1. Pembentukan kompleks
2. Stabilitas kompleks- kompleks
3. Pemakaian kompleks dalam analisis anorganik kualitatif
4. Jenis-jenis kompleks yang paling penting dalam analisis kualitatif
Ekstraksi pelarut
dimana satu-satunya ion lain yang memberi reaksi yang agak mirip, adalah
nikel, yang membentuk ion heksaaminanikelat(II) Ni(NH3)62+. Namun
dengan sedikit pengalaman, tembaga dan nikel dapat dibedakan satu dari
lainnya.
Pemakaian penting lainnya adalah uji terhadap ion besi(III) dengan
tiosianat. Dalam suasana yang sedikit asam, terjadilah pewarnaan merah tua,
disebabkan pembentukkan sejumlah kompleks secara bertahap:
Fe3+ + SCN- FeSCN2+
(tanda panah menyatakan ikatan koordinat). Reaksi ini adalah spesifik dan peka
terhadap nikel, jika dilakukan pada kondisi-kondisi eksperimen yang tepat.
b. Penutupan (masking)
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu reagenisia, mungkin akan
muncul gangguan-gangguan karena kehadiran ion-ion lain dalam larutan, yang
juga bereasi dengan reagensia itu. Dalam beberapa hal gangguan-gangguan ini
dapat dicegah dengan menambahkan reagensia yang disebut zat penutup
(masking agent), yang membentuk kompleks stabil dengan ion-ion
pengganggu itu. Tak perlu lagi ion-ion yang bersangktan dipisahkan secara
fisika sehingga waktu untuk menguji dapat sangat dipersingkat. Suatu contoh
klasik penutupan telah disebut tadi; untuk uji kadmium dengan hidrogen
sulfida, tembaga dapat ditutupi dengan ion-ion sianida (lihat bagian ). Suatu
contoh lain pemakain penutup ion adalah penambahan reagenisia organik yang
mengandung gugus-gugus hidroksil (seperti asam tartarat atau sitrat) kepada
larutan yang mengandung ion-ion besi(III) dan kromium(III) untuk mencegah
pengendapan hidroksidanya. Larutan demikian lalu dapat dijadikan basa tanpa
bahaya akan terhidrolisisnya logam-logam ini, laju uji-uji terhadap ion-ion lain
dapat dilakukan.
Penutupan dapat juga dicapai dengan melarutkan endapan-endapan atau
dengan melarutkan secara selektif suatu endapan dari suatu campuran.
Begitulah, bila menguji timbel dengan disertai adanya perak, kita dapat
menghasilkan campuran endapan-endapan perak dan timbel klorida:
Ag+ + Cl- → AgCl(s)
Pb2+ + 2Cl- → PbCl2(s)
Jika aminoa ditambahkan, perak klorida melarut dalam bentuk ion
diaminargentat:
AgCl(s) + 2NH3 → Ag(NH3)2+ + Cl-
Sementara timbel klorida (tercampur dengan sedikit timbel hidroksida) tetap
sebagai endapan putih. Dengan cara ini, tanpa sesuatu uji lebih lanjut, adanya
tibel dapat dipastikan.
b. Kompleks amina
Ini telah disebut sebelumnya. Zat-zat ini terbentuk jika amonia berlebih
ditambahkan pada larutan ion-ion logam tertentu. Kompleks-kompleks
demekian adalah
Ag(NH3)2+
Cu(NH3)42+
CO(NH3)62+
Ion-ion ini hanya ada pada pH tinggi (>8); penambahan asam-asam mineral
menguraikan mereka.
d. Kompleks halida
Ion-ion halida sering terkoordinasi pada ion-ion logam, dengan membentuk
kompleks-kompleks halida. Jika misalnya, asam klorida yang berlebihan
ditambahkan kepada suatu larutan yang mengandung ion besi(III) (dalam
konsentrasi tinggi yang sesuai), larutan menjadi kuning.
Perubahan warna ini (atau bertambah tuanya warna) ditimbulkan oleh
pembentukan ion-ion heksakloroferat(III) FeCl63-. Endapan perak klorida bisa
dilarutkan dalam asam klorida pekat, pada mana ion-ion dikloroargenat(I)
AgCl2- terbentuk. Kalium iodida yang berlebih melarutkan endapan bismut
iodida BiI3 yang hitam dengan membentuk ion tetraiodobismutat(III) BiI4-.
Terutama sangat stabil adalah beberapa kompleks fluorida seperti ion
heksafluoroaluminat AlF63-, heksafluoroferat(III) FeF63- yang tak berwarna,
dan heksafluorozirkonat(IV) ZrF62-. Oleh sebab-sebab inilah, fluor sering
dipakai sebagai zat penutup baik dalam analisis kualitatif maupun kuantitatif.