Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
B. TUJUAN PERCOBAAN
Sebelum melakukan percobaan mahasiswa harus memahami lebih dahulu
struktur protein selama melakukan percobaan ini diharapkan:
1. Dapat membuktikan adanya ikatan peptida.
2. Dapat memahami reaksi xanthoproteat dan uji biuret terhadap bermacam-
macam kandungan dari protein.
3. Memahami kelarutan dan sifat amfoter dari asam amino.
C. LANDASAN TEORI
Tindakan vasoidalitas dan meningkatkan kekebalan, dan gamma asam aminoburat
(GABA) mengatur tekanan darah. Selain ketiga fungsi tersebut, asam amino juga
dapat digunakan sebagai alat diagnosa medis dan untuk memrediksi risiko
berbagai penyakit seperti kangker. (Kamei dkk, 2020).
Senyawa-senyawa flavor non-volatil memberikan pengaruh pada
karakteristik rasa suatu produk dan biasanya berasal dari senyawa-senyawa dari
golongan asam amino bebas, peptida, dan nukleotida Setiap komoditas secara
umum memiliki komposisi senyawa flavor yang berbeda. Ikan gurame merupakan
sumber protein hewani yang baik dan seringkali dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Analisis mengenai profil asam amino dapat memberikan informasi penting
mengenai komposisi asam amino esensial dan non esensial selain itu juga untuk
menunjukkan komposisi asam amino secara keseluruhan yang dapat berpengaruh
terhadap karakteristik rasa pada sampel yang dianalisis. Asam amino dan peptida
berperan secara langsung terhadap flavor produk-produk olahan hasil perairan.
(Pratama, 2018: 220).
Jaringan AlphaFold secara langsung memprediksi koordinat 3D semua
atom berat untuk protein tertentu menggunakan urutan asam amino primer dan
menyelaraskan urutan homolog sebagai input (Metode untuk rincian input
termasuk database, konstruksi MSA dan penggunaan template). Deskripsi ide dan
komponen terpenting disediakan di bawah ini. Arsitektur jaringan lengkap dan
prosedur pelatihan disediakan dalam Metode Tambahan. (Jumper dkk, 2021: 528).
Asam amino adalah senyawa yang molekulnya mengandung
gugus fungsional karbonil dan amina. Berdasarkan kemampuan tubuh dalam
sintesisnya, asam amino dibagi menjadi dua kelompok yaitu asam amino
esensial dan non esensial. Maka mutu protein ditentukan oleh jenis
dan proporsi asam amino yang dikandungnya. Protein yang tinggi
adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino dan dalam proposi
yang sesuai untuk pertumbuhan. (Ramadayanti dkk, 2019: 137).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Rak tabung reaksi 1 buah
a. Tabung reaksi 13 buah
b. Gelas ukur 10 mL 1 buah
c. Gelas ukur 25 mL 2 buah
d. Gelas arloji 1 buah
e. Corong biasa 1 buah
f. Spatula 1 buah
g. Gelas kimia 600 mL 1 buah
h. Pembakar spirtus 1 buah
i. Kaki tiga 1 buah
j. Kasa asbes 1 buah
k. Gelas kimia 100 mL 1 buah
l. Penjepit kayu 2 buah
m. Botol semprot 1 buah
n. Labu bundar 500 mL 1 buah
o. Gelas kimia 800 mL 1 buah
p. Neraca analitik 1 buah
q. Alat refluks 1 set
r. Batang pengaduk 1 buah
s. Pipet tetes 6 buah
t. Lap kasar 2 buah
u. Lap halus 2 buah
2. Bahan
a. Larutan asam klorida 10% (HCl)(aq)
b. Larutan asam klorida 20% (HCl) (aq)
c. Kristal glisin (C2H5NO2)(s)
d. Kristal L-tirosin (C2H5NO2)(s)
e. Kristal kasein
f. Kertas lakmus merah
g. Batu didih
h. Aquades (H2O)(l)
i. Larutan natrium hidroksida 10% (NaOH)(aq)
j. Larutan natrium nitrit 5% (NaNO2)(aq)
k. Kristal urea (CH4NO2)(s)
l. Larutan tembaga (III) sulfat (CuSO4)(aq)
m. Larutan perak nitrat pekat (AgNO3)(aq)
n. Es Batu (H2O)(s)
o. Korek api
p. Kertas saring
q. Label
r. Tissue
E. PROSEDUR KERJA
1. Kelarutan dan sifat amfoter.
a. Uji kristal glisin.
1) 0,1 gram kristal glisin ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Kristal glisin dilarutkan dengan 2 mL air suling.
3) Larutan glisin diuji dengan kertas lakmus.
4) Perubahan yang dicatat.
b. Uji kristal L-tirosin.
1) 0,1 gram kristal L-tirosin ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Kristal L-tirosin dilarutkan dengan 2 mL air suling.
3) Larutan L-tirosin diuji dengan kertas lakmus.
4) Perubahan yang terjadi dicatat.
c. Uji kristal kasein.
1) 0,1 gram kasein ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Kristal kasein dilarutkan dengan 5 mL air suling.
3) Larutan ditambahkan 2 mL NaOH 10% .
4) Larutan dibagi ke tabung 1 dan tabung 2 sebanyak masing-masing 2mL.
Tabung reaksi 1 dan 2 disimpan untuk percobaan selanjutnya.
5) Perubahan yang terjadi dicatat.
2. Reaksi dengan asam nitrit.
a. Glisin
1) 0,1 gram glisin ditimbang dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama.
2) 5 mL lautan HCl 10% ditambahkan ke dalam tabung reaksi pertama yang berisi
kristal glisin dan didinginkan.
3) Larutan pada tabung pertama ditambahkan 1 mL NaNO2 5%
4) 5 mL larutan HCl 10% dimasukkan ke dalam tabung reaksi kedua yang lain
sebagai pembanding.
5) Tabung kedua didinginkan di dalam air es.
6) Ditambahkan 1 mL larutan NaNO2 5% kedalam tabung kedua.
7) Tabung 1 dan 2 dibandingkan dan dicatat hasilnya.
b. Kasein
1) 2 mL larutan kasein dari percobaan pertama didinginkan dalam air es.
2) 2 mL larutan NaNO2 5% ditambahkan ke dalam larutan kasein dan dicatat
perubahan yang terjadi.
3. Uji biuret.
a. Urea
1) 0,5 gram urea dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) Urea dipanaskan perlahan-lahan sampai urea meleleh dan terbentuk gas.
3) Bau gas dicatat dan diuji dengan kertas lakmus basah pada mulut tabung
reaksi.
4) Pemanasan dilanjutkan sampai pembentukan gas berhenti dan sisanya padat.
5) Zat padat didinginkan dan dilarutkan dalam 3mL air panas.
6) Larutan disaring dan pada filtrat ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10%
7) Larutan ditambahkna 3 tetes larutan CuSO4 2%.
8) Larutan diaduk dan diamati perubahan warnanya.
b. Urea (pembanding).
1) 0,5 gram urea dimasukkan dalam tabung reaksi lain sebagai pembanding.
2) Urea dilarutkan dengan 3 ml air dan ditambahkan 2 mL larutan NaOH 10%.
3) 3 tetes CuSO4 2% d tambahkan ke dalam tabung reaksi.
4) Larutan diaduk dan diamati perubahan warnanya.
c. Kasein.
1) 2 mL larutan kasein yang dibuat pada percobaan pertama dimasukkan ke dalam
tabung reaksi.
2) 2 mL air suling ditambahkan ke dalam larutan kasein.
3) 3 tetes larutan CuSO4 2% ditambahkan ke dalam larutan kasein.
3) Larutan diaduk dan diamati hasilnya.
4. Uji Xanthoproteat
a. 0.1 gram kasein dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b. 2 mL HNO3 pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi dan dipanaskan
perlahan-lahan.
c. Larutan dipanaskan perlahan.
d. Campuran reaksi didinginkan dan dinetralkan dengan hati-hati dengan larutan
NaOH 10%
e. Larutan diuji keasamannya dengan kertas lakmus
f. Perubahan warna yang terjadi di catat
5. Hidrolisis Protein
a. 0,5 gram kasein dimasukkan ke dalam labu bundar 500 ml
b. 25 ml HCl 20 % dan 3 butir batu didih ditambahkan ke dalam labu.
c. Larutan direfluks.
Tabung I.
a. 5 mL larutan hasil refluks dimasukkan ke dalam tabung I.
b. Larutan didinginkan dalam air es.
Tabung II
a. 5 ml larutan hasil refluks dimasukkan ke dalam tabung II.
b. 3 mL NaOH 10% ditambahkan ke dalam larutan.
c. 4 tetes CuSO4 2% ditambahkan ke dalam larutan.
d. Hasilnya dibandingkan dengan tabung I.
F.HASIL PENGAMATAN
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
No Perlakuan Hasil
.
a. Tabung 1 Berwarna bening
0,1 gram glisin + 2 mL air + uji Lakmus biru jadi merah (asam)
lakmus
Tabung 2 Bening keruh
0,1 gram tirosin + 2 mL air + uji Lakmus biru tetap biru (basa)
lakmus
Tabung 3 Lakmus merah tetap merah (asam)
No Perlakuan Hasil
.
a. Tabung 1
0,1 gram glisisn + 5 mL HCl 10% Tidak berwarna
(dinginkan dalam air es)
0,1 gram glisin + 5 mL HCl 10% Bening, ada gelembung lebih
(dinginkan dalam air es) + NaNO2 banyak
5% 1 mL
Tabung 2
HCl 10% 5 mL (dinginkan dalam air Tidak berwarna
es)
HCl 10% 5 mL (dinginkan dalam air Bening, sedikit gelembung
es) + NaNO2 5% 1 mL
b. Kasein (hasil 1.c) 2 mL didinginkan Bening bawah, kuning diatas
dalam air es
Kasein (hasil 1.c) 2 mL didinginkan 2 lapisan, beningbawah, kuning
dalam air es + 2 mL NaNO2 5% atas
3. Uji Biuret
No Perlakuan Hasil
.
a. Tabung 1
0,5 gram urea + dibakar (dipanaskan) Meleleh, berbau menyengat dan
+ dibaui + diberi uji lakmus lakmus biru tetap biru (basa)
Lelehan urea dipanaskan hingga Lelehan menjadi padatan ( kristal)
padat + gas habis berwarna kuning
Kristal urea + 3 mL air suling panas Larutan berwarna kuning
Larutan urea + NaOH 10% 2 mL + Warna merah bata ada endapan
CuSO4 tiga tetes
Tabung 2 Larutan urea bening
4. Uji Xanthoproteat
Perlakuan Hasil
0,1 gram kasein + 2 mL asam nitrat pekat Kuning pekat + bergelembung
0,1 gram kasein + 2mL asam nitrat pekat + Bergelembung + warna kuning
dipanaskan perlahan
0,1 gram kasein + 2mL asam nitrat pekat + Warna 2 lapis, atas kuning, bawah
dipanaskan perlahan + dinginkan + NaOH bening + bergelembung + lakmus
10% + Uji lakmus merah jadi biru
5. Hidrolisis Protein
Perlakuan Hasil
0,5 gram kasein + 20 mL HCL 20% Larutan berwarna kuning pekat
0,5 gram kasein + 20 mL HCL 20% + Larutan berwarna kuning + panas
direfluks
Tabung 1 Berwarna bening + dingin
Filtrat refluks 5 mL + dinginkan
Tabung 2 Bening, bergelembung kecil +
G. PEMBAHASAN
Protein terdiri dari beberapa asam amino yang saling berikatan antara asam
amino yang satu dengan yang lainnya dengan ikatan peptida. Asam amino
merupakan senyawa organik yang mempunyai dua buah gugus fungsi yang
berbeda yaitu gugus amin (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH), Asam-asam
amino mengandung gugus amin yang terikat pada atom karbon-a terhadap gugus
karboksil (Tim dosen kimia organik II, 2019: 17).
Telah dilakukan percobaan asam amino dan protein. Prinsip dasar dari
percobaan ini yaitu mengidentifikasi asam amino dan protein pada suatu larutan
dengan pereaksi tertentu. Prinsip kerjanya yaitu penimbangan, pencampuran,
pengocokan, pemanasan, penguapan dan penyaringan.
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui sifat kelarutan dan sifat
amfoterik dari asam amino dan protein. Jenis asam amino yang diujikan dalam
percobaan ini yaitu glisin, L-tirosin, L-aspartat dan juga kasein. Untuk melihat
kelarutan dari ketiga sampel dapat dilihat dengan cara menambahkan aquades.
Pada pengujian L-tirosin, menunjukkan bahwa tidak larut dalam air. Tidak
dapat larut dalam air karena dilihat dari struktur tirosin mempunyai gugus benzene
yang tidak dapat larut dalam air karena sifat kepolaran air dan benzene berbeda.
Air bersifat polar sedangkan benzene bersifat nonpolar. Selain itu, perbedaan
densitas juga menyebabkan air dan benzene tidak dapat menyatu sebagaimana
yang kita ketahui bahwa densitas air adalah 1,00 g/mL sedangkan benzene yaitu
0,88 g/mL. Pada pengujian kertas lakmus terlihat bahwa tirosin bersifat netral
karena dari kedua jenis kertas lakmus yang digunakan tidak ada yang berubah.
Hal ini sesuai dengan teori karena pada strukturnya tirosin bersifat netral karena
pada gugus sampingnya tidak terdapat gugus karboksil dan gugus amin.
Pada pengujian L-aspartat menunjukkan bahwa asam amino ini tidak larut
dalam air, ini disebabkan karena R asam aspartat mengandung C sehingga tidak
bisa larut. Sedangkan pada pengujian pH, menunjukkan ia bersifat asam. Hal ini
membuktikan bahwa L-aspartat merupakan asam amino yang apabila direaksikan
dengan air, rantai karboksil pada rantai sampingnya akan melepaskan proton ke
air sehingga terbentuk 2 muatan negatif dan 1 muatan positif.
Kemudian ditambahkan dengan NaOH 10% maka larutan tak berwarna
(larut), lakmus biru tetap biru. Hal ini sesuai karena dimana NaOH berfungsi
untuk memberikan suasana basa dan sebagai penerima proton sehingga larutan
bersifat basa. Setelah itu larutan ditambahkan HCl 10% yang berfungsi untuk
memberikan suasana asam dengan menyumbangkan protonnya. Larutan tersebut
menjadi keruh serta terbentuk koloid dan diuji dengan kertas lakmus biru, kertas
lakmus biru menjadi merah (asam). Hal ini sesuai dengan teori yang menunjukkan
bahwa tirosin bersifat amfoterik karena dapat bersifat asam ataupun basa.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa sifat amfoterik merupakan suatu sifat yang
dimiliki oleh suatu senyawa asam amino yang menunjukkan bahwa senyawa
tersebut dapat bersifat asam maupun basa.
c. Kasein
Percobaan ini digunakan sampel kasein yang dilarutkan dalam air lalu
ditambahkan dengan NaOH 10 %. Fungsi penambahan NaOH 10 % yaitu pemberi
suasana basa pada larutan. Uji positif dari percobaan ini yaitu larutan keruh dan
terdapat sedikit endapan. Hasil yang diperoleh setelah penambahan air yaitu
larutan keruh yang menandakan kasein sukar larut. Hal ini disebabkan banyak
rantai karbon yang terikat sehingga kelarutannya rendah. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan gugus R yang terdiri dari banyak atom karbon atau bersifat
aromatik, maka asam amino sukar larut dalam air (Tim Dosen Kimia Organik II,
2019: 18). Selanjutnya ditambahkan NaOH yang berfungsi untuk memberikan
suasana basa, kasein juga bereaksi dengan basa.
4. Uji Biuret
Uji biuret dilakukan untuk menguji adanya ikatan peptida. Urea
dipanaskan dan menghasilkan gas amina. Pemanasan ini dilakukan agar urea
dapat meleleh dan dapat dengan mudah diukur tingkat keasamannya. Pengujian
tingkat keasaman, diperoleh bahwa larutan bersifat basa. Gas amina yang
dihasilkan berbau tengik dan kristal yang meleleh berbentuk uap. Kemudian
dipanaskan kembali hingga padat dan berwarna kuning.
Dari hasil yang didapatkan tidak sesuai teori karena menurut teori, jika
protein ditambahkan dengan pereaksi biuret (NaOH) akan meghasilkan larutan
berwarna ungu. Persamaan reaksi yang terjadi yaitu :
Hasil Akhir
Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
5. Uji Xanthoproteat
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aromatik pada
asam amino yang dilihat dengan terbentuknya larutan kuning hingga jingga.
Sampel yang akan diuji yaitu kasein, glisin, dan L-tirosin. Pada percobaan ini,
kasein direaksikan dengan HNO3 pekat dan menghasilkan larutan berwarna
kuning. HNO3 berfungsi untuk menjadi pendonor NO2 dalam reaksi nitrasi. Lalu
dipanaskan menghasilkan larutan menjadi kuning jernih.
Dan didinginkan kemudian ditambahkan NaOH 10% dan menghasilkan
larutan berwarna jingga, ini menandakan terjadinya reaksi. NaOH berfungsi
sebagai pemberi suasana basa, karena jika dalam suasana basa xanthoproteat akan
semakin jelas dan warna larutan menjadi pekat. Hal ini menandakan uji positif
yang sesuai dengan teori bahwa bila protein yang bersifat aromatik direaksikan
dengan asam nitrat pekat, cincin aromatik akan mengalami reaksi nitrasi
menghasilkan nitro yang berwarna kuning (Tim Dosen Kimia Organik, 2019: 19-
20).
Adapun reaksinya:
5. Hidrolisis Protein
Tujuan dari percobaan ini yaitu memutuskan ikatan peptida. Kasein
direaksikan dengan HCl yang berfungsi sebagai katalis yang mempercepat
terjadinya hidrolisis protein. Lalu direfluks untuk memutuskan ikatan protein.
Selanjutnya, hasil refluks dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian pertama
ditambahkan dengan NaNO2 dan menghasilkan larutan berwarna kuning.
Selanjutnya didinginkan dan diperoleh larutan tetap berwarna kuning. Bagian
kedua ditambahkan NaOH untuk memberi suasana basa menghasilkan larutan
berwarna ungu kemudian ditambahkan CuSO4 untuk mengidentifikasi gugus
penyusun dari asam amino yang terbentuk dari proses hidrolisis dan menghasilkan
larutan tetap berwarna ungu. Selanjutnya larutan tersebut dipanaskan hasil yang
diperoleh adalah larutan ungu dan terdapat endapan. Ini menunjukkan bahwa
ikatan peptida pada protein belum terputus. Hal ini disebabkan karena kurang
lamanya proses pemanasan.
Hasil Akhir
Reaksi yang terjadi:
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Ikatan peptida dapat dibuktikan melalui uji biuret, dengan mereaksikan urea
dengan CuSO4 dan didapatkan warna ungu.
b. Reaksi Xantoproteat pada pengujian digunakan untuk melihat adanya ikatan
benzena, dan didapatkan cincin warna kuning, sedangkan pada uji biuret
digunakan untuk melihat adanya ikatan peptida dan didapatkan warna ungu
pada larutan.
c. Asam amino dapat larut dalam air, dimana pada percobaan glisin dapat larut
dalam air, dan asam amino juga bersifat amfoter yang dapat bereaksi dengan
asam atau basa.
2. Saran
Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati dan teliti dalam praktikum
agar diperoleh hasil yang sesuai dengan teori dan lebih menguasai prosedur kerja
percobaan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Jeremy M., John L Tymoczko., Lubert Stryer. Biochemistry. New York: W.
H. Freeman and Company
Galant, A.L., R.C Kaufman., J.D Wilson. 2015. Glucose: Detection and Analysis.
Journal Food Chamistry. 141-150
Jumper , John., Richard Evans, Alexander Pritzel, Tim Green, Michael Figurnov,
Olaf Ronneberger, Kathryn Tunyasuvunakool, Russ Bates, Augustin
Žídek, Anna Potapenko, Alex Bridgland, Clemens Meyer, Simon A. A.
Kohl, Andrew J. Ballard, Andrew Cowie, Bernardino Romera-Paredes,
Stanislav Nikolov, Rishub Jain, Jonas Adler , Trevor Back, Stig Petersen,
David Reiman, Ellen Clancy, Michal Zielinski, Martin Steinegger,
Michalina Pacholska, Tamas Berghammer , Sebastian Bodenstein, David
Silver, Oriol Vinyals, Andrew W. Senior , Koray Kavukcuoglu1 ,
Pushmeet Kohli& Demis Hassabis. 2021. Highly accurate protein
structure prediction with AlphaFold. Journal of Nature. Vol 596
Pratama, Rusky Intan., Iis Rostini., Emma Rochima. 2018. PROFIL ASAM
AMINO, ASAM LEMAK DAN KOMPONEN VOLATIL IKAN
GURAME SEGAR (Osphronemus gouramy) DAN KUKUS. Journal
Ipb. Vol. 21 No.2
NH2
Glisin merupakan asam amino netral karena tidak memiliki gugus amino
maupun gugus karboksil pada rantai sampingnya (R) atau pada strukturnya. Glisin
larut dalam air menghasilkan larutan yang netral karena mengandung 1 gugus
amin dan 1 gugus karboksilat.
NH2
Asam L – aspartat merupakan asam amino asam karena memiliki gugus karboksil
pada rantai sampingnya. Gugus karbiksil ini akan melepas proton ke dalam air
sehingga terbentuk ion aspartat (suatu anion).
+
NH3 +
NH3
Asam aspartat ion aspartat
Dalam air, L-aspartat larut menghasilkan larutan yang bersifat asam karena
aspartat mengandung 2 gugus karboksilat dan 1 gugus amina.
Tirosin merupakan asam amino netral karena tidak memiliki gugus amin dan
karboksilat pada rantai sampingnya (R)
2. Tuliskan persamaan reaksi yang ata menjelaskan apa yang terjadi bila larutan
alkali perlahan-lahan diasamkan.
Jawab :
Reaksi yang dapat dijelaskan bila larutan alkali perlahan-lahan diasamkan yaitu :
a. Larutan alkali basa
NaOH + HCl NaCl + H2O
Pada reaksi ini, larutan alkalis basa menghasilkan garam dan air.
Pada reaksi ini, larutan alkali asam menghasilkan garam dan asam.
3. Jelaskan perbedaan sifat kasein dengan hasil hidrolisisnya terhadap asam nitrit
dan terhadap uji biuret.
Jawab :
Perbedaan sifat kasein dengan hasil hidrolisisnya terhadap asam nitrit dan
terhadap iji Biuret
a. Terhadap asam nitrit: terjadi hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein.
Hidrolisis ini menghasilkan monomer asam amino dimana ikatan peptida
tidak lagi terbentuk hingga terdapat gugus amin bebas pada kasein tersebut.
b. Terhadap uji biuret: kasein masih berada dalam bentuk protein karena
terdapat gugus peptida (COO – NH ) dan merupakan reaksi warna yang
umum untuk peptida yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Reaksi
warna ini terjadi karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dengan N
dari molekul peptida.
TUGAS RESPON