Anda di halaman 1dari 14

1

PRAKTIKUM
DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK
PERCOBAAN II
PENENTUAN UJI KATION DAN ANION SENYAWA KIMIA
DENGAN ANALISIS KUALITATIF

OLEH :

NAMA : EDY PURNOMO


NIM : A1L1 16 067
KELOMPOK : VI A
ASISTEN PEMBIMBING : SARIANTI

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari

tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Kimia analitik

mencakup kimia analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif

menyatakan keberadaan (jenis) suatu unsur atau senyawa dalam sampel,

sedangkan analisis kuantitatif menyatakan jumlah atau kuantitas suatu analit

dalam sampel. Analit adalah komponen (unsur atau senyawa) sampel yang akan

ditentukan jenis dan jumlahnya.

Uji kation dan anion merupakan suatu metode analisis kimia secara

kualitatif guna mengetahui ada tidaknya suatu kation atau anion dalam sampel uji

yang ditandai terjadinya perubahan warna, terbentukya endapan, dan timbulnya

gas tergantung jenis pelarut atau zat pereaksi. Salah satu tujuan dari idetifikasi

kation-anion yaitu untuk mengetahui keberadaan zat yang diinginkan dnegan

menggunakan pendekatan seperti tingkat kelarutan, sifat basa, sifat keasaman

suatu perekasi serta kemampuan untuk mengisolasi unsur-unsur yang

mengandung kation dan anion pada sampel uji. Analisa kualitatif mempunyai arti

mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui.

Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk

mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.

Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi

untuk diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini
3

dilakukan mengetahui jenis anion/kation suatu larutan.Regensia golongan yang

dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen

sulfida, ammonium sulfida, dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas

apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk

endapan atau tidak. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak

sesistematik kation.

Berdasarkan latar belakang di atas untuk mengetahui tentang adanya

kation maupun anion dalam sampel, maka dilakukan percobaan penentuan uji

kation dan anion senyawa kimia dengan analisis kualitatif.

1.2 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah dapat melakukan analisis kualitatif

senyawa kimia melalui uji kation dan anion.

1.3 Prinsip Dasar Percobaan

Prinsip dasar percobaan adalah pemisahan dan identifikasi ada tidaknya

suatu kation atau anion dalam sampel uji yang ditandai terjadinya perubahan

warna, terbentukya endapan, dan timbulnya gas.


4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif merupakan suatu metode untuk menentukan jenis

senyawa melalui sifat-sifat fisiknya. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan

berbagai metode, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering meliputi

pemanasan, uji blowpipe, uji nyala, uji spektroskopi, borax bead tests,

microcosmic salt bead test, dan sodium bicarbonate bead tests. Reaksi basah

merupakan reaksi yang mencakup pembentukan endapan atau perubahan warna

melalui reaksi yang mengandung media air, seperti reaksi pada larutan. Terjadinya

endapan dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab, seperti pencampuran

larutan dengan kation dan anion berbeda sehingga adapengendapan,

menambahkan konsentrasi zat hingga melewati batas kelarutannya, atau

menurunkan suhu larutan. Ekstraksi endapan juga dapat dilakukan dengan

berbagai cara, seperti filtrasi dan evaporasi (Utami, 2016).

2.2 Kation

Kation basa tercuci ditunjukkan oleh kandungan kation basa yang

terkandung didalam leachate. Pencucian kation basa terjadi karena air gravitasi

membawa kation basa tersedia dalam material piroklastik. Pencucian kation basa

pada berbagai perlakuan menunjukkan perbedaan sangat nyata selama empat

tahun simulasi, kecuali pada unsur Na+. Kandungan kalium pada air tercuci paling

rendah diantara kation basa yang lain. Rendahnya kandungan dari K+ ini sesuai
5

dengan sifat K+ yang memang kurang reaktif dengan valensi satu bila

dibandingkan dengan unsur dari kelompok alkali tanah yang mempunyai muatan

dua (valensi dua) (Kusumarini, 2014).

Kapasitas tukar kation tidak dipengaruhi oleh faktor dalam saja (internal

struktur zeolit), tetapi juga faktor eksternal atau faktor luar. Seperti konsentrasi

kation dalam larutan dan sifat dari senyawa yang akan dipertukarkan. Di dalam

proses tukar kation, dapat pula terjadi fenomena ion sieving, karena ketidak

sesuaian ukuran pori dengan ion yang masuk, dimana volume lorong atau chanel

pada struktur zeolit tidak mampu mengakomodasi sejumlah kation; adanya

pengikatan kation pada tempat lain di luar lokasi pertukaran, serta adanya

perubahan fase zeolit setelah proses penukaran kation (Fatimah, 2004).

Kation adalah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion adalah ion

yang bermuatan negatif. Ion satu dengan lainnya dapat dibedakan karena tiap ion

mempunyai reaksi kimia spesifik. Kation dan anion merupakan penyusun suatu

senyawa, sehingga untuk menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara

sederhana dapat dilakukan dengan menganalisis jenis kation dan anion yang

dikandungnya. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang

paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan

ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi

dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh

dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan

kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.

Kelima golongan kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah


6

sebagai berikut:

Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer.

Golongan II : kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

Golongan III : kation golongan ini tak bereaksi dengan asamm klorida encer,

ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,

kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral

atau amoniak.

Golongan IV : kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,

III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan

adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.

Golongan V : kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan

reagensiareagensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang

terakhir (Hamdani, 2012).

2.3 Anion

Pengujian terhadap anion relativ lebih sederhana karena gangguan-

gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan).

Dalam identifikasi adanya anion dan kation dalam suatu sampel,mahasiswa dapat

mengidentifikasi sampel dengan mereaksikan sampel dengan pereaksi-pereaksi

yang sesuai. Adanya reaksi dapat ditandai dengan adanya perubahan-perubahan

yang timbul akibat penambahan pereaksi, seperti terbentuknya endapan (putih

atau berwarna), gas (berbau/tidak), atau warna nyala (Rudi, 2017).

Pemisahan anion-anion yang memungkinkan adalah menggolongkannya


7

dalam golongan-golongan utama¸ berdasarkan pada kelarutan garam peraknya,

garam kalsium atau bariumnya dan garam zinknya (Hamdani, 2012).

Keberadaan anion antarlapis dapat menyebabkan interaksi dengan Kation

logam. Gugus hidroksi pada bidang Lapis dapat berinteraksi dengan kation logam,

melakukan Penukaran anion pada Co-Al- cor hidrotalsit dengan anion penukar Cl-

, nor-, cloa-, asetat, laktat, dodesil sulfat, dan oleat dengan metode garam asam.

Selain Sebagai penukar ion, hidrotalsit mempunyai beberapa aplikasi yaitu

sebagai katalis, pengemban katalis, bidang industri, obat dan adsorben. Hidrotalsit

dengan kapasitas Pertukaran anion yang tinggi dan mudah diregenerasi dapat

dijadikan pilihan utama dalam aplikasi penukar anion. Setelah Cr2O72- memasuki

ruang antarlapis, kapasitas pertukaran anion dapat ditentukan sehingga dapat

digunakan untuk perbandingan kapasitas pertukaran kedua anion tersebut pada

hidrotalsit Zn-Al-soa. Hasil Pertukaran anion dengan kedua anion tersebut

diharapkan mudah diregenerasi (Roto, 2009).


8

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dilaksanakan pada hari Sabtu, 2

Desember 2017 pukul 07:30 WITA -selesai, yang bertempat di Laboratorium

Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas

HaluOleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan uji kation dan anionadalah pipet tetes

6 buah, tabung reaksi 8 buah, botol semprot 1 buah, batang pengaduk 2 batang,

labu takar 100 mL 1 buah, gelas kimia 25 mL, dan spatula 1 buah.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan uji kation dan anion adalah

AgNO3, HCl 10 %, HNO3 2 M, KBr, aquades.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Uji Spesifik Kation Ag+

Langkah pertama dilarutkan AgNO3 sebanyak 2 mL dengan aquades.

Setelah AgNO3 larut, kemudian ditambahkan HCl 10 % sebanyak 10 tetes.

Selanjutnya diamati larutan tersebut terdapat endapan atau tidak pada AgNO3.
9

3.3.2Uji Anion Cl-

Uji kation Cl-dengan perlakuan pertama diambil NaCl 0,5 g dilarutkanya

dalam gelas kimia yang berisi aquades larutan berwarna bening, selanjutnya

ditambahkan HNO3 2 M diamati, kemudian ditambahkan AgNO3 5 tetes terdapat

diamati, perlakuan kedua dengan ditambahkan KBr 1 M diamati,dan, selanjutnya

ditambahkan HNO3 6 M diamati hasilnya.

3.3.3 UjiKation Cr3+

Uji kation Cr3+ dengan perlakuan pertama memipet larutan Na2CrO4

sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 5 tetes AgNO3

dikocok kemudian diamati perubahan yang terjadi.


10

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Tabel 1 Kation
No Perlakuan Pengamatan
2+
1 Ujikation Ag
Dilarutkan AgNO3 dalam aquades Berwarnaputih
Dipipet sebanyak 2 ml Terdapat endapan putih
Dimasukkan dalam tabung reaksi
Ditambahkan 10 tetesHCl
Endapan + aquades Berwarna putih,endapan
Endapan + (NH4)2 CO3 Bening, endapan

2 K2CrO4 + 5 tetes AgNO3 Merah bata, endapan

Tabel 2 Anion
No Perlakuan Pengamatan
-
1 Uji anion Cl
1 mL NaCl 0,04 N + 5 tetes AgNO3 Larutan berwarna
putih,tidak terdapat
endapan
Endapan + 20tetes HNO3 2 M Tidak ada endapan putih
Endapan + 10 tetesKBr Endapan putih
Endapan + 1 mL HNO3 Endapan berwarna keruh

4.2 Reaksi-reaksi

4.2.1.1Uji Ag+

1. Ag(NO3) + HCl AgCl + HNO3

2. AgCl+ H2O Ag+ + 2Cl-


11

4.2.2 Uji Cl-

1. HCl + Ag(NO3) AgCl + HNO3

2. AgCl + (NH4)2CO3 Ag(NH3)2+ + H2CO3 + Cl-

3. Ag(NH3)2+ + Cl- + HNO3 AgCl(aq) + 2NH4+ + 2NO3-

4.3 Pembahasan

Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang berhubungan dengan

identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Dasar identifikasi atau

pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-sifat kimia atau fisika. Sifat-sifat yang

paling sederhana yang dipakai untuk pengenalan adalah sifat-sifat yang dapat

langsung diamati. Misalnya, warna suatu senyawa atau hasil reaksi dengan

pereaksi tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan.

Uji kation Ag+ dimana AgNO3 ditambahkan dengan larutan asam klorida

(HCl) membentuk endapan putih dalam larutan yang dingin dan tidak larut. Hal

ini disebabkan karena asam klorida (HCl) tidak mampu melarutkan kation Ag+

larutan asam klorida (HCl) 2 M yang berfungsi membentuk endapan garam.

kation krom (Cr3+) dengan penambahan larutan perak nitrat

(AgNO3)dengan menghasilkan warna merah bata disebabkan karena mampu

melarutkan kation krom (Cr3+) larutan perak nitrat (AgNO3), 1 M yang berfungsi

untuk membentuk endapan berwarna merah pada Cr3+menghasilkan warna merah

bata dan larutan berwarna kuning yang disebabkan karena perak nitrat (AgNO3)

mampu melarutkan kation krom (Cr3+) Hal ini sesuai dengan teori yang

menyatakan apabila krom (Cr3+) direaksikan dengan kalium kromat(Na2CrO4)


12

akan menghasilkan endapan AgCr yang berwarna merah bata. Uji anion Cl-

dengan perlakuan pertama diambil NaCl 1 mL dan 1 mL AgNO3 dilarutkan dalam

gelas kimia yang berwarna putih serta tanpa endapan selanjutnya ditambahkan

HNO3 2 M diamati, kemudian ditambahkan AgNO3 5 tetes terdapat diamati,

perlakuan kedua dengan ditambahkan KBr 1M diamati,dan, selanjutnya

ditambahkan HNO3 6 M diamati hasilnya larutan berwarna putih dengan sedikit

endapan.
13

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan Identifikasi Senyawa Melalui Uji Kation dan

Anion, yaitu menganalisis adanya kation dan anion dalam sampel suatu senyawa,

dengan cara diidentifikasi adanya persamaan karakteristik sifat fisik dan kimia,

yang terjadi melalui perubahn warna, endapan, dan adanya reaksi, setelah diberi

reagen tertentu. Uji kation dan anion dilakukan dengan menggunakan analisis

kualitatif, dimana dasar untuk menganalisis sampel hanya berupa hasil luar

sementara, sebelum analisis kuatitatif dilakukan.

5.2 Saran

Laboratorium kedepannya agar lebih memperhatikan kelengkapan

peralatan dan bahan agar pada saat praktikum berlangsung, praktikan dapat

menggunakan alat-alatnya masing-masing.


14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Penuntun Paktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik. Laboratorium


Jurusan Pendidikan Kimia. UHO.

Fatimah, Dewi. 2004. Pengkajian Senyawa Alumina Siliko-Fosfat Sebagai


Pengolah Air Bermasalah: Studi Kasus Air Tanah Pantura (Bekasi dan
Karawang). Puslit Geoteknologi LIPI. Bandung.

Hamdani. Hasanah, U.S. Safitri, W. dan Situmorang, R. 2012. Modul Praktikum


Kimia Analisis. Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia. Bandung.

Kusmarini, N. Utami, R.S. Kusuma, Z. 2014. Pelepasan Kation Basa Pada Bahan
Piroklastik Gunung Merapi. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan.
Universitas Brawijaya. Vol. 1. No. 2.

Roto. Tahrir, I. dan Sholikhah. 2009. Aplikasi Pengolahan Polutan Anion


Khrom(VI) Dengan Menggunakan Agen Penukar Ion Hydrotalcite Zn-Al-
SO4. Laboratium Kimia Analitik Jurusan Kimia Fakultas MIPA. UGM.

Utami, Diastuti. 2015. Aplikasi Pohon Keputusan Dalam Penentuan Kation


Dengan Analisis Kualitatif Inorganik. Sekolah teknik elektro dan
informatika. ITB

Anda mungkin juga menyukai