Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Polarimeter

Polarimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya putaran optik yang
dihasilkan oleh suatu zat yang bersifat optis aktif yang terdapat dalam larutan.Jadi
polarimeter ini merupakan alat yang didesain khusus untuk mempolarisasi cahaya oleh suatu
senyawa optis aktif.
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang polarisasi,
sedangkan yang dimaksud dengan polarisasi adalah pembatasan arah getaran (vibrasi) dalam
sinar atau radiasi elektromagnetik yang lain. Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya
oleh suatu senyawa optis aktif, maka besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa
faktor yakni struktur molekul, temperatur, panjang gelombag, banyaknya molekul pada jalan
cahaya, jenis zat, ketebalan, konsentrasi dan juga pelarut.
Untuk mengetahui besarnya polarisasi cahaya oleh suatu senyawa optis aktif, maka
besarnya perputaran itu bergantung pada beberapa faktor yakni :

1.Struktur molekul

2.Temperatur,

3.Panjang gelombang,

4.Banyaknya molekul pada jalan cahaya,

5. Jenis zat

6. Ketebalan

7. Konsentrasi dan juga pelarut.

Polarisasi bidang dilakukan dengan melewatkan cahaya biasa menembus sepasang


kristal kalsit atau menembus suatu lensa polarisasi. Jika cahaya terpolarisasi-bidang
dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu enantiomer tunggal maka bidang polarisasi
itu diputar kekanan atau kekiri. Perputaran cahaya terpolarisasi-bidang ini disebut rotasi
optis. Suatu senyawa yang memutar bidang polarisasi suatu senyawa terpolarisasi-bidang
dikatakan bersifat aktif optis. Karena inilah maka enantimer-enantiomer kadang-kadang
disebut isomer optis.
Jenis-Jenis Polarimeter :

1. Polarimeter Manual

Polarimeter paling awal, mulai dikembangkan pada tahun 1830-an,


membutuhkan pengguna secara fisik seperti memutar analyzer, dan detektor itu mata
pengguna menilai saat yang paling bersinar cahaya melalui. Sudut ditandai pada skala
yang mengelilingi analyzer tersebut. Desain dasar masih digunakan dalam polarimeter
sederhana.

2. Polarimeter Semi Otomatis

Ada juga polarimeter semi-otomatis, yang membutuhkan deteksi visual tetapi push
menggunakan tombol untuk memutar analisa dan menawarkan tampilan digital.

3. Polarimeter Otomatis

Merupakan polarimeter yang paling modern yang sepenuhnya otomatis dan hanya
memerlukan user untuk menekan tombol dan menunggu pembacaan digital.

Polarimetri
Polarimetri adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran daya
putaran optis dari suatu larutan. Daya putaran optis adalah kemampuan suatu zat untuk
memutar bidang getar sinar terpolarisir. Sinar terpolarisir merupakan suatu sinar yang
mempunyai satu arah bidang getar dan arah tersebut tegak lurus terhadap arah rambatannya.
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar sinar terpolarisir. Zat
yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris atau atom C kiral dalam senyawa
organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa.
Bagian-Bagian Polarimeter :

a) Sumber Cahaya
Alat polarimeter terdiri dari beberapa bagian. Bagian yang pertama ialah
sumber cahaya. Sumber cahaya terdiri dari dua jenis, yaitu sumber cahaya filament
dan sumber cahaya natrium.Sumber cahaya filament digunakan untuk alat model
lama, sedangkan sumber cahaya natrium digunakan untuk alat model baru. Filter dari
sumber cahaya natrium ialah filter orange dengan panjang gelombang 589 nm.
Sumber cahaya ditutup agar cahayanya focus dan tidak ada udara.

b) Prisma Nicole
Bagian lain dari polarimeter ialah prisma Nicole. Bagian ini disebut
polarisator yang berfungsi mengubah cahaya monokromatis menjadi lebih
terpolarisasi.

c) Tabung Sampel
Bagian berikutnya ialah tabung sampel. Tabung sampel terbuat dari kaca yang
memiliki dua pengaman, yaitu karet dan skrup. Pemasangan pengaman harus
dilakukan secara berurutan jika tidak akan merusak lensa. Urutan pemasangan ialah
lensa, karet, setelah itu baru skrup.
Tabung sampel terdiri dari bermacam-macam ukuran tergantung jumlah
sampel yang diuji. Pada saat memasukkan sampel lebih baik yang dibuka ialah bagian
bawahnya supaya tidak ada gelembung udara pada tabung. Pengisian sampel jangan
sampai ada gelembung udara karena dapat menyebabkan pembiasan cahaya. Bagian
gondok pada tabung dirancang untuk menjebak udara dalam tabung.
d) Prisma Analisator
Prisma analisator merupakan bagian lain dari alat ini. Fungsi prisma ini ialah
untuk mensejajarkan sudut yang dihasilkan dari senyawa aktif optik. Bagian lain dari
polarimeter ialah mikroskop dan skala. Mikroskop berguna untuk menentukkan
cahaya yang sudah sejajar sehingga sudut hitung rotasinya dapat dilihat dari skala.
Bagian yang diatur pada alat polarimeter ini ialah lensa analisator. Sudut putar adalah
sudut yang ditunjukkan oleh analisator setelah sinar melewati larutan dan membentuk
cahaya yang redup. Apabila bidang polarisasi berputar kea rah kiri (levo) dilihat dari
pihak pengamat, peristiwa ini disebut polarisasi putar kiri. Demikian juga untuk
peristiwa sebaliknya (dextro).
e) Skala Lingkar
Skala lingkar merupakan akala yang bentuknya melingkar dan pembiasan
skalanya dilakukan jika telah didapatkan pengamatan tepat baur-baur.
f) Detektor
Detektor pada polarimeter manual yang digunakan sebagai detector adalah
mata, sedangkan polarimeter lain dapat digunakan detector fotoelektrik.

Prinsip Polarimeter

Prinsip kerja alat polarimeter adalah sebagai berikut, sinar yang datang dari
sumbercahaya (misalnya lampu natrium) akan dilewatkan melalui prisma terpolarisasi
(polarizer),kemudian diteruskan ke sel yang berisi larutan. Dan akhirnya menuju prisma
terpolarisasi kedua(analizer). Polarizer tidak dapat diputar-putar sedangkan analizer dapat
diatur atau di putar sesuaikeinginan. Bila polarizer dan analizer saling tegak lurus (bidang
polarisasinya juga tega lurus),maka sinar tidak ada yang ditransmisikan melalui medium
diantara prisma polarisasi. Pristiwa inidisebut tidak optis aktif. Jika zat yang bersifat optis
aktif ditempatkan pada sel dan ditempatkandiantara prisma terpolarisasi maka sinar akan
ditransmisikan. Putaran optik adalah sudut yangdilalui analizer ketika diputar dari posisi
silang ke posisi baru yang intensitasnya semakinberkurang hingga nol. Untuk menentukan
posisi yang tepat sulit dilakukan, karena itu digunakanapa yang disebut “setengah bayangan”
(bayangan redup).
Skema Kerja Polarimeter.

 Sumber listrik : digunakan arus bolak balik (AC)


 Sumbersinar : digunakan sinar monokromatis warna kuning dari lampu Natrium, selain
sinar kuning juga diperoleh dengan cara melewatkan sinar kolimatos(K2C2O7).
 Lensa : fungsinya untuk menjajarkan sinar
 Prismapolarisator : untuk mengubah/merobah sinar kuning menjadi sinar terpolarisasi
 Tabung larutan: untuk tempat larutan senyawa optis aktif ukuran panjang tabung 100mm-
200mm
 Prisma analisator : untuk menganalisa sinar terpolarisasi (apakah putar kekanan atau
kekiri oleh senyawa optis aktif)
 Prisma 1/2nikol atau 1/3 nikol : untuk mendapatkan bayangan gelap dan terang
 Skala :untuk membaca sudut putaran
 Teleskop : mengamati bayangangelap terang

Polarimeter dapat digunakan untuk :


1. Menganalisa zat yang optis aktif
2. Mengukur kadar gula
3. Penentuan antibiotik dan enzim
Cara Menghitung Kadar

Untuk mengukur ini berbagai kekayaan di sana telah menjadi banyak perancangan
Polarimeter. Beberapa kuno dan beberapa di dalam penggunaan sekarang. Yang paling
sensitip Polarimeter didasarkan pada meter interferensi, sedang lebih konvensional
Polarimeter didasarkan pada pengaturan polarising saringan, lempeng gelombang atau alat
lain. Polarimetry dapat digunakan untuk mengukur berbagai properti optik dari bahan,
termasuk linear birefringence, surat edaran birefringence (juga dikenal sebagai optik rotasi
optik atau rotary pertebaran), linear dichroism, surat edaran dichroism dan penghamburan.
Apabila diketahui besar sudut putar bidang polarisasi oleh larutan yang diperiksa maka
kadar/konsentrasi zat optis aktif dalam larutan yang dipergunakan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :

P = Bt . C . L

Di mana :
P = Besarnya sudut antara bidang polarisasi (hasil pengamatan )
Bt = Sudut putar spesifik zat optis aktif yang digunakan pada toC.
C = Kadar/ konsentrasi zat optis aktif ( gram/cc)
L = Panjang tabung pemeriksa
Catatan :
Bt diperoleh pada tabel (dengan standar temperatur 20oC )

Jika cahaya terpolarisasi bidang dilewatkan suatu larutan yang mengandung suatu
enantiometer tunggal, maka bidang polarisasi cahaya itu diputar kekanan atau
kekiri.Perputaran cahaya terpolarisasi bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa yang
memutar bidang polarisasi suatu cahaya terpolarisasi bidang dikatakan bersifat aktif optis
(optikally active). Larutan yang memutar bidang polarisasi cahaya kekanan disebut
dekstrorotatori (Latin : dexter, ”kanan”), dan yang memutar bidang polarisasi cahaya kekiri
disebut levorotatori (Latin : leaves, “kiri”). Arah perputaran ditandai oleh (+) untuk
dekstrorotatori dan (-) untuk levorotatori. Jika sudut putar jenis (specific rotation) diketahui,
maka konsentrasi larutan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

C = 100α / (l x [α]t)

Keterangan :

C = konsentrasi larutan (g/mL)

α = nilai pengukuran (sudut pemutaran bidang polarisasi)

l = panjang tabung polarimeter (dm)

[α]t = sudut putar jenis (specific rotation)

t = temperature

D = cahaya monokromatis pada panjang gelombang sinar lampu D

Sudut putar jenis (specific rotation) ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat
dalam 1,00 mL larutan yang berada dalam tabung dengan panjang jalan (cahaya) 1,00 dm
pada temperature dan panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan
adalah 589,3 nm (garis D natrium). Sudut putar jenis untuk suatu senyawa (misalnya pada
200 C) dapat dihitung dari sudut putar yang diamati, dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :

[α]tD ] = α / l x C

Keterangan :

α = sudut teramati pada 200 C

l = panjang tabung (dm)

C = konsentrasi larutan cuplikan (g/mL)

Anda mungkin juga menyukai