Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI KATION IV

PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

A. Tujuan PercobaanIDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

PERCOBAAN V
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN IV

A. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi-reaksi kation golongan IV (1 hal. 10).

B. Dasar Teori
Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun
amonium sulfida; tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang
sedang) membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau
basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan
putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO3, strontium
karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3 (2 hal. 295).
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering. Barium
bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur
pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan
hydrogen (2 hal. 295).
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen. (2, hal.296)
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan
nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada
larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan
massa (2 hal. 296).
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771oC.
Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium (2 hal. 299).
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia terserang oleh oksigen
atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida.
Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen (2 hal. 300).
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya
berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari
etanol bebas air dan dietil eter (2 hal. 301).

Tabel Identifikasi Kation Golongan IV

Reagen
Kation
Ba2+
Sr2+
Ca2+
1. NH3
Tak ada endapan
Tak ada endapan
Tak ada endapan
2. (NH4)CO3

+ NH4Cl
Putih, BaCO3↓

Sedikit larut
Putih, SrCO3↓

Sedikit larut
Amorf putih, CaCO3
Sedikit larut
3. (NH4)2C2O4
+CH3COOH
+HCl
Putih, Ba(COO)2↓
Larut
-
Putih, Sr(COO)2↓
Tidak larut
larut
Putih, Ca(COO)2↓
Tidak larut
larut
4. H2SO4(encer)
+(NH4)2SO4
Putih, BaSO4↓
Tidak larut
Putih, SrSO4↓
Tidak larut
Putih, CaSO4↓
Larut, [Ca(SO4)2]2-
5. CaSO4(jenuh)
Putih, BaSO4↓
Putih, SrSO4↓
-
6. K2CrO4
+CH3COOH
+HCl
Kuning, BaCrO4↓
Tidak larut
Larut
Kuning, SrCrO4↓
Larut
-
-
-
-
(2, hal. 295-301)

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Botol semprot, 1 buah
b. Rak tabng reaksi, 1 buah
c. Pipet tetes, 12 buah
d. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
e. Pembakar bunsen, 1 buah
f. Tabung reaksi, 5 buah
2. Bahan
a. Larutan cuplikan
b. Larutan H2C2O4
c. Larutan CH3COOH 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,5 M dan 6 M
e. Larutan NH3
f. Larutan K2CrO4
g. Larutan HCl
(1 hal. 10)

D. Prosedur Kerja
1. Identifikasi menggunakan pereaksi H2C2O4
a. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, dan disiapkan juga 3 pipet tetes untuk sampel,
dan 7 pipet tetes untuk pereaksi.
b. Sampel a-c dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang masing-masing telah label a-c sebanyak 1
pipet.
c. Ditambahkan H2C2O4 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian
diamati. Apabila terdapat endapan ditambahkan CH3COOH, kemudian diidentifikasi kembali dan
dicatat yang terjadi.
2. Identifikasi menggunakan pereaksi CH3COOH 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan CH3COOH 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati
apa yang terjadi dan dicatat.
3. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 6 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 6 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa
yang terjadi, apabila ada perubahan larutan dipanaskan dan diberi lakmus merah pada mulut
tabung (diusahakan lakmus tidak menyentuh mulut tabung) kemudian diamati perubahan warna
pada kertas lakmus dan dicatat perubahannya.
4. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan
yang terjadi dan dicatat pada tabel. Uji dilanjutkan dengan penambahan reagen berlebih, diamati
kembali perubahannya dan dicatat.
5. Identifikasi menggunakan pereaksi K2CrO4 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan K2CrO4 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi, larutan yang mengendap ditambahkan HCl 0,1 M. Apabila masih terbentuk
endapan ditambahkan CH3COOH 1 M dan diamati perubahan yang terjadi dan dicatat perubahan
yang terjadi.
6. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3 + HCl
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi a-e sebanyak ± 3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi kemudian uji dilanjutkan dengan menambahkan HCl pada larutan dan
diidentifikasi kembali dan dicatat apa yang terjadi.

7. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 0,5 M


a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 0,5 M kedalam masing-masing tabung reaksi a-c sebanyak ±3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat apa yang terjadi.
(1 hal. 11-12)

E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV
Tabel 5.1 Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV

Reagen
Sampel Kation
A
B
C
1. H2C2O-4
+ CH3COOH
Endapan Putih
Sedikit Larut
Endapan Putih
Membentuk Larut
Endapan Larut
Sedikit Larut
2. CH3COOH
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
Tidak ada perubahan
3. NaOH
+ dipanaskan
+lakmus merah
Bening

Tidak ada perubahan


Keruh, tidak ada ↓

Tidak berubah
↓putih susu

Tidak berubah
4. NH3
+ reagen berlebih
Bening
Keruh
Keruh
Keruh
Bening
Keruh
5. K2CrO4 0,1M

+ HCl 0,1 M

+CH3COOH
Kuning bening

-
↓ kuning, larutan kuning
↓ putih, larutan kuning
Larutan kuning kehijauan
Larutan kuning bening
-

-
6. NH3
+ HCl 0,5 M
Larutan bening
↓ gel putih
Larutan keruh
Putih susu
Larutan bening
Larutan bening
7. NaOH 0,5 M
Larutan bening, ↓ putih
Larutan bening, ↓ putih
Larutan bening
Hasil Uji
Ca2+
Ba2+
Sr2+

2. Persamaan Reaksi
a. Larutan cuplikan A (Ca2+)
Ca2+ + C2O-42- → CaC2O-4↓
Ca2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ca2+ + 2OH- → Ca(OH)2
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)-2
Ca2+ + CrO42- → CaCrO42-
Ca2+ + NH3 + 2HCl → CaCl2↓ + NH4+ + H+↑
b. Larutan cuplikan B
Ba2+ + C2O-42- → BaC2O-4↓
Ba2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ba2+ + 2OH- → Ba(OH)2
Ba2+ + (COO)22- → Ba(COO)-2
Ba2+ + CrO42- → BaCrO42-↓
Ba2+ + NH3 + 2HCl → BaCl2↓ + NH4+ + H+↑
c. Larutan cuplikan C
Sr2+ + C2O-42- → SrC2O-4↓
Sr2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Sr2+ + 2OH- → Sr(OH)2↓
Sr2+ + (COO)22- → Sr(COO)-2
Sr2+ + CrO42- → SrCrO42-↓
Sr2+ + NH3 + 2HCl → SrCl2↓ + NH4+ + H+↑

F. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan reaksi kation golongan IV. Adapun
kation yang termasuk golongan IV yaitu Ba2+, Ca2+, dan Sr2+. Pereaksi yang digunakan yaitu
H2C2O4, CH3COOH, NaOH 6 M, NH3, K2Cr2O4, NaOH 0,5 M, HCl 0,1 M, dan kertas lakmus merah.
Pada sampel A, terbentuk endapan putih ketika ditambahkan reagen H2C2O4 dan NaOH 6 M. Endapan
yang terbentuk pada penambahan H2C2O4 sedikit larut ketika ditambahkan larutan CH3COOH.
Pada penambahan larutan NaOH larutan berwarna bening, begitu juga pada penambahan NH3.
Larutan sampel yang ditambahkan reagen NH3 berubah menjadi keruh ketika ditambahkan reagen
berlebih. Pada penambahan K2CrO4 larutan berwarna kuning bening. Pada penambahan NH3,
larutan tetap berwarna bening, namun ketika direaksikan lagi dengan NH3, terbentuk endapan
putih menyerupai gel. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan A merupakan
kation Ca-2+.
Pada sampel B, terbentuk endapan putih ketika cuplikan direaksikan dengan H2C2O4. Pada
penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH, larutan menjadi keruh
dan tidak ada endapan, begitu juga ketika cuplikan ditambahkan NH3. Penambahan reagen K2CrO4
pada cuplikan membentuk endapan berwarna kuning, namun endapan berubah warna menjadi
putih ketika ditambahkan larutan HCl 0,1 M dan endapan larut ketika ditambahkan larutan
CH3COOH. Ketika cuplikan ditambahkan NH3, larutan menjadi keruh, namun tidak ada endapan.
Ketika ditambahkan NaOH 0,5 M terbentuk endapan berwarna putih. Dari hasil uji tersebut dapat
disimpulkan bahwa cuplikan B merupakan kation Ba2+.
Pada sampel C, terbentuk endapan putih yang kemudian larut ketika cuplikan ditambahkan H2C2O4.
Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH terbentuk endapan
berwarna putih susu. Cuplikan tidak mengalami perubahan (berwarna bening) ketika ditambahkan
larutan NH3 dan NaOH 0,5 M, namun pada penambahan NH3 berlebih larutan berubah menjadi
keruh. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan C merupakan kation Sr2+.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa larutan cuplikan A merupakan
kation Ca2+, cuplikan B merupakan Ba2+, dan cuplikan C merupakan Sr2+.
Mengidentifikasi dan membedakan reaksi-reaksi kation golongan IV (1 hal. 10).

B. Dasar Teori
Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida
ataupun amonium sulfida; tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah
yang sedang) membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau
basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan
putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat BaCO 3, strontium karbonat
SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3 (2 hal. 295).
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium
melebur pada 710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida
dan hydrogen (2 hal. 295).
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen. (2, hal.296)
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba 2+. Klorida
dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada
larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa (2
hal. 296).
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada
o
771 C. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium (2 hal. 299).
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845 oC. Ia terserang oleh
oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium
hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen (2 hal. 300).
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca 2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya
biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya
berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran
1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter (2 hal. 301).

Tabel Identifikasi Kation Golongan IV


Kation
2+
Reagen Ba Sr2+ Ca2+
1. NH3 Tak ada endapan Tak ada endapan Tak ada endapan
2. (NH4)CO3 Putih, BaCO3↓ Putih, SrCO3↓ Amorf putih,
CaCO3
+ NH4Cl Sedikit larut Sedikit larut Sedikit larut
3. (NH4)2C2O4 Putih, Ba(COO)2↓ Putih, Sr(COO)2↓ Putih, Ca(COO)2↓
+CH3COOH Larut Tidak larut Tidak larut
+HCl - larut larut
4. H2SO4(encer) Putih, BaSO4↓ Putih, SrSO4↓ Putih, CaSO4↓
+(NH4)2SO4 Tidak larut Tidak larut Larut,
[Ca(SO4)2]2-
5. CaSO4(jenuh) Putih, BaSO4↓ Putih, SrSO4↓ -
6. K2CrO4 Kuning, BaCrO4↓ Kuning, SrCrO4↓ -
+CH3COOH Tidak larut Larut -
+HCl Larut - -
(2, hal. 295-301)

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Botol semprot, 1 buah
b. Rak tabng reaksi, 1 buah
c. Pipet tetes, 12 buah
d. Penjepit tabung reaksi, 1 buah
e. Pembakar bunsen, 1 buah
f. Tabung reaksi, 5 buah
2. Bahan
a. Larutan cuplikan
b. Larutan H2C2O4
c. Larutan CH3COOH 0,1 M
d. Larutan NaOH 0,5 M dan 6 M
e. Larutan NH3
f. Larutan K2CrO4
g. Larutan HCl
(1 hal. 10)

D. Prosedur Kerja
1. Identifikasi menggunakan pereaksi H2C2O4
a. Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, dan disiapkan juga 3 pipet tetes untuk sampel, dan 7
pipet tetes untuk pereaksi.
b. Sampel a-c dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang masing-masing telah label a-c sebanyak 1 pipet.
c. Ditambahkan H2C2O4 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, kemudian diamati.
Apabila terdapat endapan ditambahkan CH3COOH, kemudian diidentifikasi kembali dan dicatat yang
terjadi.
2. Identifikasi menggunakan pereaksi CH3COOH 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan CH3COOH 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa
yang terjadi dan dicatat.
3. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 6 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 6 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati apa yang
terjadi, apabila ada perubahan larutan dipanaskan dan diberi lakmus merah pada mulut tabung
(diusahakan lakmus tidak menyentuh mulut tabung) kemudian diamati perubahan warna pada kertas
lakmus dan dicatat perubahannya.
4. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan yang
terjadi dan dicatat pada tabel. Uji dilanjutkan dengan penambahan reagen berlebih, diamati kembali
perubahannya dan dicatat.
5. Identifikasi menggunakan pereaksi K2CrO4 0,1 M
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan K2CrO4 0,1 M ke dalam masing-masing tabung reaksi sebanyak ± 3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi, larutan yang mengendap ditambahkan HCl 0,1 M. Apabila masih terbentuk
endapan ditambahkan CH3COOH 1 M dan diamati perubahan yang terjadi dan dicatat perubahan yang
terjadi.
6. Identifikasi menggunakan pereaksi NH3 + HCl
a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NH3 ke dalam masing-masing tabung reaksi a-e sebanyak ± 3 tetes, diamati perubahan
yang terjadi kemudian uji dilanjutkan dengan menambahkan HCl pada larutan dan diidentifikasi
kembali dan dicatat apa yang terjadi.

7. Identifikasi menggunakan pereaksi NaOH 0,5 M


a. Dilakukan hal yang sama pada percobaan 1 langkah a-b.
b. Ditambahkan NaOH 0,5 M kedalam masing-masing tabung reaksi a-c sebanyak ±3 tetes, diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat apa yang terjadi.
(1 hal. 11-12)
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV
Tabel 5.1 Tabel Pengamatan Identifikasi Kation Golongan IV
Sampel Kation
Reagen A B C
1. H2C2O4 Endapan Putih Endapan Putih Endapan Larut
+ CH3COOH Sedikit Larut Membentuk Larut Sedikit Larut
2. CH3COOH Tidak ada Tidak ada Tidak ada
perubahan perubahan perubahan
3. NaOH Bening Keruh, tidak ada ↓ ↓putih susu
+ dipanaskan
+lakmus merah Tidak ada Tidak berubah Tidak berubah
perubahan
4. NH3 Bening Keruh Bening
+ reagen berlebih Keruh Keruh Keruh
5. K2CrO4 0,1M Kuning bening ↓ kuning, larutan Larutan kuning
kuning bening
+ HCl 0,1 M - ↓ putih, larutan -
kuning
+CH3COOH - Larutan kuning -
kehijauan
6. NH3 Larutan bening Larutan keruh Larutan bening
+ HCl 0,5 M ↓ gel putih Putih susu Larutan bening
7. NaOH 0,5 M Larutan bening, ↓ Larutan bening, ↓ Larutan bening
putih putih
Hasil Uji Ca2+ Ba2+ Sr2+

2. Persamaan Reaksi
a. Larutan cuplikan A (Ca2+)
Ca2+ + C2O42- → CaC2O4↓
Ca2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ca2+ + 2OH- → Ca(OH)2
Ca2+ + (COO)22- → Ca(COO)2
Ca2+ + CrO42- → CaCrO42-
Ca2+ + NH3 + 2HCl → CaCl2↓ + NH4+ + H+↑
b. Larutan cuplikan B
Ba2+ + C2O42- → BaC2O4↓
Ba2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Ba2+ + 2OH- → Ba(OH)2
Ba2+ + (COO)22- → Ba(COO)2
Ba2+ + CrO42- → BaCrO42-↓
Ba2+ + NH3 + 2HCl → BaCl2↓ + NH4+ + H+↑
c. Larutan cuplikan C
Sr2+ + C2O42- → SrC2O4↓
Sr2+ + 2COO- → tidak bereaksi
Sr2+ + 2OH- → Sr(OH)2↓
Sr2+ + (COO)22- → Sr(COO)2
Sr2+ + CrO42- → SrCrO42-↓
Sr2+ + NH3 + 2HCl → SrCl2↓ + NH4+ + H+↑

F. Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membedakan reaksi kation golongan IV.
Adapun kation yang termasuk golongan IV yaitu Ba 2+, Ca2+, dan Sr2+. Pereaksi yang digunakan yaitu
H2C2O4, CH3COOH, NaOH 6 M, NH3, K2Cr2O4, NaOH 0,5 M, HCl 0,1 M, dan kertas lakmus merah.
Pada sampel A, terbentuk endapan putih ketika ditambahkan reagen H 2C2O4dan NaOH 6 M.
Endapan yang terbentuk pada penambahan H2C2O4 sedikit larut ketika ditambahkan larutan CH3COOH.
Pada penambahan larutan NaOH larutan berwarna bening, begitu juga pada penambahan NH 3. Larutan
sampel yang ditambahkan reagen NH3 berubah menjadi keruh ketika ditambahkan reagen berlebih.
Pada penambahan K2CrO4 larutan berwarna kuning bening. Pada penambahan NH3, larutan tetap
berwarna bening, namun ketika direaksikan lagi dengan NH 3, terbentuk endapan putih menyerupai gel.
Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan A merupakan kation Ca 2+.
Pada sampel B, terbentuk endapan putih ketika cuplikan direaksikan dengan H 2C2O4. Pada
penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH, larutan menjadi keruh dan
tidak ada endapan, begitu juga ketika cuplikan ditambahkan NH 3. Penambahan reagen K2CrO4 pada
cuplikan membentuk endapan berwarna kuning, namun endapan berubah warna menjadi putih ketika
ditambahkan larutan HCl 0,1 M dan endapan larut ketika ditambahkan larutan CH 3COOH. Ketika
cuplikan ditambahkan NH3, larutan menjadi keruh, namun tidak ada endapan. Ketika ditambahkan
NaOH 0,5 M terbentuk endapan berwarna putih. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa
cuplikan B merupakan kation Ba2+.
Pada sampel C, terbentuk endapan putih yang kemudian larut ketika cuplikan ditambahkan
H2C2O4. Pada penambahan CH3COOH tidak terjadi perubahan. Pada penambahan NaOH terbentuk
endapan berwarna putih susu. Cuplikan tidak mengalami perubahan (berwarna bening) ketika
ditambahkan larutan NH3 dan NaOH 0,5 M, namun pada penambahan NH3 berlebih larutan berubah
menjadi keruh. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan C merupakan kation Sr 2+.

G. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa larutan cuplikan A
merupakan kation Ca2+, cuplikan B merupakan Ba2+, dan cuplikan C merupakan Sr2+.

Walaupun teori Bohr telah melukiskan struktur atom cukup detil, namun masih ada sesuatu
yang hilang. Untuk ini perlu kiranya ditinjau kembali mengenai sifat cahaya. Para ilmuwan
selalu saja mendapat kesulitan dalam melukiskan sifat karakteristik cahaya. Banyak
percobaan dengan jelas menunjukkan bahwa cahaya bersifat gelombang, tetapi pada
percobaan lain menunjukkan bahwa cahaya bersifat sebagai partikel (yang nantinya dikenal
sebagai aliran foton yang membawa paket-paket energi atau sejumlah energi diskret
terkuantisasi), sebagaimana terjadi pada berbagai jenis gejala.

Dari perbandingan gejala-gejala tersebut dapat dipertimbangkan bahwa sifat cahaya atau
energi radiasi secara umum berhubungan dengan sifat gelombang dan sifat partikel atau
sering dikenal sebagai dualisme cahaya yaitu sifat gelombang partikel. Dalam hal seperti
ini, sejumlah asumsi kemudian merupakan dasar pengembangan teori kuantum dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Atom-atom berkelakuan sebagai osilator, menghasilkan gelombang elektromagnetik


dengan frekuensi gelombang yang karakteristik bagi atom yang bersangkutan.
2. Energi tidak dibawa oleh gelombang itu sendiri melainkan oleh foton yang kecepatan
alirnya diberikan oleh intensitas gelombang yang bersangkutan.
3. Kecepatan pancaran gelombang oleh osilator-osilator menentukan peluang
pancaran foton oleh sumbernya.

Ketiga asumsi tersebut dapat diringkas dalam bentuk kuantum asli seperti yang diusulkan
oleh Max Planck, yaitu bahwa osilator-osilator memancarkan energi dalam bentuk kelipatan
integral dari paket energi basis (yaitu foton) sebagai:
E = nhv
dengan:
n = bilngan kuantum atau diskret
v = frekuensi osilator).
Nalle15ferry@gmail.com
FERRY150294

Anda mungkin juga menyukai