitam dengan
Menit ke-3 Hitam kehijauan
pinggiran warna hijau tua
Campuran berwarna hitam dengan
Menit ke-4 Hitam kehijauan
pinggiran warna hijau tua
Menit ke-5 Coklat tua Campuran berwarna coklat tua
Campuran berwarna coklat muda (tetap
Menit ke-6 Coklat muda warna iodium) tidak terjadi perubahan
warna
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini praktikan membahas tentang uji molekul hayati :
pati. Pada percobaan pertama praktikum ini yaitu menguji reaksi pati langkah
pertama yang dilakukan yaitu dengan menimbang pati sebanyak 2 gram untuk
sampel yang akan digunakan pada uji kali ini. Setelah pati digerus lalu
ditambahkan dengan air panas sebanyak 100 ml, aduk lalu tunggu hingga
mengendap. Lalu masukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml lalu
ditambahkan pereaksi benedict sebanyak 2,5 ml. Pada saat larutan pati
ditambahkan pereaksi benedict terjadi perubahan warna menjadi warna biru dan
menghasilkan sedikit endapan berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa
terbentuk konsentrasi gula pereduksi pada campuran tersebut.
Percobaan terakhir yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu hidrolisis
pati dan uji hidrolisatnya. Langkah awal yang dilakukan pada uji ini yaitu dengan
memasukkan 10 ml larutan padi kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml
HCl pekat. Setelah itu campuran dipanaskan perlahan – lahan dengan api kecil.
Setelah mencapai suhu 80ºC, teteskan sedit campuran tersebut kedalam lempeng
tetes dan tambahkan dengan pereaksi iodium. Pemanasan tetap dilanjutkan,
sampai larutan mendidih sambil setiap 3 menit dilakukan uji warna pada lempeng
tetes. Pada 3 menit pertama, saat larutan ditambahkan pereaksi iodium berubah
warna menjadi warna hitam dengan tepian berwarna hijau, 3 menit kedua, ketiga
dan keempat larutan menjadi warna hitam dengan tepian warna hijau tua, 3 menit
kelima larutan berubah warna menjadi warna coklat tua, lalu pada 3 menit keenam
larutan tidak berubah warna saat ditambahkan dengan pereaksi iodium, artinya
warnanya tetap warna asli iodium.
BAB V KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini yaitu dengan judul percobaan uji molekul hayati :
pati. Dilakukan pengujian sebanyak tiga kali yaitu uji reaksi pati, pewarnaan
dengan pereaksi iodium, dan hidrolisis pati dan uji hidrolisatnya. Pada uji reaksi
pati hasil pengamatan menunjukkan bahwa terjadi perubahann warna dari putih
menjadi biru dan terdapat sedikit endapan berwarna merah setelah beberapa saat
didiamkan yang menunjukkan bahwa dalam larutan pati tersebut terdapat
konsentrasi gula pereaksi. Uji pewarnaan dengan pereaksi iodium terjadi
perubahan warna dari putih menjadi ungu, lalu menjadi bening saat dipanaskan,
kemudian menjadi ungu lagi saat didinginkan, dan saat penambahan natrium
triosulfat berubah warna lagi menjadi bening. Uji ketiga yaitu hidrolisis pati dan
uji hidrolisatnya, dilakukan pengujian setiap 3 menit pada campuran larutan yang
dipanaskan dan didapat hasil pengamatan sesuai dengan yang tertera pada tabel 3.