Anda di halaman 1dari 16

Identifikasi Kation Golongan I-IV

            Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
suatu cuplikan dan merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempelajari unsur-unsur kimia serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi
diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk menegtahui jenis
anion atau kation suatu larutan.
            Reagensia umum yang dipakai untuk klasifikasi kation adalah HCl, H 2S, (NH4)2S dan (NH4)2CO3.
Berdasarkan karakteristik kation terhadap reagensia, analisis kualitatif pada kation diklasifikasikan ke
dalam lima golongan:
1.      Golongan I, membentuk endapan dengan HCl encer. Kation golongan ini adalah timbal (Pb), merkurium
(I) (Hg2+), dan perak (Ag).
2.      Golongan II, membentuk endapan dengan H 2S dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini
adalah merkurium (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III) dan (IV), stibium (III) dan (V), timah
(II), (III) dan (IV). Keempat ion pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang terakhir sub
golongan IIB, sementara sulfida dari kation dalam golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium
polisulfida, sulfida dalam golongan IIB justru dapat larut.
3.      Golongan (III), membentuk endapan dengan (NH 4)2S dalam suasana netral atau amoniakal. Kation
golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi(II) dan (III), kromium (III) alumunium, zink, serta mangan
(II).
4.      Golongan IV, membentuk endapan dengan (NH 4)2CO3 dengan adanya NH4Cl dalam suasana netral atau
sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, strantium, dan barium.

1.  Kation Golongan I : Pb dan Ag


Kation Pereaksi Reaksi Pengamatan
Ag+ 
Larutan jernih, terbentuk endapan
dalam HCl  Ag+ + HCl → AgCl ↓ + H-
putih perak klorida
AgNO3
AgCl2 + H2O + 4NH3 → [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+ Larutan jernih, terbentuk endapan
NH3
+ Cl- putih perak klorida

AgCl2 + H2O + 4NH3 → [Ag(NH3)2]2+ + 2NH4+


Air Panas Endapan larut sebagian
+ Cl-
Ag+ 
dalam (NH4)2S 2Ag+ +  (NH4)2S → Ag2S ↓ + 2NH4 Terbentuk endapan hitam
AgNO3
Endapan hitam, terbentuk gas warna
HNO3 Ag2S + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2S
putih
Larutan jernih, terbentuk endapan
Dididihkan AgNO3 + H2O → AgOH + HNO3
hitam
Ag+ 
dalam NH3 2Ag2+ + 2NH3 + 2H2O → Ag2O↓ + 2NH4 Tidak ada perubahan
AgNO3
NH3 berlebih Ag2O↓+ NH3 → [Ag(NH3)2]+ Tidak ada perubahan
+
Ag  
dalam NaOH Ag2+  + 2OH- → Ag2O↓ Endapan coklat
AgNO3
NaOH
Ag2O↓Coklat + 2OH- berlebih → Ag2O↓ Endapan coklat bertambah
berlebih
Ag+ 
dalam KI Ag2+  + 2I- → AgI↓ Endapan hijau muda
AgNO3
KI berlebih AgI↓ + I-→ AgI↓ Endapan hijau muda
+
Ag  
dalam Na2CO3  Ag2+  + 2CO32- + H2O →  Ag2Co3↓  + CO2 + H+ Endapan putih kkuningan
AgNO3
Na2CO3
Ag2Co3↓  →  Ag2O↓ Endapan putih kekuningan
berlebih
Ag+ 
dalam Na2HPO4 Ag2+  +   PO43- →Ag3PO4 ↓ Endapan kuning muda, larutan jernih
AgNO3
Pb2+ 
Larutan jernih, terbentuk endapan
dalam HCl Pb(NO3)2 + HCl → PbCl2↓ +  HNO3
putih perak klorida
Pb(NO3)2

PbCl2↓ + H2O + NH3 → Pb(OH)2↓ + 2NH4+ + Larutan jernih, terbentuk endapan


NH3
Cl- putih perak klorida

PbCl2↓ + H2O + NH3 → Pb(OH)2↓ + 2NH4+ +


Air Panas Endapan larut sebagian
Cl-

Pb2+ 
dalam (NH4)2S Pb2+ +  (NH4)2S → PbS ↓  + 2NH4+ Terbentuk endapan hitam
Pb(NO3)2
Endapan abu-abu, terbentuk gas
HNO3 PbS + 2HNO3 → PbNO3 + H2S
warna putih
Dididihkan PbNO3 + H2O → Pb(OH)2  ↓ Larutan jernih, endapan putih
Pb2+ 
dalam NH3 Pb2+ +2 NH4OH → Pb(OH)2 ↓ putih + 2 NH4+ Endapan putih
Pb(NO3)2
Endapan putih lebih banyak, larutan
NH3 berlebih Pb2+ tak membentuk kompleks amina
keruh.
Pb2+ 
dalam NaOH Pb2+ + 2NaOH → Pb(OH)2 ↓ + 2 Na+ Terbentuk endapan putih.
Pb(NO3)2
NaOH
Pb(OH)2 + 2NaOH → Na2Pb(OH)4 Endapan larut
berlebih
Pb2+ 
dalam KI Pb2+ + 2KI → PbI2 Terbentuk endapan kuning halus
Pb(NO3)2
KI berlebih PbI2 + 2 KI → K2[PbI4] Terbentuk endapan kuning halus
Pb2+ 
2 Pb2+  + 2CO32- + H2O →  Pb(OH)2↓putih +
dalam Na2CO3 Terbentuk endapan putih
PbCO3↓ + CO2
Pb(NO3)2

Na2CO3 2 Pb2+  + 2CO32- + H2O →  Pb(OH)2↓putih +


Larutan putih
berlebih PbCO3↓ + CO2

Pb2+ 
dalam Na2HPO4 3Pb2+  + 2HPO42- ↔ Pb2(PO4)2↓ + 2H+ Terbentuk endapan putih
Pb(NO3)2

2.        Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+


Kation Pereaksi Reaksi Pengamatan Pereaksi berlebih
2+ -
Pb  + 2OH → Pb(OH)2↓ Endapan putih, Endapan putih
NaOH -
Pb(OH)2↓ + 2OH  → [Pb(OH)4] 2- larutan keruh. bertambah.
Endapan putih, Endapan putih,
NH4OH Pb2+ + NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓+ 2NH4+
Pb2+ larutan keruh. larutan keruh.
Endapan kuning, Endapan kuning,
KI Pb2+  + 2I- → PbI2↓
larutan kuning. larutan kuning.
Endapan hitam
(NH4)2S Pb2+ + (NH4)2S → PbS ↓ + 2NH4+ Endapan hitam.
pekat.
NaOH Bi3+ + 3OH-→ Bi(OH)3↓ Larutan putih keruh. Larutan putih keruh.
 Bi3+ + NO3- + 2 NH3 + 2H2O → Endapan putih Endapan putih
NH4OH
Bi(OH)2NO3↓ + 2NH4+ melayang-layang. bertambah banyak.
Bi3+
KI Bi3+ + 3I-→ BiI3↓ Larutan kuning Larutan kuning
Larutan coklat Larutan coklat
(NH4)2S 2 Bi3+ + 3H2S → Bi2S3↓ + 6H+
kuning keruh. kuning keruh.
Cu2+ Endapan selai biru Endapan selai biru
NaOH Cu2++ 2OH-→ Cu(OH)2↓biru
kehijauan. kehijauan.
NH4OH 2Cu2+ + SO42- + 2 NH3 + 2H2O → Endapan biru muda Endapan biru tua
Cu(OH)2.CuSO4↓biru + 2NH4+
Cu(OH)2.CuSO4↓biru+ 8 NH3→
2[Cu(NH3)4]2++ SO42- + 2OH-
Endapan coklat Endapan coklat
KI 2Cu2+ + 5I-→ 2CuI↓putih + I3-
kekuningan kekuningan
Endapan hijau
(NH4)2S Cu2+ + H2S → CuS↓hitam + 2H+ Endapan hitam hijau.
kuning.
NaOH Hg2+ + 2OH-→HgO↓merah kecoklatan+ H2O Endapan kuning Endapan coklat

2Hg2+ + NO3- + 4 NH3 + H2O →


NH4OH Endapan putih. Endapan putih.
HgO.Hg(NH2)NO3↓putih+3 NH4+

Hg2+ Hg2+ + 2I-→HgI2↓merah Larutan jingga


KI Larutan jingga keruh.
-
HgI2↓merah + 4I →[HgI4] 2- keruh.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S → Hg3S2Cl2↓putih+ 4 H+
Endapan hitam
(NH4)2S Hg3S2Cl2↓putih+ H2S →3HgS↓hitam + 2H+ Endapan hijau.
-
hijau.
+2Cl

3.       Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn3+

Kation Pereaksi Reaksi Pengamatan


Endapan hijau tua dan
NaOH 0.1N Fe3+  + 3OH-→ Fe(OH)3↓coklat kemerahan
koloid di dinding
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓coklat
NH4OH + Endapan biru tua
kemerahan + 3NH 4

(NH4)2S 2 Fe3++ H2S →2Fe2+ + 2H++ S↓hitam Endapan hitam

Fe3+ 3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O↔ Endapan hijau tua di


Na-asetat
[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+↓coklat kemerahan + 2H+ dinding koloid kuning

Na- pospat Fe3+ + HPO42-→ FePO4↓putih kekuningan + H+ Enadapan putih


Endapan hijau tua
Na2CO3 2Fe3+ + 3Na2CO3→ Fe2(CO3)3PO4↓+ 6Na+ berlebih menjadi biru
tua
NaOH 0.1N Al3+ + 3OH- →Al(OH)3↓putih Larutan keruh
Al3+ + 3NH3 + 3H2O → Al(OH)3↓putih +
NH4OH Endapan putih
3NH4+
Al3+ 3 Al3+ + 3S2- + 6H2O → 2 Al(OH)3↓putih + 3
(NH4)2S Endapan putih
H2S ↑

Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O → 2 Al(OH)2


Na-asetat Tidak ada perubahan
CH3COO ↓ + 2 CH3COOH
Na- pospat Al3+ + HPO42-→ AlPO4↓gelatin putih + H+ Koloid putih
Al3+ +  3H2O↔ Al(OH)3↓putih + 3H+ Koloid selai putih,
Na2CO3
CO32- + 2H+→ H2CO3 → H2O +CO2↑ timbul gas

NaOH 0.1N Zn2+ + 2OH-→ Zn(OH)2↓gelatin putih Suspensi putih


Zn + NH3+ + 2H2O ↔ Zn(OH)2↓ putih +
NH4OH Endapan putih
2NH4+
(NH4)2S Zn2+ + S2-→ZnS↓putih Endapan kuning
Zn2+
Na-asetat Tidak ada perubahan
3Zn2+ + 2HPO42-↔ Zn3(PO4)2↓gelatin putih + 2
Na- pospat Koloid putih
H+
Na2CO3 Gel putih

4.  Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+


Pereaksi
Kation Pereaksi Reaksi Pengamatan
Berlebih
NH4OH Ba2+ + NH3 + 2H2O → Tidak bereaksi Larutan keruh Endapan putih
Tidak ada
(NH4)2CO3 Ba2+ + CO32-→ BaCO3 ↓putih Tidak ada perubahan
perubahan
Ba2+  + SO42-→ BaSO4↓putih
 Ba2+ H2SO4 encer Larutan keruh Endapan putih
BaSO4↓putih+ H2SO4 pekat → Ba2+ + 2HSO4-
K2CrO4 Ba2+ + CrO4- →BaCrO4↓kuning Larutan keruh Endapan kuning
2+ 2-
K2SO4 Ba  + SO4 ↔ BaSO4↓putih Larutan keruh Endapan putih
2+
NH4OH Ca + NH3 + 2H2O → Tidak bereaksi Larutan jernih Larutan jernih
(NH4)2CO3 Ca2++ Co32-→ CaCO3 ↓putih Larutan keruh Larutan keruh
H2SO4 encer Ca2++ SO42-→CaSO4↓putih Larutan keruh Larutan keruh
Ca2+
Tidak ada
K2CrO4 Ca2++ CrO4- → Tidak bereaksi Larutan kuning
perubahan
Tidak ada
K2SO4 Ca2++ SO42-→ Tidak bereaksi Tidak ada perubahan
perubahan

1.      Kation Golongan I : Pb dan Ag


Terdapat beberapa penyimpangan pada kation Ag,yaitu:
a.       Ketika AgNO3 ditambahkan NH3+ tidak ada perubahan, menurut literatur seharusnya terbentuk endapan
coklat perak oksida, dan ditambahkan pereaksi berlebih endapan larut kembali membentuk ion kompleks
diaminaargentat dan setelah dpanaskan tidak terjadi perubahan.
      Ag2O↓ + 4NH3 + H2O → 2 [2Ag(NH3)2]+ + 2OH-
       
 2 Ag+ + 2 NH3+ H2O → Ag2O↓coklat + 2NH4+
b.      Ketika AgNO3 ditambahkan NaOH berlebih didapatkan hasil endapan coklat bertambah, sedangkan
hasil sebenarnya adalah  tidak terjadi perubahan.
c.        Ketika AgNO3 ditambahkan KI didapatkan hasil endapan hijau muda, menurut literatur seharusnya
endapan perak iodide, dan setelah ditambahkan pereaksi berlebih tidak terjadi perubahan.
Ag2+  + 2I- → AgI↓kuning
AgI↓kuning + I-berlebih → AgI↓kuning
2.      Kation Golongan II : Bi3+, Pb2+, Cu2+ dan Hg2+
      Kation Bi3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil larutan putih keruh, sedangkan menurut literature adalah
endapan putih bismuth (III) hidroksida:
Bi3+ + 3OH-→ Bi(OH)3↓putih
Endapan hannya sedikit larut dalam reagensia berlebih dalam larutan dingin, 2- 3 mg bismut terlarut per
100 ml natrium hidroksida (2M).
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan kuning keruh, sedangkan menurut literature hasil
sebenarnya adalah endapan hitam bismuth (III) iodide :
      Bi3+ + 3I-→ BiI3↓hitam
Endapan mudah terlarut dalam reagensia berlebihan, dimana terbentuk ion tetraiodobismut yang berwarna
jingga.
      BiI3↓hitam + I- ↔[BiI4]-↓jingga
      Kation Cu2+,  terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan coklat kuning keruh, sedangkan menurut literature
adalah endapan putih tembaga (I) iodide, tetapi larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-
ion tri-iodida (iod).
2Cu2+ + 5I-→ 2CuI↓putih + I3-
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature adalah
endapan hitam tembaga (II) sulfide:
Cu2+ + H2S → CuS↓hitam + 2H+
      Kation Hg2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH didapatkan hasil endapan kuning, sedangkan menurut literature adalah
endapan merah kecoklatan dengan komposisi yang berbeda- beda, jika ditambahkan dalam jumlah yang
stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning merkurium (II) oksida.
Hg2+ + 2OH-→HgO↓merah kecoklatan+ H2O
Endapan tidak larut dalam natrium hidroksida berlebih, dengan adanya asam mudah melarutkan endapan
yang terbentuk
b.      Ketika ditambahkan KI didapatkan hasil larutan jingga, sedangkan menurut literature adalah endapan
merah merkurium (II) iodide.
Hg2+ + 2I-→HgI2↓merah
Dengan reagensia berlebihan endapan melarut, dimana ion tetraiodo-merkurat (II) terbentuk :
HgI2↓merah + 4I-→[HgI4]2-
c.       Ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan hitam hijau, sedangkan menurut literature
dengan adanya asam klorida encer, mula- mula akan terbentuk endapan putih merkurium (II) klorosulfida,
yang akan terurai bila ditambahkan hydrogen sulfide lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam
merkurium (II) sulfide.
3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S → Hg3S2Cl2↓putih+ 4 H+
Hg3S2Cl2↓putih+ H2S →3HgS↓hitam + 2H++2Cl-
3.      Kation Golongan III : Fe3+, Al3+, Zn2+
      Kation Fe3+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NaOH 0.1 N didapatkan hasil endapan hijau tua dan koloid kuning di dinding,
sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan besi (III) hidroksida, yang tak lerut dalam
pereaksi berlebihan.
Fe3+  + 3OH-→ Fe(OH)3↓coklat kemerahan
b.      Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil endapan biru tua,  sedangkan menurut literature endapan
coklat kemerahan seperti gelatin besi (III) hidroksida, yang tak larut dalam pereaksi berlebihan, tetapi
larut dalam asam.
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓coklat kemerahan + 3NH+4
c.       Ketika ditambahkan Na-asetat didapatkan hasil endapan  hijau tua dan di dinding terbentuk koloid
kuning, sedangkan menurut literature endapan coklat kemerahan yang disebabkan oleh pembentukan ion
kompleks dengan komposisi [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+.
                  3 Fe3++ 6 CH3COO-+ 2H2O↔ [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+↓coklatkemerahan + 2H+
d.      Ketika ditambahkan Na-pospat didapatkan hasil endapan putih, sedangkan menurut literature endapan
putih kekuningan besi (III) fosfat.
            Fe3+ + HPO42-→ FePO4↓putih kekuningan + H+
      Kation Al3+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan Na-asetat tidak terjadi perubahan, sedangkan
menurut literature tak diperoleh endapan dalam larutan netral dingin, tetapi dengan mendidihkan
reagensia berlebihan, akan terbentuk endapan bervolume besar alumunium asetat basa Al(OH) 2CH3COO.
Al3+ +3 CH3COO-+ 2H2O → 2 Al(OH)2 CH3COO ↓ + 2 CH3COOH
      Kation Zn2+, terjadi penyimpangan ketika ditambahkan (NH4)2S didapatkan hasil endapan kuning,
sedangkan menururt literature endapan putih zink sulfide (ZnS), dari larutan netral atau basa, endapan
tidak larut dalam reagensia berlebihan, dalam asam asetat, dan dalam larutan basa alkali, tetapi larut
dalam asam- asam mineral encer dan endapan ini berbentuk koloid.
            Zn2+ + S2-→ZnS↓putih
4.      Kation Golongan IV : Ba2+ dan Ca2+
      Kation Ba2+, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literatur tidak terjadi
endapan barium hidroksida karena kelarutan yang sangat tinggi. Jika larutan yang basa terkena udara luar,
sedikit karbon dioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan yang ditimbulkan oleh barium karbonat.
Sedikit kekeruhan terjadi ketika menambahkan reagensia yang disebabkan oleh sejumlah kecil
ammonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3 tidak ada perubahan, sedangkan menurut literatur terbentuk endapan
putih barium karbonat, yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32-→ BaCO3 ↓putih
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, endapan dapat larut dengan baik dalam garam
ammonium yang berkonsentrasi tinggi.
      Kation Ca, terjadi beberapa penyimpangan, yaitu :
a.       Ketika ditambahkan NH4OH didapatkan hasil larutan keruh, sedangkan menurut literature tidak terjadi
endapan karena kelarutan yang sangat tinggi. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin
akan menimbulkan kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
b.      Ketika ditambahkan (NH4)2CO3, larutan keruh bewarna putih, sedangkan menurut literature terbentuk
endapan amorf putih kalsium karbonat.
Ca2++ Co32-→ CaCO3 ↓putih
c.       Ketika ditambahkan H2SO4 larutan keruh bewarna putih, sedangkan hmenururt literature terbentuk
endapan putih kalsium sulfat.
Ca2++ SO42-→CaSO4↓putih
5. Kation Golongan V

2.1 MAGNESIUM ( Mg )
Magnesium adalah logam putih,dapat ditempa dan liat,melebur pada 650 0C Mudah terbakar dalam
udara/oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang membentuk oksia (MgO) dan Nitrida
(MgN2)→terurai oleh air pada suhu biasa tapi pada titik didih air reaksi berlangsung cepat

REAKSI ION Mg DIGUNAKAN LARUTAN 0,5 M MgCl 6.6H2O atau MgSO4.7H2O DENGAN
PENAMBAHAN BEBERAPA REAGENSIA YAITU :

1.Larutan Amonia→ ↓ parsial Magnesium hidroksida ( putih seperti gelatin )


Mg2+ + 2NH3 + 2H2O → ↓ Mg (OH) + 2NH4+

2.Ditambah Natrium Hidroksida→ ↓ Putih Magnesium hidroksida


         Endapan tidak larut dalam reagensia berlebih
         Mudah larut dalam garam amonium.
Mg2+ + 2OH- → ↓ putih

3.Ditambah larutan amonium karbonat → ↓ putih Magnesium karbonat basa


5Mg2+ + 6CO32- + 7H2O → ↓ 4 MgCO3.Mg(OH)2.5H2O + 2HCO3-
         Adanya garam-garam amonium tidak membentuk endapan karena kesetimbangan bergeser kearah
pembentukan ion hydrogen karbonat
NH4+ + CO32- ↔ NH3 + HCO3-

4.Ditambah larutan Natrium karbonat → ↓ putih bervolume besar yaitu karbonat basa.
         Tidak larut dalam larutan basa,mudah larut dalam asam/garam amonium.

5. Ditambah larutan Dinatrium Hidrogen Fosfat→ ↓ Kristalin putih Magnesium fosfat


Mg2+ + NH3 + HPO42- → ↓ Mg(NH4)PO4
         Endapan sedikit larut dalam air,larut dalam asam asetat dan asam-asam mineral.
         Gumpalan seperti kapas putih Magnesium hidrogen fosfat(MgHPO 4) dihasilkan dalam larutan yang
netral.

6.Ditambah reagensia Difenilkarbazida ( C6H5.NH.NH.CO.NH.NH.C6H5)


         Larutan garam Mg diolah dengan NaOH → ↓ Mg(OH) 2 + Beberapa tetes reagensia lalu saring,endapan
cuci dengan air panas →warna lembayung merah karena pembentukan garam kompleks/adsorbsi.
         Pengganggu logam golongan II dan III
         Cara pembuatan reagensia :
0,2 gr Difenilkarbazida dalam 10 ml asam asetat glasial lalu addkan dengan etanol 100 ml.

7.Ditambah reagensia 8 Hidroksikuinolina atau ” OKSINA”


         Garam Mg yang mengandung sedikit amonium klorida diolah dengan 1-2 ml reagensia + 3-4 ml
amonia encer lalu panaskan sampai titik didih → ↓ kuning garam komleks. Mg(C 9H6HNO)2.4H2O
         Semua logam-logam lain kecuali Natrium,Kalium tidak boleh ada.
         Cara pembuatan reagensia :
2 gr Oksina di larutkan dalam 100 ml asam asetat 2 M

8. Ditambah P.Nitrobenzena-Azo-Resorsinol (atau MAGNESON I )


         2 ml larutan uji diasamkan dengan HCl + 1 tetes reagensia + NaOH 2 M (Larutan basa ±2-3ml) → ↓
Biru
         Semua logam-logam alkali tidak boleh ada.
         Garam amonium mengurangi kepekaan uji ini dengan mencegah pengendapan Mg(OH) 2 maka harus
dihilangkan.
         Pembuatan reagensia :
0,5 % dari P.Nitro-Benzena-Azo-Resorsional dalam larutan Natrium hidroksida 0,2 M

9. Ditambah reagensia Kuning Titan(kuning CLAYTON) adalh zat pewarna kuning yang larut dalam air.
         1 tetes larutan uji diatas lempeng bercak + 1 tetes reagensia + 1 tetes Na.hidroksida 2 M → ↓ Merah
         0,5 ml larutan uji yang netral/sedikit asam + 0,2 ml Na.hidroksida 2 M → ↓ atau pewarnaan merah.

10 Ditambah reagensia Kuinalizarin


         1 tetes larutan uji + 2 tetes reagensia → (jika asam) warna kekuningan + Na hidroksida 2 M sampai
timbul warna lembayung + lagi sampai volume 25-50 % → ↓ atau pewarnaan biru.
         Uji blanko akan terbentuk warna lembayung-biru
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 0,01-0,02 gr Kuinalizarin dalam 100 ml alkohol atau 0,05% NaOH 0,1 M

11. Uji Kering (uji pipa-tiup)


         Mg dipijarkan diatas arang dengan adanya Na karbonat diubah menjadi Magnesium Oksida putih
berkilau terang jika panas. + 1-2 tetes Kobal nitrat dipanaskan menghasilkan massa dengan warna merah-
jambu muda.

2.2 KALIUM ( K+)


Kalium adalah logam putih,lunak,melebur pada 63,5 oC,tidak berubah dalam udara kering.Cepat
teroksidasi di udara lembab,jadi tertutup dengan lapisan biru.Menguraikan air sangat dasyat → hidrogen
dan terbakar dengan nyala lembayung.Kalium biasa disimpan pada pelarut NAFTA.Garam-garam Kalium
mengandung kation monovalen K+ dapat larut dan membentuk larutan tidak berwarna kecuali bila
anionnya berwarna.

REAKSI ION KALIUM DIGUNAKAN LARUTAN KALIUM KLORIDA (KCl 1 M) DENGAN


PENAMBAHAN BEBERAPA REAGENSIA YAITU :

1. Ditambah larutan Natrium Heksanitritokobaltat (III) Na3[CO(NO2)6] → ↓ kuning Kalium


heksanitritokobaltat (III).
3K+ + [CO(NO2)6]3- → ↓ K [CO (NO2)6]
         Endapan tidak larut dalam asam asetat encer,jika Natrium dalam jumlah banyak?reagensia berlebih →
garam campuran K2Na[CO(NO2)6}.
         Dalam larutan basa → ↓ coklat/hitam Kobalt (III) hidroksida
         Iodida dan zat pereduksi harus dihilangkan.

2.Ditambah larutan asam tartrat (atau Na hidrogen tartrat) → ↓ kristalin putih Kalium Hidrogen Tartrat.
         Endapan sedikit larut dalam air,tidak larut dalam etanol 50%
         Pengendapan dipercepat dengan mengaduk keras-keras + alkohol.
         Garam-garam amonium → ↓ serupa sehingga tidak boleh ada.

3.Ditambah larutan Asam Perklorat (HClO4) → ↓ kristalin putih Kalium Perklorat KClO4 dari larutan yang
tidak encer.
K+ + ClO4- → ↓ KClO4
         Endapan sedikit larut dalam air,tidak larut dalam alkohol mutlak.
         Larutan dalam alkohol tidak boleh dipanaskan akan menimbulkan ledakan
         Reaksi tidak dipengaruhi garam-garam amonium.
4.Ditambah asam heksakloroplatinat(IV) (H2[PtCl6]) → ↓ Kuning Kalium heksakloroplatinat (IV).
2K+ + [PtCl6]2- → ↓K2[PtCl6]
         Larutan pengendapan cepat,larutan encer berlangsung perlahan jika didiamkan.
         Endapan sedikit larut dalam air,hampir tidak larut pada alkohol 75%.
         Garam-garam amonium tidak boleh ada karena dapat menghasilkan endapan yang sama.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 2,6 gr asam kloroplatinat terhidratasi dalam 10 ml air.

5.Ditambah Natrium heksanitritokobaltat (III)-perak nitrat


         Modifikasi dari reaksi 1,dapat dipakai untuk larutan yang bebas halogen.
         Dengan penambahan reagensia→senyawa K 2Ag[CO(NO2)6] kurang larut.endapan kuning disbanding
senyawa Natrium padanannya K2Na[CO(NO2)6]
         Garam Litium,Talium,Amonium tidak boleh ada karena akan menghasilkan ↓ dengan adanya
heksanitritokobaltat (III).
         Larutan uji 1 tetes yang netral/asam(+ asam asetat) di atas lempeng kaca + 1 tetes larutan perak nitrat
0,1 M + sedikit Natrium heksanitritokobaltat (III)→ ↓ atau kekeruhan kuning.

6.Ditambah Dipikrilamina (atau Heksanitrodifenilamina)


         1 tetes larutan uji yang netral letak diatas kertas + 1 tetes reagensia yang sedikit basa → bercak merah
jingga yang tidak bepengaruh dengan + 1-2 tetes HCl 2M.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 0,2 gr dipikrilamina dalam 20 ml Na karbonat 0,05 M lalu disaring.

7. Uji Natrium Tetrafenilboron Kalium → ↓ Putih


K+ + [B(C6H5)4]- → ↓ K[B(C6H5)4]
         Endapan hampir tidak larut dalam air,jika + reagensia berlebih mengendap secara kuantitatif.
         Endapan larut dalam asam kuat,basa dan aseton.
         Ion-ion Rubidium,Caesium,Talium(I),dan amonium sebagai pengganggu.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 3,42 gr Natrium tetrafenilboron addkan sampai 100 ml dengan aquadest,tahan 2 minggu jika
keruh saring.
8.Uji kering ( pewarnaan nyala )
Dengan memandang nyala melalui 2 lapisan kaca kobal yang biru sinar-sinar Natrium yang kuning
diserap sehingga nyala Kalium lembayung kemerahan jadi terlihat.
2.3. NATRIUM
Natrium adalah logam putih perak,lunak melebur pada 97,5 0C.Teroksidasi cepat dalam udara
lembab,disimpan dalam larutan NAFTA/SILENA.Bereaksi keras dengan air→ Natrium hidroksida dan
hidrogen.

REAKSI ION NATRIUM DIPAKAI LARUTAN NATRIUM KLORIDA (NaCl 1M )DENGAN


PENAMBAHAN BEBERAPA REAGENT YAITU :

1.Ditambah larutan Uranil Magnesium Asetat pekat → ↓ kristalin kuning


Na+ + Mg2+ + 3UO22+ + 9CH3COO-→ ↓ NaMg (UO2)3 (CH3COO)9
         Pembuatan reagensia :
1.Larutkan 10 gr uranil asetat dalam 6 gr asam asetat glsial addkan 100 ml aquadest. ( lar. A )
2.Larutkan 33 gr Magnesium asetat + 10 gr asam asetat addkan 100 ml aquadest (lar. B)
3.Campur ke 2 larutan diamkan 24 jam,saring siap dipakai.

2.Ditambah asam kloroplatinat,asam tartrat atau natrium heksanitritokobaltat (III) : tidak ada endapan
dengan larutan garam natrium.

3.Ditambah reagensia uranil zink asetat.


         Sebagai uji yang peka terhadap natrium.
         1 tetes larutan uji yang netral diatas lempeng bercak yang hitam + 8 tetes reagensia,aduk dengan
batang pengaduk → kekeruhan atau ↓kuning.
         Pembuatan reagensia :
1.Larutkan 10 gr uranil asetat dalam asam asetat 30% bila perlu dipanaskan encerkan dengan air 50 ml
(lar.A)
2.Aduk 30 gr zink asetat dengan 25 ml asam asetat 30% encerkan dengan air sampai 50 ml (lar.B)
3.Campur lar.A dan B + edikit natrium klorida diamkan 24 jam lalu saring.

4.Uji kering ( Pewarnaan nyala )


Nyala bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium.
2.4. AMONIUM (NH4+)
Amonium memiliki ciri-ciri khas sama seperti ion logam-logam alkali,garam-garam amonium
adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air dengan membentuk larutan yang tak bewarna (keculi jika
anionnya berwarna). Reaksi amonium umunya serupa dengan reaksi kalium karena ukuran kedua ion
hampir identik.

REAKSI ION AMONIUM DIPAKAI LARUTAN AMONIUM CHLORIDA (NH 4Cl 1 M)


DENGAN PENAMBAHAN BEBERAPA REAGENSIA YAITU :
1.Ditambah larutan natrium hidroksida → gas jika dipanaskan.
NH4+ + OH- → ↑ NH3 + H2O
Dapat diidentifikasi dari :
  Bau
  Terbentuknya uap putih amonium klorida bila sbuah batang kaca yang dibasahi asam klorida pekat
dipegangi dalam uapnya.
  Gas menyebabkan lakmus merah jadi biru.
  Mengubah kertas saring yang dibasahi larutan merkurium (I) nitrat menjadi hitam.
  Kertas saring yang dibasahi larutan mangan (II) klorida dan hidrogen peroksida memberi warna coklat.
Dalam uji 1 terbentuk campuran merkurium (II) amidonitrat (↓ putih) merkurium (↓ hitam ).

2.Ditambah reagensia Nessler Larutan basa dari kalium tetraiodomerkurat(II) ) → ↓ coklat atau
pewarnaan coklat atau kuning.
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → ↓ HgO.Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
         Uji ini luar biasa peka,semua logam kecuali natrium atau kalium tidak boleh ada.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 10 gr kalium iodida dalam 10 ml air bebas amonia + larutan merkurium(II) klorida jenuh sedikit
demi sedikt sambil dikocok sampai→ ↓ yang sedikit dan tetap. + 80 ml kalium hidroksida 9 M encerkan
sampai 200 ml,diamkan semalaman.
         Tehnik uji bercak,campur 1 tetes larutan uji dengan setetes lnatrium hidroksida pekat pada kaca
arloji.ambil setetes mikro larutan letak pada kertas reaksi + setetes reagensia nessler → noda atau cincin
warna kuning atau merah-jingga.

3.Ditambah Natrium heksanitritokobaltat (III) → ↓ kuning amonium heksanitritokobaltat (III).


3NH4+ + [Co(NO2)6 ]3- → ↓ (NH4)3[Co(NO2)6]
4.Ditambah heksakloroplatinat (IV) (H2[PtCl6] → ↓ kuning amonium heksakloroplatinat.
2NH4+ + [PtCl6]2- → ↓ (NH4)2[PtCl6])
         Endapan sedikit larut dalam air,hampir tak larut dalam alkohol 75%
         Endapan terurai jika dipanaskan dengan NaOH dengan melepaskan gas amonia.
5.Ditambah larutan hydrogen tartrat (NaH.C 4H4O6) jenuh → ↓ putih amonium tartrat asam (NH4.H.C4H4O6)
NH4+ + HC4H4O6- → ↓ NH4HC4H4O62.Ditambah reagensia Nessler Larutan basa dari kalium
tetraiodomerkurat(II) ) → ↓ coklat atau pewarnaan coklat atau kuning.
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → ↓ HgO.Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
         Uji ini luar biasa peka,semua logam kecuali natrium atau kalium tidak boleh ada.
Pembuatan reagensia :
Larutkan 10 gr kalium iodida dalam 10 ml air bebas amonia + larutan merkurium(II) klorida jenuh sedikit
demi sedikt sambil dikocok sampai→ ↓ yang sedikit dan tetap. + 80 ml kalium hidroksida 9 M encerkan
sampai 200 ml,diamkan semalaman.
         Tehnik uji bercak,campur 1 tetes larutan uji dengan setetes lnatrium hidroksida pekat pada kaca
arloji.ambil setetes mikro larutan letak pada kertas reaksi + setetes reagensia nessler → noda atau cincin
warna kuning atau merah-jingga.
          
6.Ditambah larutan perklorat atau natrium prklorat tidak terjadi pengendapan.(perbedaan dengan kalium)

7. Uji asam tanat-perak nitrat. (uji peka )


         Campur 2 tetes lar.asam tanat 5% + 2 tetes lar. Perak nitrat 20%.letakkan campuran pada kertas reaksi
         Pegang kertas dengan uap dari pemanasan garam amonium + natrium hidroksida terbentuk noda hitam
pada kertas tersebut.

8. Ditambah reagensia p-nitrobenzena-diazonium klorida.


         Letakkan setetes lar.uji yang netral atau agak asam diatas lempeng bercak,+ setetes reagensia dan
sebutir kalsium oksida → zona merah sekitar kalsium oksida.
         Uji blanko dilakukan dengan air.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 1 gr p-nitroanilina dalam 25 ml HCl 2 M (jika perlu dipanaskan) Encerkan dengan 160 ml
air,dinginkan + 20 Ml natrium nitrit 2-5% sambil dikocok kuat,setiap akan dipakai saring dahulu.

9. Uji pembentukan amonia.(modifikasi dari reaksi 1)


         Letakkan setetes lar. Uji atau sedikit zat padat dalam tabung uji mikro + setetes lar.NaOH @ M.Pasang
sepotong kertas lakmus merah pada kait kaca,masukkan penutup ke tempatnya,panaskan sampai 40 oC 5
menit.→ kertas jadi biru.
          Sianida sebagai pengganggu karena menghasilkan amonia dengan alkali jika + merkurium(II) oksida atau
garam merkurium → merkurium(II)sianida Hg(CN) 2. stabil dalam alkali.
          Uji lain dengan reagensia mangan(II) nitrat-perak nitrat + amonia → ↓ hitam.
         Pembuatan reagensia :
Larutkan 2,87 gr mangan (II) nitraqt dalam 40 ml air,saring + larutan dari 3,55 gr perak nitrat dalam 40
ml air,encerkan sampai add 100 ml + alkali encer sampai terbentuk ↓ hitam,saring.
Simpan reagen pada botol warna gelap.

Anda mungkin juga menyukai