reagensia berlebihan.
Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3NH4+
2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih alumunium
hidroksida.
Al3+ + 3OH- Al(OH)3
3. Larutan amonium sulfida: endapan putih dari alumunium
hidroksida:
2Al3+ + 3S2- + 6H2O 2Al(OH)3 + 3H2S
4. Larutan natrium asetat: tak diperoleh endapan dalam
larutan
netral,
dingin,
tetapi
dengan
mendidihkan
Al(OH)2CH3COO
2CH3COOH
5. Larutan natrium fosfat: endapan putih alumunium fosfat:
Al3+ + HPO42AlPO4 + H+
(atau
natrium
alizarin-sulfonat):
menghasilkan
endapan
atau
pewarnaan merah.
11.
Uji kering (uji pipa tiup): dengan natrium karbonat
menghasilkan zat padat putih yang tak dapat dileburkan,
yang berkilau ketika panas.
natrium
hidroksida
Cr3+ + 3OH-
hidroksida
Cr(OH)3
endapan
kromium(III)
3. Larutan
4.
5.
6.
7.
natrium
karbonat:
endapan
kromium(III)
hidroksida:
2 Cr3+ + 3CO32- + 3H2O 2Cr(OH)3 + 3CO2
Larutan amonium sulfida: endapan kromium(III) hidroksida:
2Cr3+ + 3S2- + 6H2O
2Cr(OH)3 + 3H2S
Larutan natrium asetat: tak ada endapan.
Larutan natrium fosfat: endapan hijau kromium(III) fosfat:
Cr3+ + HPO42CrPO4 + H+
Uji kromat. Ion kromium(III) dapat dioksidasikan menjadi
kromat dengan beberapa cara.
a. Menambahkan natrium hidroksida berlebihan kepada
garam kromium(III) diikuti dengan beberapa ml hidrogen
peroksida 6 persen.
b. Hidrogen peroksida
dapat
diganti
dengan
sedikit
oleh
kalium(atau
dapat
amonium)
peroksodisulfat:
2Cr3+ + 3S2O82- + 8H2O 2CrO42- + 16 H+ + 6SO428. Identifikasi kromium setelah oksidasi menjadi kromat.
Salah satu metode:
a. Uji barium klorida: terbentuk endapan kuning barium
kromat
b. Uji kromium pentoksida: terbentuk pewarnaan biru
c. Uji dikenilkarbazida: menghasilkan warna lembayung
d. Uji asam kromotropat: menghasilkan warna merah
9. Uji kering
a. Uji pipa tiup: menghasilkan massa yang hijau dan tak
dapat dileburkan, yaitu kromium(III) oksida, Cr2O3.
b. Uji manik boraks: manik berwarna hijau.
c. Peleburan dengan natrium karbonat dan kalium nitrat
dalam cincin kecil(loop) kawat platinum atau diatas
lembaran platinum atau di atas tutup krus nikel,
mengakibatkan terbentuknya massa kromat alkali yang
kuning.
natrium
hidroksida:
endapan
mangan(II)
amonium
sulfida:
endapan
Mn(OH)2 +
merah
jambu
E. KOBALT, Co (Ar:58,93)
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja dan
bersifat sedikit magnetis yang melebur pada 1490 C. Logam ini
mudah melarut dalam asam-asam mineral encer :Co + 2H +
Co2+ + H2
Reaksi-reaksi kobalt (II)dapat di pelajari dengan:
terdapat
garam-garam
kalium
sianida
(RACUN):
nitrit:
endapan
Co2+
endapan
Co 2+ + S2-
coklat-
2CN-
kuning
kalium
heksanitritokobaltat(III):
Co2+ + 7NO2- + 2H+ K3[Co(NO2)6] + NO + H2O
6. Uji amonium tiosianat (reaksi vogel): menghasilkan
warna biru
Co2+ + 4SCN- [Co(SCN)4]27. Reagensia
-nitroso--naftol:
kemerahan.
8. Reagensia
natrium
warna merah-tua
9. Reagensia
asam
endapan
coklat
1-nitroso-2-hidroksinaftalena-3:
rubeanat(atau
ditio-oksamida):
endapan coklat-kekuningan.
10. Uji kering
a. Uji pipa tiup: manik kobalt warna abu-abu yang
sedikit metalik
b. Uji manik boraks: membentuk manik biru.
F. NIKEL, Ni (Ar: 58,71)
Nikel adalah logam putih perak yang keras.Nikel bersifat
liat, dapat ditempa dan sangat kukuh.Logam ini melebur pada
1455o C, dan bersifat sedikit magnetis.Asam klorida (encer
maupun pekat) dan asam sulfat encer, melarutkan nikel dengan
membentuk hidrogen.
Ni + 2H+ Ni2+ + H2
Ni + 2HCl Ni2+ + 2Cl- + H2
Reaksi-reaksi ion nikel(II):
1. Larutan
natrium
hidroksida:
endapan
hijau
nikel(II)
hidroksida:
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2
2. Larutan amonia: endapan hijau nikel(II) hidroksida:
Ni2+ + 2NH3 + 2H2O Ni(OH)2 + 2NH4+
3. Larutan amonium sulfida: endapan hitam nikel sulfida dari
larutan netral atau basa: Ni2+ + S2- NiS
4. Hidrogen sulfida: sebagian mengendap secara perlahanlahan sebagai nikel sulfida dari larutan netral. Tapi tidak
terjadi endapan dari larutan yang mengandung asam
mineral atau banyak asam asetat.
5. Larutan kalium suanida (racun) : endapan hijau nikel(II)
sianida
Ni2+ + 2CN- Ni(CN)2
6. Larutan kalium nitrit : tak dihasilkan endapan dengan
adanya asam asetat.
7. Reagensia -Nitroso--nafiol:
endapan
komposisi Ni(C10H6O2N)2.
8. Reagensia
dimetilglioksima
(C4H8O2N2):
coklat
dengan
membentuk
endapan merah.
9. Regensia -furil-dioksima : endapan merah (larutan sedikit
amoniakal).
10.
Reagensia asam rubeanat (CS.NH2)2 : endapan atau
pewarnaan
biru
sampai
lembayung
dalam
larutan
amoniakal.
11.
Uji kering
a. Uji pipa-tiup: menghasilkan serpih-serpih logam nikel
berwarna abu-abu yang sedikit magnetis.
b. Uji manik boraks: Manik berwarna coklat dalam nyala
oksidasi, karena pembentukan nikel metaborat atau
kompleks metaborat, dan berwarna abu-abu dalam
nyala reduksi yang disebabkan oleh logam nikel.
warna
dan
pembentukan
kalium
heksasianoferat(III).
11.
Uji hijau Rinmann : berwarna hijau Rinmaan (kobalt
zinkat)
12.