Anda di halaman 1dari 16

I.

JUDUL PERCOBAAN : ENTROPI SISTEM


II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN : Jumat/16 Maret 2012
III. SELESAI PERCOBAAN : Jumat/16 Maret 2012
IV. TUJUAN PERCOBAAN :Untuk mempelajari perubahan entropi sistem pada
beberapa reaksi
V. TINJAUAN PERCOBAAN :
Wujud zat ada tiga macam, yaitu padat, cair, dan gas. Susunan partikel dalam zat
padat begitu teratur. Pada zat cair partikel partikelnya kurang teratur, sedangkan dalam
gas makin tidak teratur. Pada reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi
kurang teratur dan sebaliknya. Ukuran ketidakteraturan suatu sistem dinyatakan dengan
entropi yang diberi lambang S. Kita hanya dapat mengukur nilai perubahan
ketidakteraturannya saja yang biasa dilambangkan dengan ().
Entropi adalah fungsi keadaan, dan merupakan kriteria yang menentukan apakah
suatu keadaan dapat dicapai dengan spontan dari keadaan lain. Hukum ke-2
termodinamika menyatakan bahwa entropi, S, sistem yang terisolasi dalam proses spontan
meningkat. Dinyatakan secara matematis
S > 0

Bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan teratur menjadi kurang
teratur,maka perubahan entropi (S) positif dan menunjukkan bahwa reaksi berlangsung
spontan. Namun, bila pada suatu reaksi kimia terjadi perubahan dari keadaan kurang teratur
menjadi teratur, maka perubahan entropi (S) negatif.
Proses proses yang dapat menyebabkan peningkatan entropi adalah :
- Padatan meleleh menjadi cairan
- Padatan atau cairan menguap membentuk gas
- Padatan atau cairan bercampur dengan pelarut untuk membentuk larutan
nonelektrolit
- Reaksi kimia menghasilkan suatu kenaikan jumlah molekul molekul gas
- Suatu zat dipanaskan (temperatur meningkat).

Berdasarkan perhitungan dalam lingkar Carnot, maka:


1 121 1 21 1 1 3
= = = + =0
2 243 221 2 1 2
.................................................... Hukum Carnot Clausius (1)
q2 dan q4 = 0, sehingga pada proses lingkar ini dapat dinyatakan bahwa

= 0 = 0 ............................................(8)

Persamaan (8) berlaku untuk setiap proses lingkar yang reversible. Besaran di
belakang tanda integral pada persamaan (8) harus merupakan diferensial total dan ini
berarti merupakan suatu fungsi keadaan. Oleh Clasius besaran ini disebut sebagai entropi
(S). Selanjutnya, fungsi entropi didefinisikan sebagai:

=
................................................................................(9)

=


Pada proses isotermis, =
dan berlaku untuk proses isotermis, baik

reversibel, maupun irreversibel, walaupun kalor yang diserap q < qrev tidak berarti = .
Entalpi (H) adalah besarnya energi yang dimiliki suatu benda. Kita tidak dapat
mengamati H, tetapi, yang dapat kita amati hanyalah perubahannya (H). H juga dapat
bernilai positif, atau negatif. Apabila suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka H
bernilai negatif karena pada reaksi ini terjadi pelepasan kalor. Apabila H bernilai positif,
maka reaksi berlangsung secara endoterm dan terjadi penyerapan kalor. Harga perubahan
entalpi (H) juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Apabila terjadi kenaikan suhu, maka H
bernilai positif, sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu, maka H bernilai negatif.

VI. ALAT DAN BAHAN :


a. Alat
b. Bahan
VII. CARA KERJA :
a. Entropi sistem pada reaksi H2O + NaOH

10 mL air

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

Tabung A

- Diukur temperaturnya

TA1 = C

- Ditambahkan NaOH padat 0,5


sendok spatula
- Goyang hingga larut
- Diukur temperaturnya

TA2 = C
b. Entropi sistem pada reaksi H2O + KNO3

10 mL air

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

Tabung B

- Diukur temperaturnya

TB1 = C

- Ditambahkan KNO3 padat 0,5


sendok spatula
- Goyang hingga larut
- Diukur temperaturnya

TB2 = C
c. Entropi sistem pada reaksi HCl + Mg

5 mL HCl 0,1 M

- Dimasukkan dalam tabung reaksi

Tabung C

- Diukur temperaturnya

TC1 = C

- Ditambahkan beberapa potong logam


Mg
- Diukur temperaturnya

TC2 = C

d. Entropi sistem pada reaksi Ba(OH)2 + NH4Cl

Ba(OH)2 NH4Cl

- Dimasukkan ke dalam roll - Dimasukkan ke dalam roll


film sebanyak satu sendok film sebanyak 0,5 sendok
spatula spatula

- Diukur temperaturnya
-
T1 = .C

- Roll film ditutup dan dikocok


- Dicium bau gas yang terjadi
- Diukur temperaturnya
-
T2 = .C
VIII. HASIL PENGAMATAN :

No Prosedur Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan

1. T ruang = 30 C H2O(l) + NaOH(s) S meningkat


10 mL akuades
T air = 29 C NaOH(aq) S = 0,564 J/K
- Dimasukkan S = positif H = negatif
dalam tabung
TA1= 29 C H = negatif H = -171,242 J
reaksi

Tabung A TA2 = 33 C terjadi


m NaOH = 0,193 g perubahan
- Diukur suhunya
cair = 4,2 J/g C bentuk dari
TA1 = C
padat ke cair
- Ditambahkan q reaksi =171,242 J
NaOH padat 0,5
- NaOH padat
sendok spatula
- Goyang hingga berwarna putih
larut
- Larutan NaOH
- Diukur suhunya
tak berwarna
TA2 = C
- Larutan NaOH
agak hangat di
awal reaksi.
T ruang = 30 C H2O (l) +KNO3 (s) S menurun
10 mL air
T air = 29 C KNO3 (aq) S = -0,139 J/K
- Dimasukkan H = positif
dalam tabung
reaksi TB1= 29 C - S = negatif H = 42,084 J
TB2 = 28 C H = positif terjadi
m KNO3 = 0,020 g perubahan
Tabung B
cair = 4,2 J/g C bentuk dari
- Diukur suhunya
padat ke cair
2.
TB1 = C q reaksi = -42,084 J
- Ditambahkan
KNO3 padat 0,5 - KNO3 padat
sendok spatula
- Goyang hingga
berwarna putih
larut - Larutan KNO3
- Diukur suhunya
tak berwarna
TB2 = C

T ruang = 30 C 2HCl(l) + Mg(s) S meningkat


5 mL HCl
T air = 29 C MgCl2(s) + H2(g) S=0,000321 J/K
- Dimasukkan T HCl = 30 C S = positif H = negatif
dalam tabung
reaksi
H = negatif H = -0,097865 J
TC1= 30 C terjadi
TC2 = 31 C perubahan
Tabung C
m Mg = 0,005 g bentuk dari
3. - Diukur suhunya cair = 4,2 J/g C padat ke cair
TC1 = C

- Ditambahkan
q reaksi = 0,097865 J
beberapa logam Logam Mg berwarna
Mg
- Diukur suhunya
perak
Ada gelembung gas
TC2 = C
Larutan agak hangat
BaOH2 (s) + S menurun
1 Spatula 0,5 spatula T ruang = 30 C 2NH4Cl (s) BaCl2 S = -0,00095
NH4Cl
Ba(OH)2 T air = 29 C (s) + 2NH3 (g) + J/K
2H2O(l) H = positif
- Dicampur
- Diukur suhunya T1= 29 C H = 0,2856 J
- - S= negatif terjadi
T2 = 28 C
T1 = .C
H = positif perubahan
m Ba(OH)2 = 0,044 g
bentuk dari
- Roll film m NH4Cl = 0,024 g
ditutup dan padat ke cair
cair = 4,2 J/g C
dikocok
dan gas
- Dicium bau
4.
gas yang
terjadi q reaksi = -0,2856 J
- Diukur
suhunya
Ba(OH)2 padat
berwarna putih
T2 = .C - NH4Cl padat
berwarna putih
- Ada bau gas yang
menyengat
Campuran sedikit
berair
IX. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA :

Setelah melakukan percobaan tentang entropi sistem diperoleh perubahan


entropi reaksi berupa peningkatan atau penurunan entropi. Perubahan entropi juga
merupakan akibat dari perubahan entalpi reaksi. Dari keempat sistem, yang
mengalami peningkatan entropi yaitu reaksi pertama antara 0,193 g NaOH padat
dengan 10 ml air dan ketiga yaitu 0,005 g logam Mg dan 5 ml HCl. Sedangkan yang
mengalami penurunan entropi yaitu reaksi kedua 0,020 g KNO3 padat dengan 10 ml
air dan reaksi keempat yaitu 0,044 g Ba(OH)2 padat dan 0,024 g NH4Cl padat.
Analisis pada tabung reaksi 1 yaitu pelarutan NaOH padat :
Persamaan reaksi: H2O(l) + NaOH(s) NaOH(aq)

q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutan x Cair x T
q reaksi = (mair + mNaOH ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x (306 K 302 K)
q reaksi = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 4 K
q reaksi =171,242 J
dari kalor reaksi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
besarnya nilai S dan H:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
H = - q reaksi = -171,242 J

2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (m air + mNaOH ) x C air x ln 1
306
S = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 0,01316
S = 0,564 J/K

H bernilai negatif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena S bernilai positif
artinya ada peningkatan ketakaturan sistem.
Analisis pada tabung reaksi 2 yaitu pelarutan KNO3 padat :
Persamaan reaksi: H2O(l) + KNO3(s) KNO3(aq).

q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutan x Cair x T
q reaksi = (mair + mKNO3 ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x (301 K 302 K)
q reaksi = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -42,084 J
dari kalor reaksi yang diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan
besarnya nilai S dan H:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
H = - q reaksi = -(-42,084 J) = 42,084 J

2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (m air + mKNO3 ) x C air x ln 1
301
S = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332)
S = -0,139 J/K
Didapatkan S= -0,139 J/K, juga bernilai negatif karena dipengaruhi kalor.
H bernilai positif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena S bernilai negatif
artinya ada penurunan ketakaturan sistem.

Analisis pada tabung reaksi 3


Persamaan reaksi: 2HCl(l) + Mg(s) MgCl2(s) + H2(g).

q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutanx Cair x T
q reaksi = (mHCl x mMg) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x (304 K 303 K)
q reaksi = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x 1 K = 0,097865 J
dari kalor reaksi yag diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan besarnya
nilai S dan H:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
H = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (mHCl + mMg) x C air x ln 1
304
S = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x ln
303
S = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x (0,00329)
S = 0,00032 J/K
H bernilai negatif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena S bernilai positif
artinya ada peningkatan ketakaturan sistem.

Analisis pada tabung reaksi 4


Persamaan reaksi: Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).

q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutan x Cair x (T2 T1)
q reaksi = (mBaOH + mNH4Cl ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x (301 K 302 K)
q reaksi = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -0,2856 J
dari kalor reaksi yag diperoleh kemudian digunakan untuk menentukan besarnya
nilai S dan H:
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
H = - q reaksi = -(-0,2856 J) = 0,2856 J

2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (mBaOH + mNH4Cl ) x C air x ln 1
301
S = (0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332) = -0,00095 J/K
H bernilai positif artinya reaksi bersifat eksoterm dan karena S bernilai negatif
artinya ada penurunan ketakaturan sistem.

X. PEMBAHASAN
Setelah melakukan percobaan tentang entropi sistem diperoleh perubahan entropi
reaksi berupa peningkatan atau penurunan entropi. Perubahan entropi juga merupakan
akibat dari perubahan entalpi reaksi.
Pada reaksi pertama, yaitu pelarutan NaOH padat,
H2O(l) + NaOH(s) NaOH(aq)
terjadi perubahan entropi (S) positif dikarenakan adanya peningkatan ketidakaturan.
Artinya, reaksi merupakan reaksi reversibel dan spontan atau dapat langsung terjadi
pada tekanan tetap. Peningkatan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui
perubahan fasa padat menjadi cair. Saat mereaksikan juga terjadi kenaikan suhu. Ini
menandakan adanya reaksi eksoterm yang melepaskan kalor sehingga perubahan
entalpi (H) bernilai negatif.
Pada reaksi kedua, yaitu pelarutan KNO3 padat,
H2O(l) + KNO3(s) KNO3(aq)
terjadi perubahan entropi (S) negatif. Hal ini menyimpang dengan teori bahwa bila
terjadi peningkatan ketidakaturan atau perubahan fasa dari padat menjadi cair maka
(S) negatif seharusnya bernilai positif. Namun , reaksi tersebut bukan merupakan
reaksi reversibel dan spontan pada tekanan tetap. Seharusnya reaksi tersebut merupakan
reaksi eksoterm atau (H) bernilai negatif. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan
oleh kesalahan pengamat membaca skala ataupun pengukuran suhu tidak dilakukan
tepat saat bereaksi.
Pada reaksi ketiga yaitu :
2HCl(l) + Mg(s) MgCl2(s) + H2(g).
terjadi perubahan entropi (S) positif dikarenakan adanya peningkatan ketidakaturan.
Artinya, reaksi merupakan reaksi reversibel dan spontan atau dapat langsung terjadi
pada tekanan tetap. Peningkatan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui
perubahan fasa cair menjadi gas (gelembung). Saat mereaksikan juga terjadi kenaikan
suhu. Ini menandakan adanya reaksi eksoterm yang melepaskan kalor sehingga
perubahan entalpi (H) bernilai negatif.
Pada reaksi keempat ;
Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).
terjadi perubahan entropi (S) negatif dikarenakan adanya penurunan ketidakaturan.
Artinya, reaksi bukan merupakan reaksi reversibel dan tidak spontan pada tekanan
tetap. Penuarunan ketakaturan juga terlihat secara makroskopis melalui perubahan fasa
padat menjadi gas. Gas tersebut merupakan gas ammonia (NH3) yang memiliki bau
yang menyengat. Secara teori, pembentukan gas ammonia merupakan reaksi endoterm
sehingga terjadi penurunan suhu atau menyerap kalor sehingga perubahan entalpi (H)
bernilai negatif.

XI. KESIMPULAN

Dari data yang diperoleh dari percobaan dapat disimpulkan bahwa perubahan
nilai entropi dipengaruhi oleh perubahan suhu, entalpi, dan harga kalor reaksi. Apabila
terjadi kenaikan suhu, S, dan q bernilai positif sedangkan H bernilai negatif
(eksoterm) dan merupakan reaksi reversibel. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan suhu,
maka nilai S, dan q bernilai negatif sedangkan H bernilai positif (endoterm).

XII. JAWABAN PERTANYAAN


1. Pada reaksi mana terjadi kenaikan entropi? Dan pada reaksi mana terjadi kenaikan
entalpi?
Jawaban:
Kenaikan entropi (S>0 ) terjadi pada reaksi :
Percobaan pertama
NaOH(s)+H2O(l) NaOH(aq) S = 0,564 J/K, H = -171,242 J
Percobaan ketiga

HCl(l)+Mg(s) MgCl2(aq)+H2(g) S = 0,00032 J/K, H = -0,097865 J

Sedangkan kenaikan entalpi(H>0) terjadi pada reaksi :


Percobaan kedua
KNO3 (s)+H2O(l) KNO3(aq) S = -0,139 J/K, H = 42,084 J
Percobaan keempat
Ba(OH)2(s)+ 2NH4Cl(s) BaCl2+ NH3(g)+ 2H2O S = -0,00095J/K, H = 0,2856 J
Jadi, reaksi yang mengalami kenaikan entropi pada percobaan pertama, dan ketiga
sedangkan kenaikan entalpi adalah pada percobaan kedua dan keempat.
2. Pada reaksi mana terjadi penurunan entropi? Dan pada reaksi mana terjadi penurunan
entalpi?
Jawaban:
Penurunan entropi (S<0 ) terjadi pada reaksi :

Percobaan kedua
KNO3 (s)+H2O(l) KNO3(aq) S = -0,139 J/K, H = 42,084 J
Percobaan keempat
Ba(OH)2(s)+ 2NH4Cl(s) BaCl2+ NH3(g)+ 2H2O S = -0,00095J/K, H = 0,2856 J

Penurunan entalpi (H<0 ) terjadi pada reaksi :

Percobaan pertama
NaOH(s)+H2O(l) NaOH(aq) S = 0,564 J/K, H = -171,242 J
Percobaan ketiga

HCl(l)+Mg(s) MgCl2(aq)+H2(g) S = 0,00032 J/K, H = -0,097865 J

Jadi, reaksi yang mengalami penurunan entropi pada percobaan kedua dan
keempat
sedangkan penurunan entalpi adalah pada percobaan pertama, dan ketiga.

XIII. DAFTAR PUSTAKA


Rohman, Ijang dan Sri Mulani.2004. Kimia Fisika 1. Jica:Universitas Pendidikan
Indonesia

Sugiarto, Bambang, dkk. 2007. Kimia Dasar I. Surabaya: Unesa Unipress.


Tjahjani, Siti, dkk. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya: Unesa
Unipress
Perhitungan Entropi :

Analisis pada tabung reaksi 1 H2O(l) + NaOH(s) NaOH(aq)


q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutan x Cair x T
q reaksi = (mair + mNaOH ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x (306 K 302 K)
q reaksi = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 4 K
q reaksi =171,242 J

karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :


H = - q reaksi = -171,242 J
2
S = mlarutan x C air x ln
1
2
S = (m air + mNaOH ) x C air x ln
1
306
S = ( 10 g + 0,193 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 10,193 g x 4,2 J/g.K x 0,01316
S = 0,564 J/K

Analisis pada tabung reaksi 2 H2O(l) + KNO3(s) KNO3(aq)


q reaksi = mlarutan x Cair x T
q reaksi = (mair + mKNO3 ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x (301 K 302 K)
q reaksi = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -42,084 J
karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :
H = - q reaksi = -(-42,084 J) = 42,084 J
2
S = mlarutan x C air x ln
1
2
S = (m air + mKNO3 ) x C air x ln
1
301
S = ( 10 g + 0,020 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 10,020 g x 4,2 J/g.K x (-0,00332)
S = -0,139 J/K
Analisis pada tabung reaksi 3 2HCl(l) + Mg(s) MgCl2(s) + H2(g).
q reaksi = m x c x T
q reaksi = mlarutanx Cair x T
q reaksi = (mHCl + mMg) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x (304 K 303 K)
q reaksi = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x 1 K
q reaksi = 0,097865 J

karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :


H = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (mHCl + mMg) x C air x ln 1
304
S = ( 0,01825 g + 0,005 g) x 4,2 J/g.K x ln
303
S = 0,02325 g x 4,2 J/g.K x (0,00329)
S = 0,00032 J/K

Analisis pada tabung reaksi 4


Ba(OH)2(S) + 2NH4Cl(s) BaCl2(aq) + 2NH3(g) + 2H2O(l).
q reaksi = mlarutan x Cair x (T2 T1)
q reaksi = (mBaOH + mNH4Cl ) x Cair x (T2 T1)
q reaksi = ( 0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x (301 K 302 K)
q reaksi = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (-1) K
q reaksi = -0,2856 J

karena dilakukan pada tekanan tetap, maka :


H = - q reaksi = -0,097865 J = -0,097865 J
2
S = mlarutan x C air x ln 1
2
S = (mBaOH + mNH4Cl ) x C air x ln
1
301
S = (0,044 g + 0,024 g) x 4,2 J/g.K x ln
302
S = 0,068 g x 4,2 J/g.K x (0,00332)
S = 0,00095 J/K
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai