OLEH
WAHYU ADRIAN
NURJANAH DERO
ROBY TRI LAKSONO
DANI HARYANTO
ROFI AHMAD
Dari contoh-contoh ini, kaidah tata nama Nampak jelas. Atom pusat (seperti
Fe, Cu, Co, Ag) diikuti oleh rumus ligan ( CN, NH3, H2O, S2O3) dengan bilangan indeks
stoikiometri (yang dalam hal ini ligan monodentat adalah sama dengan bilangan
koordinasi).
Apa yang disebut dengan ikatan-datif ini kaadng-kadang dinyatakan dengan
sebuah anak panah, yang menunjukan arah penyumbangan electron. Dalam rumus
bangun ion tetraaminakuprat (II)
Anak panah menunjukkan bahwa sepasang elektron disumbangkan oleh setiap ion
nitrogen kepada ion tembaga.
Teori medan ligan adalah teori yang menjelaskan tetang pembentukan
kompleks atas dasar medan elektrostatik yang diciptakan oleh ligan-ligan yang
terkoordinasi sekeliling bulatan sebelah dalam dari atom pusat.
Muatan suatu ion kompleks merupakan jumlah muatan ion-ion yang
membentuk kompleks itu :
Salah satu fenomena yang paling umum yang muncul bila ion kompleks
terbentuk adalah perubahan warna dalam larutan. Beberapa contoh adalah :
Suatu fenomena lain yang penting yang sering terliat bila kompleks
terbentuk adalah kenaikan kelarutan; banyak endapan bias melarut Karena
pembentukan kompleks :
STABILITAS KOMPLEKS-KOMPLEKS
Tetapan ini mempunyai nilai 10 x 10-21 pada suhu kamar. Dengan meneliti
rumus ini, tentu akan jelaslah bahwa jika ion sianida ada dengan berlebihan,
konsentrasi ion perak dalam larutan harus sangat kecil. Semakin kecil nilai tetapan
ketidakstabilan, semakin stabillah kompleks itu, dan sebaliknya.
PEMAKAIAN KOMPLEKS DALAM ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF
Pembentukan kompleks mempunyai dua bidang pemakaian yang penting
dalam analisis kualitatif anorganik :
a. Uji uji spesifik terhadap ion. beberapa reaksi yang menghasilkan
pwmbwntukan kompleks, dapat dipakai sebagai uji terhadap ion ion.
b. Penutupan (masking). Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu
reagensia, mungkin akan muncul gangguan gangguan karena kehadiran ion-
ion lain dalam larutan, yang juga bereaksi dengan reagensia itu. Dalam
beberapa hal gangguan-gangguan ini dapat dicegah dengan menambahkan
reagensia yang disebut dengan zat penutup, yang membentuk kompleks
stabil dengan ion-ion pengganggu itu.
ANALISIS KATION
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation di klasifikasikan
menjadi 5 golongan :
1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I), dan
perak.
2. Golongan II, kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk golongan ini adalah
Cu2+, Cd2+, BI3+, Hg2+, As3+, Sn4+, Sb3+.
3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer
maupun dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer
,namun kation ini akan membentuk endapan dengan ammonium sulfide
dengan dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation dalam
golongan ini adalah Al3+, Cr3+, Co2+, Fe2+, Ni2+, Mn2+, Zn2+.
4. Golongan IV, kation-kation ini akan membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dalam suasana netral atau sedikit asam. Yang
termasuk golongan ini adalah Ba2+, Ca2+, Mg2+, Na+, K+ dan NH4+.
5. Golongan V, kation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Yang termasuk golongan ini
adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hydrogen.