KELOMPOK II
KELAS D/18
yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi
memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. (Tim MGMP Pati,
2015)
Berbagai jenis dan merek obat terus berkembang dipasar dunia. Namun
penyakit pun sangat pesat. Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang,
dengan slogan “kembali ke alam” yang kian menggema. Hal ini dibuktikan
farmakognosi.
obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan
atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya
(Hujjatusnaini, 2008)
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
menebang atau memungu langsung dari tempat tumbuh alami atau dari
a. Faktor ekonomi
dari tumbuhan liar. Sebaliknya, jika tumbuhan asal langka di alam dan
biaya pengelolaan simplisia tinggi, tumbuhan asal perlu dibudidayakan.
(Anwar, 2015)
b. Faktor lingkungan
tumbuhan liar akan berakibat tumbuhan itu menjadi langka atau bahkan
2015)
a. Simplisia Nabati
tanaman atau gabungan antara ketiganya. Eksudat tanaman adalah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja
dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia. Tanaman obat dapat
bagian tanaman saat panen, waktu panen, dan lingkungan tempat panen.
(Suharmiati, 2006)
b. Sortasi basah
c. Pencucian
Agar bahan baku bebas dari tanah atau kotoran yang melekat dan
menggunakan air PDAM, air sumur, atau air sumber bersih. Bahan
simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam air sebaiknya
d. Perajangan
tidak langsung dirajang, tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.
e. Pengeringan
penurunan mutu atau kerusakan simplisia. Air yang masih tersisa dalam
kapang dan jasad renik lainnya. Enzim tertentu dalam sel masih dapat
bekerja menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama
(Suharmiati, 2006)
f. Sortasi kering
pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal. Proses ini dilakukan
2006)
simplisia tidak rusak atau berubah mutunya karena beberapa faktor, baik
dari dalam maupun dari luar, seperti cahaya, oksigen, reaksi kimia inter,
(Suharmiati, 2006)
-
II.3 Uraian Sampel
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Leguminosae
Genus : Cassia
kaku dengan panjang 5 – 15 cm, lebar 2,5 – 9 cm, ujung daunnya tumpul
dengan pangkal daun runcing serta tepi daun rata. Pertulangan daunnya
dan berwarna hijau, daun ketepang tidak berbau dan rasanya kelat.
(Hujjatusnaini, 2008).
majemuk yang tersusun dalam tandan bertangkai panjang dan tegak yang
berwarna kuning terang. Buah Ketepeng Cina (Cassia alata L.) berupa
Ketepeng cina (Cassia alata L.) juga mempunyai sayap pada kedua
tersebut masak, maka pada kedua sisinya akan membuka atau pecah
sehingga biji yang terdapat di dalam polong akan terlempar keluar. Biji
yang dimiliki Ketepeng Cina (Cassia alata L.) berbentuk segitiga lancip
(Hujjatusnaini, 2008)
digunakan untuk obat kudis dan malaria. Di Ambon daun Ketepeng Cina
(Cassia alata L.) diremas dengan air, dimasukan dalam segelas air, di
biarkan beberapa jam lalu diminum untuk melancarkan buang air besar
digunakan untuk penyakit kulit adalah bagian dari daun Ketepeng Cina
(Cassia alata L.) selain untuk kudis dan malaria dapat juga digunakan
untuk penyakit panu, kurap, herves, dan bisul dengan cara memetik
Gunawan, 2005).
lainnya disebut sebagai zat anti mikroba. Zat anti mikroba tersebut
sel jamur, meskipun tidak secara langsung mematikan sel jamur tersebut.
mati. Akan tetapi jika zat fungistatik tersebut hilang atau dikurangi
2008).
leleh tinggi, larut dalam pelarut organik biasa, senyawa ini biasanya
yang terdapat pada Ketepeng Cina (Cassia alata L.) adalah aloe emodina.
(Anwar, 2015).
(Cassia alata L.) bersifat antifungi dikarenakan terdapat –OH. Gugus ini
III.1.1 Alat
III.1.2 Bahan
Simplisia daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) dan air bersih.
cepat.
IV.1.1 Alat
simplisia.
pengeringan.
5. Karung Sebagai tempat penyimpanan simplisia
IV.1.2 Sampel
cacingan.
simplisia
IV.2 Pembahasan
seluruh, tanaman dan atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat,
1.100 jenis tumbuhan obat. Saat ini, tercatat kurang lebih 1.260 jenis
tumbuhan obat tersebar pada berbagai tipe ekosistem hutan di Indonesia. Dari
Ketepeng Cina (Cassia alata L.) berasal dari Amerika Selatan dan
tersebar luas diseluruh daerah tropis. Ketepeng Cina (Cassia alata L.) tumbuh
subur pada daerah dataran rendah sampai ketinggial 1.400 mdpl. Tumbuhan
ini banyak tumbuh secara liar ditempat-tempat yang lembab dan sering
(Kusuma, 2016)
berbentuk kerucut panjang yang terus tumbuh lurus ke arah bawah. Sistem
Ketepeng Cina (Cassia alata L.) memiliki rasa pedas dann bersifat
dengan biji. Ketepeng Cina (Cassia alata L.) dirawat dengan disiram air yang
(Arief, 2005)
Ketepeng Cina (Cassia alata L.) mempunyai nama-nama yang berbeda
Untuk cara penggunaan daun Ketepeng cina (Cassia alata L.) secara
tradisional adalah dengan cara direbus yang kemudian airnya diminum juga
dapat dengan cara digerus yang kemudian ditambahkan sedikit air lalu
Selain itu, Ketepeng Cina (Cassia alata L.) juga dapat menyembuhkan
penyakit seperti sariawan, cacing kremi pada anak, dan sembelit dengan cara
a. Sariawan
Cuci bersih 4 lembar daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.), lalu
beberapa menit. Air daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) ditelan,
kelembak dalam 2 gelas air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring hasil
Rebus 7 lembar daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) muda segar
dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusan sekaligus.
(Arief, 2005)
Kata mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu micro yang berarti
kecil dan scopein yang berarti melihat. Mikroskop adalah alat bantu
a. Lensa objektif
2006)
b. Lensa Okuler
(Furqonita, 2006)
c. Revolver
d. Makrometer
e. Mikrometer
f. Meja mikroskop
g. Lampu
i. Penjepit Objek
2006)
j. Tabung mikroskop
k. Lengan mikroskop
l. Kaki mikroskop
V.1 Kesimpulan
telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa tanaman Ketepeng Cina
(Cassia alata L.) memiliki banyak manfaat diantaranya bagian daun yang
kimia yang berefek sebagai anti jamur. Selain itu, daun Ketepeng Cina
(Cassia alata L.) juga banyak digunakan untuk obat kudis dan malaria, panu,
kurap, herves, dan bisul dengan cara memetik daunnya kemudian diremas dan
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya alat dan bahan yang ada didalam laboratorium
lancar.
Anwar. 2015. Manfaat Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Sebagai Antifungi
pada Tinea Pedis. Jakarta : J Agromed Unila.
Arief, Hariana. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2. Depok : Penebar
Swadaya
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta : Depkes RI.
Furqonita, Deswaty. 2006. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Bogor : Quadra.
Hujjatusnaini. 2008. Uji Ektrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L) Terhadap
Pengobatan Pertumbuhan Trichophyton sp. Kalimantan: STAIN Palangka
Raya.
Kusuma, Wahyuni dkk. 2016. Toga Indonesia. Surabaya : Airlangga University
Press.
Rukmana, Rahmat. 2004. Temu-Temuan Apotik Hidup di Pekarangan.
Yogyakarta : Kanisius.
Santosa D., Gunawan D. 2005. Ramuan Tradisional untuk Penyakit Kulit. Jakarta
: Swadaya.
Suharmiati, dkk. 2002. Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Depok : Agro
Media Pustaka.
Tim Farmakognosi. 2019. Panduan Praktikum Farmakognosi I. Makassar : Prodi
S1 Farmasi Universitas Mega Rezky Makassar.
Tim MGMP Pati. 2015. Farmakognosi Jilid 1. Yogyakarta : CV. Budi Utama
Wijaya, Agung dkk. 2008. IPA TERPADU VII B. Jakarta : Grasindo
LAMPIRAN
1. GAMBAR
Ket : Simplisia yang telah dibersihkan Ket : Simplisia yang telah diubah bentuknya
menggunakan air bersih. menjadi potongan yang lebih kecil.
Ket : Simplisia yang dihaluskan menggunakan Ket : Simplisia yang telah dihaluskan dan telah
blender. disaring menggunakan penyaring.
SKEMA KERJA
Disaring